Bab 1
Pemulihan Injil
Melalui Nabi Joseph Smith, Tuhan memulihkan Injil-Nya dalam kemuliaan, kekuasaan, ketertiban, dan terangnya yang sejati.
Dari Kehidupan Wilford Woodruff
Ketika Wilford Woodruff masih kanak-kanak, dia dan keluarganya berteman dengan Robert Mason, seorang pria yang dikenal karena keyakinan agamanya yang khas. Presiden Woodruff mengenang:
“Dia percaya bahwa perlu untuk memiliki nabi, rasul, mimpi, penglihatan, dan wahyu dalam Gereja Kristus, sama seperti mereka yang hidup pada zaman dahulu; dan dia percaya Tuhan akan menegakkan sekelompok umat dan sebuah Gereja, di zaman akhir, dengan nabi, rasul, dan semua karunia, kuasa, serta berkat, yang pernah dimilikinya di zaman dunia mana pun .… Dia sering datang ke rumah ayah saya ketika saya kecil, dan mengajarkan kepada saya serta saudara lelaki saya asas-asas tersebut; dan saya memercayainya.
[Dia] banyak sekali berdoa, dan dia mendapatkan mimpi serta penglihatan, dan Tuhan memperlihatkan kepadanya banyak hal, melalui penglihatan, yang akan terjadi di zaman akhir.
Saya di sini akan menceritakan satu penglihatan, yang diceritakannya kepada saya. Terakhir saya melihatnya, dia mengatakan, ‘Saya sedang bekerja di ladang pada tengah hari ketika saya diselubungi dalam sebuah penglihatan. Saya ditempatkan di tengah sebuah hutan lebat dengan pohon buah-buahan: saya amat lapar, dan berjalan jauh menyusuri perkebunan itu, mencari buah untuk dimakan; namun saya tidak dapat menemukan satu pun di seluruh perkebunan, dan saya meratap karena saya tidak dapat menemukan buah. Ketika saya berdiri memandang ke arah perkebunan, serta bertanya-tanya mengapa tidak ada buah, pohon-pohon itu mulai berjatuhan ke tanah di sekitar saya, sampai tidak tertinggal satu pohon pun yang masih berdiri di seluruh perkebunan; dan ketika saya mengagumi pemandangan itu, saya melihat tanaman baru muncul dari akar-akar pohon yang telah jatuh itu, dan tanaman-tanaman baru itu tumbuh menjadi pohon muda yang segar di depan mata saya. Pohon-pohon itu mengeluarkan kuncup, bermekaran, serta berbuah sampai pohon-pohon itu dipenuhi dengan buah terbaik yang pernah saya lihat, dan saya bersukacita melihat begitu banyak buah yang baik. Saya mendekati sebuah pohon dan mengisi tangan saya penuh dengan buah serta mengagumi keindahannya, dan ketika saya baru saja akan mengecapnya penglihatan itu tertutup, dan saya menemukan diri saya berada di ladang di tempat yang sama dimana saya berdiri di awal penglihatan itu.
Saya kemudian berlutut di tanah, dan berdoa kepada Tuhan, serta bertanya kepada-Nya, di dalam nama Yesus Kristus, untuk memperlihatkan kepada saya makna penglihatan itu. Tuhan berfirman kepada saya, “Inilah arti dari penglihatan itu; pohon-pohon besar di hutan melambangkan generasi-generasi manusia dimana engkau tinggal. Tidak ada gereja Kristus, atau Kerajaan Allah di bumi dalam generasimu. Tidak ada buah dari Gereja Kristus di bumi. Tidak ada orang yang ditetapkan oleh Allah untuk melayani dalam tata cara-tata cara Injil keselamatan apa pun di atas bumi di zaman dan generasi ini. Namun, dalam generasi berikutnya, Aku Tuhan akan menegakkan kerajaan-Ku dan Gereja-Ku di muka bumi, dan buah kerajaan serta Gereja Kristus, seperti yang diikuti para nabi, rasul, dan orang suci dalam setiap masa kelegaan, akan kembali ditemukan dengan segala kegenapannya di bumi. Engkau akan hidup untuk melihat harinya, dan memegang buahnya; namun tidak akan pernah menikmatinya dalam daging.”’”
