14
Mengajarkan Injil Yesus Kristus (Bagian 2)
Pendahuluan
Injil Yesus Kristus mencakup ajaran, asas, hukum, perjanjian, dan tata cara kekal yang diperlukan bagi umat manusia untuk masuk kembali ke hadirat Allah dan dipermuliakan dalam kerajaan selestial. Asas dan tata cara pertama Injil adalah iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, baptisan melalui pencelupan, dan karunia Roh Kudus. Misionaris memiliki tugas penting mengundang orang untuk dibaptis dan menerima karunia Roh Kudus. Selain itu, begitu anak-anak Allah menjadi anggota Gereja, mereka harus bertahan sampai akhir dengan menerima asas-asas dan tata cara-tata cara lainnya serta tetap setia pada perintah-perintah Allah. Calon misionaris hendaknya memiliki pemahaman yang jelas mengenai ajaran-ajaran ini dan siap untuk menjelaskannya secara sederhana dan untuk bersaksi mengenainya dengan kuasa.
Persiapan Awal
-
Telaahlah Matius 3:13–17; Yohanes 3:3–6; 2 Nefi 31:17–20; dan Ajaran dan Perjanjian 20:37.
-
Telaahlah Mengkhotbahkan Injil-Ku, halaman 72–75.
-
Bersiaplah untuk memeragakan gambar Yesus dibaptis.
-
Bersiaplah untuk menayangkan video “Invitation to Be Baptized: German [Undangan untuk dibaptis: German]” (2:43), Distrik 2, tersedia di LDS.org.
Saran untuk Pengajaran
Baptisan, Perjanjian Kita yang Pertama
Untuk mempersiapkan siswa mengidentifikasi asas-asas mengenai baptisan, perlihatkan gambar Yohanes membaptis Yesus, dan undanglah siswa untuk meringkas apa yang mereka ketahui mengenai pembaptisan Yesus Kristus.
Anda mungkin memilih untuk mengulas kembali kisah pembaptisan Juruselamat dengan meminta seorang siswa membacakan Matius 3:13–17 dengan lantang. Kemudian undanglah siswa untuk berpaling kepada seseorang yang duduk di samping mereka dan menjawab pertanyaan ini:
-
Apa kebenaran penting yang diajarkan dalam kisah pembaptisan Yesus ini?
Tulislah perkataan berikut di papan tulis:
Mintalah separuh kelas untuk menelaah empat paragraf pertama dari bagian “Baptisan, Perjanjian Kita yang Pertama” di halaman 72 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku, mencari cara untuk menjelaskan istilah tata cara. mintalah separuh kelas yang lain untuk menelaah bagian yang sama, mencari cara untuk menjelaskan istilah perjanjian.
Begitu siswa telah memiliki cukup waktu untuk menelaah, mintalah sukarelawan untuk mendefinisikan istilah tata cara dan perjanjian. Kemudian tanyakan:
-
Bagaimana istilah tata cara dan perjanjian berkaitan dengan baptisan? (Bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran ini: Melalui tata cara baptisan, kita membuat perjanjian sakral dengan Allah).
Fokuskan perhatian siswa Anda pada paragraf keempat dari bagian “Baptisan, Perjanjian Kita yang Pertama” dan kemudian tanyakan:
-
Ketika kita menerima tata cara baptisan, kita membuat perjanjian untuk melakukan apa? (Ketika kita dibaptiskan, kita membuat perjanjian sakral untuk mengambil ke atas diri kita nama Yesus Kristus, untuk selalu mengingat Dia, dan untuk menaati perintah-perintah-Nya. Jika Anda merasa siswa membutuhkan lebih banyak petunjuk mengenai gagasan ini, Anda dapat meluangkan beberapa menit bersama mereka untuk mengkaji Ajaran dan Perjanjian 20:37).
