Bab 2
Berdoalah Selalu
“Dengan rendah hati saya ingin mengimbau semua orang … untuk tetap dekat dengan Bapa kita di surga melalui doa.”
Dari Kehidupan Ezra Taft Benson
“Di sepanjang kehidupan saya nasihat untuk mengandalkan pada doa adalah yang paling berharga melebihi hampir semua nasihat lain yang telah saya terima,” Presiden Ezra Taft Benson berkata. “Itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari saya, sebuah sauh, sumber kekuatan terus-menerus, dan landasan pengetahuan saya tentang hal-hal ilahi.
“‘Ingatlah bahwa apa pun yang Anda lakukan atau di mana pun Anda berada, Anda tidak pernah sendirian’ adalah nasihat familier ayah kepada saya sewaktu kecil. ‘Bapa Surgawi kita selalu berada di dekat kita. Anda dapat menjangkau dan menerima pertolongan-Nya melalui doa.’ Saya telah menemukan nasihat ini benar. Berterimakasihlah kepada Allah kita dapat menjangkau dan mengakses kuasa yang tidak terlihat itu, yang tanpa doa itu tidak seorang pun dapat melakukan yang terbaik.”1
Presiden Benson mengikuti nasihat ini dalam setiap aspek kehidupannya. Ketika dia diangkat untuk melayani sebagai Menteri Pertanian Amerika Serikat, dia “dengan doa yang sungguh-sungguh dan cermat” memilih sekelompok orang untuk bekerja bersamanya, “memohon kepada Allah untuk memberi [dia] roh pembedaan.”2 Pada pertemuan pertama mereka, dia bertanya “apakah ada yang keberatan jika mereka membuka rapat dengan doa. Tidak seorang pun yang menolak. Maka dimulailah sebuah kebiasaan yang [dia] pertahankan selama delapan tahun. Dia mengundang setiap anggota staf untuk bergiliran membuka dengan doa.”3 Rekan-rekannya akhirnya menghargai praktik ini, meskipun mereka mungkin merasa tidak nyaman pada awalnya. Satu anggota staf kemudian mengakui bahwa beberapa di antara orang-orang sudah lama tidak berdoa dengan bersuara sejak kecil. “Kami terbata-bata dalam mengungkapkan kata-kata doa kami, dia berkata. “Tetapi Bos [Presiden Benson] tidak pernah menunjukkan bahwa dia memerhatikan itu. Dan setelah beberapa kali mencoba semua orang merasa nyaman. Apakah doa itu telah membantu? Ya, menurut saya bahwa ketika Anda memulai rapat dengan cara seperti itu, orang-orang menjadi tidak terlalu sombong saat berbicara mengemukakan pendapat mereka. Kami mencapai kesepakatan dengan cepat mengenai apa yang seharusnya dilakukan dalam situasi apa pun.”4
Rekan sesama pemimpin Presiden Benson dalam Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul juga memperoleh manfaat dari sifatnya yang penuh doa ini. Presiden Gordon B. Hinckley, yang melayani sebagai Penasihat Pertama Presiden Benson dalam Presidensi Utama berkata:
“Saya telah berlutut bersamanya dan mendengar dia berdoa.
Doa-doanya selalu menarik. Hampir tanpa pengecualian, doa-doa tersebut sebagian besar mencakup ungkapan terima kasih. Dia meminta sangat sedikit. Dia mengutarakan banyak sekali rasa syukur.
Dia berterima kasih kepada Tuhan untuk kehidupan, untuk keluarga, untuk Injil, untuk iman, untuk sinar matahari dan hujan, kemurahan hati alam, dan naluri manusia untuk mengasihi dan mencari kebebasan. Dia berterima kasih kepada Tuhan untuk teman-teman dan rekan. Dia mengungkapkan kasih untuk Juruselamat dan puji syukur untuk kurban Pendamaian-Nya. Dia berterima kasih kepada Tuhan untuk kesempatan melayani orang-orang.”5
Presiden Benson dan istrinya, Flora, menetapkan rumah di mana setiap orang berdoa, secara individu dan bersama-sama. Putra mereka Mark mengamati: “Ketika Ayah berlutut untuk berdoa, dia tidak meminta segala sesuatu dengan buru-buru. Di balik kata-katanya terdapat makna. Jelas sekali bahwa dia berkomunikasi dengan Bapa kita di surga.”6 Presiden dan Sister Benson mengajari anak-anak mereka untuk berdoa memohon bimbingan dan kekuatan pribadi dan juga untuk saling mendoakan. Seorang teman keluarga pernah mengamati pengaruh dari ajaran-ajaran itu ketika dia menghadiri sebuah sesi konferensi umum bersama keluarga Benson. Dia menulis:
“Pada suatu hari di bulan April … , saya menemukan satu sumber kekuatan dari Pembesar Umum.
