Bab 6
Yesus Kristus, Juruselamat dan Penebus Kita
“Kami menyatakan keilahian Yesus Kristus. Kami memandang Dia sebagai satu-satunya sumber keselamatan kami.”
Dari Kehidupan Ezra Taft Benson
“Saya tidak bisa mengingat saat saya tidak percaya kepada Yesus Kristus,” Presiden Ezra Taft Benson mengatakan. “Tampaknya bahwa kenyataan akan kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya selalu menjadi bagian dari kehidupan saya. Saya dibesarkan di rumah oleh orangtua yang penuh iman yang sungguh-sungguh percaya dan bersaksi tentang Kristus, yang untuk itu saya sangat bersyukur.”1
Kesaksian tentang Yesus Kristus ini adalah landasan dari kehidupan Presiden Benson. Itu telah memengaruhi prioritas-prioritasnya, membimbing keputusan-keputusannya, dan membantu dia menghadapi cobaan-cobaan. Itu memberikan perspektif mengenai tujuan kefanaan dan keyakinan akan janji-janji dan berkat-berkat kehidupan kekal.
Selama pelayanan kerasulannya sebagai saksi khusus Yesus Kristus, Presiden Benson sering memberikan kesaksian mengenai Juruselamat. Mengakui bahwa “pertanyaan terkadang diajukan, ‘Apakah orang-orang Mormon orang Kristen?’” dia bersaksi:
“Kami menyatakan keilahian Yesus Kristus. Kami memandang Dia sebagai satu-satunya sumber keselamatan kami.” “Kami menyatakan keilahian Yesus Kristus. Kami memandang Dia sebagai satu-satunya sumber keselamatan kami. Kami berusaha untuk menjalankan ajaran-ajaran-Nya, dan kami menantikan saat ketika Dia akan datang kembali di bumi ini untuk mengatur dan memerintah sebagai Raja segala Raja dan Tuan di atas segala Tuan. Dalam perkataan seorang nabi Kitab Mormon, kami mengatakan … , ‘Tidak akan ada nama lain diberikan tidak juga jalan tidak juga cara lain apa pun yang melaluinya keselamatan dapat datang kepada anak-anak manusia, hanya dalam dan melalui nama Kristus, Tuhan Yang Mahakuasa’ (Mosia 3:17).”2
Pernyataan Presiden Benson mengenai keilahian Yesus Kristus sering dihubungkan ke Kitab Mormon.3 “Melalui Kitab Mormon Allah telah memberikan untuk zaman kita bukti nyata bahwa Yesus adalah Kristus,” dia berkata.4 Dia mengajarkan bahwa “misi utama” Kitab Mormon adalah untuk meyakinkan orang-orang akan kebenaran ini.5 “Lebih separuh dari seluruh ayat dalam Kitab Mormon merujuk pada Tuhan kita,” dia mencatat. “Lebih dari seratus nama yang berbeda diberikan kepada-Nya dalam Kitab Mormon. Nama-nama tersebut memiliki makna penting dalam menggambarkan sifat ilahi-Nya.”6
Kesaksian Presiden Benson mengenai Juruselamat mengungkapkan kedekatan pribadi yang dia rasakan terhadap-Nya:
“Dengan segenap jiwa saya, saya mengasihi Dia.
Dengan rendah hati saya bersaksi bahwa Dia adalah Tuhan yang penuh kasih, penuh rasa iba yang sama saat ini dengan Tuhan yang dahulu berjalan di jalan-jalan berdebu di Palestina. Dia dekat kepada para hamba-Nya di bumi ini. Dia peduli dan mengasihi kita masing-masing sekarang. Saya pastikan mengenai hal itu kepada Anda.
Dia hidup sekarang sebagai Tuhan kita, Tuan kita, Juruselamat kita, Penebus kita, dan Allah kita.
Semoga Allah memberkati kita semua untuk percaya kepada-Nya, untuk menerima Dia, untuk menyembah Dia, untuk menaruh kepercayaan penuh kepada Dia, dan untuk mengikuti Dia.”7
Ajaran-Ajaran Ezra Taft Benson
1
Karena kasih-Nya yang tak terbatas kepada kita, Yesus Kristus menebus kita dari kematian jasmani dan rohani.