Presiden Woodruff melanjutkan, “Ketika [dia] selesai menceritakan penglihatan dan artinya, dia mengatakan kepada saya, … ‘Saya tidak akan pernah menikmati buah ini dalam daging; namun Anda akan menikmatinya, dan Anda akan menjadi seorang pemegang peran yang menonjol dalam kerajaan itu.’ Dia kemudian berpaling dan meninggalkan saya. Inilah kata-kata terakhir yang pernah diucapkannya kepada saya di bumi ini .…
Dia memperoleh penglihatan ini sekitar tahun 1800, dan dia menceritakannya kepada kami pada tahun 1830—pada musim semi yang sama ketika Gereja ini diorganisasi.
Penglihatan ini, bersama ajaran-ajarannya yang lain kepada saya, meninggalkan kesan yang kuat di benak saya, dan saya banyak berdoa kepada Tuhan untuk menuntun saya dengan Roh-Nya, dan mempersiapkan saya bagi Gereja-Nya jika Gereja itu datang.”
Ketika Wilford Woodruff bergabung dengan Gereja, dia menulis surat kepada temannya, Robert Mason. “Saya … memberitahu dia bahwa saya telah menemukan Gereja Kristus yang telah diceritakannya kepada saya,” kenangnya kemudian. “Saya memberitahu dia mengenai organisasinya dan munculnya Kitab Mormon; bahwa Gereja memiliki nabi, rasul, dan semua karunia serta berkat di dalamnya, dan bahwa buah sejati kerajaan dan Gereja Kristus dinyatakan di antara para Orang Suci sebagaimana yang Tuhan perlihatkan kepadanya dalam penglihatannya. Dia menerima surat saya, dan membacanya berulang kali, serta memegangnya sebagaimana dia memegang buah di dalam penglihatan; namun dia sudah amat lanjut usia, dan tak lama kemudian meninggal. Dia tidak hidup untuk melihat seorang penatua pun melaksanakan tata cara-tata cara Injil baginya.
“Kesempatan pertama yang saya peroleh, setelah ajaran pembaptisan bagi orang yang telah meninggal diwahyukan, saya pergi dan dibaptiskan baginya.”1
Ajaran-Ajaran Wilford Woodruff
Injil Yesus Kristus abadi dan tidak berubah.
Tuhan telah merentangkan tangan-Nya dalam banyak kesempatan dalam berbagai masa kelegaan yang berbeda untuk menegakkan Kerajaan-Nya di atas bumi; Dia telah memanggil orang-orang—roh-roh yang luhur—yang telah tampil dan hidup sebagai makhluk fana pada masa dan zaman yang berbeda-beda. Dia telah mengilhami orang-orang itu; memberi mereka wahyu; memenuhi mereka dengan ilham, dengan terang, dengan kebenaran, dengan hal-hal Kerajaan Allah.2
Jika Anda dapat bertemu Bapa Adam, dengan Set, Musa, Harun, Kristus, atau para rasul, mereka akan mengajarkan asas-asas yang sama yang telah diajarkan kepada kita; mereka tidak akan menyimpang sedikit pun. Injil ini abadi adanya dan tidak berubah sifatnya.3
Tidak pernah ada lebih dari satu Injil, dan tidak akan pernah ada yang lain yang disampaikan kepada anak-anak manusia, dan Injil tidak pernah berubah dan tidak akan berubah sepanjang waktu atau kekekalan. Injil sama di setiap zaman dunia; tata cara-tata caranya sama. Mereka yang percaya pada Injil beriman kepada Yesus sebelum Dia datang dalam daging, dan pertobatan dari dosa telah dikhotbahkan sebelum masa hidup-Nya dan juga sesudahnya; mereka juga melakukan pembaptisan untuk pengampunan dosa serta penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus; dan mereka memiliki organisasi gereja dengan orang-orang yang diilhami di dalamnya …. Semua ini perlu di setiap zaman dunia.4
Kapan pun Tuhan memiliki Gereja di muka bumi, dan Gereja itu menerima Injil Kristus, dan mereka menikmati Roh Kudus, setiap karunia dan kasih karunia yang pernah menjadi bagian dari Gereja Allah juga menjadi bagian dari Gereja itu.5
Yesus Kristus menegakkan Gereja-Nya selama masa pelayanan fana-Nya, namun orang-orang jatuh dalam kemurtadan tak lama setelah kematian dan kebangkitan-Nya.