Saya duduk bersama enam anak Penatua Ezra Taft Benson, salah satu di antaranya adalah teman sekamar saya di perguruan tinggi. Saya menjadi tertarik ketika Presiden [David O]. McKay bangkit dan mengumumkan pembicara berikutnya. Saya memerhatikan dengan penuh hormat ketika Penatua Benson, di mana saya belum pernah bertemu sebelumnya, berjalan ke arah mikrofon. Dia adalah pria yang berperawakan besar, dengan tinggi lebih dari 1,83 meter. Dia adalah … seorang pria yang dikenal di tingkat internasional sebagai Menteri Pertanian dan seorang saksi khusus Tuhan, pria yang terlihat tenang dan yakin, orang yang telah berbicara kepada banyak khalayak di seluruh dunia. Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lengan saya. Seorang anak kecil menyandar ke arah saya dan berbisik dengan mendesak, ‘Berdoalah untuk Ayah.’
Agak terkejut, saya berpikir, ‘Pesan ini sedang disampaikan di sepanjang baris, dan saya harus meneruskannya. Haruskah saya mengatakan, “Tolong berdoa untuk Penatua Benson”? Haruskah saya mengatakan, “Anda seharusnya mengatakan berdoa untuk ayah Anda”?’ Menyadari perlunya untuk segera bertindak, saya meneruskannya ke orang di sebelah saya dengan hanya mengatakan, ‘Berdoalah untuk Ayah.’
Saya memerhatikan bisikan tersebut diteruskan sampai ke baris di mana Sister Benson duduk, dia sudah menundukkan kepalanya ….
Sementara tahun-tahun berlalu, konferensi umum datang dan pergi, dan setiap kali Presiden Benson berdiri untuk berbicara, saya memikirkan, ‘Anak-anaknya, yang tersebar di seluruh benua, sekarang bersatu dalam doa untuk ayah mereka.’”7
Ajaran-Ajaran Ezra Taft Benson
1
Yesus Kristus telah mengajarkan bahwa kita hendaknya berdoa selalu.
Selama pelayanan-Nya di bumi, Yesus mengajarkan kepada kita pola untuk berdoa:
“Dengan cara inilah oleh karena itu kamu berdoa: Bapa kami yang berada di dalam surga, disucikanlah nama-Mu.
Datanglah Kerajaan-Mu. Kehendak-Mu terjadilah di atas bumi seperti di dalam surga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Dan ampunilah dosa-dosa kami, seperti kami mengampuni yang berdosa kepada kami. Dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat: Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” (Matius 6:9–10).
Dia selanjutnya memerintahkan, “Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.” (Lukas 18:1).
“Berjaga-jagalah dan berdoalah,” Dia berfirman, “supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Matius 26:41).
Dalam dispensasi ini Dia menasihati, “Berdoalah selalu agar jangan yang jahat itu memiliki kuasa dalam dirimu, dan mengeluarkanmu dari tempatmu.” (A&P 93:49).
Juruselamat menyatakan kepada Joseph Smith, “Dan tidak dalam apa pun manusia bersalah terhadap Allah, atau tidak terhadap siapa pun kemurkaan-Nya tersulut, kecuali mereka yang tidak mengakui tangan-Nya dalam segala sesuatu, dan tidak mematuhi perintah-perintah-Nya.” (A&P 59:21).
Kita memiliki petunjuk ini dari Tuhan kita yang telah bangkit sewaktu Dia melayani di antara orang-orang Nefi di Belahan Bumi Sebelah Barat: “Kamu mesti berjaga dan berdoa selalu, agar jangan kamu digoda oleh si iblis, dan kamu dituntun tertawan olehnya ….
Kamu mesti berjaga dan berdoa selalu agar jangan kamu masuk ke dalam godaan; karena Setan berhasrat untuk memilikimu, agar dia boleh mengayakmu bagaikan gandum.
