Tidakkah Kita Mempunyai Alasan untuk Bersukacita?
Ini adalah agama yang penuh sukacita, agama yang penuh harapan, kekuatan, dan pembebasan.
Saya masih bersukacita dalam roh luar biasa yang kita rasakan sewaktu kita menyanyikan bersama pagi ini:
Marilah bersuka kita t’lah selamat.
Tak usah lagi kita menderita.
Injil digemakan ke semua bangsa.
(“Marilah Bersuka,” Nyanyian Rohani, no. 3).
Lirik karya Brother William W. Phelps ini agak kontras dengan kecenderungan dunia untuk berfokus pada berita-berita yang tidak baik. Memang benar, kita hidup di zaman yang dinubuatkan tulisan suci, sebagai zaman “peperangan, desas desus tentang peperangan, dan gempa bumi di berbagai tempat” (Mormon 8:30), ketika “seluruh bumi akan berada dalam kegemparan, dan manusia akan hilang keberaniannya” (A&P 45:26).
Tetapi bagaimana hal ini memengaruhi kita sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir? Apakah kita hidup dengan keprihatinan, ketakutan, dan kecemasan? Atau apakah kita, yang ada di tengah-tengah tantangan kita tidak mempunyai alasan untuk bersukacita?
Kita semua melewati pengalaman hidup yang berbeda. Beberapa dipenuhi dengan sukacita, dan yang lain penuh dengan penderitaan dan ketidakpastian. Saya ingat suatu saat ketika keadaan tampak tidak baik dengan keluarga kami semasa kanak-kanak saya.
Saat itu musim dingin tahun 1944, salah satu musim paling dingin selama Perang Dunia II. Daerah konflik mendekati kota kami, dan ibu saya harus membawa kami, keempat anaknya, meninggalkan semua harta milik kami, dan bergabung dengan jutaan pengungsi yang dalam keadaan menyedihkan melarikan diri untuk mencari tempat berlindung agar dapat hidup. Ayah kami masih bertugas di militer, namun dia dan ibu sepakat bahwa jika mereka harus berpisah selama peperangan itu, mereka akan berusaha untuk bersatu kembali di tempat kelahiran kakek nenek saya. Mereka merasa tempat ini menawarkan harapan yang lebih baik untuk tempat perlindungan dan keselamatan.
Dengan serangan bom sepanjang malam itu dan serangan udara sepanjang hari itu, diperlukan beberapa hari bagi kami untuk tiba di tempat kakek nenek kami. Kenangan saya akan saat itu adalah kenangan akan kegelapan dan kedinginan.
Ayah saya pulang kepada kami tanpa terluka, namun masa depan kami tampak sangat suram. Kami tinggal di reruntuhan sisa perang Jerman dengan rasa putus asa yang dalam dan kesuraman tentang masa depan kami.
Di tengah-tengah kesusahan ini, keluarga saya belajar mengenai Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir dan pesan penyembuhan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan. Pesan ini membuat semua perbedaan; pesan ini mengangkat kami dari kesedihan kami setiap hari. Kehidupan masih sulit dan keadaan masih mengerikan, namun Injil membawa terang, harapan, dan sukacita dalam kehidupan kami. Kebenaran-kebenaran Injil yang jelas dan berharga menghangatkan hati kami serta menerangi pikiran kami. Hal itu menolong kami memandang diri dan dunia di sekitar kami dengan mata berbeda dan dari sudut pandang yang lebih baik.
Brother dan sister yang terkasih, apakah Injil Yesus Kristus yang dipulihkan dan keanggotaan kita dalam Gereja-Nya merupakan alasan yang baik untuk bersukacita?
Di mana pun Anda hidup di bumi ini, dan apa pun situasi kehidupan Anda, saya bersaksi kepada Anda bahwa Injil Yesus Kristus memiliki kuasa ilahi untuk mengangkat Anda ke tempat tinggi yang baik dari apa yang kadang-kadang tampak sebagai beban atau kelemahan yang tak dapat ditanggung. Tuhan mengetahui keadaan dan tantangan Anda. Dia berfirman kepada Paulus dan kepada kita semua, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.” Dan seperti Paulus kita dapat menjawab: “Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9).
Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus, kita dapat menuntut berkat-berkat yang dijanjikan dalam perjanjian dan tata cara-tata cara yang kita terima ketika kita menerima Injil Yesus Kristus.
Apakah Injil Yesus Kristus Itu?
Injil Yesus Kristus adalah kabar baik, kabar kesukaan, dan banyak lagi. Itu adalah pesan keselamatan sebagaimana berulang kali diumumkan oleh Yesus Kristus dan para Rasul serta nabi-Nya. Itu adalah keyakinan kuat saya bahwa semua kebenaran dan terang yang pada mulanya bersama Allah terdapat dalam Injil Yesus Kristus.
