Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 13: Berkat-Berkat Tak Ternilai dari Rumah Tuhan


Bab 13

Berkat-Berkat Tak Ternilai dari Rumah Tuhan

“Di dalam bait suci kita memperoleh berkat-berkat terbesar Allah yang berhubungan dengan kehidupan kekal. Bait suci sesungguhnya adalah pintu gerbang menuju surga.”

Dari Kehidupan Ezra Taft Benson

“Saya bersyukur kepada Tuhan saya memiliki kenangan yang terkait dengan bait suci sejak kecil—bahkan sejak masa kanak-kanak saya,” ujar Presiden Ezra Taft Benson. “Saya ingat sekali, sewaktu masih kecil, datang dari ladang dan menghampiri rumah tanah pertanian tua di Whitney, Idaho. Saya dapat mendengar ibu saya menyanyikan ‘Sudahkah ‘Ku Berbuat Baik?’ (Nyanyian Rohani, nomor 101).

Saya masih dapat membayangkan dia duduk membungkuk di depan papan setrika yang dilapisi kertas surat kabar di lantai, sedang menyetrika potongan-potongan panjang kain putih, dengan keringat bercucuran di dahinya. Ketika saya menanyakan kepadanya apa yang sedang dia lakukan, dia berkata, ‘Ini adalah jubah-jubah bait suci, nak. Ayah dan ibu akan pergi ke bait suci .…’

Lalu dia meletakkan setrika arang tua itu di atas tungku, menarik sebuah kursi dekat saya, dan menceritakan kepada saya mengenai pekerjaan bait suci—betapa penting dapat pergi ke bait suci dan berperan serta dalam tata cara-tata cara sakral yang dilaksanakan di sana. Dia juga mengungkapkan harapannya yang sungguh-sungguh agar suatu hari nanti anak-anak dan cucu-cucunya serta cicit-cicitnya akan memiliki kesempatan untuk menikmati berkat-berkat tak ternilai ini.

Kenangan-kenangan manis ini mengenai semangat pekerjaan bait suci merupakan berkat di rumah pertanian kami .… Kenangan-kenangan ini telah kembali saat saya melaksanakan pernikahan dari setiap anak dan cucu kami, cucu-cucu dan cicit-cicit ibu saya, di bawah pengaruh Roh di dalam rumah Tuhan.

Ini adalah kenangan-kenangan berharga bagi saya.”1

Ajaran-Ajaran Ezra Taft Benson

1

Bait suci adalah simbol untuk semua yang kita anggap berharga.

Bait suci adalah tempat terdekat ke surga di bumi fana.2

Bait suci akan menjadi terang bagi semua yang berada di area tempat bait suci tersebut berada—simbol untuk semua yang kita anggap berharga.3

Bait suci akan menjadi pengingat terus-menerus bahwa Allah ingin keluarga menjadi kekal.4

[Bait suci adalah] simbol tetap yang visibel bahwa Allah tidak meninggalkan manusia meraba-raba dalam kegelapan. Ini adalah tempat wahyu. Walaupun kita tinggal dunia yang telah jatuh—dunia yang jahat—tempat-tempat kudus ditetapkan dan dikuduskan agar pria dan wanita yang layak dapat belajar tata tertib surga dan mematuhi kehendak Allah.5

[Bait suci adalah] saksi nyata bahwa kuasa Allah dapat mengalahkan kejahatan di tengah-tengah kita. Banyak orangtua, anggota maupun nonanggota Gereja, khawatir mengenai perlindungan terhadap semakin meningkatnya kejahatan yang mengancam untuk menghancurkan asas-asas Kristen. Saya setuju sepenuhnya dengan pernyataan dari Presiden Harold B. Lee selama Perang Dunia II. Dia berkata, “Kita berbicara mengenai keamanan di saat ini, namun kita gagal memahami bahwa … kita memiliki bait suci kudus di mana kita dapat menemukan lambang-lambang yang dengannya kuasa dapat diperoleh yang akan menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran.”6

