Bab 21
Asas-Asas Kesejahteraan Duniawi dan Rohani
“Segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan rohani keluarga manusia adalah dan akan selamanya menjadi perhatian Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.”
Dari Kehidupan Ezra Taft Benson
Pada tahun 1936, sewaktu orang-orang di seluruh dunia bergumul dengan tantangan-tantangan ekonomi Depresi Hebat, Presidensi Utama memperkenalkan sebuah program kesejahteraan baru. Program ini, yang disebut Rencana Keamanan Gereja, dibentuk bukan untuk memberikan makanan dan sumber-sumber secara cuma-cuma kepada orang-orang yang membutuhkan melainkan “untuk membantu orang-orang membantu diri mereka sendiri.”1 Sewaktu Presidensi Utama dan para pemimpin lainnya di Gereja membentuk program ini, mereka mengajarkan asas-asas dasar mengenai bekerja keras, kemandirian, dan pelayanan. Mereka mendorong para anggota Gereja untuk membayar persepuluhan dan persembahan puasa, menghasilkan dan menyimpan makanan, menghindari utang yang tidak perlu, dan menabung uang untuk kebutuhan di waktu yang akan datang.
Pada waktu itu, Presiden Ezra Taft Benson sedang melayani sebagai penasihat dalam sebuah presidensi pasak di Boise, Idaho. Dia juga seorang ahli ekonomi, spesialis periklanan, dan spesialis manajemen pertanian untuk negara bagian Idaho. Dia menerima tugas dari presiden pasaknya untuk menghadiri sebuah pertemuan di mana Rencana Keamanan Gereja akan diperkenalkan. Dia kemudian mengingat: “Jiwa saya menanggapi dengan sepenuh hati terhadap segala sesuatu yang saya dengar hari itu. Saya kembali ke Pasak Boise dan mengungkapkan kepada para anggota pria bahwa program yang telah diumumkan ini secara ekonomi, sosial, dan rohani adalah bijaksana, dan mengungkapkan keyakinan bahwa para anggota Gereja akan menanggapinya dengan sepenuh hati sebagai sesuatu yang tidak saja bijaksana tetapi juga dibutuhkan.”2
Dua bulan setelah Presiden Benson memperkenalkan program kesejahteraan kepada pasaknya, “banyak program kesejahteraan dilaksanakan: satu lingkungan berkebun di lahan berhektar-hektar luasnya, lingkungan lainnya menanam gula bit di 6 hektar lahan, dan Lembaga Pertolongan di lingkungan lainnya melakukan pengalengan makanan dan membuat selimut dan pakaian. [Satu lingkungan] bahkan membangun sebuah mesin pengalengan kecil.”3
Presiden Benson melihat pengaruh luas program kesejahteraan 10 tahun kemudian. Sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul, dia ditugasi untuk mengetuai Gereja di Eropa tepat setelah Perang Dunia II. Di negara-negara itu yang telah dicabik-cabik oleh perang, dia memimpin upaya Gereja untuk menyediakan barang-barang yang akan membantu orang-orang memulihkan kemandirian mereka. Dia berbicara mengenai pengalamannya ketika pengapalan pertama perbekalan kesejahteraan Gereja tiba di Berlin, Jerman:
“Saya membawa penjabat presiden misi, Presiden Richard Ranglack. Kami berjalan ke gudang penyimpanan tua yang sudah rusak, yang dijaga oleh petugas bersenjata, menyimpan barang-barang kesejahteraan berharga. Di ujung jauh gudang kami melihat kotak-kotak yang ditumpuk hampir setinggi plafon.
‘Apakah kota-kotak tersebut berisi makanan?’ Richard bertanya. ‘Maksud Anda kota-kotak tersebut penuh dengan makanan?’
‘Ya, brother,’ saya menjawab, ‘makanan dan pakaian dan seprai serta selimut—dan, saya harap, beberapa perbekalan medis.’
Saya dan Richard menurunkan salah satu kotak. Kami membukanya. Kotak itu penuh dengan jenis makanan yang paling umum—kacang merah kering. Sewaktu pria yang baik itu melihatnya, dia meraba kacang merah itu dengan jari-jarinya, kemudian mulai menangis seperti anak kecil dengan rasa syukur.