Allah, Bapa kita di Surga yang penuh kasih, telah berfirman bahwa adalah pekerjaan dan kemuliaan-Nya “untuk mendatangkan kebakaan dan hidup yang kekal bagi manusia” (Musa 1:39). Allah adalah Bapa penulis Injil; itu merupakan bagian kunci dalam rencana keselamatan, atau rencana penebusan Allah. Itu disebut Injil Yesus Kristus karena Kurban Tebusan Yesus Kristuslah yang memungkinkan penebusan dan keselamatan. Melalui Kurban Tebusan semua pria, wanita, dan anak-anak ditebus tanpa syarat dari kematian jasmani, dan semuanya akan ditebus dari dosa-dosa mereka dengan syarat menerima serta mematuhi Injil Yesus Kristus (lihat A&P 20:17–25; 76:40–41, 50–53; Musa 6:62).
Injil Kristus adalah satu-satunya Injil yang benar, dan “tidak akan ada nama lain ataupun jalan lain ataupun cara lain yang diberikan dengan mana keselamatan dapat datang kepada anak-anak manusia. Hanya di dalam serta melalui nama Kristus” (Mosia 3:17; lihat juga Kisah Para Rasul 4:12).
Unsur-unsur dasar dari pesan Injil ditemukan dalam semua tulisan suci tetapi yang paling jelas diberikan kepada kita dalam Kitab Mormon dan dalam wahyu-wahyu kepada Nabi Joseph Smith. Di sini Yesus Sendiri dengan jelas menyatakan ajaran-Nya dan Injil-Nya, yang dengannya anak-anak manusia harus tunduk untuk “memiliki hidup yang kekal” (A&P 14:7; lihat juga 3 Nefi 11:31–39; 27:13–21; A&P 33:11–12).
Injil adalah gamblang dan jelas. Itu menjawab pertanyaan paling sulit dalam kehidupan, meskipun demikian bahkan anak-anak kecil pun dapat memahami dan menerapkannya. Sebagaimana yang Nefi katakan: “Karena jiwaku senang akan kejelasan, karena dengan cara inilah Tuhan Allah bekerja di antara anak-anak manusia. Karena Tuhan Allah menerangi akal, karena Ia berfirman kepada manusia menurut bahasa mereka, sehingga mereka mengerti” (2 Nefi 31:3).
Nabi Joseph Smith mengikuti pola yang sama mengenai kegamblangan dan kejelasan ketika dia menjelaskan kepada dunia dalam cara yang sangat tepat “asas-asas utama serta tata cara-tata cara Injil” (Pasal-Pasal Kepercayaan ke-4), yang harus kita terima untuk memperoleh berkat-berkat kekal Injil:
Pertama, iman kepada Tuhan Yesus Kristus—memercayai Penebus, Putra Allah, “dengan iman yang tak tergoyahkan kepada-Nya, sambil memercayakan diri seluruhnya kepada jasa-jasa Dia yang berkuasa untuk menyelamatkan” dan kemudian “[maju] terus dengan suatu ketabahan dalam Kristus, … mengenyangkan diri dengan firman Kristus” (2 Nefi 31:19–20).
Kedua, pertobatan, yang mencakup perubahan pikiran, mempersembahkan “kurban … [dari] hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal;” meninggalkan dosa dan menjadi lemah lembut serta rendah hati “seperti seorang anak kecil” (3 Nefi 9:20, 22).
Ketiga, baptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa dan sebagai perjanjian untuk mematuhi perintah-perintah Allah dan mengambil bagi diri kita nama Kristus.
Keempat, penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus, juga dikenal sebagai baptisan dengan api, yang menguduskan dan menjadikan kita sebagai “makhluk baru,” yang dilahirkan dari Allah (Mosia 27:24–26; lihat juga 1 Petrus 1:23).
Karunia Roh Kudus, diberikan kepada kita oleh Bapa Surgawi kita, dan dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki wewenang, termasuk janji yang penuh belas kasihan, “Jika kamu masuk melalui pintu gerbang itu dan menerima Roh Kudus, Ia akan memperlihatkan kepadamu segala hal yang harus kamu lakukan” (2 Nefi 32:5). Melalui penemanan tetap Roh Kudus, setiap anggota Gereja dapat menerima “firman Kristus” secara langsung (2 Nefi 32:3), kapan pun atau di mana pun. Bimbingan ilahi pribadi ini menolong kita tetap berani dalam kesaksian akan Yesus Kristus dan bertahan sampai akhir hayat kita. Bukankah ini luar biasa?
Tidakkah kita mempunyai alasan untuk bersukacita?
Apa Artinya Bertahan Sampai Akhir?
Tulisan suci mengajarkan kepada kita bahwa sekali kita telah menerima tata cara-tata cara pembaptisan dan penetapan, tugas kita selanjutnya adalah untuk “bertahan sampai akhir” (2 Nefi 31:20).
Semasa kanak-kanak, “bertahan sampai akhir” bagi saya hanya berarti bahwa saya harus berusaha lebih keras untuk tetap terjaga sampai akhir pertemuan Gereja. Kemudian sebagai remaja saya berkembang hanya sedikit dalam pengertian saya mengenai kalimat tulisan suci ini. Dalam empati saya sebagai remaja, saya mengaitkannya dengan upaya para anggota senior kita yang terkasih untuk tetap setia.