Anda dapat membantu siswa lebih memahami perjanjian baptisan mereka dengan memperlihatkan kutipan berikut dari Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan meminta seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Saat pembaptisan kita membuat perjanjian dengan Bapa Surgawi kita bahwa kita bersedia datang ke dalam kerajaan-Nya dan menaati perintah-perintah-Nya sejak saat itu, meskipun kita masih hidup di dunia. Kita diingatkan dari Kitab Mormon bahwa pembaptisan kita merupakan sebuah perjanjian untuk ‘berdiri sebagai saksi bagi Allah [dan kerajaan-Nya] di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat di mana kamu boleh berada, bahkan sampai kematian, agar kamu boleh ditebus oleh Allah, dan terbilang di antara mereka dalam kebangkitan pertama, agar kamu boleh memperoleh kehidupan kekal’ [Mosia 18:9; penekanan ditambahkan].
Ketika kita memahami perjanjian baptisan kita dan karunia Roh Kudus, itu akan mengubah kehidupan kita dan akan meneguhkan kesetiaan total kita pada kerajaan Allah. Ketika godaan-godaan datang di hadapan kita, jika kita mau mendengarkan, Roh Kudus akan mengingatkan kita bahwa kita telah berjanji untuk mengingat Juruselamat kita dan mematuhi perintah-perintah Allah” (“The Covenant of Baptism: (To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 7).
-
Menurut Anda apa artinya “meneguhkan kesetiaan total kita pada kerajaan Allah”?
-
Dengan cara apa baptisan dapat mengubah kehidupan seseorang?
Undanglah siswa untuk membaca paragraf-paragraf sisanya mengenai baptisan di halaman 72–73 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku. Mintalah mereka menemukan dan menandai aspek-aspek tambahan dari ajaran baptisan yang akan penting untuk dibagikan dengan simpatisan. Berilah mereka waktu sejenak untuk menyelesaikan kegiatan ini, dan kemudian mintalah beberapa siswa berbagi apa yang mereka temukan. Sewaktu siswa menanggapi, Anda dapat mengajukan pertanyaan tindak-lanjut seperti ini:
-
Mengapa akan penting bagi simpatisan untuk memahami ajaran-ajaran ini?
-
Apa hubungan antara perjanjian baptisan dengan asas-asas iman kepada Yesus Kristus dan pertobatan, yang kita bahas kelas lalu?
-
Mengapa pencelupan merupakan bagian yang penting dari tata cara baptisan? (Itu melambangkan kematian, penguburan, dan Kebangkitan Yesus Kristus. Itu juga melambangkan akhir dari kehidupan lama kita dan kelahiran kembali kita sebagai murid Kristus [lihat Roma 6:3–6]).
Jelaskan bahwa adalah penting agar simpatisan dengan benar bersiap bagi baptisan. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang Ajaran dan Perjanjian 20:37. Kemudian mintalah siswa berpaling kepada siswa lain di kelas dan membahas yang berikut:
-
Bagaimana ayat ini dapat membantu Anda menentukan kapan simpatisan siap untuk baptisan? (Jika siswa memiliki kesulitan menjawab pertanyaan ini, rujuklah mereka pada kotak berjudul “Sebelum Pembaptisan” di bagian bawah halaman 73 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku).
-
Menurut Anda apa artinya “tampil dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal”?
-
Bagaimana seseorang menyatakan bahwa mereka telah benar-benar “menerima Roh Kristus”?
Berilah siswa waktu sejenak untuk menulis dalam jurnal penelaahan mereka mengenai cara-cara spesifik menaati perjanjian baptisan mereka telan mendatangkan berkat ke dalam kehidupan mereka. Setelah waktu yang memadai, mintalah dua tau tiga siswa untuk berbagi apa yang mereka tuliskan dengan sisa kelas.
Tayangkan video “Invitation to be Baptized: German [Undangan untuk Dibaptis: German]” (2:43). Sewaktu siswa menyaksikan video, undanglah mereka untuk mencermati bagaimana misionaris mengajar German mengenai pentingnya pembaptisan.
-
Apa yang misionaris katakan untuk membantu German memahami pentingnya pembaptisan?
-
Apa bukti yang ada bahwa German merasakan Roh Kudus dan memiliki hasrat untuk dibaptis?