Kami membuka satu kotak lagi, penuh dengan butiran-butiran gandum, tidak lebih dan tidak kurang, sesuai dengan yang telah Tuhan ciptakan dan rencanakan. Dia mengambil sejumput untuk dimasukkan ke mulutnya. Setelah beberapa saat dia memandang ke arah saya melalui matanya yang berlinang air mata—dan saya juga meneteskan air mata—dan dia berkata, sementara dengan perlahan menggeleng-gelengkan kepalanya, ‘Brother Benson, sulit dipercaya bahwa orang-orang yang belum pernah melihat kita dapat melakukan begitu banyak untuk kita.’
Itu adalah sistem Tuhan! Sumbangan-sumbangan sukarela yang tergerak oleh kasih persaudaraan dan pengurbanan yang ikhlas, dan membantu orang lain untuk membantu diri mereka sendiri. Hal seperti itu memastikan harkat dan harga diri.”4
Ajaran-Ajaran Ezra Taft Benson
1
Tuhan ingin dan bersedia memberkati umat-Nya secara duniawi dan rohani.
Saya menyadari, brother dan sister yang terkasih, bahwa dalam membahas hal-hal duniawi, Tuhan telah berfirman:
“… segala sesuatu bagi-Ku adalah rohani, dan tidak pada waktu kapan pun telah Aku berikan kepadamu suatu hukum yang duniawi .…” [A&P 29:34].
Tentu saja, tujuannya adalah rohani. Akan tetapi, kita tinggal di dunia materi, fisik, duniawi ….
… Manusia terdiri atas dua bagian, duniawi dan rohani, dan dalam wahyu-wahyu awal kepada umat manusia ini, Tuhan mengambil kesempatan, sering sekali, untuk memberikan pengarahan dan perintah mengenai hal-hal duniawi. Dia memberikan pengarahan kepada para Orang Suci dan pemimpin Gereja dalam pembelian tanah dan properti lain; dalam pembangunan bait suci; bahkan dalam pendirian mesin cetak, dan sebuah toko, dan dalam pembangunan sebuah rumah untuk menumpang bagi “pelaku perjalanan yang letih” [lihat A&P 124:22–23]. Dalam wahyu luar biasa yang dikenal sebagai Firman Kebijaksanaan, Dia tidak saja menunjukkan apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi manusia, tetapi Dia menguraikan sebuah rencana untuk ternak, yang, melalui lebih dari seratus tahun, telah berangsur-angsur didukung melalui penyelidikan ilmiah oleh manusia [lihat A&P 89]. Apa pun yang memengaruhi kesejahteraan manusia telah selalu dan akan selalu menjadi perhatian Gereja. Umat kita telah senantiasa dinasihati dalam hal-hal duniawi .…
Penting bagi kita untuk memastikan pikiran kita tetap terpusat, brother dan sisterku yang terkasih. Marilah kita senantiasa ingat bahwa segala hal materi hanyalah sarana untuk mencapai tujuan, bahwa tujuan itu adalah rohani, walaupun Tuhan ingin dan bersedia memberkati umat-Nya secara duniawi. Dia telah menunjukkan itu dalam banyak wahyu. Dia telah menekankan, berulang kali, bahwa kita hendaknya berdoa untuk hasil panen kita, untuk ternak kita, untuk rumah tangga kita, keluarga kita, dan memohon berkat-berkat Tuhan untuk urusan-urusan materi kita. Dan Dia telah menjanjikan bahwa Dia akan ada di sana dan siap dan bersedia untuk memberkati kita .…
… Tuhan tidak akan melakukan untuk kita apa yang dapat kita dan seharusnya kita lakukan untuk diri kita sendiri. Tetapi tujuan-Nya adalah untuk mengurus para Orang Suci-Nya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan ekonomi, sosial, dan rohani keluarga manusia adalah dan akan selamanya menjadi perhatian Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.5
Sewaktu kita mengelola aspek apa pun dari program kesejahteraan, kita harus ingat tujuan utama program tersebut dibentuk. Tujuan yang ditentukan tersebut adalah “untuk menetapkan, sejauh hal itu dapat dimungkinkan, sebuah sistem yang berdasarkan sistem tersebut kutukan kemalasan bisa dihilangkan, hal-hal buruk dari sistem derma dihapuskan, dan kemandirian, kerja keras, penghematan, dan harga diri ditegakkan sekali lagi di antara umat kita. Tujuan Gereja adalah untuk membantu orang-orang membantu diri mereka sendiri. Asas bekerja harus ditegakkan kembali sebagai bagian paling penting dari kehidupan para anggota Gereja kita.”6