Di sebuah pesta di Hotel Beverly Hills Hilton, Los Angeles, [Kalifornia,] saya telah diminta oleh Presiden Amerika Serikat [dalam peran saya sebagai Menteri Pertanian] untuk menyambut presiden dari salah satu republik yang lebih baru, presiden dari delapan puluh delapan juta penduduk yang tersebar di sekitar 3.000 pulau dengan panjang 1.600 km, sebuah negara yang baru terbentuk beberapa tahun. Sewaktu kami duduk di sana pada jamuan makan malam ini, yang disponsori sebagian besar oleh industri film dan di mana banyak bintang film hadir, saya dapat melihat keluar dari sebuah jendela besar yang indah. Di jalan raya di bawah, di sebuah bukit kecil, saya dapat melihat lampu-lampu sorot lembut mengelilingi Bait Suci Los Angeles kita yang indah, dan saya dengan sukacita menunjukkan hal tersebut kepada para tamu saya dan teman-teman di meja kami dan meja-meja lain. Saya berpikir, sementara kami duduk di sana, “Banyak di antara hal-hal yang terjadi di hotel ini hanya sementara dan tidak penting. Hal-hal yang bertahan, hal-hal yang nyata, hal-hal yang penting adalah hal-hal yang dilambangkan dalam bait suci Allah.”7

Daytime shot from across the front lawn of the Los Angeles California Temple.

Bait Suci Los Angeles Kalifornia

Semoga [bait suci] menjadi pengingat tetap bahwa kehidupan adalah kekal dan bahwa perjanjian-perjanjian yang kita buat dalam kefanaan dapat menjadi abadi.8

2

Kita membutuhkan tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian untuk bisa masuk ke dalam kegenapan imamat dan mempersiapkan diri untuk kembali ke hadirat Allah.

Ketika Bapa Surgawi kita menempatkan Adam dan Hawa di bumi ini, Dia melakukannya dengan tujuan untuk mengajar mereka cara kembali ke hadirat-Nya. Bapa kita menjanjikan seorang Juruselamat untuk menebus mereka dari kondisi terjatuh mereka. Dia memberi mereka rencana keselamatan dan memerintahkan mereka untuk mengajar anak-anak mereka iman kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Selanjutnya, Adam dan keturunannya diperintahkan oleh Allah untuk dibaptiskan, untuk menerima Roh Kudus, dan untuk masuk ke dalam tata tertib Putra Allah.

Masuk ke dalam tata tertib Putra Allah setara di zaman sekarang dengan memasuki kegenapan Imamat Melkisedek, yang hanya diterima di dalam rumah Tuhan.

Karena Adam dan Hawa telah memenuhi persyaratan ini, Allah berfirman kepada mereka, “Engkau adalah menurut tata tertib dari-Nya yang tanpa awal hari atau akhir tahun, dari segala kekekalan ke segala kekekalan.” Musa 6:67).

Tiga tahun sebelum kematian Adam, sebuah peristiwa besar terjadi. Dia membawa putranya, Set; cucunya, Enos; dan para imam tinggi lainnya yang merupakan keturunan garis langsung, dengan orang-orang lain dari keturunannya yang saleh, ke sebuah lembah yang disebut Adam-ondi-Ahman. Di sana Adam memberikan kepada keturunan-keturunan yang saleh ini berkat terakhirnya.

Tuhan kemudian menampakkan diri kepada mereka [lihat A&P 107:53–56] .…

Bagaimana Adam membawa keturunannya ke hadirat Tuhan?

Jawabannya: Adam dan keturunannya masuk ke dalam tata tertib imamat Allah. Di zaman sekarang kita akan mengatakan mereka pergi ke Rumah Tuhan dan menerima berkat-berkat mereka.