Tidak ada pengaruh lain apa pun yang memiliki dampak yang demikian besar di bumi ini selain kehidupan Yesus Kristus. Kita tidak dapat membayangkan kehidupan kita tanpa ajaran-ajaran-Nya. Tanpa Dia kita akan dibingungkan oleh kepercayaan dan agama-agama palsu yang diciptakan akibat rasa takut dan kegelapan yang dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat sensual dan materialistik. Kita belum mencapai gol yang Dia tetapkan untuk kita, tetapi kita tidak boleh melupakan akan hal itu, juga tidak boleh melupakan bahwa perjalanan kita menuju kebenaran, menuju kesempurnaan, tidak akan dimungkinkan kecuali melalui ajaran-ajaran-Nya, kehidupan-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya.8
Agar dapat memiliki cukup penghargaan dan rasa syukur atas apa yang [Yesus Kristus] telah capai untuk kepentingan kita, kita harus ingat kebenaran-kebenaran penting ini:
Yesus datang ke bumi untuk melakukan kehendak Bapa kita.
Dia datang dengan pengetahuan sebelumnya bahwa Dia akan menanggung beban dosa-dosa kita semua.
Dia tahu Dia akan diangkat di atas kayu salib.
Dia dilahirkan untuk menjadi Juruselamat dan Penebus seluruh umat manusia.
Dia mampu menyelesaikan misi-Nya karena Dia adalah Putra Allah dan Dia memiliki kuasa Allah.
Dia bersedia menyelesaikan misi-Nya karena Dia mengasihi kita.
Tidak ada makhluk fana yang memiliki kuasa atau kemampuan untuk menebus seluruh manusia fana lainnya dari kondisi tersesat dan terjatuh mereka, juga tidak ada makluk fana lain mana pun yang bersedia dengan sukarela menyerahkan nyawanya dan dengan demikian mendatangkan kebangkitan universal untuk semua makhluk fana lainnya.
Hanya Yesus Kristus yang mampu dan bersedia menyelesaikan tindakan penebusan yang penuh kasih seperti itu.9
Yesus Kristus … datang ke bumi ini pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya melalui hak sulung rajani yang mempertahankan ke-Allahan-Nya. Dia memiliki kombinasi sifat-sifat antara sifat-sifat manusia dari ibu fana-Nya dan sifat-sifat dan kuasa ilahi dari Bapa Kekal-Nya.
Garis keturunan-Nya yang unik membuat Dia pewaris untuk gelar terhormat—Putra Tunggal Bapa dalam daging. Sebagai Putra Allah, dia mewarisi kuasa dan kecerdasan yang tidak pernah dimiliki oleh manusia sebelumnya atau sejak itu. Dia sesungguhnya adalah Imanuel, yang artinya “Allah menyertai kita” (lihat Yesaya 7:14; Matius 1:23).
Meskipun Dia adalah Putra Allah yang diutus ke bumi, rencana ilahi Bapa mengharuskan bahwa Yesus tunduk kepada semua kesulitan dan kesengsaraan kehidupan fana. Dia menjadi tunduk pada “cobaan, …kelaparan, kehausan, dan keletihan.” (Mosia 3:7).
Untuk memenuhi syarat sebagai Penebus bagi semua anak Bapa-Nya, Yesus harus patuh sepenuhnya kepada semua hukum Allah. Karena Dia menyerahkan diri-Nya pada kehendak Bapa, Dia tumbuh “dari kasih karunia ke kasih karunia, sampai Dia menerima kegenapan” kuasa Bapa. Demikianlah Dia memiliki “segala kuasa, baik di dalam surga maupun di atas bumi.” (A&P 93:13, 17).10
Karena [Yesus] adalah Allah—yaitu Putra Allah—Dia dapat membawa beban berat dari dosa-dosa orang lain ke atas diri-Nya. Yesaya menubuatkan [mengenai] kesediaan Juruselamat untuk melakukan hal ini dengan kata-kata ini: “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya: … Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita: ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:4–5).