Kekuatan program kesejahteraan Gereja berasal dari setiap keluarga yang mengikuti arahan yang diilhami dari para pemimpin Gereja untuk menjadi mandiri melalui persiapan yang memadai. Allah ingin para Orang Suci-Nya untuk mempersiapkan diri mereka sedemikian rupa “agar gereja [sebagaimana yang telah Tuhan firmankan] boleh berdiri mandiri melebihi segala makhluk lain di bawah dunia selestial.” (A&P 78:14).7
Perumpamaan dalam tulisan suci mengenai lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh [lihat Matius 25:1–13] adalah pengingat bahwa orang bisa saja menunggu terlalu lama sebelum dia mencoba menertibkan rumah rohani dan duniawinya. Apakah kita siap?8
2
Melalui kerja keras, yang bermakna, dan tanpa mementingkan diri sendiri, kita mendapatkan kebutuhan hidup dan tumbuh dalam sifat-sifat kesalehan.
Salah satu asas dasar yang diungkapkan kepada bapa Adam ketika dia diusir dari Taman Eden adalah demikian: “Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah” (Kejadian 3:19). Segala yang kita peroleh dalam kehidupan yang bersifat materi berasal dari hasil kerja dan pemeliharaan Allah. Kerja itu sendiri menghasilkan kebutuhan hidup.9
Manusia diperintahkan oleh Allah untuk hidup dari hasil keringatnya sendiri, bukan hasil keringat orang lain.10
Injil kita adalah Injil dengan asas bekerja—yang bermakna, tanpa mementingkan diri sendiri dan diberikan dalam semangat kasih sejati kepada Kristus. Hanya dengan demikian kita dapat tumbuh dengan sifat-sifat kesalehan. Hanya dengan demikian kita dapat menjadi alat yang layak dalam tangan Tuhan untuk memberkati orang lain melalui kuasa itu yang dapat menuntun pada perubahan kehidupan pria dan wanita ke arah yang lebih baik.
Kita hendaknya memiliki rasa syukur yang rendah hati atas tantangan ini, pusaka ini, kesempatan ini untuk pelayanan dan berkat-berkatnya yang berlimpah. Betapa beruntung mereka yang bisa mengikuti rencana Tuhan untuk mengembangkan kuasa ini dan menggunakannya untuk memberkati orang lain. Itulah yang dilakukan Kristus. Itulah yang menjadi kesempatan istimewa untuk kita lakukan.11
Penerima kesejahteraan hendaknya bekerja dengan segenap kemampuan mereka untuk memperoleh bantuan uang atau barang dari persembahan puasa. Ketika pekerjaan yang berarti tidak diberikan, ketika orang tidak didorong untuk bekerja, sistem derma Gereja yang membahayakan moral akan berkembang, dan tujuan ditegakkannya program kesejahteraan akan menjadi kurang efektif. Ini adalah hukum surga, dan hukum yang belum kita pelajari sepenuhnya di bumi ini, bahwa Anda tidak bisa membantu orang secara permanen dengan melakukan sesuatu untuk mereka yang dapat mereka lakukan, dan seharusnya mereka lakukan, untuk mereka sendiri.12
Kita hendaknya memohon berkat-berkat Tuhan atas semua hal yang kita lakukan dan hendaknya tidak pernah melakukan apa pun yang berkat-berkat dari-Nya tidak dapat kita minta. Kita hendaknya tidak berharap Tuhan melakukan untuk kita apa yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri. Saya percaya pada iman dan pekerjaan, dan bahwa Tuhan akan memberikan berkat lebih banyak lagi kepada orang yang bekerja untuk apa yang dia doakan daripada Dia akan memberkati orang yang hanya berdoa.13
Kerja keras, yang bermakna, menuntun pada kesehatan yang baik, prestasi yang patut dipuji, suara hati yang bersih, dan tidur yang menyegarkan. Pekerjaan telah senantiasa bermanfaat bagi manusia. Semoga Anda memiliki rasa hormat yang bijaksana terhadap pekerjaan baik Anda bekerja dengan otak, hati, atau tangan Anda. Semoga Anda akan senantiasa menikmati kepuasan atas hasil kerja keras yang jujur .… Anda tidak akan pernah bisa ke surga jika Anda hanya berharap atau memimpikannya. Anda harus berbuat sesuatu dengan bekerja keras, dengan berkurban, dan dengan hidup saleh.14
3
Ketika kita menghasilkan dan menyimpan makanan, kita memetik manfaat langsung dan mempersiapkan diri bagi kebutuhan di masa yang akan datang.