Bagilah kelas menjadi pasangan-pasangan, dan undanglah masing-masing pasangan untuk menggunakan materi di halaman 72–73 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku dan satu atau dua tulisan suci dari kotak Mempelajari Tulisan Suci di halaman 73 untuk mempersiapkan pelajaran empat hingga lima menit yang berfokus pada memperkenalkan pembaptisan kepada simpatisan. Siswa juga dapat menggunakan materi di halaman 8 dari pamflet misionaris Injil Yesus Kristus.
Setelah memberikan waktu yang memadai bagi siswa untuk bersiap, aturlah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat orang, dengan dua pasangan dalam setiap kelompok. Mintalah satu pasangan dalam setiap kelompok untuk mengajar pasangan yang lain mengenai baptisan selama empat hingga lima menit. Imbaulah siswa yang bertindak sebagai misionaris untuk membuka petikan tulisan suci pilihan mereka dan membacanya dengan lantang sebagai bagian dari pengajaran mereka. Sewaktu siswa mengakhiri pengalaman mengajar mereka, mintalah kelompok-kelompok kecil tersebut membahas di antara mereka sendiri yang berikut: Apa yang berjalan dengan baik? Bagaimana pelajaran membantu mereka yang diajar untuk memahami pentingnya pembaptisan? Apa yang dapat para guru ubah untuk menjadikan pengajaran mereka lebih efektif?
Kemudian, bertukar-peranlah dan perkenankan pasangan siswa yang diajar mengajar pasangan lainnya. Pastikan ada waktu bagi pasangan yang kedua untuk menerima umpan balik. Selama kegiatan ini, berjalanlah berkeliling ruangan untuk mengamati siswa mengajar, dan berikan pujian serta tawarkan saran bagaimana mereka dapat memperbaiki diri.
Setelah semua siswa berkesempatan untuk mengajar, luangkan beberapa menit untuk membahas pengalaman tersebut bersama anggota kelas. Untuk memulai pembahasan, ajukan pertanyaan seperti berikut:
-
Apa saja yang Anda pelajari dari mengajarkan ajaran ini?
-
Mengapa penting agar Ada bersiap sekarang untuk mengajarkan asas, kebenaran, dan ajaran ini kepada orang lain?
-
Apa yang dapat Anda lakukan sekarang untuk menjadi lebih siap mengajar mengenai Injil Yesus Kristus di misi Anda?
Karunia Roh Kudus
Untuk mempersiapkan siswa untuk bagian pelajaran ini, tanyakan kepada kelas tata cara apa yang dilakukan tidak lama setelah seseorang dibaptis (pengukuhan, yang melaluinya individu menjadi anggota Gereja dan menerima karunia Roh Kudus). Mintalah siswa menggunakan tiga puluh detik untuk merenungkan mengapa orang dikukuhkan tidak lama setelah mereka dibaptis. Sebelum siswa menanggapi, pertimbangkan untuk membacakan kepada mereka kutipan ini oleh Nabi Joseph Smith:
“Anda sama saja membaptiskan sekarung pasir seperti seorang manusia, jika tidak dilakukan dengan maksud untuk pengampunan dosa dan mendapatkan Roh Kudus. Pembaptisan dengan air hanyalah separuh baptisan, dan tidak ada gunanya tanpa separuh lainnya—yaitu, pembaptisan Roh Kudus” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 109).
Tanyakan:
-
Mengapa pembaptisan dianggap hanya “separuh baptisan” jika tidak diikuti oleh “pembaptisan Roh Kudus”? (Setelah beberapa tanggapan, Anda dapat mengimbau kelas untuk mendengarkan jawaban lebih jauh terhadap pertanyaan ini sewaktu pelajaran berlanjut).
Jelaskan kepada siswa bahwa seorang pemimpin orang Yahudi bernama Nikodemus datang secara diam-diam di malam hari untuk mengajukan pertanyaan kepada Yesus dari Nazaret. Mintalah seorang siswa membacakan dengan lantang Yohanes 3:3, dan tanyakan:
-
Apa yang firman Juruselamat dalam Yohanes 3:3 siratkan mengenai apa yang diperlukan untuk memasuki kerajaan Allah?