Tata tertib imamat yang dibicarakan dalam tulisan suci terkadang disebut sebagai tata tertib bapa bangsa karena itu diturunkan dari bapa ke putra. Aturan ini dengan cara lain dijabarkan dalam wahyu modern sebagai aturan pemerintahan keluarga di mana pria dan wanita mengikat perjanjian dengan Allah—sama seperti Adam dan Hawa—untuk dimeteraikan bagi kekekalan, untuk memiliki keturunan, dan melakukan kehendak serta pekerjaan Allah sepanjang kefanaan mereka.

Jika sepasang suami istri setia terhadap perjanjian mereka, mereka berhak menerima berkat tingkat tertinggi dari kerajaan selestial. Perjanjian-perjanjian ini di zaman sekarang hanya dapat dimasuki dengan pergi ke Rumah Tuhan.

Adam mengikuti tata tertib ini dan membawa keturunannya ke hadirat Allah .…

… Tata tertib imamat ini hanya dapat dimasuki ketika kita mematuhi semua perintah Allah dan mencari berkat-berkat ayah seperti yang dilakukan Abraham [lihat Abraham 1:1–3] dengan pergi ke rumah Bapa kita. Itu tidak diterima di tempat lain di bumi ini!

… Pergilah ke bait suci—rumah Bapa kita—untuk menerima berkat-berkat dari ayah Anda agar Anda berhak memperoleh berkat-berkat tertinggi dari imamat. “Karena tanpa ini tak seorang pun dapat melihat muka Allah, yaitu Bapa, dan hidup.” (A&P 84:22).

Rumah Bapa kita adalah rumah ketertiban. Kita pergi ke rumah-Nya untuk memasuki tata tertib imamat itu yang akan membuat kita berhak memperoleh semua yang Bapa miliki, jika kita setia.9

3

Melalui tata cara dan perjanjian bait suci, kita dapat menerima perlindungan dan berkat-berkat terbesar Allah yang berhubungan dengan kehidupan kekal.

Berkat-berkat dari rumah Tuhan adalah kekal. Berkat-berkat itu paling penting bagi kita karena kita memperoleh berkat-berkat terbesar Allah yang berhubungan dengan kehidupan kekal di dalam bait suci. Bait suci sesungguhnya adalah pintu gerbang menuju surga.10

Hasrat Tuhan adalah agar setiap pria dan wanita dewasa di Gereja menerima tata cara-tata cara bait suci. Ini berarti bahwa mereka harus diberkahi dan bahwa semua pasangan yang menikah harus dimeteraikan untuk kekekalan. Tata cara-tata cara ini memberikan perlindungan dan berkat kepada pernikahan mereka. Anak-anak mereka juga diberkati untuk dilahirkan dalam perjanjian. Kelahiran anak-anak dalam perjanjian membuat mereka memenuhi syarat untuk memperoleh berkat hak kesulungan yang menjamin mereka untuk memperoleh orangtua kekal terlepas apa pun yang terjadi pada orangtua mereka, sepanjang anak-anak tetap layak menerima berkat-berkat.11

Tidakkah berarti bagi Anda bahwa sekarang para Orang Suci tersebar di seluruh permukaan bumi dan, dalam situasi mereka yang tersebar, bait suci-bait suci disediakan bagi mereka? Melalui tata cara-tata cara yang mereka terima di tempat-tempat kudus, mereka akan dipersenjatai dengan kebenaran dan diberkahi dengan kuasa Allah dalam kemulian besar.12

Terdapat kuasa yang berhubungan dengan tata cara-tata cara surga—bahkan kuasa keallahan—yang dapat dan akan mengalahkan kekuatan kejahatan jika kita layak memperoleh berkat-berkat sakral tersebut. Masyarakat [kita] akan dilindungi, keluarga kita akan dilindungi, anak-anak kita akan dilindungi sewaktu kita menjalankan Injil, mengunjungi bait suci, dan hidup dekat dengan Tuhan .… Allah memberkati kita sebagai Orang Suci untuk hidup layak dengan memenuhi perjanjian-perjanjian dan tata cara-tata cara yang dibuat di tempat yang sakral ini.13