Pernahkah Anda berhenti sejenak untuk memikirkan apa yang akan terjadi terhadap komunitas atau negara Anda jika transportasi lumpuh atau jika kita mengalami perang atau krisis ekonomi? Bagaimana Anda dan tetangga Anda akan mendapatkan makanan? Berapa lama toko bahan makanan di dekat Anda—atau toko swalayan—akan mendukung kebutuhan komunitas?
Tidak lama setelah Perang Dunia II, saya dipanggil oleh Presidensi Utama untuk pergi ke Eropa untuk menegakkan kembali misi-misi kita dan mendirikan sebuah program untuk pendistribusian makanan dan pakaian bagi para Orang Suci. Saya ingat dengan jelas orang-orang yang naik kereta api setiap pagi membawa segala jenis barang-barang ornamen kecil di lengan mereka pergi ke pedesaan untuk menukar barang milik mereka dengan makanan. Di waktu malam, stasiun kereta api penuh dengan orang-orang membawa sayur-sayuran dan buah-buahan di lengan mereka, dan babi dan ayam dalam jumlah banyak. Anda tidak pernah mendengar suara keributan yang begitu gaduh. Tentu saja, orang-orang ini bersedia menukar hampir apa pun yang mereka miliki demi sesuatu yang bisa menopang kehidupan—makanan.
Cara kemandirian ekonomi yang hampir terlupakan adalah produksi makanan di rumah. Kita terlalu terbiasa dengan pergi ke toko dan membeli apa yang kita butuhkan. Dengan memproduksi sejumlah makanan kita mengurangi, untuk sebagian besar, dampak inflasi terhadap uang kita. Terlebih penting lagi, kita belajar cara menghasilkan makanan kita sendiri dan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proyek yang bermanfaat .…
… Saya ingin menyarankan agar Anda melakukan apa yang orang lain telah lakukan. Berkumpullah bersama orang-orang lain dan mintalah izin untuk menggunakan lahan kosong untuk dijadikan kebun, atau menyewa sepetak lahan dan berkebun. Beberapa kuorum penatua telah melakukan ini sebagai program, dan semua orang yang berperan serta telah memetik manfaat dari panen sayur-sayuran dan buah-buahan dan berkat-berkat dari kerja sama dan keterlibatan keluarga. Banyak keluarga telah mengolah halaman berumput untuk dijadikan kebun.