Yesus Kristus … membawa Injil kepada bangsa Yahudi dan menegakkan Kerajaan-Nya di antara mereka dan Injil datang dengan segala karunia, kasih karunia dan kuasanya: yang sakit disembuhkan; iblis diusir; karunia dinyatakan di antara mereka. Namun bangsa Yahudi menolak-Nya, dan mereka akhirnya mengantar-Nya pada kematian .… Dia tidak diterima; dan kemudian, sesuai dengan perintah, Injil ini disampaikan kepada orang bukan Yahudi.6
Ketika kerajaan disampaikan kepada orang bukan Yahudi, kerajaan itu disampaikan dengan para rasul dan nabi, dengan kuasa penyembuhan, dengan wahyu langsung dari Allah, dan dengan setiap karunia serta kasih karunia yang dipercayai oleh banga Yahudi, dan dinikmatinya sewaktu mereka tetap setia: ketika datang kepada bangsa bukan Yahudi, kerajaan itu sempurna dalam organisasinya, namun dengan perjalanan waktu mereka mengubah tata cara-tata cara Kerajaan Allah, dan jatuh dalam pola ketidakpercayaan yang sama, dan bertahan selama berabad-abad tanpa ketertiban surga yang sejati di antara mereka .… Seiring berlalunya waktu, karunia dan kasih karunia, serta kuasa Kerajaan Allah diambil, dan orang-orang yang menjabat dalam gereja kuno Allah hampir semuanya menemui ajal; mereka dibunuh karena berupaya untuk mempertahankannya dalam kemurniannya, dan berusaha dengan segala daya mereka untuk menegakkan asas-asas yang telah diwahyukan oleh Allah.7
Abad-abad yang panjang berlalu. Berjuta-juta umat manusia dilahirkan, hidup di bumi, meninggal, serta pergi ke dunia roh, dan tidak satu jiwa pun dari mereka, sejauh yang kita ketahui, memiliki kuasa untuk pergi ke antara umat manusia serta melayani dalam tata cara Injil kehidupan dan keselamatan. Namun tidak diragukan, pasti ada berjuta-juta orang baik, yang bertindak sesuai dengan terang terbaik yang mereka miliki …, yang tampil di zaman mereka masing-masing dan mengkhotbahkan Injil sesuai dengan terang yang mereka miliki. Namun mereka tidak memiliki kuasa untuk melayani dalam satu tata cara pun yang memiliki kekuatan setelah kematian. Mereka tidak memegang kuasa Imamat Kudus.8
Dunia hampir tanpa pengetahuan mengenai kebenaran, dan mengenai Roh Kudus yang dicurahkan untuk menuntun umat manusia ke jalan kebenaran .… Kenyataan bahwa generasi demi generasi telah berganti dan menegakkan berbagai sistem serta organisasi, semuanya mengaku selaras dengan rencana keselamatan, namun bertentangan satu sama lain, sampai akhirnya mereka membuat sejumlah gereja yang semuanya berbeda dalam hal-hal ajaran, yang membuktikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.9
Setelah berabad-abad kemurtadan, Tuhan memulihkan kegenapan Injil melalui Nabi Joseph Smith