Upacara bait suci diberikan oleh Bapa Surgawi yang bijaksana untuk membantu kita menjadi lebih seperti Kristus.14

Kita tidak akan dapat tinggal dengan makhluk-makhluk selestial kecuali kita murni dan kudus. Hukum dan tata cara yang menyebabkan pria dan wanita dipisahkan dari pengaruh dunia dan dikuduskan dilaksanakan hanya di tempat-tempat kudus ini. Hukum dan tata cara tersebut diberikan melalui wahyu dan dipahami melalui wahyu. Untuk alasan inilah maka salah satu Pemimpin Utama telah menyebut bait suci sebagai “universitas Tuhan.”15

Tidak ada anggota Gereja yang dapat disempurnakan tanpa tata cara-tata cara bait suci. Kita memiliki misi untuk membantu mereka yang tidak memiliki berkat-berkat ini untuk menerimanya.16

4

Kita memiliki kesempatan istimewa untuk membuka pintu-pintu keselamatan bagi leluhur kita.

Bait suci dibangun dan didedikasikan sehingga, melalui imamat, orangtua dapat dimeteraikan kepada anak-anak mereka dan anak-anak dapat dimeteraikan kepada orangtua mereka. Tata cara pemeteraian ini berlaku baik untuk yang hidup maupun yang telah meninggal. Jika kita gagal dimeteraikan kepada leluhur dan keturunan kita, tujuan bumi ini, permuliaan manusia, akan sepenuhnya dilenyapkan sejauh yang berhubungan dengan keselamatan kita.17

Tidak cukup bagi suami dan istri dimeteraikan dalam bait suci untuk menjamin permuliaan mereka—jika mereka setia—mereka juga harus dihubungkan secara kekal dengan leluhur mereka dan memastikan bahwa pekerjaan tata cara tersebut dilakukan bagi para leluhur tersebut. “Mereka tanpa kita,” sebagaimana Rasul Paulus katakan, “tidak dapat dijadikan sempurna—tidak juga dapatlah kita tanpa orang mati kita dijadikan sempurna” (A&P 128:15). Oleh karena itu, para anggota kita harus memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab individu untuk memastikan bahwa mereka terhubung dengan nenek moyang mereka—atau, seperti yang dinyatakan tulisan suci yang sakral, “leluhur” kita. Inilah arti dari bagian 2, ayat 2, dalam Ajaran dan Perjanjian ketika Moroni menyatakan bahwa Elia “akan menanamkan dalam hati anak-anak janji-janji yang dibuat kepada leluhur, dan hati anak-anak akan berpaling kepada leluhur mereka.”18

Ketika saya memikirkan mengenai silsilah, saya melihat orang-orang—orang-orang yang saya kasihi yang sedang menunggu keluarga kita, keturunan mereka, untuk membantu mereka memperoleh permuliaan dalam kerajaan selestial.19

Kita memiliki kesempatan istimewa untuk membuka pintu-pintu keselamatan bagi jiwa-jiwa mereka yang mungkin terpenjara dalam kegelapan di dunia roh, sehingga mereka dapat menerima terang Injil dan dihakimi dengan cara yang sama seperti kita. Ya, “pekerjaan yang Aku lakukan”—memberikan tata cara-tata cara penyelamatan Injil kepada orang lain—“ia akan melakukan juga” [lihat Yohanes 14:12]. Berapa ribu orang kerabat kita yang menunggu tata cara-tata cara pemeteraian ini?

Adalah baik untuk menanyakan, “Sudahkah saya melakukan dengan segenap kemampuan saya sebagai individu di sini di dunia fana? Akankah saya menjadi penyelamat bagi mereka—leluhur saya sendiri?”