Kami mendorong Anda untuk menjadi lebih mandiri sehingga, seperti yang Tuhan telah nyatakan, “terlepas dari kesukaran yang akan turun ke atas dirimu, … gereja boleh berdiri mandiri melebihi segala makhluk lain di bawah dunia selestial (A&P 78:14). Tuhan ingin kita berdiri sendiri dan mandiri karena ini akan menjadi masa kesukaran. Dia telah memperingatkan dan telah memperingatkan sebelumnya kepada kita mengenai peristiwa yang akan terjadi .…
Produksi makanan hanya salah satu bagian dari penekanan yang telah berulang kali disampaikan agar Anda menyimpan perbekalan makanan … di mana hal itu dimungkinkan secara sah untuk melakukannya. Gereja telah memberi tahu Anda makanan-makanan apa yang hendaknya disimpan. Keputusan ini diserahkan kepada anggota individu masing-masing .…
… Wahyu untuk menghasilkan dan menyimpan makanan mungkin sama pentingnya bagi kesejahteraan duniawi kita dengan pentingnya menaiki bahtera bagi orang-orang di masa Nuh .…
… Rencanakanlah untuk mengumpulkan pasokan makanan seperti yang akan Anda lakukan untuk rekening tabungan. Simpan sedikit untuk gudang setiap menerima gaji. Simpanlah buah-buahan dan sayuran dalam kaleng atau botol dari kebun sayur dan kebun buah Anda. Belajarlah cara mengawetkan makanan melalui pengeringan dan mungkin pembekuan. Jadikanlah kegiatan penyimpanan Anda sebagai bagian dari anggaran Anda. Simpanlah benih dan miliki alat-alat yang cukup, siap untuk melakukan pekerjaan. Jika Anda menabung dan merencanakan untuk membeli mobil kedua atau pesawat TV atau suatu barang yang hanya menambah kenyamanan dan kesenangan, Anda mungkin perlu mengubah prioritas Anda. Kami mendorong Anda untuk melakukan ini dengan doa yang sungguh-sungguh dan melakukannya sekarang .…
Terlalu sering kita menikmati hidup dalam keadaan yang nyaman dan merasionalisasi bahwa kerusakan akibat perang, bencana ekonomi, kelaparan, dan gempa bumi tidak bisa terjadi di sini. Mereka yang percaya akan hal ini tidak kenal dengan wahyu-wahyu Tuhan, atau mereka tidak memercayainya. Mereka yang dengan bangga mengira malapetaka-malapetaka ini tidak akan terjadi, bahwa bagaimanapun mereka akan dilewatkan karena kesalehan para Orang Suci, tertipu dan akan menyesal karena mereka telah memercayai hal seperti itu.
Tuhan telah memperingatkan dan telah memperingatkan sebelumnya akan hari kesukaran yang hebat dan telah memberi kita nasihat, melalui para hamba-Nya, mengenai bagaimana kita dapat dipersiapkan untuk masa-masa yang sulit ini. Sudahkah kita mengindahkan nasihat-Nya? …
Tetaplah setia, brother dan sister yang terkasih, terhadap nasihat ini dan Anda akan diberkati—ya, umat yang paling diberkati di seluruh bumi. Anda adalah umat yang baik. Saya tahu itu. Tetapi kita semua perlu untuk menjadi lebih baik daripada kita sekarang. Marilah kita berada dalam posisi di mana kita mampu tidak saja untuk memberi makan diri kita sendiri melalui produksi dan penyimpanan makanan di rumah, tetapi orang lain juga.
Semoga Allah memberkati kita untuk siap menghadapi hari-hari yang ada di hadapan, yang mungkin akan menjadi hari-hari yang paling berat.15
4
Ketenteraman dan kepuasan datang ke dalam hati kita ketika kita menabung sebagian dari pendapatan kita dan menghindari utang yang tidak perlu.
Dengan segala hormat saya ingin mendorong Anda untuk hidup sesuai dengan asas-asas dasar kerja, penghematan, dan kemandirian dan untuk mengajar anak-anak Anda melalui teladan Anda. … Hiduplah sesuai dengan pendapatan Anda. Simpanlah sebagian dari pendapatan tersebut secara teratur ke dalam tabungan. Hindari utang yang tidak perlu. Bijaksanalah dengan berusaha untuk tidak mengembangkan sumber-sumber terlalu cepat. Belajarlah mengelola sumber-sumber yang Anda miliki dengan baik sebelum Anda berpikir untuk mengembangkan sumber-sumber tersebut lebih lanjut.16
Sayangnya, telah tertanam dalam pikiran sejumlah orang suatu harapan bahwa ketika mereka mengalami masa-masa yang sulit, ketika kita telah bertindak tidak bijaksana dan boros dengan sumber-sumber kita dan hidup melebihi kemampuan keuangan kita, kita mengharapkan Gereja atau Pemerintah untuk menyelamatkan kita. Hal yang terlupakan oleh beberapa anggota kita adalah asas dasar rencana kesejahteraan Gereja bahwa “tidak seorang pun di antara Orang Suci Zaman Akhir yang sejati, yang secara fisik mampu, dengan sengaja mengalihkan beban hidupnya kepada orang lain.” …