Injil telah tampil di zaman kita dalam kemuliaan, kuasa, ketertiban, dan terangnya yang sejati, seperti yang selama ini terjadi ketika Allah memiliki umat yang diakui-Nya di antara manusia. Organisasi dan Injil yang sama yang baginya Kristus telah mati, dan yang baginya para Rasul telah menumpahkan darah dalam usaha mempertahankannya, kembali ditegakkan dalam generasi ini. Bagaimana hal itu terjadi? Melalui pelayanan seorang malaikat kudus dari Allah, dari surga, yang [berbicara] dengan manusia, dan mengungkapkan kepadanya kegelapan yang telah menyelimuti dunia, dan memperlihatkan kepadanya kekelaman keji yang meliputi bangsa-bangsa, peristiwa-peristiwa yang seharusnya terjadi dalam generasi ini, dan akan mengikuti satu sama lain secara beruntun bahkan hingga kedatangan Mesias [lihat Joseph Smith 2:30–49]. Malaikat mengajarkan kepada Joseph Smith asas-asas yang dibutuhkan bagi keselamatan dunia; dan Tuhan memberinya perintah-perintah, dan memeteraikan ke atasnya imamat, serta memberinya kuasa untuk melaksanakan tata cara rumah Tuhan. Dia memberitahunya bahwa Injil tidak berada di antara manusia, dan bahwa tidak ada organisasi yang sejati dari Kerajaan-Nya di dunia, dan bahwa orang telah berpaling dari tata tertib-Nya yang sejati, mengubah tata cara dan melanggar perjanjian yang abadi, serta mewarisi kebohongan dan hal-hal dimana tidak didapatkan manfaat. Dia memberitahunya bahwa waktunya telah tiba untuk meletakkan landasan bagi penegakan Kerajaan Allah di antara manusia untuk persiapan terakhir kali untuk masa-masa terakhir.10
Apa yang dilakukan oleh Joseph Smith setelah menerima imamat dan tata cara-tata caranya? Akan saya beritahukan apa yang dilakukannya. Dia melakukan apa yang selama tujuh belas abad dan lima puluh generasi, yang telah berlalu dan lenyap, tidak mampu dilakukan oleh para pemuka dan agama Kristiani, bahkan oleh seluruh dunia sekalipun—dia, meskipun hanya seorang remaja [tak berpendidikan], menyampaikan kepada dunia Injil Yesus Kristus dalam kegenapan, kejelasan dan kesederhanaannya, sebagaimana diajarkan oleh Perancangnya serta para rasul-Nya; dia memperkenalkan Gereja Yesus Kristus dan Kerajaan Allah sempurna dalam organisasinya, seperti diperkenalkan oleh Paulus—dengan kepala dan kaki, lengan dan tangan, setiap bagian tubuh sempurna di hadapan surga dan bumi [lihat 1 Korintus 12:12–28]. Bagaimana dia, seorang pemuda [tak berpendidikan], dapat melakukan apa yang gagal dilakukan oleh semua orang yang terpelajar dalam dunia Kristen selama tujuh belas abad? Karena dia digerakkan oleh kuasa Allah, dia diajar oleh orang-orang yang, ketika dalam daging, telah mengajarkan Injil yang sama, dan dalam melakukan ini dia menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh Bapa Adam, Henokh, Musa, Elias, Yesaya, Yeremia, dan Yesus beserta para Rasul-Nya, semuanya.
Benarlah apa yang Paulus katakan—“Aku mempunyai keyakinan yang kukuh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” [lihat Roma 1:16]. Demikian pula para Orang Suci Zaman Akhir dapat berkata—“Kami mempunyai keyakinan yang kukuh dalam Injil.” Saya tidaklah malu untuk mengatakan bahwa Joseph Smith adalah seorang Nabi Allah; saya tidaklah malu untuk memberikan kesaksian bahwa dia dipanggil oleh Allah, dan meletakkan dasar dari Gereja dan kerajaan di bumi ini, karena ini benar, dan pria serta wanita mana pun yang diilhami oleh Roh Kudus dapat melihat dan memahami hal-hal ini.
