Pencarian Saya Akan Kebenaran
Penulis tinggal di California, AS.
Saya telah senantiasa diajari bahwa tidak ada hal seperti Allah, namun saya memutuskan untuk menemukan bagi diri saya sendiri.
Telah dibesarkan di negara Asia yang kompetitif dan tidak beragama, saya telah senantiasa memiliki hasrat yang besar untuk menjadi orang yang sukses, namun saya tidak memiliki asas-asas atau kebenaran-kebenaran kekal apa pun untuk membimbing saya. Di negara saya, “sukses” artinya menjadi kaya dan berkuasa.
Orangtua saya senantiasa mengajari saya bahwa tidak ada hal seperti Allah. Bagi mereka, agama atau Allah adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan hanya untuk orang-orang yang lemah. Untuk waktu yang lama saya menganggap diri saya ateis. Mereka mengajari saya bahwa saya seharusnya tidak memercayai siapa pun selain diri saya sendiri. Karena itu sejak belia saya telah menggunakan ambisi saya sebagai motivasi untuk belajar dan bekerja sangat keras.
Orangtua saya memiliki pengharapan yang tinggi bagi saya. Mereka ingin saya mempertahankan nilai rapor saya tinggi sepanjang waktu. Saya sedih melihat wajah mereka yang kecewa atau mendengar mereka saling beradu mulut ketika saya mendapat nilai jelek. Bersamaan dengan tugas sekolah rutin saya, saya juga harus melakukan PR tambahan di akhir pekan agar saya dapat mempertahankan nilai rata-rata A.
Bahkan setelah menyelesaikan gol-gol yang saya buat, saya masih merasa ada sesuatu yang harus dicapai dalam kehidupan saya. Di lubuk hati saya, saya tahu bahwa pastilah harus ada yang lebih dari itu.
Suatu hari saya memutuskan saya pergi untuk menemukan bagi diri saya sendiri apakah ada seorang Allah. Jika Dia memang ada, saya ingin tahu apa yang Dia inginkan dari saya atau jika agama itu hal yang tidak masuk akal yang diciptakan oleh imajinasi umat manusia. Saya tidak takut untuk menerima salah satu dari dua jawaban ini. Saya hanya menginginkan kebenaran.
Kira-kira pada waktu yang sama, saya berteman dekat dengan salah seorang teman tim bola basket saya yang bernama Taylor. Suatu pagi saya meminta tumpangan ke sekolah. Dia bersedia, namun saya harus bangun satu jam lebih awal untuk pergi ke seminari bersamanya. Saya dengan enggan mengatakan ya, tidak tahu apa itu. Saya menikmati seminari, meski itu lebih karena apa yang saya rasakan daripada apa yang saya pelajari.
Segera setelah itu, Taylor mengajak saya untuk pergi ke gereja bersamanya. Awalnya saya pikir gereja adalah sedikit membosankan dan aneh, namun akhirnya saya tergerak oleh perasaan hangat dan damai yang saya rasakan pada saat kebaktian.
Akan tetapi, saya masih belum terbujuk bahwa perasaan baik itu memiliki kaitan apa pun dengan Allah. Bagaimana saya tahu bahwa itu tidak berasal dari diri saya sendiri? Bagaimana saya tahu bahwa saya tidak membuat diri saya merasa demikian?
Setelah banyak perdebatan internal, saya menemui ibu Taylor dalam mencari jawaban. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya dapat menerima jawaban saya dengan membaca tulisan suci dan berdoa mengenai jawaban yang sedang saya cari. Saya berdoa tanpa menerima jawaban apa pun dan berjuang untuk mematuhi peraturan-peraturan dan perintah-perintah yang tengah saya pelajari. Saya menjadi frustrasi berulang kali. Saya mengharapkan penampakan Allah yang luar biasa dan dramatis atau beberapa jenis peristiwa yang menakjubkan untuk membuktikan Allah adalah nyata. Pada dasarnya, saya menginginkan suatu kesaksian yang tak tergoyahkan seketika itu. Kebenarannya adalah, semakin saya berdoa, semakin banyak kejelasan saya rasakan dalam kehidupan saya. Semakin saya mengikuti perintah-perintah, saya menjadi semakin lebih bahagia. Semakin saya membaca tulisan suci, semakin banyak wahyu yang saya terima. Lambat laut, kesaksian saya meningkat, seperti matahari yang meninggi di pagi hari.
Saya memerlukan dua tahun untuk memutuskan untuk dibaptiskan menjadi anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Meskipun saya menjalankan banyak standar moral dan asas-asas yang baik sebelumnya, saya sekarang dapat mengatakan bahwa saya telah menemukan kebenaran kekal dan utama: Allah hidup. Yesus adalah Kristus, Juruselamat dan Penebus kita. Surga terbuka. Seorang nabi Allah hidup di bumi dewasa ini. Pendamaian Yesus Kristus adalah nyata. Allah sungguh-sungguh mengampuni semua pendosa yang bertobat. Saya mungkin tidak secerdas atau seberbakat orang lain, namun pengetahuan yang saya miliki adalah berharga.