Oleh karena itu kamu mesti selalu berdoa kepada Bapa dalam nama-Ku;
Dan apa pun yang akan kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, yang adalah benar, memercayai bahwa kamu akan menerima, lihatlah itu akan diberikan kepadamu.” (3 Nefi 18:15, 18–20).8
Jika kita mau meningkatkan diri dalam kekudusan—makin dikasihi oleh Allah—tidak ada yang dapat menggantikan doa. Dan saya mengimbau Anda untuk berdoa—doa setiap hari—doa di tempat tersembunyi—tempat yang paling utama dalam kehidupan Anda. Jangan biarkan hari berlalu tanpa doa. Komunikasi dengan Yang Mahakuasa telah menjadi sumber kekuatan, ilham, dan pencerahan bagi pria dan wanita di sepanjang sejarah dunia yang telah membentuk tujuan perorangan dan bangsa-bangsa untuk kebaikan.9
2
Keluarga yang berdoa bersama diberkati dengan hubungan kasih yang lebih kuat dan kedamaian surga.
Tuhan menunjukkan bahwa adalah tanggung jawab orangtua untuk mengajar anak-anak mereka untuk berdoa [lihat A&P 68:28]. Ini tidak berarti doa di tempat tersembunyi saja. Saya yakin ini berarti mengajar dengan teladan melalui doa keluarga. Kita membutuhkan pengaruh pengudusan yang datang dari pengabdian di rumah—doa bersama keluarga.10
Kita perlu berlutut bersama keluarga kita untuk berdoa, setiap malam dan setiap pagi. Dengan hanya menambahkan beberapa kata dalam memberkati makanan, yang semakin menjadi kebiasaan di beberapa bagian, tidaklah cukup. Kita perlu untuk berlutut dalam doa dan puji syukur.11
Doa telah dan semakin menjadi sauh bagi kekuatan dan sumber arahan dalam kegiatan-kegiatan keluarga kami. Saya teringat berlutut di sisi tempat tidur anak-anak kecil kami, membantu mereka dengan doa di tahun-tahun masa muda mereka, dan kemudian melihat kakak lelaki dan perempuan membantu adik-adik mereka. Kami mengadakan doa keluarga setiap malam dan setiap pagi, dengan anak-anak diberikan kesempatan untuk memimpin doa, dan mengucapkan doa-doa istimewa untuk menghadapi masalah-masalah tertentu. Permohonan disebutkan dalam doa keluarga, misalnya, mengenai anak-anak dengan tugas-tugas [Gereja] mereka .… Kami memohon bantuan ketika salah satu di antara anak-anak menghadapi ujian yang sulit di sekolah menengah atas. Permohonan khusus disampaikan mengenai para anggota keluarga [yang] sedang pergi jauh .… Permohonan khusus mengenai masalah tertentu dalam doa keluarga kami ini memberikan keyakinan, kepastian, dan kekuatan kepada anggota keluarga yang sedang menghadapi masalah dan tugas-tugas sulit.12
Perselisihan dan rasa jengkel di hari itu menjadi hilang sewaktu keluarga berdoa bersama. Kesatuan meningkat. Ikatan kasih dan kasih sayang diperkuat kembali dan kedamaian surga masuk.
Di rumah-rumah seperti itu doa di tempat tersembunyi diucapkan setiap malam dan pagi oleh anggota keluarga. Masalah individu dan keluarga dihadapi dengan keyakinan setelah permohonan bantuan kepada Allah disampaikan. Anak-anak muda yang berperan serta dalam kegiatan keluarga seperti itu tidak akan memiliki hasrat untuk melakukan sesuatu yang jahat saat mereka meninggalkan rumah di malam hari untuk mencari hiburan. [Anak-anak muda] ini akan menjadi pengaruh yang akan menjadi pengendali dalam kelompok ketika godaan yang menarik meningkat. Orangtua yang mengelilingi anak-anak mereka dengan pengaruh pengabdian yang baik setiap hari memberikan kontribusi mereka dalam melindungi … rumah.13
3
Kita dapat meningkatkan komunikasi kita dengan Bapa Surgawi.
Berikut adalah lima cara untuk meningkatkan komunikasi kita dengan Bapa Surgawi kita:
1. Kita hendaknya sering berdoa. Kita hendaknya berada sendirian bersama Bapa Surgawi kita paling tidak dua atau tiga kali setiap hari—“pagi, tengah hari, dan malam,” seperti yang ditunjukkan dalam tulisan suci (Alma 34.21). Selain itu, kita diperintahkan untuk berdoa selalu (lihat 2 Nefi 32:9; A&P 88:126). Ini berarti bahwa hati kita hendaknya penuh, tercurah dalam doa kepada Bapa Surgawi kita secara terus-menerus (lihat Alma 34:27).
