2012
Penyelamatan untuk Pertumbuhan yang Nyata
Mei 2012


Penyelamatan untuk Pertumbuhan yang Nyata

Uskup Richard C. Edgley

Menyelamatkan jiwa-jiwa adalah pekerjaan yang Juruselamat minta kita lakukan.

Dalam bulan-bulan terakhir ini penekanan semakin ditingkatkan dalam membangun “pertumbuhan yang nyata” di Gereja, dengan membawa semua orang yang akan menerima dan menepati tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian penyelamatan serta hidup dengan suatu perubahan hati yang hebat sebagaimana diuraikan oleh Alma (lihat Alma 5:41). Salah satu cara yang paling bermakna dan penting untuk membangun pertumbuhan yang nyata adalah menjangkau dan menyelamatkan mereka yang telah dibaptiskan namun berkelana dalam keadaan tidak aktif, tanpa memiliki berkat-berkat dan tata cara-tata cara keselamatan. Terlepas dari pemanggilan individu kita—pengajar ke rumah maupun pengajar berkunjung, guru Sekolah Minggu, uskup, ayah, ibu, atau Pembesar Umum—semua dapat terlibat dalam upaya penyelamatan dalam suatu cara yang bermakna. Lagi pula, membawa semua—keluarga kita, nonanggota, yang tidak aktif, pendosa—kepada Kristus untuk menerima tata cara-tata cara keselamatan merupakan panggilan ilahi kita.

Suatu Minggu pagi sekitar 30 tahun lalu, sementara melayani sebagai presiden pasak, kami menerima panggilan telepon dari salah seorang uskup setia kami. Dia menjelaskan bahwa lingkungannya telah tumbuh begitu pesat sehingga dia tidak bisa lagi menyediakan pemanggilan yang bermakna kepada semua anggota yang layak. Permohonannya kepada kami adalah agar kami membagi lingkungan. Sementara menunggu persetujuan semacam itu, kami memutuskan sebagai presidensi pasak bahwa kami akan mengunjungi lingkungan dan memanggil para brother dan sister yang hebat ini untuk menjadi misionaris pasak.

Mengenai orang ketiga yang saya kunjungi adalah seorang siswa perempuan muda yang kuliah di universitas setempat. Setelah bercakap-cakap selama beberapa saat, saya menyampaikan panggilan untuk melayani sebagai misionaris. Ada kesunyian sejenak. Lalu dia berkata, “Presiden, tidak tahukah Anda bahwa saya bukan anggota yang aktif di Gereja?”

Setelah beberapa saat saya terdiam, saya mengatakan, “Tidak, saya tidak tahu jika Anda tidak aktif.”

Dia menjawab, “Saya tidak aktif di Gereja selama bertahun-tahun.” Kemudian dia berkata, “Tidak tahukah Anda bahwa ketika Anda tidak aktif, tidaklah mudah untuk kembali?”

Saya menjawab, “Tidak. Lingkungan Anda mulai pada pukul 09.00. Anda datang ke gedung gereja, dan Anda bersama kami.”

Dia menjawab, “Tidak, tidak semudah itu. Anda mengkhawatirkan banyak hal. Anda khawatir jika seseorang akan menyapa Anda atau jika Anda akan duduk sendirian dan tidak dikenali selama pertemuan. Dan Anda khawatir dengan apakah Anda akan diterima dan siapa yang akan menjadi teman baru Anda.”

Dengan air mata menetes di pipinya, dia melanjutkan, “Saya tahu bahwa ayah dan ibu saya telah berdoa bagi saya selama bertahun-tahun untuk membawa saya kembali ke Gereja.” Lalu setelah kesunyian sejenak, dia berkata, “Selama tiga bulan terakhir saya telah berdoa untuk menemukan keberanian, kekuatan, dan cara untuk kembali ke dalam keaktifan.” Dia kemudian menanyakan, “Presiden, apakah menurut Anda panggilan ini dapat menjadi jawaban terhadap doa-doa itu?”

Mata saya mulai basah sewaktu saya menjawab, “Saya percaya Tuhan telah menjawab doa-doa Anda.”

