2023
Bertahan pada Hari Itu dalam Kristus
November 2023


10:33

Bertahan pada Hari Itu dalam Kristus

Yesus Kristus menjadikannya mungkin bagi kita untuk “bertahan pada hari itu.”

Itu hari yang penuh dengan perumpamaan tajam dan tepat sasaran, pertanyaan yang rumit, dan doktrin yang amat dalam. Setelah menyampaikan teguran yang mengkritik dengan tajam mengenai mereka yang bagaikan “kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran,”1 Yesus mengajarkan tiga perumpamaan lagi mengenai kesiapan rohani dan kemuridan. Salah satunya adalah perumpamaan tentang sepuluh gadis.

“Pada waktu itu Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak:

Sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu.”2

Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu tidak mengenal Aku.3

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”4

Presiden Dallin H. Oaks mengajukan pertanyaan yang mengundang pemikiran berikut sehubungan dengan datangnya Mempelai tersebut:5 “Bagaimana jika hari kedatangan-Nya adalah esok hari? Jika kita mengetahui bahwa kita akan bertemu Tuhan besok—melalui kematian dini kita atau melalui kedatangan-Nya yang tak terduga—apakah yang akan kita lakukan hari ini?”6

Saya telah belajar dari pengalaman pribadi bahwa persiapan rohani bagi kedatangan Tuhan bukan saja esensial, tetapi merupakan satu-satunya jalan untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Saat itu hari musim gugur yang kering ketika saya pertama kali mendengar kata-kata “Anda mengidap kanker.” Suami saya dan saya tertegun! Sewaktu kami berkendara pulang dalam kesunyian, memproses berita tersebut, hati saya berpaling kepada ketiga putra kami.

Dalam benak saya, saya bertanya kepada Bapa Surgawi, “Apakah saya akan mati?”

Roh Kudus berbisik, “Semuanya akan baik-baik saja.”

Kemudian saya bertanya, “Apakah saya akan hidup?”

Kembali, jawaban datang, “Semuanya akan baik-baik saja.”

Saya bingung. Mengapa saya menerima jawaban yang persis sama apakah saya hidup atau mati?

Kemudian mendadak seluruh bagian diri saya dipenuhi dengan kedamaian mutlak sewaktu saya diingatkan: Kami tidak perlu bergegas pulang dan mengajari anak-anak kami cara berdoa. Mereka tahu cara menerima jawaban dan penghiburan dari doa. Kami tidak perlu bergegas pulang dan mengajari mereka tentang tulisan suci atau perkataan para nabi yang hidup. Perkataan itu sudah menjadi sumber kekuatan dan pemahaman yang familier. Kami tidak perlu bergegas pulang dan mengajari mereka tentang pertobatan, Kebangkitan, Pemulihan, rencana keselamatan, keluarga kekal, atau bahkan doktrin Yesus Kristus.

Pada momen itu setiap pelajaran malam keluarga, sesi penelaahan tulisan suci, doa dari iman yang diucapkan, berkat yang diberikan, kesaksian yang dibagikan, perjanjian yang dibuat dan ditepati, rumah Tuhan yang dihadiri, dan hari Sabat yang dikuduskan menjadi berarti—oh, betapa itu berarti! Sudah terlambat untuk menambahkan minyak ke pelita kami. Kami membutuhkan setiap tetes, dan kami membutuhkannya saat ini juga!

Karena Yesus Kristus dan Injil-Nya yang dipulihkan, jika saya meninggal, keluarga saya akan dihibur, dikuatkan, dan suatu hari kelak dipulihkan. Jika saya hidup, saya akan memiliki akses ke kuasa terbesar di bumi ini untuk membantu menyokong, mendukung, dan menyembuhkan saya. Pada akhirnya, karena Yesus Kristus, semuanya akan baik-baik saja.

Kita belajar dari penelaahan cermat akan Ajaran dan Perjanjian seperti apa kiranya “baik-baik saja” itu:

“Dan pada masa itu, ketika Aku akan datang dalam kemuliaan-Ku, perumpamaan akan digenapi yang Aku firmankan mengenai sepuluh orang gadis.