Tindakan yang kudus, tidak mementingkan diri itu, yang secara sukarela mengambil ke atas diri-Nya dosa-dosa semua orang lain adalah Pendamaian. Bagaimana Seorang dapat menanggung dosa-dosa untuk semua orang adalah di luar pemahaman manusia fana. Tetapi saya tahu ini: Dia memang mengambil ke atas diri-Nya dosa-dosa semua orang dan melakukannya karena kasih-Nya yang tak terbatas kepada kita masing-masing. Dia telah berfirman, “Karena lihatlah, Aku, Allah, telah menderita hal-hal ini bagi semua orang, agar mereka boleh tidak menderita jika mereka akan bertobat; … yang penderitaan itu menyebabkan diri-Ku, bahkan Allah, yang terbesar dari semuanya, gemetar karena rasa sakit, dan berdarah pada setiap pori, dan menderita baik tubuh maupun roh—dan menghendaki bahwa Aku tidak boleh meminum cawan pahit, dan menciut.” (A&P 19:16, 18).
Bahkan dengan penderitaan yang luar biasa itu, Dia minum dari cawan pahit. Dia menderita rasa sakit semua orang agar kita tidak perlu menderita. Dia menanggung penghinaan dan caci maki para penganiaya-Nya tanpa keluhan maupun tuntutan pembalasan. Dia menanggung cambukan dan kemudian penghinaan dari eksekusi brutal—kayu salib.11
Di Getsemani dan di Kalvari, [Yesus] melakukan Pendamaian yang tak terbatas dan kekal. Itu adalah satu-satunya tindakan kasih terbesar dalam catatan sejarah. Kemudian diikuti dengan kematian dan kebangkitan-Nya.
Demikianlah Dia menjadi Penebus kita—menebus kita semua dari kematian jasmani, dan menebus orang-orang di antara kita dari kematian rohani yang akan mematuhi hukum-hukum dan tata cara-tata cara Injil.12
Kita mungkin tidak akan pernah memahami dan mengerti dalam kefanaan bagaimana Dia menyelesaikan apa yang telah Dia selesaikan, tetapi kita tidak boleh gagal memahami mengapa Dia melakukan apa yang telah Dia lakukan.
Semua yang Dia lakukan digerakkan oleh kasih-Nya yang tak terbatas dan tak mementingkan diri untuk kita.13
2
Yesus Kristus bangkit dari kubur, dan Dia hidup sekarang sebagai makhluk yang dibangkitkan.
Peristiwa-peristiwa terbesar dalam sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang memengaruhi orang dalam jumlah paling banyak selama periode-periode yang paling lama. Berdasarkan standar ini, tidak ada peristiwa yang lebih penting bagi orang-orang atau bangsa-bangsa daripada kebangkitan Tuhan.
Kebangkitan sesungguhnya untuk setiap jiwa yang pernah hidup dan meninggal di bumi menjadi pasti, dan tentu saja seseorang hendaknya melakukan persiapan yang cermat untuk peristiwa ini. Kebangkitan yang mulia hendaknya tujuan setiap pria dan wanita, karena kebangkitan akan menjadi kenyataan.
Tidak ada hal yang benar-benar lebih universal daripada kebangkitan. Setiap makhluk hidup akan dibangkitkan. “Sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dibangkitkan dalam persekutuan dengan Kristus.” (1 Korintus 15:22).
Catatan tulisan suci memberi tahu kita bahwa di hari ketiga setelah penyaliban Yesus, terdapat gempa bumi besar. Batu digulingkan kembali dari pintu makam. Beberapa wanita, di antara para pengikut-Nya yang paling setia, datang ke tempat makam dengan rempah-rempah “dan mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus.”
Malaikat menampakkan diri dan hanya berkata, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.” (Lukas 24:3–6). Tidak ada dalam sejarah yang menyamai pemberitahuan yang dramatis itu: “Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.”