Tanpa mereka, kita tidak dapat dijadikan sempurna! Permuliaan adalah urusan keluarga.20

Tabirnya sangat tipis. Kita hidup dalam kekekalan. Semuanya bagaikan satu hari bagi Allah. Saya membayangkan bahwa bagi Tuhan tidak ada tabir. Semuanya adalah satu program besar. Saya yakin ada sukacita di surga sewaktu kita bertemu [di dalam bait suci]. Leluhur kita bersukacita, dan harapan dan doa saya adalah agar kita akan memanfatkan kesempatan-kesempatan yang kita miliki sekarang untuk datang secara teratur ke bait suci.21

Anda yang telah mengerjakan silsilah Anda, yang menyadari pentingnya pekerjaan tersebut dan telah merasakan kegembiraan yang datang dari mengikat keluarga-keluarga bersama dan mempelajari mengenai warisan agung Anda, perlu membagikan kegembiraan tersebut kepada orang lain. Bantulah mereka melihat sukacita dan kepenuhan yang Anda lihat dalam pekerjaan silsilah. Kita perlu menginsafkan lebih banyak lagi anggota kita untuk melakukan pekerjaan ini. Masih banyak yang harus dilakukan, seperti Anda semua ketahui, dan ada banyak, banyak anggota yang dapat melakukan pekerjaan silsilah dan yang akan menikmatinya saat melakukan pekerjaan silsilah jika beberapa di antara kita—Anda semua—bersedia menciptakan suasana gembira tersebut dalam diri mereka melalui antusiasme, teladan, dan pengabdian Anda.22

5

Anak-anak dan remaja perlu belajar mengenai berkat-berkat yang menunggu mereka di dalam bait suci.

Bait suci adalah tempat yang sakral, dan tata cara-tata cara di dalam bait suci sifatnya sakral. Karena kesakralannya kita terkadang enggan untuk mengatakan sesuatu mengenai bait suci kepada anak-anak dan cucu-cucu kita.

Sebagai akibatnya, banyak yang tidak mengembangkan hasrat sesungguhnya untuk pergi ke bait suci, atau ketika mereka pergi ke sana, mereka melakukannya tanpa banyak pemahaman untuk mempersiapkan mereka bagi kewajiban-kewajiban dan perjanjian-perjanjian yang mereka buat.

Saya percaya pemahaman atau latar belakang yang benar akan sangat membantu mempersiapkan remaja kita untuk pergi ke bait suci. Pemahaman ini, saya percaya, akan mendorong di dalam diri mereka hasrat untuk mencari berkat-berkat keimamatan mereka sama seperti Abraham mencari berkat-berkatnya [lihat Abraham 1:1–4].23

Ketika anak-anak Anda menanyakan mengapa kita menikah di bait suci, Anda hendaknya mengajar mereka bahwa bait suci adalah satu-satunya tempat di bumi di mana tata cara-tata cara tertentu bisa dilaksanakan. Anda juga hendaknya membagikan kepada anak-anak Anda perasaan pribadi Anda sewaktu Anda dan pasangan Anda berlutut bersama di hadapan altar sakral dan mengambil ke atas diri Anda perjanjian-perjanjian yang memungkinkan bagi mereka untuk dimeteraikan kepada Anda untuk selamanya.24

Young men and women walking away from the Oquirrh Mountain Utah Temple.

“Allah memberkati kita untuk mengajar anak-anak dan cucu-cucu kita berkat besar apa yang menunggu mereka dengan pergi ke bait suci.”

Betapa pantas bagi para ibu dan ayah untuk menunjuk pada bait suci dan mengatakan kepada anak-anak mereka, “Itu adalah tempat di mana kami telah dinikahkan untuk kekekalan.” Dengan berbuat demikian, cita-cita pernikahan bait suci dapat ditanamkan di dalam pikiran dan hati anak-anak Anda sementara mereka masih sangat muda. 25

Kita hendaknya membagikan kepada keluarga kita kasih kita terhadap leluhur kita dan rasa syukur kita karena dapat membantu mereka menerima tata cara-tata cara keselamatan, sebagaimana yang orangtua saya lakukan kepada saya. Sewaktu kita melakukannya, rasa menghargai dan kasih sayang yang meningkat akan berkembang di dalam keluarga kita.26

Saya percaya para remaja tidak saja bersedia dan mampu melakukan penyelidikan silsilah, namun mereka adalah sarana yang baik dalam menghidupkan seluruh program itu.27

Allah memberkati kita untuk mengajar anak-anak dan cucu-cucu kita berkat besar apa yang menunggu mereka dengan pergi ke bait suci.28

6

Kehadiran bait suci yang meningkat menuntun pada wahyu pribadi yang meningkat.