2. Kita hendaknya mencari tempat yang sesuai di mana kita dapat bermeditasi dan berdoa. Kita dinasihati bahwa ini hendaknya dilakukan “dalam bilik [kita], dan tempat rahasia [kita], dan di padang belantara [kita].” (Alma 34:26). Singkatnya, doa hendaknya bebas dari gangguan, di tempat tersembunyi (lihat 3 Nefi 13:5–6).
3. Kita hendaknya mempersiapkan diri kita untuk berdoa. Jika kita sedang tidak ingin berdoa, maka kita hendaknya berdoa sampai kita merasa ingin berdoa. Kita hendaknya rendah hati (lihat A&P 112:10). Kita hendaknya berdoa untuk pengampunan dan belas kasihan (lihat Alma 34:17–18). Kita harus mengampuni siapa pun yang terhadapnya kita memiliki perasaan buruk (lihat Markus 11:25). Namun tulisan suci memperingatkan bahwa doa kita akan sia-sia jika kita “menolak yang membutuhkan, dan yang telanjang, dan tidak mengunjungi yang sakit dan yang sengsara, dan [tidak] memberikan harta kekayaan [kita].” (Alma 34:28).
4. Doa-doa kita hendaknya bermakna dan berhubungan dengan situasi sekarang. Kita hendaknya menghindari menggunakan ungkapan-ungkapan yang sama dalam setiap doa. Siapa pun dari kita akan tersinggung seandainya seorang teman mengucapkan kata-kata yang sama kepada kita setiap hari, menganggap percakapan sebagai tugas sehari-hari, dan tidak sabar mengakhiri pembicaraan agar bisa kembali menonton televisi dan melupakan kita .…
Untuk apakah kita hendaknya berdoa? Kita hendaknya berdoa mengenai pekerjaan kita, melawan kekuatan musuh kita dan iblis, untuk kesejahteraan kita dan kesejahteraan orang-orang di sekeliling kita. Kita hendaknya berembuk dengan Tuhan mengenai segala keputusan dan kegiatan kita (lihat Alma 37:36–37). Kita hendaknya cukup bersyukur untuk berterima kasih atas semua yang kita miliki (lihat A&P 59:21). Kita hendaknya mengakui tangan-Nya dalam segala hal. Tidak tahu berterima kasih adalah salah satu dosa besar kita.
Tuhan telah menyatakan dalam wahyu modern: “Dan dia yang menerima segala sesuatu dengan rasa terima kasih akan dijadikan mulia; dan apa yang dari bumi ini akan ditambahkan kepadanya, bahkan seratus kali lipat, ya, lebih.” (A&P 78:19).
Kita hendaknya memohon untuk hal yang kita butuhkan, dengan berhati-hati untuk tidak meminta hal-hal yang akan merugikan kita (lihat Yakobus 4:3). Kita hendaknya memohon kekuatan untuk mengatasi masalah-masalah kita (lihat Alma 31:31–33). Kita hendaknya berdoa untuk ilham dan kesejahteraan Presiden Gereja, Pembesar Umum, presiden pasak kita, uskup kita, presiden kuorum kita, pengajar ke rumah kita, anggota keluarga, dan para pemimpin masyarakat kita. Saran-saran lain dapat diberikan, tetapi dengan bantuan Roh Kudus kita akan tahu mengenai apa kita hendaknya berdoa (lihat Roma 8:26–27).
5. Setelah memohon melalui doa, kita memiliki tanggung jawab untuk membantu agar doa tersebut dikabulkan. Kita hendaknya mendengarkan. Mungkin sewaktu kita sedang berlutut, Tuhan ingin menasihati kita.14
4
Allah peduli kepada kita dan siap untuk menjawab doa-doa kita ketika kita menaruh kepercayaan kita kepada-Nya dan melakukan apa yang benar.