Fakta mengenai kebangkitan Tuhan kita adalah didasarkan pada kesaksian banyak saksi yang dapat dipercaya. Tuhan yang telah bangkit menampakkan diri kepada beberapa wanita, kepada dua murid di jalan menuju Emaus, kepada Petrus, kepada para Rasul; dan “sesudah itu,” sebagaimana yang dilaporkan Paulus, “Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; … Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepada [Paulus].” (1 Korintus 15:6, 8) .…
Sebagai salah satu dari saksi-Nya di zaman akhir, saya bersaksi bahwa Dia hidup sekarang. Dia adalah makhluk yang telah bangkit. Dia adalah Juruselamat kita, Tuhan kita, Putra Tunggal Allah. Saya bersaksi bahwa Dia akan datang kembali sebagai Tuhan kita yang dimuliakan dan dibangkitkan. Hari itu sudah dekat. Bagi semua yang menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan, kebangkitan Dia yang sesungguhnya berarti bahwa kehidupan tidak berakhir pada saat kematian, karena Dia menjanjikan: “Sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.” (Yohanes 14:19).14
Dia sendiri memiliki kuasa kebangkitan. Maka pada hari ketiga sesudah pemakaman-Nya, Dia bangkit dari kubur dalam keadaan hidup dan memperlihatkan diri-Nya kepada banyak orang .… Sebagai salah satu dari saksi khusus[Nya] yang juga disebut demikian di zaman sekarang, saya bersaksi kepada Anda bahwa Dia hidup. Dia hidup dengan tubuh yang dibangkitkan. Tidak ada kebenaran atau fakta lain yang lebih pasti atau lebih yakin selain kebangkitan sesungguhnya Tuhan kita.15
3
Kita harus berani dalam kesaksian kita akan Yesus Kristus.
Berkat paling tak ternilai yang tersedia kepada setiap anggota Gereja adalah kesaksian akan keilahian Yesus Kristus dan gereja-Nya. Kesaksian adalah salah satu dari beberapa harta milik yang boleh kita bawa ketika kita meninggalkan kehidupan ini.
Memiliki kesaksian akan Yesus berarti memiliki pengetahuan melalui Roh Kudus tentang misi ilahi Yesus Kristus.
Kesaksian tentang Yesus adalah mengetahui sifat ilahi kelahiran Tuhan kita—bahwa Dia sesungguhnya adalah Satu-Satunya Putra Tunggal dalam daging.
Kesaksian terhadap Yesus adalah mengetahui bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan dan bahwa sementara Dia tinggal di antara manusia Dia melaksanakan banyak mukjizat yang luar biasa.
Kesaksian terhadap Yesus adalah mengetahui bahwa hukum-hukum yang Dia tetapkan sebagai ajaran-Nya adalah benar dan Dia kemudian hidup sesuai dengan hukum-hukum dan tata cara-tata cara ini.
Memiliki kesaksian tentang Yesus adalah mengetahui bahwa Dia dengan sukarela mengambil ke atas Dirinya dosa-dosa seluruh umat manusia di Taman Getsemani, yang menyebabkan Dia menderita baik dalam tubuh maupun dalam roh dan mengeluarkan darah dari setiap pori-pori. Semua yang Dia lakukan adalah agar kita tidak harus menderita jika kita mau bertobat (lihat A&P 19:16, 18).
Memiliki kesaksian tentang Yesus adalah mengetahui bahwa Dia bangkit dengan kemenangan dari kubur dengan tubuh fisik yang telah dibangkitkan. Dan karena Dia hidup, demikian pula seluruh umat manusia akan hidup.
Memiliki kesaksian tentang Yesus adalah mengetahui bahwa Allah Bapa dan Yesus Kristus sesungguhnya telah menampakkan diri kepada Nabi Joseph Smith untuk menetapkan sebuah dispensasi Injil-Nya yang baru agar keselamatan dapat dikhotbahkan kepada seluruh bangsa sebelum Dia datang.
Memiliki kesaksian tentang Yesus adalah mengetahui bahwa Gereja, yang Dia tegakkan di pertengahan zaman dan dipulihkan di zaman modern adalah, sebagaimana yang dinyatakan Tuhan, “satu-satunya gereja yang sejati dan hidup di atas muka seluruh bumi.” (A&P 1:30).
Memiliki kesaksian seperti itu adalah penting. Tetapi bahkan lebih penting lagi adalah berani dalam kesaksian kita.