Saya menjadikannya suatu kebiasaan, di mana pun saya memimpin pernikahan, untuk menyarankan kepada pasangan muda agar mereka kembali ke bait suci sesegera semampu mereka dan memperoleh pengalaman bait suci lagi sebagai suami dan istri. Adalah tidak mungkin bagi mereka untuk memahami sepenuhnya makna dari pemberkahan suci atau pemeteraian dengan hanya satu kali masuk bait suci, tetapi sewaktu mereka melakukan kunjungan ke bait suci secara berulang-ulang, keindahan, signifikansi, dan pentingnya hal itu semuanya akan ditekankan kepada mereka. Setelah itu saya menerima surat dari beberapa pasangan muda ini yang mengungkapkan penghargaan karena hal tersebut ditekankan secara khusus. Sewaktu mereka melakukan kunjungan ke bait suci secara berulang-ulang, kasih mereka terhadap satu sama lain cenderung meningkat dan pernikahan mereka cenderung diperkuat.29

Ketika kita pergi ke bait suci, kita diberi pengertian yang mendalam mengenai arti dari perjalanan kekal manusia. Kita melihat perlambangan yang indah dan mengesankan mengenai peristiwa-peristiwa paling penting—di masa lalu, sekarang, dan di masa yang akan datang—yang melambangkan misi manusia dalam hubungannya dengan Allah. Kita diingatkan mengenai kewajiban-kewajiban kita sewaktu kita membuat perjanjian-perjanjian kudus yang berhubungan dengan kepatuhan, persucian, pengurbanan, dan pelayanan yang berdedikasi kepada Bapa Surgawi kita.30

Saya berjanji kepada Anda bahwa, dengan kehadiran yang meningkat di dalam bait suci Allah kita, Anda akan menerima wahyu pribadi yang meningkat untuk memberkati kehidupan Anda sementara Anda memberkati mereka yang telah meninggal.31

Di tengah kedamaian bait suci-bait suci yang indah ini, terkadang kita menemukan solusi terhadap masalah-masalah serius dalam kehidupan. Di bawah pengaruh Roh, terkadang pengetahuan yang murni mengalir kepada kita di sana. Bait suci adalah tempat wahyu pribadi. Ketika saya dibebani dengan suatu masalah atau kesulitan, saya pergi ke Rumah Tuhan dengan doa di dalam hati untuk memperoleh jawaban. Jawaban ini telah datang dengan cara yang jelas dan tanpa keraguan.32

Apakah kita sering kembali ke bait suci untuk menerima berkat-berkat pribadi yang datang dari peribadatan bait suci secara teratur? Doa-doa dijawab, wahyu terjadi, dan instruksi oleh Roh berlangsung di bait suci-bait suci Tuhan.33

Marilah kita menjadikan bait suci sebagai rumah sakral yang serupa dengan rumah kekal kita.34

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Presiden Benson mengatakan bahwa bait suci adalah “simbol untuk semua yang kita anggap berharga,” dan dia mengidentifikasi beberapa kebenaran yang dilambangkan bait suci (lihat bagian 1). Melambangkan apa bait suci bagi Anda?

  • Di bagian 2, bagaimana ajaran-ajaran Presiden Benson mengenai berkat-berkat keimamatan berlaku bagi semua anggota keluarga? Sewaktu Anda mengkaji ulang bagian ini, renungkanlah kesempatan istimewa dan tanggung jawab Anda untuk membantu anggota keluarga mempersiapkan diri kembali ke hadirat Allah.

