2012
Penatua Craig A. Cardon
Mei 2012


Penatua Craig A. Cardon

Dari Tujuh Puluh

Penatua Craig A. Cardon

Penatua Craig Allen Cardon, yang baru saja dipanggil dalam Kuorum Pertama Tujuh Puluh dari Kuorum Kedua, mengakui pengaruh Roh dalam setiap hal baik dalam kehidupannya.

“Ayah dan ibu saya membantu saya semasa kanak-anak untuk mulai mengenali suara Roh, untuk mengetahui apa yang saya rasakan,” dia mengenang. “Komunikasi dari Tuhan itu tersedia bagi semua yang dengan tekun mencarinya dan penting dalam pekerjaan besar ini.”

Setelah misi ke Italia, Penatua Cardon menikahi Deborah Louise Dana pada November 1970 di Bait Suci Mesa Arizona. Tiga belas tahun kemudian, Penatua Cardon menjadi presiden Misi Roma Italia. Pada waktu itu, tujuh dari delapan anak telah dilahirkan dan berusia dari sembilan bulan hingga 11 tahun.

“Itu saja mengungkapkan banyak tentang Sister Cardon,” Penatua Cardon bertutur. “Iman, kasih, kesabaran, serta kebaikan hatinya telah menjadi berkat besar bagi saya, keluarga kami, dan bagi semua orang yang mengenal dia.”

Dari tahun 2006 hingga 2011, Penatua Cardon melayani dalam Presidensi Area Afrika Barat, sebuah pengalaman yang dia uraikan sebagai “berkat yang menakjubkan untuk melayani di antara orang-orang yang sangat dia kasihi.”

Di sepanjang kehidupannya, Penatua Cardon telah mengabdikan sebagian besar waktunya dalam pekerjaan filantropis dengan keluarga nasional dan internasional serta organisasi remaja.

Penatua Cardon lahir dari pasangan Wilford Pratt dan Vilate Allen Cardon di Mesa, Arizona, AS, pada Desember 1948. Setelah menerima gelas S1 dalam bidang akunting dari Universitas Arizona State, dia bekerja mandiri dengan berbagai minat bisnis. Dia kemudian menerima gelar MPA dari Fakultas Kennedy Universitas Harvard.

Sebelum pamanggilannya sebagai Pembesar Umum, dia melayani sebagai presiden kuorum penatua, misionaris pasak, presiden misi, uskup, presiden pasak, guru Ajaran Injil, dan instruktur institut.

“Tuhan sedang mengumpulkan anak-anak-Nya di seluruh bumi,” tutur Penatua Cardon. “Terlepas dari keadaan individu, kasih karunia Yesus Kristus cukup bagi semua yang datang kepada Dia.”