Seminari
Lukas 7:36–50


Lukas 7:36–50

“Sebab Ia Telah Banyak Berbuat Kasih”

ilustrasi wanita menyeka kaki Yesus

Yesus makan malam di rumah seorang Farisi bernama Simon. Seorang perempuan yang dianggap Simon sebagai “orang berdosa” masuk “lalu membasahi kaki [Juruselamat] dengan air matanya,” menyekanya dengan rambutnya, “dan mencium kaki-Nya, dan meminyakinya dengan minyak wangi” (Lukas 7:37–39). Sebagai tanggapan atas pikiran Simon, Juruselamat berbagi suatu perumpamaan tentang pengampunan dan kasih. Pelajaran ini dimaksudkan untuk membantu Anda menjalankan iman kepada Yesus Kristus dan bertobat dari dosa-dosa Anda.

Merenungkan. Ajaklah siswa untuk merenungkan apa yang mereka pelajari. Merenung berarti memikirkan sesuatu secara mendalam dan dapat diperkaya dengan doa. Sewaktu siswa belajar untuk merenungkan, Roh sering kali akan mengungkapkan kebenaran kepada mereka dan mengajari mereka cara menjadi lebih seperti Yesus Kristus.

Persiapan siswa: Ajaklah siswa untuk membaca Lukas 7:36–50 dan untuk datang dengan siap untuk berbagi jawaban mereka atas pertanyaan berikut yang terdapat dalam Ikutlah Aku—Untuk Individu dan Keluarga: Perjanjian Baru 2023: “Renungkanlah bagaimana Anda seperti perempuan yang digambarkan dalam Lukas 7:36–50. Kapankah Anda telah mengalami kelembutan dan belas kasihan yang Juruselamat perlihatkan kepadanya? Apa yang Anda pelajari dari teladan iman, kasih, dan kerendahhatiannya? (“27 Februari–5 Maret. Matius 8; Markus 2–4; Lukas 7: ‘Imanmu Telah Menyelamatkan Engkau’”).

Kemungkinan Kegiatan Pemelajaran

Arah ke mana kita bergerak

Perlihatkan ilustrasi berikut dan pertanyaan yang menyertainya.

Perlihatkan dua figur sederhana, satu mengarah kepada Kristus, yang lainnya menjauh dari Kristus
  • Apa yang Anda cermati mengenai orang dalam diagram ini?

  • Apa yang mungkin disarankan oleh jarak mereka dari Juruselamat dan arah mereka menghadap mengenai hubungan mereka dengan-Nya?

Pikirkan sejenak tentang di mana Anda mungkin menempatkan diri Anda dalam diagram ini dan ke arah mana Anda akan menghadap.Penatua Larry R. Lawrence, saat itu anggota dari Tujuh Puluh, menjelaskan:

Potret resmi Penatua Larry R. Lawrence. Difoto Maret 2017.

Bapa Surgawi mengetahui potensi ilahi kita. Dia bersukacita setiap kali kita mengambil langkah untuk maju. Bagi Dia, arah kita adalah selalu lebih penting daripada kecepatan kita.

(Larry R. Lawrence, “Apa Lagi yang Masih Kurang?,” Ensign atau Liahona, November 2015, 35)

  • Menurut Anda, mengapa arah rohani kita menghadap lebih penting daripada kecepatan kita?

Tuhan merasakan sukacita besar ketika kita berupaya untuk bertobat (lihat Lukas 15:7; Ajaran dan Perjanjian 18:13). Satu cara untuk menggambarkan pertobatan adalah berpaling menjauh dari dosa dan menuju ke arah Allah (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “ Pertobatan,” scriptures.ChurchofJesusChrist.org). Sewaktu Anda menelaah, perhatikan dorongan-dorongan Roh yang dapat membantu Anda berpaling menjauh dari dosa dan ke arah Juruselamat.

Yesus makan di rumah Simon si orang Farisi

Ajaklah siswa untuk berpikir tentang jawaban mereka atas pertanyaan yang diminta untuk mereka renungkan sebagai bagian dari kegiatan persiapan siswa.

Lukas 7 memuat kisah Yesus makan di rumah seorang Farisi bernama Simon. Sewaktu Yesus bersama Simon, Dia didekati oleh seorang perempuan yang dikenal sebagai orang yang berdosa (lihat Lukas 7:37, 39).

Bacalah Lukas 7:36–39, mencari apa yang terjadi ketika perempuan itu mendekati Yesus dalam pesta ini.

  • Apa yang Anda cermati tentang Simon? tentang perempuan itu?

Yesus memahami pikiran Simon dan berbagi sebuah perumpamaan. Bacalah Lukas 7:40–43, mencari apa yang Juruselamat ajarkan kepada Simon melalui perumpamaan ini. Mungkin bermanfaat untuk mengetahui bahwa satu dinar adalah jumlah uang yang biasanya diperoleh pekerja dalam satu hari (lihat “dinar,” dalam Kamus Alkitab).