Dia tidak saja menerima panggilan itu; dia menjadi misionaris yang hebat. Dan saya yakin dia membawa banyak sukacita tidak saja bagi dirinya sendiri namun bagi orang tua serta mungkin bagi anggota keluarga lainnya.

Ada beberapa hal yang saya pelajari dari wawancara ini dan yang serupa:

  • Saya belajar bahwa anggota yang tidak aktif membawa orang-orang terkasih mereka dalam doa harian mereka kepada Tuhan memohon bantuan dalam menyelamatkan orang-orang terkasih mereka.

  • Saya belajar bahwa tidaklah mudah atau nyaman bagi anggota yang tidak aktif untuk sekadar kembali ke Gereja. Mereka memerlukan bantuan. Mereka memerlukan dukungan. Mereka memerlukan penemanan.

  • Saya belajar terdapat anggota kita yang tidak aktif yang bersedia dan berusaha untuk menemukan jalan kembali pada keaktifan.

  • Saya belajar bahwa banyak anggota yang tidak aktif menerima panggilan jika diminta.

  • Saya belajar bahwa anggota yang tidak aktif pantas diperlakukan sebagai setara dan dipandang sebagai putra atau putri Allah yang terkasih.

Selama bertahun-tahun saya mempertanyakan bagaimana wawancara ini dapat terjadi seandainya saya mengangap dia sebagai anggota yang tidak aktif. Saya persilakan Anda menilainya.

Pengaktifan kembali telah senantiasa menjadi bagian penting dari pekerjaan Tuhan. Sementara penyelamatan merupakan tanggung jawab setiap anggota, para pemegang Imamat Harun dan Imamat Melkisedek memiliki tanggung jawab untuk memimpin dalam pekerjaan ini. Bagaimanapun, itulah pelayanan imamat yang sesungguhnya—membawa semua orang pada perjanjian-perjanjian yang memuliakan; membawa kedamaian, kebahagiaan, dan harga diri.

Dari Kitab Mormon Anda akan ingat ketika Alma yang Muda menemukan bahwa orang Zoram telah meninggalkan Gereja, dia mengorganisasi sebuah tim pengaktifan untuk menyelamatkan orang-orang ini. Sewaktu mereka memulai tugas mereka, mereka memohon kepada Tuhan dengan kata-kata ini:

“Ya Tuhan, maukah Engkau mengabulkan bagi kami agar kami boleh memperoleh keberhasilan dalam membawa mereka kembali kepada-Mu di dalam Kristus.

Lihatlah, ya Tuhan, jiwa-jiwa mereka adalah berharga, dan banyak dari mereka adalah saudara-saudara kami; oleh karena itu, berilah kepada kami, ya Tuhan, kekuatan dan kebijaksanaan agar kami boleh membawa orang-orang ini, saudara-saudara kami, kembali kepada-Mu” (Alma 31:34–35; penekanan ditambahkan).

Beberapa bulan lalu setelah pertemuan dengan orang insaf baru, para anggota yang tidak aktif serta yang aktif kembali, seorang pria yang sebaya saya menghampiri saya dan berkata, “Saya adalah orang yang tidak aktif hampir di sepanjang hidup saya. Saya meninggalkan Gereja di awal kehidupan saya. Namun saya kembali sekarang, dan saya bekerja di bait suci bersama istri saya.”

Agar dia tahu bahwa segalanya baik-baik saja, tanggapan saya adalah seperti ini: “Sejauh sesuatu berakhir dengan baik, maka segalanya dianggap baik.”

Dia menjawab, “Tidak, segalanya tidak baik. Saya kembali di Gereja, namun saya telah kehilangan semua anak dan cucu saya. Dan sekarang saya menyaksikan kehilangan cicit-cicit saya—semuanya tidak di Gereja. Segalanya tidak baik.”

Dalam keluarga kami, kami memiliki leluhur yang bergabung dengan Gereja di Eropa pada masa awal Gereja. Seorang putra menjadi tidak aktif. Sister Edgley dan saya telah berusaha untuk menelusuri keturunan yang tidak aktif dari leluhur ini.

Adalah mudah bagi istri saya dan saya untuk menyimpulkan bahwa selama enam generasi berikutnya dan dengan asumsi yang masuk akal, mungkin ada kehilangan hingga 3.000 anggota keluarga. Sekarang memperkirakan apa yang terjadi setelah dua generasi lagi. Kehilangan itu secara teori dapat mencapai 20.000 sampai 30.000 dari anak-anak Bapa kita di Surga.