Ada kuasa dalam doa. Segala hal adalah mungkin melalui doa. Adalah melalui doa ketika surga dibuka dalam dispensasi ini. Doa seorang anak laki-laki berusia empat belas tahun, di Hutan Sakral, telah membuka sebuah dispensasi Injil baru, dan mendatangkan sebuah penglihatan tentang Bapa dan Putra, sewaktu Mereka menampakkan diri sebagai makhluk surgawi yang dimuliakan di hadapan anak laki-laki itu, Joseph [lihat Joseph Smith—Sejarah 1:11–17].15
Itulah kesaksian saya, brother dan sister dan teman-teman yang terkasih, bahwa Allah sesungguhnya mendengar dan menjawab doa-doa. Saya tidak pernah meragukan fakta itu. Sejak masa kanak-kanak, di dekat ibu saya di mana saya pertama belajar berdoa; sebagai remaja putra di usia belasan tahun saya; sebagai misionaris di negara-negara asing; sebagai ayah; sebagai pemimpin Gereja; sebagai pejabat pemerintah, saya tahu tanpa keraguan sedikit pun bahwa adalah mungkin bagi pria dan wanita untuk menjangkau dalam kerendahan hati dan memanfaatkan Kuasa yang Tak Terlihat itu; untuk memperoleh jawaban atas doa-doa. Orang tidak berdiri sendirian, atau paling tidak, dia tidak perlu berdiri sendirian. Doa akan membuka kesempatan; doa akan menyingkirkan rintangan-rintangan; doa akan mengurangi perasaan tertekan; doa akan memberikan ketenteraman batin dan penghiburan selama masa-masa tegang dan tertekan dan kesulitan. Syukur pada Allah untuk doa.16
Bahkan selama masa-masa pencobaan dan kecemasan, adalah dimungkinkan untuk mendekati Tuhan, untuk merasakan pengaruh dan kuasa dukungan-Nya—bahwa orang tidak pernah sendirian, jika dia bersedia merendahkan hatinya di hadapan Yang Mahakuasa. Saya bersyukur atas kesaksian itu, atas kepastian itu.17
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya tahu keefektifan dan kekuatan dari doa .…
Pada tahun 1946 saya ditugaskan oleh Presiden George Albert Smith untuk pergi ke Eropa yang sedang dilanda perang dan mendirikan kembali misi-misi kita dari Norwegia hingga Afrika Selatan dan untuk menetapkan sebuah program bagi pendistribusian perbekalan-perbekalan kesejahteraan.
Kami mendirikan markas besar di London. Kemudian kami membuat pengaturan-pengaturan awal bersama pihak militer di benua tersebut. Salah satu di antara orang pertama yang ingin saya temui adalah komandan angkatan bersenjata Amerika di Eropa. Dia ditugaskan di Frankfurt, Jerman.
Ketika kami tiba di Frankfurt, rekan saya dan saya pergi untuk membuat janji bertemu dengan jenderal tersebut. Petugas yang mengurus janji berkata, “Tuan-tuan, tidak akan ada kesempatan bagi Anda untuk bertemu dengan jenderal paling tidak untuk tiga hari ke depan. Dia sangat sibuk dan kalendernya penuh dengan janji-janji.”
Saya berkata, “Sangat penting bagi kami untuk bisa bertemu dengannya, dan kami tidak bisa menunggu selama itu. Kami harus berada di Berlin besok.”
Dia berkata, “Maaf.”
Kami meninggalkan gedung, pergi menuju mobil kami, melepaskan topi kami, dan berdoa bersama. Kemudian kami kembali ke dalam gedung dan menemukan seorang petugas yang berbeda di pos yang mengurus janji. Dalam waktu kurang dari lima belas menit kami sudah berada di hadapan jenderal. Kami telah berdoa agar kami bisa bertemu dengannya dan mengilhami dia, mengetahui bahwa semua perbekalan bantuan yang dikontribusikan dari setiap sumber kemudian harus diserahkan ke pihak militer untuk didistribusikan. Tujuan kami, sementara kami menjelaskannya kepada jenderal, adalah untuk mendistribusikan perbekalan kami sendiri kepada umat kami sendiri melalui saluran kami sendiri, dan juga untuk memberikan makanan kepada semua anak-anak.
Kami menjelaskan program kesejahteraan dan bagaimana program tersebut dioperasikan. Akhirnya, dia berkata, “Baiklah, tuan-tuan sekalian, silakan dan kumpulkan perbekalan Anda; dan setelah perbekalan Anda terkumpul, kebijakan mungkin bisa diubah.” Kami berkata, “Jenderal, perbekalan kami sudah terkumpul; perbekalan selalu dikumpulkan. Dalam waktu dua puluh empat jam sejak saat kami mengirimkan pesan kepada Presidensi Utama Gereja di Salt Lake City, gerbong-gerbong kereta yang dipenuhi dengan perbekalan akan berangkat menuju Jerman. Kami memiliki banyak gudang penyimpanan yang penuh dengan barang-barang kebutuhan pokok.”