Kesaksian tentang Yesus berarti bahwa kita menerima misi ilahi Yesus Kristus, memeluk Injil-Nya, dan melakukan pekerjaan-Nya. Itu juga berarti kita menerima misi kenabian Joseph Smith dan para penggantinya dan mengikuti nasihat mereka. Seperti yang Yesus firmankan, “Apakah melalui suara-Ku sendiri atau melalui suara para hamba-Ku, itu adalah sama.” (A&P 1:38).
Berbicara mengenai mereka yang pada akhirnya akan menerima berkat-berkat kerajaan selestial, Tuhan berfirman kepada Joseph Smith:
“Mereka adalah mereka yang menerima kesaksian tentang Yesus, dan percaya pada nama-Nya dan dibaptis menurut cara penguburan-Nya, dikubur di dalam air dalam nama-Nya, dan ini menurut perintah yang telah Dia berikan.” (A&P 76:51).
Ini adalah mereka yang berani dalam kesaksian mereka tentang Yesus, yang, sebagaimana Tuhan nyatakan, “yang mengatasi dengan iman, dan dimeteraikan oleh Roh Kudus yang dijanjikan, yang Bapa curahkan ke atas diri mereka semua yang saleh dan benar.” (A&P 76:53).16
4
Iman kepada Yesus Kristus terdiri dari mengandalkan sepenuhnya pada Dia dan mengikuti ajaran-ajaran-Nya.
Asas dasar agama kita adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Mengapa kita dianjurkan untuk memusatkan keyakinan kita, harapan kita, dan kepercayaan kita kepada satu tokoh tunggal? Mengapa beriman kepada-Nya begitu penting bagi ketenteraman pikiran dalam kehidupan ini dan pengharapan di dunia yang akan datang?
Jawaban kita terhadap pertanyaan-pertanyaan ini menentukan apakah kita menghadapi masa depan dengan keberanian, pengharapan, dan optimisme atau dengan rasa takut, cemas, dan pesimisme.
Pesan dan kesaksian saya adalah demikian: Hanya Yesus Kristus yang secara unik memiliki persyaratan untuk memberikan harapan itu, keyakinan itu, dan kekuatan itu, yang kita butuhkan untuk mengatasi dunia dan kelemahan-kelemahan kita. Untuk melakukannya, kita harus menempatkan iman kita kepada-Nya dan hidup sesuai dengan hukum-hukum dan ajaran-ajaran-Nya .…
Beriman kepada-Nya adalah lebih dari sekadar mengakui bahwa Dia hidup. Itu lebih dari mengakui kepercayaan.
Beriman kepada Yesus Kristus terdiri dari mengandalkan sepenuhnya kepada-Nya. Sebagai Allah, Dia memiliki kuasa yang tak terbatas, kecerdasan, dan kasih. Tidak ada masalah manusia yang tidak bisa Dia selesaikan. Karena Dia turun di bawah segala hal (lihat A&P 122:8), Dia tahu bagaimana membantu kita mengatasi kesulitan sehari-hari kita.
Beriman kepada-Nya berarti percaya bahwa meskipun kita tidak memahami segala hal, Dia memahaminya. Oleh karena itu, kita harus memandang kepada-Nya “dalam setiap pemikiran; janganlah ragu, janganlah takut.” (A&P 6:36).
Beriman kepada-Nya berarti percaya bahwa Dia memiliki segala kuasa atas semua manusia dan semua bangsa. Tidak ada kejahatan yang tidak dapat Dia hentikan. Segala hal ada di tangan-Nya. Bumi ini adalah kekuasaan sah-Nya. Namun Dia mengizinkan kejahatan agar kita dapat membuat pilihan-pilihan di antara yang baik dan yang jahat.
Injil-Nya adalah solusi sempurna untuk semua masalah manusia dan penyakit sosial.
Tetapi injil-Nya hanya efektif ketika diterapkan dalam kehidupan kita. Karenanya, … “kenyangkanlah diri dengan firman Kristus; karena lihatlah, firman Kristus akan memberi tahu kamu segala sesuatu yang hendaknya kamu lakukan.” (2 Nefi 32:3).
Kecuali kita melakukan ajaran-ajaran-Nya, kita tidak menunjukkan iman kepada-Nya.