Lebih daripada sebelumnya, kita perlu belajar dan menerapkan asas-asas kemandirian ekonomi. Kita tidak tahu kapan krisis yang melibatkan penyakit atau pengangguran bisa memengaruhi kondisi kita sendiri. Kita tahu bahwa Tuhan telah menetapkan malapetaka-malapetaka global untuk masa yang akan datang dan telah memperingatkan dan telah terlebih dahulu memperingatkan agar kita siap. Untuk alasan ini para Pemimpin Utama telah berulang kali menekankan program “kembali ke asas dasar” untuk kesejahteraan duniawi dan rohani.17
Tuhan menghasratkan para Orang Suci-Nya untuk bebas dan mandiri di masa-masa kritis yang akan datang. Tetapi tidak seorang pun benar-benar bebas jika dia berada dalam belenggu keuangan.18
Dalam kitab Raja-Raja kita membaca mengenai seorang wanita yang menangis di hadapan Elisa, sang Nabi. Suaminya telah meninggal, dan dia memiliki utang yang tidak dapat dia bayar. Penagih utang sedang dalam perjalanan untuk mengambil kedua putranya dan menjual mereka sebagai budak.
Melalui sebuah mukjizat Elisa memungkinkan dia untuk memperoleh pasokan minyak dalam jumlah yang banyak. Kemudian dia berkata kepadanya: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu” (lihat 2 Raja-Raja 4:1–7).
“Bayarlah utang, dan hiduplah dari lebihnya.” Betapa kata-kata ini telah memberikan hasil yang baik! Sungguh bijaksana nasihat ini bagi kita di zaman sekarang! …
Banyak orang tidak percaya bahwa resesi yang serius akan datang kembali. Merasa aman dengan harapan-harapan mereka akan kelangsungan pekerjaan mereka dan perolehan upah dan gaji secara tetap, mereka terlibat dalam utang tanpa memikirkan mengenai apa yang akan mereka lakukan jika mereka kehilangan pekerjaan mereka atau jika pendapatan mereka terhenti karena suatu alasan tertentu. Tetapi para pembesar utama telah berulang kali mengatakan bahwa kita belum cukup cerdas dalam mengontrol ekonomi kita tanpa penyesuaian terhadap ekonomi yang cenderung menurun. Cepat atau lambat penyesuaian-penyesuaian ini akan datang.
Alasan lain jumlah utang meningkat menimbulkan kekhawatiran yang bahkan lebih besar. Kekhawatiran ini adalah meningkatnya materialisme, dibandingkan dengan komitmen terhadap nilai-nilai rohani. Banyak keluarga, agar “terlihat mengesankan,” terlibat dalam pembelian rumah yang lebih besar dan lebih mahal daripada yang dibutuhkan, di lingkungan yang mahal .… Dengan standar kehidupan yang semakin meningkat, godaan tersebut meningkat seiring dengan munculnya setiap perkakas baru di pasar. Teknik-teknik periklanan modern yang telah direncanakan dengan cermat dan licik difokuskan pada titik-titik terlemah dari daya tahan konsumen. Sayangnya, sebagai akibat dari iklan ini semakin banyak orang merasa bahwa hal-hal materi harus dimiliki sekarang, tanpa perlu menunggu, tanpa menabung, tanpa melalui pengurbanan.
Lebih buruk lagi, sebagian besar dari keluarga-keluarga yang memiliki utang pribadi tidak memiliki aset cair [tabungan] apa pun sebagai perlindungan. Mereka akan berada dalam kesulitan besar jika pendapatan mereka tiba-tiba dipotong atau dikurangi secara drastis! Kita semua tahu keluarga-keluarga yang telah terlibat utang melebihi yang dapat mereka bayar. Orang-orang dalam situasi seperti itu berada dalam kesedihan yang luar biasa.19
Sekarang, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa semua utang adalah buruk. Tentu saja tidak. Utang bisnis yang bijaksana adalah salah satu unsur pertumbuhan. Kredit kepemilikan rumah yang bijaksana adalah bantuan yang sesungguhnya bagi keluarga yang harus meminjam uang untuk membeli rumah.20
Untuk jangka panjang, adalah lebih mudah hidup sesuai dengan pendapatan kita dan menahan diri dari meminjam uang untuk kebutuhan yang akan datang kecuali dalam kasus yang memang dibutuhkan—bukan untuk barang-barang mewah. Kita bertindak tidak adil terhadap diri kita sendiri atau komunitas ketika kita sangat tidak bijaksana dalam pembelanjaan kita sehingga pada hari kita tidak memiliki penghasilan lagi kita harus berpaling pada badan bantuan atau Gereja untuk memperoleh bantuan keuangan.