Tugas untuk menyelamatkan didasarkan pada salah satu ajaran yang paling dasar Gereja.

“Ingatlah nilai jiwa adalah mahal dalam pandangan Allah;

Karena, lihatlah, Tuhan Penebusmu menderita kematian dalam daging; karenanya Dia menderita rasa sakit semua orang, agar semua orang boleh bertobat dan datang kepada-Nya …

Dan jika demikian halnya bahwa kamu akan bekerja sepanjang hidupmu dalam menyerukan pertobatan kepada orang-orang ini, dan membawa, meski hanya satu jiwa kepada-Ku, betapa akan besar sukacitamu bersamanya di dalam kerajaaan Bapa-Ku!” (A&P 18:10–11, 15; penekanan ditambahkan).

Saya telah memiliki kesempatan istimewa menyelamatkan beberapa anggota yang tidak aktif dalam sepanjang hidup saya. Sekarang ketika saya membantu membawa satu jiwa kembali dalam keaktifan Gereja, saya tidak membayangkan satu jiwa; saya melihat enam, tujuh, atau lebih banyak generasi—ribuan jiwa. Dan kemudian saya memikirkan tulisan suci: “[Bawalah], meski hanya satu jiwa kepada-Ku, betapa akan besar sukacitamu” (A&P 18:15).

Kepada para Rasul-Nya, Tuhan berfirman, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit” (Matius 9:37). Pekerja tidak perlu beberapa. Kita memiliki ribuan pemegang imamat yang mumpuni dan layak serta jutaan anggota yang berpengabdian di Gereja di semua bagian dunia. Kita memiliki dewan-dewan lingkungan, kuorum-kuorum imamat, Lembaga Pertolongan, dan organisasi-organisasi lain yang berfungsi, semuanya dengan tugas untuk menyelamatkan. Menyelamatkan jiwa-jiwa adalah pekerjaan yang Juruselamat minta kita lakukan.

Sebelumnya dalam ceramah saya, saya merujuk pada doa Alma dan rekan-rekannya yang diucapkan sewaktu mereka pergi untuk penyelamatan orang-orang Zoram. Selama Perang Dunia II kira-kira 500 tentara AS dan penduduk lokal pendukung ditawan di kamp penjara. Karena penderitaan dan keprihatinan akan keselamatan mereka, sebuah angkatan sukarelawan sekitar 100 tentara AS dipilih untuk menyelamatkan para tahanan ini. Setelah para sukarelawan itu dikumpulkan, komandan memerintahkan mereka seperti ini: “Malam ini Anda para pria bertemu dengan pemimpin agama Anda, Anda berlutut, dan Anda berjanji kepada Allah bahwa selama Anda memiliki nafas kehidupan, Anda tidak akan membiarkan satu pria menderita lebih lama lagi” (lihat Hampton Sides, Ghost Soldiers: The Forgotten Epic Story of World War II’s Most Dramatic Mission [2001], 28–29). Penyelamatan yang berhasil ini adalah penyelamatan dari penderitaan fisik dan temporal. Haruskah kita kurang berani dalam upaya kita untuk menyelamatkan mereka yang dapat mengalami akibat-akibat rohani dan kekal? Haruskah kita mengurangi komitmen kepada Tuhan?

Kesimpulannya, sebagai anggota dari Gereja sejati dan Gereja yang hidup, komitmen kita berasal dari fakta bahwa Tuhan menderita untuk kita masing-masing—nonanggota, anggota yang tidak aktif, pendosa, dan anggota keluarga kita sendiri. Saya percaya kita dapat mendatangkan bagi ribuan orang sukacita, kedamaian, dan kemanisan Injil, dan ratusan ribu orang, bahkan jutaan, hingga generasi-generasi mereka berikutnya. Saya percaya kita dapat berhasil karena ini adalah Gereja Tuhan, dan melalui kebajikan keimamatan dan keanggotaan kita, kita telah dipanggil untuk berhasil. Saya memberikan kesaksian itu kepada Anda dalam nama Yesus Kristus, amin.