Karena mereka yang bijak dan telah menerima kebenaran, dan telah mengambil Roh Kudus untuk pembimbing mereka, dan tidak tertipu—sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, mereka tidak akan ditebang dan dilempar ke dalam api, tetapi akan bertahan pada hari itu.”7

Yesus Kristus menjadikannya mungkin bagi kita untuk “bertahan pada hari itu.” Bertahan pada hari itu bukan berarti menambahkan pada daftar yang-harus-dilakukan yang terus bertambah panjang. Pikirkan kaca pembesar. Kegunaan satu-satunya bukanlah sekadar untuk membuat benda tampak lebih besar. Itu juga dapat mengumpulkan dan memfokuskan cahaya untuk menjadikannya lebih kuat. Kita perlu menyederhanakan, memfokuskan upaya kita, dan menjadi pengumpul Terang Yesus Kristus. Kita memerlukan lebih banyak pengalaman yang kudus dan bersifat wahyu.

Terletak di barat laut Israel, ada gugusan pegunungan indah yang kerap disebut sebagai “pegunungan selalu hijau.” Gunung Carmel8 tetap hijau sepanjang tahun terutama karena embun dalam jumlah yang sedikit. Asupan tersedia setiap hari. Seperti embun di Gunung Carmel,9 saat kita mengupayakan untuk memenuhi asupan kepada jiwa kita “dengan apa yang berkaitan dengan kebenaran,”10 “apa yang kecil dan sederhana,”11 kesaksian kita dan kesaksian anak-anak kita akan hidup!

Sekarang, Anda mungkin berpikir, “Tetapi Sister Wright, Anda tidak tahu keluarga saya. Kami sungguh bergumul dan sama sekali tidak terlihat seperti ini.” Anda tepat. Saya tidak tahu keluarga Anda. Tetapi seorang Allah dengan kasih, belas kasihan, kuasa, pengetahuan, dan kemuliaan yang tak terbatas mengetahuinya.

Pertanyaan yang mungkin Anda ajukan adalah pertanyaan dari hati yang sakit di kedalaman jiwa Anda. Pertanyaan serupa terdapat dalam tulisan suci yang kudus:

“Guru, Engkau tidak peduli kalau [keluarga kami] binasa?”12

“Maka di manakah harapanku?”13

“Apa yang hendaknya [aku] lakukan, agar awan kegelapan ini boleh disingkirkan dari menaungi [diriku]?”14

“Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi [atau pengertian]?”15

“Bagaimana mungkin bahwa [aku] dapat berpegang pada setiap hal yang baik?”16

“Tuhan, apa yang Kau inginkan aku perbuat?”17

Dan dengan teramat manis datanglah jawaban:

“Percayakah engkau pada kuasa Kristus untuk keselamatan?”18

“Apakah Tuhan telah memerintahkan siapa pun agar mereka hendaknya tidak mengambil bagian dalam kebaikan-Nya?”19

“Percayakah kamu bahwa [Dia] dapat melakukannya?”20

“Percayakah engkau … kepada para nabi?”21

“Apakah kamu menjalankan iman pada penebusan dari Dia yang menciptakanmu?”22

“Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?”23

Teman-teman saya yang terkasih, kita tidak dapat berbagi minyak kita, tetapi kita dapat berbagi Terang-Nya. Minyak dalam pelita kita bukan saja akan membantu kita “bertahan pada hari itu” tetapi juga dapat menjadi sarana untuk menerangi jalan yang menuntun mereka yang kita kasihi kepada Juruselamat, yang berdiri siap “dengan lengan terbuka untuk menyambut” mereka.24

“Beginilah firman Tuhan: Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, … [dan] mereka akan kembali dari negeri musuh.

Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman Tuhan: anak-anak akan kembali ke daerah mereka.”25

Yesus Kristus adalah “harapan untuk hari depanmu.” Tidak sesuatu pun yang sudah, atau belum kita lakukan, berada di luar jangkauan pengurbanan-Nya yang tak terhingga dan kekal. Dia adalah alasan mengapa kita tidak pernah mencapai akhir dari kisah kita.26 Karenanya kita “mesti maju terus dengan ketabahan di dalam Kristus, memiliki kecemerlangan harapan yang sempurna, dan kasih bagi Allah dan bagi semua orang. Karenanya, jika [kita] akan maju terus, mengenyangkan diri dengan firman Kristus, dan bertahan sampai akhir, lihatlah, demikian firman Bapa: [Kita] akan memperoleh kehidupan kekal.”27