Dia kemudian berkata, “Saya belum pernah mendengar mengenai umat yang memiliki visi seperti itu.” Hatinya telah terilhami sesuai harapan dalam doa kami. Sebelum kami meninggalkan kantornya, kami telah memiliki surat izin tertulis untuk melakukan pendistribusian sendiri kepada umat kami sendiri melalui saluran-saluran kami sendiri.
Sungguh memberikan kepuasan jiwa mengetahui bahwa Allah peduli akan keberadaan kita dan siap untuk menanggapi ketika kita menempatkan kepercayaan kita kepada-Nya dan melakukan apa yang benar. Tidak ada tempat untuk merasa takut bagi pria dan wanita yang menempatkan kepercayaan mereka kepada Yang Mahakuasa, yang tidak ragu untuk merendahkan hati mereka dalam mencari bimbingan ilahi melalui doa. Meskipun penganiayaan meningkat, meskipun mengalami kemunduran, melalui doa kita dapat menemukan kepastian, karena Allah akan menyampaikan kedamaian pada jiwa. Kedamaian itu, perasaan tenteram itu, adalah berkat terbesar dari kehidupan.
Sewaktu masih kecil dalam Imamat Harun, saya mempelajari puisi singkat ini mengenai doa. Puisi itu membekas dalam diri saya:
Saya tidak mengetahui metodenya,
Namun ini yang saya ketahui, Allah menjawab doa.
Saya tahu bahwa Dia telah memberikan firman-Nya,
Yang memberi tahu saya bahwa doa selalu didengar,
Dan akan dijawab, cepat atau lambat.
Jadi saya berdoa dan menunggu dengan tenang.
Saya tidak tahu apakah berkat-berkat yang saya cari
Akan masuk tepat seperti yang saya pikirkan;
Namun memasrahkan doa saya kepada-Nya,
Yang kehendak-Nya lebih bijaksana daripada kehendak saya,
Yakin bahwa Dia akan mengabulkan permohonan saya,
Atau memberikan jawaban yang jauh lebih diberkati.
… Saya memberikan kesaksian kepada Anda, brother dan sister yang terkasih, bahwa Allah hidup. Dia tidak mati …. Saya bersaksi ada Allah di surga yang mendengar dan menjawab doa. Saya tahu ini benar adanya. “Dengan rendah hati saya ingin mengimbau semua orang … untuk tetap dekat dengan Bapa kita di surga melalui doa.” Saya akan mendorong dengan rendah hati kepada semua orang … untuk tetap berhubungan dengan Bapa kita di surga melalui doa. Belum pernah sebelumnya dalam dispensasi Injil terdapat kebutuhan yang lebih besar untuk berdoa. Permohonan saya yang sungguh-sungguh adalah agar kita akan senantiasa bergantung pada Bapa Surgawi kita dan berusaha dengan tekun untuk meningkatkan komunikasi kita dengan Dia.18
Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran
Pertanyaan
-
Presiden Benson berkata bahwa kita hendaknya “tidak melewatkan sehari pun” tanpa doa pribadi (bagian 1). Bagaimanakah Anda telah diberkati karena doa pribadi?
-
Di bagian 2, Presiden Benson menyebutkan beberapa berkat yang datang kepada keluarga yang berdoa bersama secara teratur. Kapan Anda telah melihat doa keluarga menuntun pada berkat-berkat ini? Apa yang dapat kita lakukan untuk menjadikan doa keluarga sebuah prioritas?
-
Pikirkanlah lima saran Presiden Benson di bagian 3. Bagaimanakah setiap dari saran ini dapat membantu kita “meningkatkan komunikasi kita dengan Bapa Surgawi”? Pikirkanlah mengenai apa yang akan Anda lakukan untuk mengikuti nasihat ini.
-
Bagaimanakah perkataan Presiden Benson di bagian 4 dapat membantu seseorang yang meragukan kekuatan doa? Perkataan kesaksian apa yang dapat Anda tambahkan terhadap perkataan Presiden Benson?
Tulisan Suci yang Berhubungan
Yakobus 1:5–6; Enos 1:1–8; 3 Nefi 14:7–8; A&P 10:5; 19:38; 88:63
Bantuan Belajar
Asas adalah kebenaran yang menuntun pada keputusan dan tindakan. “Sewaktu Anda membaca, tanyakan kepada diri Anda sendiri, ‘Asas Injil apa yang diajarkan dalam petikan ini? Bagaimanakah saya dapat menerapkan ini dalam kehidupan saya?’” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [1999], 17).