Pikirkanlah dunia akan menjadi berbeda seperti apa jika seluruh umat manusia bersedia melakukan seperti yang Dia firmankan: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu .… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37, 39).
Lalu apa jawaban terhadap pertanyaan “Apa yang harus dilakukan mengenai masalah dan dilema yang dihadapi orang-orang, masyarakat, dan bangsa-bangsa di zaman sekarang?” Berikut adalah solusi sederhana dari-Nya:
“Percayalah kepada Allah; percayalah bahwa Dia ada, dan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi; percayalah bahwa Dia memiliki segala kebijaksanaan, dan segala kuasa, baik di langit maupun di bumi; percayalah bahwa manusia tidak memahami segala hal yang dapat Tuhan pahami .…
Percayalah bahwa kamu mesti bertobat dari dosa-dosamu dan meninggalkannya, rendahkanlah hatimu di hadapan Allah; dan mintalah dalam ketulusan hati agar Dia akan mengampunimu; dan sekarang, jika kamu memercayai segala hal ini pastikanlah bahwa kamu melakukannya” (Mosia 4:9–10; cetak miring ditambahkan).17
5
Kita paling diberkati dan penuh sukacita ketika kita berusaha menjadi seperti Yesus Kristus.
Salah satu tujuan kehidupan ini adalah agar kita diuji untuk melihat apakah kita “akan melakukan segala hal apa pun yang akan Tuhan” Allah kita perintahkan kepada kita. (Abraham 3:25). Singkatnya, kita harus mempelajari kehendak Tuhan dan melakukannya. Kita hendaknya mengikuti teladan Yesus Kristus dan menjadi seperti Dia.
Pertanyaan penting tentang kehidupan hendaknya sama dengan pertanyaan yang diajukan Paulus: “Apa yang harus kauperbuat?” (Kisah Para Rasul 9:6) .…
Kita membutuhkan lebih banyak pria dan wanita Kristus yang akan selalu mengingat Dia, yang akan mematuhi perintah-perintah-Nya yang telah Dia berikan kepada mereka. Cara terbaik untuk mengukur keberhasilan adalah dengan melihat seberapa ketat kita dapat mengikuti teladan-Nya.18
Sejumlah orang … bersedia mati demi iman mereka, tetapi mereka tidak benar-benar bersedia menjalankan iman tersebut. Kristus hidup dan mati untuk kita. Melalui Pendamaian-Nya dan dengan mengikuti teladan-Nya, kita dapat memperoleh karunia terbesar dari semua karunia—kehidupan kekal, yang adalah jenis kehidupan Bapa Kekal yang agung—Bapa kita di Surga.
Kristus mengajukan pertanyaan, “Orang macam apakah seharusnya [kita] adanya? Dia kemudian menjawab dengan mengatakan kita harus menjadi bahkan seperti Dia. (3 Nefi 27:27).
[Orang] tersebut adalah orang yang paling mulia dan paling diberkati dan penuh sukacita, yang kehidupannya paling mendekati pola Kristus. Ini tidak ada hubungannya dengan kekayaan duniawi, kekuasaan, atau prestise. Satu-satunya ujian sesungguhnya terhadap kebesaran, orang yang diberkati, kepenuhan sukacita adalah seberapa dekat suatu kehidupan dapat mendekati seperti Tuan, Yesus Kristus. Dia adalah jalan yang benar, kebenaran penuh, dan kehidupan yang berlimpah-limpah.
Pertanyaan terus-menerus dan paling sering diulangi dalam benak kita, yang menyentuh setiap pikiran dan perbuatan dalam kehidupan kita, seharusnya adalah, “Tuhan, apa yang harus kuperbuat?” (Kisah Para Rasul 9:6). Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hanya datang melalui Terang Kristus dan Roh Kudus. Mereka yang menjalani hidup seperti ini adalah beruntung karena mereka dipenuhi dengan keduanya .…
Mengingat semua yang [Yesus Kristus] telah lakukan dan yang sedang Dia lakukan untuk kita sekarang, ada sesuatu yang mungkin dapat kita berikan kepada-Nya sebagai imbalan.