Kehidupan kekal adalah sukacita kekal. Sukacita dalam kehidupan ini, sekarang juga—bukan terlepas dari tantangan zaman kita namun karena bantuan Tuhan untuk belajar dari dan pada akhirnya mengatasinya—dan sukacita tak terhingga di kehidupan yang akan datang. Air mata akan mengering, hati yang remuk akan sembuh, yang hilang akan ditemukan, kekhawatiran akan teratasi, keluarga akan dipulihkan, dan segala yang Bapa miliki akan menjadi milik kita.28

Arahkan pandangan kepada Yesus Kristus dan hiduplah29 adalah kesaksian saya dalam nama sakral dan kudus yang terkasih “Gembala dan Uskup jiwa [kita],”30 Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Matius 23:27.

  2. Matius 25:1–11.

  3. Terjemahan Joseph Smith, Matius 25:11 (dalam Alkitab bahasa Inggris, Matthew 25:12, catatan kaki a).

  4. Matius 25:13.

  5. Penatua James E. Talmage mengajarkan: “Mempelai Laki-Lakinya adalah Tuhan Yesus; pesta pernikahannya melambangkan kedatangan-Nya dalam kemuliaan, untuk menerima bagi diri-Nya Gereja di bumi sebagai mempelai wanita-Nya. Para gadis melambangkan mereka yang mengakui suatu kepercayaan kepada Kristus, dan yang, karenanya, dengan yakin berharap disertakan di antara peserta yang diberkati di pesta tersebut. Pelita yang menyala, yang dibawa setiap gadis, merupakan pernyataan lahiriah akan kepercayaan dan praktik Kristiani; dan dalam cadangan minyak mereka yang lebih bijak kita dapat melihat kekuatan dan kelimpahan rohani yang hanya dapat dipastikan oleh ketekunan dan pengabdian dalam pelayanan Allah semata” (Jesus the Christ [1916], 578–579).

  6. Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Liahona, Mei 2004, 9.

  7. Ajaran dan Perjanjian 45:56–57; penekanan ditambahkan.

  8. “Turunnya embun menyediakan kelembapan dalam jumlah terbatas bahkan di musim panas yang kering, dan penting bagi tumbuhan musim panas seperti semangka. Semakin dekat tempatnya ke laut, semakin baik prospek bagi turunnya embun di malam tanpa angin ketika tanah menjadi lebih dingin daripada udara yang menyentuh permukaannya. Secara umum, Dataran Pantai memiliki lebih banyak embun daripada bagian pedalaman; yang terkaya adalah Bukit Carmel, yang rata-rata memiliki 250 malam berembun setiap tahunnya” (Efraim Orni and Elisha Efrat, Geography of Israel, edisi revisi ke-4. [1971], 147).

  9. Ajaran dan Perjanjian 128:19.

  10. Mosia 23:18.

  11. Alma 37:6.

  12. Markus 4:38.

  13. Ayub 17:15.

  14. Helaman 5:40.

  15. Ayub 28:12.

  16. Moroni 7:20.

  17. Kisah Para Rasul 9:6. Catatan: penggalan kalimat ini tidak ada di Alkitab bahasa Indonesia, tetapi ada di Holy Bible, versi King James.

  18. Alma 15:6.

  19. 2 Nefi 26:28.

  20. Matius 9:28.

  21. Kisah Para Rasul 26:27.

  22. Alma 5:15.

  23. Kejadian 18:25.

  24. Mormon 6:17.

  25. Yeremia 31:16–17; penekanan ditambahkan.

  26. Lihat Camille N. Johnson, “Undanglah Kristus untuk Menulis Kisah Anda,” Liahona, November 2021, 82: “Perkenankan kemalangan dan penderitaan yang merupakan bagian dari setiap cerita yang baik menjadi sarana yang mendekatkan Anda kepada, dan menjadi lebih seperti, Yesus Kristus.”

  27. 2 Nefi 31:20.

  28. Lihat Ajaran dan Perjanjian 84:38.

  29. Lihat Alma 37:47.

  30. 1 Petrus 2:25.