Bacakan Yohanes 3:4–6 kepada kelas dan tanyakan:
-
Apa yang Nikodemus tanyakan yang menyarankan dia tidak memahami ajaran Juruselamat di ayat 3?
-
Bagaimana Yesus menjawab pertanyaan Nikodemus? (Dia mengajari Nikodemus ajaran dasar Injil: Kita harus dilahirkan dari air dan Roh untuk memasuki kerajaan Allah. Dia mengajarkan bahwa “dilahirkan kembali” merujuk pada kelahiran kembali secara rohani, bukan secara jasmani).
Tuliskan di papan tulis:
Kemudian tanyakan:
-
Apa artinya “dilahirkan dari air”? (Artinya dilahirkan melalui pencelupan).
-
Apa artinya “dilahirkan dari Roh”? (Artinya menerima karunia Roh Kudus. Jika siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini, mintalah mereka melihat dalam Alkitab OSZA versi bahasa Inggris, di John 3:5, footnote a, dijelaskan bahwa ini merujuk pada pembaptisan dari Roh Kudus).
-
Menurut Anda mengapa kata “dilahirkan” digunakan untuk menggambarkan apa yang perlu terjadi kepada kita secara rohani? Apa aspek dari kelahiran jasmani yang dapat dibandingkan dengan kelahiran kita kembali secara rohani? (Jika perlu, pertimbangkan untuk membaca Musa 6:58–59 untuk membantu menjawab pertanyaan ini).
Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang paragraf-paragraf di bagian berjudul “Karunia Roh Kudus” di halaman 74 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku. Mintalah sisa kelas mengikuti, mencari berkat-berkat yang menyertai karunia Roh Kudus.
Tanyakan kepada kelas:
-
Apa saja berkat yang menyertai karunia Roh Kudus? (Salah satu ajaran yang hendaknya siswa identifikasi adalah ini: Karunia Roh Kudus dapat mendatangkan dampak menguduskan dan membersihkan terhadap mereka yang menerimanya).
Untuk membantu siswa lebih memahami ajaran tersebut, mintalah mereka menelaah satu atau dua tulisan suci di bawah tajuk “Berkat-Berkat dan Pengaruh dari Roh Kudus” dalam kotak Mempelajari Tulisan Suci di halaman 74 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku. Sewaktu mereka menelaah, undanglah mereka untuk menandai dalam tulisan suci mereka beberapa berkat yang datang dari menerima karunia Roh Kudus. Kemudian tanyakan:
-
Mengapa penting bagi seseorang untuk menerima karunia Roh Kudus setelah dibaptis?
Ajukan pertanyaan berikut, tetapi sebelum siswa menanggapi, berikan mereka waktu sejenak untuk merenungkan dalam hati jawaban mereka. Begitu mereka telah mendapat cukup waktu, undanglah beberapa siswa untuk menanggapi dan berbagi pengalaman mereka sendiri dengan kelas.
-
Apa berkat-berkat yang telah Anda terima dari karunia Roh Kudus?
Bagilah kelas ke dalam pasangan-pasangan. Mintalah siswa untuk menggunakan informasi dari Mengkhotbahkan Injil-Ku (atau bagian berjudul “Mengapa Saya Perlu Menerima Roh Kudus?” di halaman 8–10 dari pamflet misionaris Injil Yesus Kristus) dan mempersiapkan pelajaran empat hingga lima menit mengenai karunia Roh Kudus. Ingatkan mereka untuk menyertakan dalam pelajaran mereka satu atau dua tulisan suci dari kotak Mempelajari Tulisan Suci yang terdapat di bawah halaman 74 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku.
Setelah memberikan waktu yang memadai untuk bersiap, aturlah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat siswa, dengan dua pasangan dalam setiap kelompok. Mintalah satu pasangan siswa mengajar pasangan yang lain. Sewaktu siswa mengajar, berjalanlah berkeliling ruangan untuk mengamati, memberikan pujian serta menawarkan saran bagaimana mereka dapat memperbaiki diri. Sewaktu siswa mengakhiri pengalaman mengajar mereka, mintalah kelompok-kelompok kecil tersebut membahas di antara mereka sendiri yang berikut: Apa yang berjalan dengan baik? Apa yang dapat para guru lakukan secara berbeda untuk menjadikan pengajaran mereka lebih efektif? Bagaimana pelajaran membantu mereka yang diajar untuk memahami pentingnya karunia Roh Kudus?