Karunia besar Kristus kepada kita adalah kehidupan dan pengurbanan-Nya. Lalu tidakkah itu seharusnya hadiah kecil kita kepada-Nya—kehidupan dan pengurbanan kita, tidak hanya sekarang melainkan di masa yang akan datang?19
[Mereka yang] dipimpin oleh Kristus akan menjadi bagian dari Kristus .… Kehendak mereka tertelan dalam kehendak-Nya (lihat Yohanes 5:30). Mereka senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Tuhan (lihat Yohanes 8:29). Tidak saja mereka mau mati untuk Tuhan, tetapi lebih penting lagi mereka ingin hidup untuk Dia.
Masuki rumah mereka, dan gambar-gambar di dinding mereka, buku-buku di rak-rak mereka, musik di udara, perkataan dan tindakan mereka mengungkapkan mereka sebagai orang-orang Kristen. Mereka berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu, dan dalam segala hal, dan di segala tempat (lihat Mosia 18:9). Mereka memiliki Kristus dalam benak mereka, sewaktu mereka memandang kepada-Nya dalam setiap pemikiran (lihat A&P 6:36). Mereka memiliki Kristus dalam hati mereka sewaktu kasih sayang mereka ditempatkan kepada-Nya selamanya (lihat Alma 37:36).
Hampir setiap minggu mereka mengambil sakramen dan bersaksi kembali kepada Bapa Kekal mereka bahwa mereka bersedia untuk mengambil ke atas diri mereka nama Putra-Nya, selalu mengingat Dia, dan menaati perintah-perintah-Nya (lihat Moroni 4:3).
Dalam bahasa Kitab Mormon, “kenyangkanlah diri dengan firman Kristus” (2 Nefi 32:3), “berbicara tentang Kristus” (2 Nefi 25:26), “bersukacita di dalam Kristus” (2 Nefi 25:26), “dijadikan hidup di dalam Kristus” (2 Nefi 25:25), dan “bermegah dalam Yesus [mereka]” (lihat 2 Nefi 33:6). Singkatnya, mereka kehilangan diri mereka di dalam Tuhan dan menemukan kehidupan kekal (lihat Lukas 17:33).20
Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran
Pertanyaan
-
Presiden Benson mengajarkan bahwa meskipun kita tidak dapat memahami sepenuhnya bagaimana Juruselamat melaksanakan Pendamaian, kita dapat memahami mengapa Dia melakukannya (lihat bagian 1). Dengan cara-cara bagaimana pemahaman ini memengaruhi kehidupan Anda?
-
Sewaktu Anda mempelajari bagian 2, pikirkan mengenai dampak Kebangkitan Juruselamat. Bagaimanakah Kebangkitan-Nya memengaruhi kehidupan Anda?
-
Mengapa menurut Anda kesaksian tentang Yesus Krisus adalah “berkat paling tak ternilai”? (lihat bagian 3). Apa maknanya bagi Anda berani dalam kesaksian Anda tentang Juruselamat?
-
Renungkanlah perkataan Presiden Benson mengenai beriman kepada Yesus Kristus (lihat bagian 4). Dengan cara-cara bagaimana penggambaran tentang iman kepada Kristus ini lebih dari “sekadar mengakui bahwa Dia hidup”?
-
Presiden Benson mengatakan bahwa orang yang “dipimpin oleh Kristus” bersedia “mati untuk Tuhan, tetapi, lebih penting lagi, mereka ingin hidup untuk Dia” (bagian 5). Apa maknanya bagi Anda hidup untuk Juruselamat?
Tulisan Suci yang Berhubungan
Yohanes 10:17–18; 2 Nefi 9:20–24; 31:20–21; Mosia 16:6–11; 3 Nefi 27:20–22; Moroni 7:33; A&P 19:1–3, 16–19; 76:22–24; Pasal-Pasal Kepercayaan 1:3
Bantuan Belajar
“Sewaktu Anda merasakan sukacita yang datang dari memahami Injil, Anda akan ingin menerapkan apa yang Anda pelajari. Berusahalah untuk hidup selaras dengan pemahaman Anda. Dengan melakukan itu maka akan memperkuat iman, pengetahuan, dan kesaksian Anda” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 19).