  • Perumpamaan ini mungkin telah membantu Simon memahami apa tentang kebutuhannya sendiri akan pengampunan?

Pada zaman Juruselamat adalah kebiasaan bagi tuan rumah untuk menghormati para tamu terhormatnya dengan menawarkan tindakan keramahan seperti mencium mereka sebagai salam, menyediakan air bagi mereka untuk membasuh kaki mereka, dan mengurapi kepala mereka dengan minyak (lihat James E. Talmage, Jesus the Christ[1916], 261). Sebagaimana dicatat dalam Lukas 7:44–46, Juruselamat menandaskan bahwa Simon tidak menawarkan tindakan kesantunan ini kepada Yesus, sementara perempuan itu telah melakukan banyak untuk menunjukkan kasih dan rasa syukur kepada-Nya.

  • Menurut Anda, apa yang dipahami perempuan ini tentang Yesus yang mungkin tidak dipahami oleh Simon?

  • Apa bukti yang Anda lihat bahwa perempuan itu telah bertobat, atau telah berpaling dari dosanya dan menuju ke arah Juruselamat?

Bacalah Lukas 7:47–50, mencari mengapa Tuhan mengampuni dosa perempuan ini.

  • Apa pikiran atau perasaan yang Anda miliki mengenai Juruselamat sewaktu Anda menelaah kisah ini?

  • Apa kebenaran yang Anda pelajari dari kisah ini?

Siswa mungkin mengidentifikasi beragam kebenaran dari kisah ini, termasuk yang berikut: Sewaktu kita diampuni dari dosa-dosa kita, kasih kita bagi Juruselamat semakin dalam. Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus dan bertobat dari dosa kita, kita akan menerima pengampunan-Nya.

Penatua Dale G. Renlund dari Kuorum Dua Belas Rasul berbagi pengajaran yang berkaitan dengan kisah yang dicatat dalam Lukas 7. Saksikan video “Agar Aku Boleh Menarik Semua Orang kepada-Ku” (13:39) dari kode waktu 4:22 hingga 5:03, atau bacalah teks berikut.

13:39

“Agar Aku Boleh Menarik Semua Orang kepada-Ku”

media.ldscdn.org/webvtt/general-conference/april-2016-general-conference/2016-04-1070-dale-g-renlund-eng.vtt

Potret resmi Penatua Dale G. Renlund dari Kuorum Dua Belas Rasul, Januari 2016.

Semakin dekat kita kepada Yesus Kristus dalam pikiran dan niat hati kita, semakin kita menghargai kesengsaraan-Nya yang tanpa dosa, semakin kita bersyukur untuk kasih karunia dan pengampunan, dan semakin kita ingin bertobat dan menjadi seperti Dia. Jarak mutlak kita dari Bapa Surgawi dan Yesus Kristus adalah penting, tetapi arah yang kita tuju adalah bahkan lebih krusial. Allah lebih senang dengan pendosa yang bertobat yang mencoba untuk mendekat kepada-Nya daripada dengan individu yang sok saleh, yang mencari-cari kesalahan yang, seperti orang Farisi dan ahli Taurat zaman dahulu, tidak menyadari betapa sesungguhnya mereka perlu bertobat.

(Dale G. Renlund, “Agar Aku Boleh Menarik Semua Orang kepada-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2016, 40)

  • Apa kata atau frasa dalam pernyataan ini yang memperkaya pemahaman Anda tentang apa yang baru saja Anda telaah dalam Lukas 7?

  • Apa pengalaman yang telah membantu Anda merasakan kasih dan penghargaan yang lebih besar bagi Juruselamat dan belas kasihan yang Dia tawarkan?

Untuk memberi siswa ilustrasi modern tentang seseorang yang memiliki pengalaman dengan Juruselamat yang serupa dengan pengalaman perempuan dalam Lukas 7, pertimbangkan untuk menyaksikan “His Grace—Am I Beyond Saving?” (6:25), tersedia di ChurchofJesusChrist.org. Pastikan untuk menyaksikan video terlebih dahulu untuk menentukan apakah konten dan topik yang dibahas dalam video ini pantas untuk siswa.

6:25

His Grace - Am I Beyond Saving?

Buatlah rencana

Berikan siswa waktu untuk menanggapi pertanyaan berikut dalam jurnal penelaahan mereka.

Ingatlah bahwa pertobatan bukanlah suatu peristiwa atau hanya untuk dosa serius. Pertobatan adalah suatu proses, dan kita bertobat kapan pun kita mengerahkan upaya untuk datang lebih dekat kepada Tuhan dan berpaling dari yang jahat.