  • Sewaktu Anda membaca bagian 3, renungkanlah ajaran-ajaran Presiden Benson mengenai berkat-berkat yang kita terima melalui tata cara-tata cara bait suci. Dengan cara-cara apa Anda telah diberkati melalui tata cara-tata cara bait suci? Jika Anda belum menerima tata cara bait suci, renungkanlah apa yang dapat Anda lakukan untuk mempersiapkan diri menerimanya.

  • Presiden Benson mengatakan, “Ketika saya memikirkan mengenai silsilah, saya melihat orang-orang—orang-orang yang saya kasihi” (bagian 4). Bagaimanakah pengamatan ini dapat memengaruhi pendekatan Anda terhadap sejarah keluarga? Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu lebih banyak dari leluhur kita untuk menerima berkat-berkat Injil?

  • Apa beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu anak-anak dan remaja mempersiapkan diri bagi tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian bait suci? Dengan cara-cara bagaimana remaja dapat “menghidupkan seluruh program” sejarah keluarga? (lihat bagian 5).

  • Presiden Benson mendorong kita untuk “menjadikan bait suci sebagai rumah sakral yang serupa dengan rumah kekal kita” (bagian 6). Apa arti pernyataan ini bagi Anda? Renungkanlah mengenai berkat-berkat yang telah Anda terima sewaktu Anda kembali ke bait suci.

Tulisan Suci yang Berhubungan

Yesaya 2:1–3; A&P 97:15–16; 109:8–23; 124:39–41; 138:32–34

Bantuan Mengajar

“Sering kali suatu pelajaran akan mencakup lebih banyak materi daripada yang dapat Anda ajarkan dalam waktu yang diberikan. Dalam kasus ini, Anda hendaknya memilih materi yang akan paling membantu mereka yang Anda ajar” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [1999], 99).

Catatan

  1. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” Ensign, Agustus 1985, 8.

  2. The Teachings of Ezra Taft Benson (1988), 260.

  3. The Teachings of Ezra Taft Benson, 256.

  4. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” 6.

  5. The Teachings of Ezra Taft Benson, 252.

  6. The Teachings of Ezra Taft Benson, 256; pernyataan oleh Harold B. Lee ditemukan dalam Conference Report, April 1942, 87.

  7. God, Family, Country: Our Three Great Loyalties (1974), 85.

  8. The Teachings of Ezra Taft Benson, 256.

  9. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” 8–10.

  10. The Teachings of Ezra Taft Benson, 255.

  11. The Teachings of Ezra Taft Benson, 259.

  12. The Teachings of Ezra Taft Benson, 255–256.

  13. The Teachings of Ezra Taft Benson, 256.

  14. The Teachings of Ezra Taft Benson, 250.

  15. The Teachings of Ezra Taft Benson, 252; lihat juga ElRay L. Christiansen, dalam Conference Report, April 1968, 134.

  16. The Teachings of Ezra Taft Benson, 252.

  17. The Teachings of Ezra Taft Benson, 248.

  18. The Teachings of Ezra Taft Benson, 248–249.

  19. The Teachings of Ezra Taft Benson, 164.

  20. Come unto Christ (1983), 126.

  21. The Teachings of Ezra Taft Benson, 253.

  22. The Teachings of Ezra Taft Benson, 162.

  23. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” 8.

  24. The Teachings of Ezra Taft Benson, 258.

  25. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” 6, 8.

  26. Come unto Christ through Temple Ordinances and Covenants (pamflet, 1987), 2.

  27. The Teachings of Ezra Taft Benson, 163.

  28. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” 10.

  29. God, Family, Country, 183.

  30. The Teachings of Ezra Taft Benson, 251.

  31. “The Book of Mormon and the Doctrine and Covenants,” Ensign, Mei 1987, 85.

  32. “What I Hope You Will Teach Your Children about the Temple,” 8.

  33. “Come unto Christ through Temple Ordinances and Covenants,” Ensign, Mei 1988, 85.

  34. The Teachings of Ezra Taft Benson, 256.