Kemudian mintalah pasangan-pasangan dalam setiap kelompok bertukar-peran, memperkenankan pasangan siswa yang diajar mengajar pasangan lainnya. Pastikan ada waktu bagi pasangan yang kedua untuk menerima umpan balik.
Ketika setiap siswa telah berkesempatan untuk mengajar, luangkan beberapa menit untuk mengevaluasi pengalaman tersebut dengan mengajukan pertanyaan seperti berikut:
-
Apa saja yang Anda pelajari dari mengajarkan ajaran ini?
-
Berdasarkan pengalaman ini, apa yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki pengajaran Anda sebagai misionaris?
Bertahan Sampai Akhir
Di papan tulis, buatlah gambar gerbang dengan jalan di belakangnya.
Mintalah seorang siswa di kelas untuk membacakan dengan lantang 2 Nefi 31:17. Kemudian tanyakan kepada kelas:
-
Apa yang Nefi identifikasi sebagai gerbang menuju kehidupan kekal kita?
Mintalah siswa yang lain membacakan dengan lantang 2 Nefi 31:18–20 sementara kelas mengikuti, mencari apa yang harus kita lakukan setelah kita dibaptis.
-
Apa yang Nefi katakan terbentang di balik gerbang? (Jalan yang sesak dan sempit menuju kehidupan kekal).
-
Menurut Nefi, apa yang harus seseorang lakukan setelah dibaptis untuk menerima kehidupan kekal?
-
Bagaimana bertahan sampai akhir berhubungan dengan mengikuti teladan Juruselamat?
Mintalah siswa membaca seluruh bagian berjudul “Bertahan Sampai Akhir” di halaman 75 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku. Imbaulah mereka untuk mencari apa yang dapat kita lakukan untuk bertahan sampai akhir. Kemudian tanyakan:
-
Mengapa penting bagi kita untuk bertahan sampai akhir? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas ini: Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh berusaha untuk bertahan sampai akhir, kita akan memenuhi syarat bagi kehidupan kekal).
-
Bagaimana mengikuti teladan Juruselamat membantu Anda bertahan sampai akhir?
Akhiri dengan berbagi kesaksian Anda sendiri mengenai pentingnya Injil Yesus Kristus, khususnya baptisan, karunia Roh Kudus, dan bertahan sampai akhir.
Undangan untuk Bertindak
Pertimbangkan untuk mengundang siswa memperdalam pemahaman mereka akan Injil Yesus Kristus dengan melakukan satu atau lebih di antara kegiatan-kegiatan berikut selama minggu mendatang:
-
Praktikkan menjelaskan persyaratan untuk baptisan sebagaimana terdapat dalam Ajaran dan Perjanjian 20:37. Tuliskan beberapa kalimat dalam jurnal penelaahan Anda yang menjabarkan apa yang Anda lakukan sekarang untuk hidup sesuai dengan perjanjian baptisan yang digariskan dalam ayat ini.
-
Bacalah petikan-petikan mengenai karunia Roh Kudus yang terdapat dalam kotak Mempelajari Tulisan Suci di halaman 74 dari Mengkhotbahkan Injil-Ku. Baca juga entri “Roh Kudus” dalam Penuntun bagi Tulisan Suci. Tandai dalam tulisan suci Anda atau tuliskan dalam jurnal penelaahan Anda ayat-ayat yang ingin Anda gunakan ketika mengajari seseorang mengenai karunia Roh Kudus.
-
Ajarkan asas-asas dari “Pelajaran 3: Injil Yesus Kristus” kepada seorang anggota keluarga atau teman (lebih baik orang yang bukan anggota Gereja, atau orang yang kurang aktif), secara pribadi atau secara daring. Bagikan kesaksian Anda sendiri mengenai asas-asas ini sewaktu Anda mengajarkannya.