Lihat lagi gambar Juruselamat dan diagram dengan figur sederhana, dan pikirkan hubungan Anda dengan Yesus Kristus dan ke arah mana Anda bergerak. Buatlah rencana untuk memperdalam kasih Anda bagi Juruselamat dengan bertobat setiap hari. Selesaikan latihan berikut di selembar kertas terpisah sehingga Anda dapat menjaganya konfidensial. Anda mungkin memiliki kesempatan untuk menindaklanjuti pengalaman ini dalam pelajaran mendatang.

Pelajaran “Lakukan Asesmen Pemelajaran Anda” yang diberikan setelah pelajaran mengenai Matius 8–13; Markus 2–5; dan Lukas 7, 9, 11 merujuk pada rencana ini dan mengajak siswa untuk merenungkan kemajuan mereka.

  • Apa satu hal yang perlu Anda berhenti lakukan untuk datang lebih dekat kepada Juruselamat? Bagaimana Anda akan berhenti?

  • Apa satu hal yang perlu Anda mulai lakukan untuk datang lebih dekat kepada Juruselamat? Bagaimana Anda akan memulai?

Ulasan dan Informasi Latar Belakang

Saya paling menyerupai siapa dalam kisah ini: Simon atau si wanita?

Presiden Dieter F. Uchtdorf, saat itu di Presidensi Utama, menuturkan:

19:13

The Gift of Grace

Potret resmi Penatua Dieter F. Uchtdorf dari Kuorum Dua Belas Rasul, 2006. Dipanggil sebagai Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, 3 Februari 2008. Membuat potret resmi pada tahun 2008 menggantikan potret yang diambil pada tahun 2004.

Manakah di antara kedua orang ini yang paling mirip kita?

Apakah kita seperti Simon? Apakah kita yakin dan nyaman dalam perbuatan baik kita, percaya akan kesalehan kita sendiri? Apakah kita barangkali sedikit tidak sabar terhadap mereka yang tidak hidup sesuai dengan standar-standar kita? Apakah kita seperti pilot otomatis, melakukan segalanya hanya dalam tindakan, menghadiri pertemuan kita, menguap dalam kelas Ajaran Injil, dan mungkin mengecek telepon genggam kita saat pertemuan sakramen?

Atau apakah kita seperti perempuan ini, yang merasa dirinya sepenuhnya dan tanpa harapan telah tersesat karena dosa?

Apakah kita banyak menunjukkan kasih?

Apakah kita memahami betapa berutangnya kita kepada Bapa Surgawi dan memohon dengan segenap jiwa kita untuk kasih karunia Allah?

Ketika kita berlutut untuk berdoa, apakah ini untuk menyatakan kembali hebatnya kesalehan kita, atau apakah ini untuk mengakui kesalahan kita, memohon belas kasihan Allah, dan meneteskan air mata rasa syukur atas rencana penebusan yang menakjubkan?

Keselamatan tidak dapat dibeli dengan mata uang berbentuk kepatuhan; itu dibeli dengan darah Putra Allah [lihat Kisah Para Rasul 20:28].

(Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 109)

Mengapa penting untuk bertobat setiap hari?

Presiden Russell M. Nelson menjelaskan:

Potret resmi Presiden Russell M. Nelson diambil Januari 2018

Tidak ada yang lebih melegakan, lebih memuliakan, atau lebih krusial bagi kemajuan individu kita selain fokus rutin dan setiap hari pada pertobatan. Pertobatan bukanlah suatu peristiwa; itu sebuah proses. Itu adalah kunci untuk kebahagiaan dan kedamaian pikiran. Ketika dipadukan dengan iman, pertobatan membuka akses kita pada kuasa Pendamaian Yesus Kristus.

(Russell M. Nelson, “Kita Dapat Melakukan Lebih Baik dan Menjadi Lebih Baik,” Ensign atau Liahona, Mei 2019, 67)

Kegiatan Pemelajaran Tambahan

Alternatif persiapan siswa dan awal pelajaran

Sebelum mengajarkan pelajarannya, pertimbangkan untuk mengajak para siswa berpikir tentang hal paling baik yang telah seseorang lakukan untuk mereka. Ajaklah mereka untuk berpikir tentang bagaimana perasaan mereka terhadap orang ini dan apa yang mereka lakukan untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka. Mereka juga dapat meminta anggota keluarga atau teman untuk berbagi pengalaman. Siswa dapat berbagi pengalaman ini di awal pelajaran untuk membantu mereka merasakan pentingnya kebenaran bahwa sewaktu kita diampuni dari dosa-dosa kita, kasih kita bagi Juruselamat semakin dalam.

Tulisan suci untuk memperdalam pemahaman siswa

Untuk membantu siswa lebih memahami kebenaran bahwa sewaktu kita diampuni dari dosa-dosa kita, kasih kita bagi Juruselamat semakin dalam, mereka dapat diminta untuk menelaah beberapa atau seluruh tulisan suci berikut: Roma 2:4; Roma 5:8; 1 Yohanes 4:19; Enos 1:1–11; dan Mosia 27:23–37.