Bertahan sampai akhir, atau tetap setia terhadap hukum-hukum dan tata cara-tata cara Injil Yesus Kristus di sepanjang hidup kita, merupakan syarat dasar bagi keselamatan dalam kerajaan Allah. Kepercayaan ini membedakan Orang-Orang Suci Zaman Akhir dari banyak kepercayaan Kristen lain yang mengajarkan bahwa keselamatan diberikan kepada semua orang yang hanya percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Kristus. Tuhan dengan jelas menyatakan, “Jika engkau mematuhi perintah-perintah-Ku dan bertahan sampai akhir, engkau akan memiliki hidup yang kekal, yaitu karunia yang terbesar daripada segala karunia Allah” (A&P 14:7).
Oleh karena itu, bertahan sampai akhir bukan hanya masalah secara pasif mentoleransi keadaan hidup yang sulit atau “bertahan.” Agama kita adalah agama yang aktif, dengan menolong anak-anak Allah di sepanjang jalan yang lurus dan sempit untuk mengembangkan potensi penuh mereka selama kehidupan ini dan kembali kepada-Nya kelak. Dipandang dari perspektif ini, bertahan sampai akhir adalah meninggikan dan memuliakan, bukan kesuraman dan kekelaman. Ini adalah agama yang penuh sukacita, agama yang penuh harapan, kekuatan, dan pembebasan. “Adam jatuh supaya manusia boleh ada; dan manusia ada, supaya mereka boleh bersukacita” (2 Nefi 2:25).
Bertahan sampai akhir adalah proses mengisi setiap menit dalam hidup kita, setiap jam, dan setiap hari, dari matahari terbit sampai matahari terbit kembali. Itu dicapai melalui disiplin pribadi dengan mengikuti perintah-perintah Allah.
Injil Yesus Kristus yang dipulihkan adalah jalan hidup. Itu bukan hanya untuk hari Minggu. Itu bukan sesuatu yang dapat kita lakukan hanya sebagai kebiasaan atau tradisi jika kita berharap untuk memanen semua berkat yang dijanjikan-Nya. “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7).
Bertahan sampai akhir mencakup “dengan tekun berbuat baik” (Roma 2:7), dengan berusaha mematuhi perintah-perintah (lihat 2 Nefi 31:10), dan melakukan pekerjaan kebaikan (lihat A&P 59:23). Itu memerlukan pengurbanan dan kerja keras. Untuk bertahan sampai akhir, kita perlu memercayai Bapa kita di Surga dan membuat pilihan-pilihan yang bijak, termasuk membayar persepuluhan dan persembahan kita, menghormati perjanjian-perjanjian bait suci kita, serta melayani Tuhan dan sesama dengan tulus dan setia dalam pemanggilan dan tanggung jawab Gereja kita. Itu artinya kekuatan karakter, tidak mementingkan diri, dan kerendahan hati; itu artinya integritas dan kejujuran kepada Tuhan dan sesama kita. Itu artinya menjadikan rumah kita tempat pertahanan dan perlindungan yang kuat terhadap kejahatan duniawi; itu artinya mengasihi dan menghormati pasangan serta anak-anak kita.
Dengan melakukan yang terbaik untuk bertahan sampai akhir, pemurnian yang indah akan datang dalam kehidupan kita. Kita akan belajar untuk “mengasihi[lah] musuh [kita] dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya [kita]” (Matius 5:44). Berkat-berkat yang datang kepada kita dari bertahan sampai akhir dalam kehidupan ini adalah nyata dan sangat penting, dan untuk kehidupan yang akan datang itu di luar pemahaman kita.
Yesus Kristus Menghendaki Anda untuk Berhasil
Brother dan sister yang terkasih, akan ada hari-hari dan malam-malam ketika Anda merasa kewalahan, ketika hati Anda berat dan kepala Anda tertunduk. Jadi, mohon ingatlah, Yesus Kristus, sang Penebus, adalah Kepala dari Gereja ini. Ini adalah Injil-Nya. Dia menghendaki Anda untuk berhasil. Dia memberikan nyawa-Nya hanya untuk tujuan ini. Dia adalah Putra Allah yang hidup. Dia telah berjanji:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).
“Karena biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit disingkirkan, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak daripadamu” (3 Nefi 22:10). “Aku telah mengasihani engkau, firman Tuhan, Penebusmu” (3 Nefi 22:8).
Sahabat-sahabat yang terkasih, Juruselamat menyembuhkan hati yang patah dan membalut luka-luka Anda (lihat Mazmur 147:3). Apa pun tantangan Anda, di mana pun Anda tinggal di bumi ini, keanggotaan Anda yang setia dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir dan kuasa ilahi Injil Yesus Kristus akan memberkati Anda untuk bertahan dengan penuh sukacita sampai akhir.
Mengenai hal ini saya memberikan kesaksian dengan segenap hati dan pikiran saya, dalam nama Yesus Kristus, amin.