Saya mendorong Anda dengan tulus agar tidak mengikat diri Anda pada utang dengan bunga yang sering kali berlebihan. Menabunglah sekarang dan berbelanjalah kemudian, dan Anda akan menjadi lebih maju. Anda akan membebaskan diri Anda dari bunga tinggi dan pembayaran-pembayaran lain, dan uang yang Anda tabung dapat memberikan kesempatan bagi Anda untuk melakukan pembelian di kemudian hari dengan harga diskon tunai yang besar.
… Tahanlah godaan untuk terlibat utang demi membeli properti yang lebih megah atau lebih luas daripada yang sesungguhnya dibutuhkan
Anda akan jauh lebih baik, khususnya keluarga-keluarga muda yang baru mulai, jika terlebih dahulu Anda membeli rumah kecil di mana Anda dapat berharap melunasinya dalam jangka waktu yang relatif singkat .…
Jangan biarkan diri Anda atau keluarga Anda tanpa perlindungan dari kesulitan-kesulitan keuangan. Hindari kemewahan, paling tidak untuk sementara waktu, untuk mengumpulkan tabungan. Adalah sangat bijaksana jika Anda menabung untuk pendidikan masa depan anak-anak Anda dan untuk hari tua Anda .…
Brother dan sister sekalian, ketenteraman dan kepuasan datang ke dalam kehidupan kita ketika kita hidup sesuai dengan kemampuan keuangan kita. Allah memberi kita kebijaksanaan dan iman untuk mengindahkan nasihat yang diilhami dari imamat untuk terbebas dari utang, untuk hidup sesuai dengan kemampuan keuangan kita, dan untuk membayar apa yang kita beli—singkatnya, “bayarlah utangmu, dan hiduplah dari lebihnya.”21
Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran
Pertanyaan
-
Di bagian 1, Presiden Benson menguraikan asas-asas dasar program kesejahteraan Gereja. Dengan cara-cara apa asas-asas ini berkontribusi terhadap kesejahteraan duniawi kita? Dengan cara-cara apa asas-asas ini berkontribusi terhadap kesejahteraan rohani kita?
-
Apa beberapa manfaat dari “kerja keras, yang bermakna”? (Untuk beberapa contoh, lihat bagian 2). Apa beberapa hal yang Anda nikmati mengenai pekerjaan? Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu anak-anak dan remaja menikmati pekerjaan?
-
Beberapa berkat apa yang akan datang sewaktu kita mengikuti nasihat Presiden Benson di bagian 3? Pikirkanlah mengenai apa yang akan Anda lakukan, dengan mempertimbangkan situasi-situasi Anda saat ini, untuk mengikuti nasihat ini.
-
Mengapa menurut Anda penggunaan uang secara bijaksana menuntun pada “ketenteraman dan kepuasan”? Sebaliknya, apa yang dapat kita alami ketika kita tidak “hidup sesuai dengan penghasilan kita [sendiri]”? (lihat bagian 4).
Tulisan Suci yang Berhubungan
Yakub 2:17–19; Alma 34:19–29; A&P 19:35; 42:42; 75:28–29; 104:78; Musa 5:1
Bantuan Mengajar
“Untuk membantu murid bersiap menjawab pertanyaan, Anda dapat memberi tahu mereka sebelum sesuatu dibacakan atau disajikan bahwa Anda akan meminta jawaban mereka .… Misalnya, Anda dapat mengatakan, ‘Dengarkan sewaktu saya membaca bagian ini agar Anda dapat membagikan apa yang paling menarik bagi Anda mengenai ini’” (Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [1999], 69).