… Dia hidup hingga menerima setiap kunci, tata cara dan hukum yang pernah diberikan kepada manusia mana pun di bumi, mulai dari Bapa Adam, sampai masa kelegaan ini. Dia menerima kuasa dan kunci di bawah tangan Musa untuk pengumpulan suku Israel di zaman akhir; dia menerima di bawah tangan Elia kunci pemeteraian hati para ayah kepada anak-anak dan hati anak-anak kepada para ayah; dia menerima di bawah tangan Petrus, Yakobus dan Yohanes kerasulan, dan semua yang berhubungan dengannya; dia menerima di bawah tangan Moroni semua kunci dan kuasa yang dibutuhkan dari tongkat Yusuf di tangan Efraim; dia menerima di bawah tangan Yohanes Pembaptis Imamat Harun, dengan segala kunci dan kuasanya; serta setiap kunci dan kuasa lainnya yang menjadi milik masa kelegaan ini, dan saya tidak malu untuk mengatakan bahwa dia adalah seorang Nabi Allah.11
Joseph Smith, daripada hidup mencapai usia hampir seribu tahun seperti Adam, hidup hingga usia tiga puluh delapan tahun. Dia menampilkan catatan dari tongkat Yusuf di dalam tangan Efraim—sejarah dari penduduk kuno benua ini. Melalui kuasa Allah dia menerjemahkannya, dan telah diterbitkan dalam banyak bahasa. Selain ini, dia mengorganisasi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di atas dasar para rasul dan nabi, Yesus Kristus sebagai batu penjuru utama [lihat Efesus 2:20]. Kaum pria ditahbiskan dalam keimamatan dan diutus, dari beragam lapangan pekerjaan kehidupan, untuk membawa Injil ini ke dunia. Allah memberitahu Joseph Smith bahwa dia dipanggil untuk menyiangi kebun anggur sekali lagi untuk yang terakhir kalinya sebelum kedatangan Putra Manusia [lihat A&P 24:19]. Sejak itu, ribuan penatua Israel telah diutus ke seluruh dunia untuk mengkhotbahkan Injil .… Biarlah siapa pun membaca wahyu dalam Kitab Ajaran dan Perjanjian, yang diberikan kepadanya dalam waktu yang singkat yang dilaluinya di sini dalam daging. Itu merupakan salah satu catatan terbesar yang pernah diberikan oleh siapa pun kepada umat manusia. Bukan ini saja, namun dia mengatur endowmen dan melakukan banyak pekerjaan lainnya. Siapa yang dapat menuntut dia, selama waktu singkat hidupnya dalam daging, untuk melakukan lebih dari yang telah dilakukannya? Saya menerima endowmen saya di bawah tangannya. Dia memberikan semua tata cara ini yang telah diberikan kepada para Orang Suci Zaman Akhir. Bahkan, adalah suatu keajaiban dan mukjizat bahwa dia berhasil melakukan sebanyak yang berhasil dilakukannya.12
Saat ini kita memiliki hak istimewa untuk berjalan dalam terang Injil yang dipulihkan
Saya menganggap umat mana pun diberkati Tuhan kepada siapa Dia telah mewahyukan Injil Yesus Kristus, kepada siapa Dia memberikan imamat kudus dan kuasa untuk melayani dalam tata cara rumah-Nya .… Saya menganggap ini merupakan posisi kita dewasa ini; kita memiliki hak istimewa berjalan dalam terang, kita memiliki hak istimewa untuk memahami serta mengetahui kebenaran, untuk mengetahui cara diselamatkan dan dipermuliakan di hadapan Bapa dan Allah kita. Kita berada dalam posisi untuk mengetahui pikiran serta kehendak-Nya, melalui hamba-Nya para nabi. Tuhan telah memberi kita para pengajar dan orang-orang yang diilhami, orang yang diilhami melalui Roh dan kuasa Allah; melengkapi mereka dengan kebenaran serta menganugerahi mereka dengan kebijaksanaan untuk mengajarkan kita pada setiap kesempatan jalan yang hendaknya kita lalui. Ini merupakan berkat yang besar.13
Sewaktu saya merenungkan … keadaan umat manusia, dan mempertimbangkan betapa berbedanya keadaan kita dengan kebanyakan manusia, saya merasa bahwa kita hendaknya bersyukur kepada sang Maha Pemurah. Ada jutaan umat manusia yang berkumpul dalam beragam rumah, dalam katedral, gereja dan kapel, untuk tujuan memuja Allah, namun apakah ada satu di antara sejumlah jemaat itu yang datang berkumpul dengan suatu pemahaman akan kebenaran, kecuali ada Penatua Orang Suci Zaman Akhir yang dipanggil untuk berkhotbah kepada penduduk bumi? Apakah mereka datang berkumpul memahami asas-asas Injil yang sama, rencana keselamatan yang sama, Injil Yesus Kristus, dalam upaya dan cara yang menjadikan mereka satu?
Allah tidak dapat membuat orang menjadi satu dengan begitu banyak ragam iman, dan kejamakan ajaran seperti itu, bertentangan langsung satu sama lain, seperti yang ada di dunia, namun kita adalah umat yang diberkati; kita memiliki asas kesatuan dan persatuan menyertai kita, dan dengan melaksanakannya, hal itu akan mengikat kita bersama serta mempersatukan kita.
Di atas asas inilah para Orang Suci Zaman Akhir diberkati, dan dijadikan bebas. Kita dibebaskan sebagian besar dari semua masalah dan kebingungan, ajaran palsu, kegelapan, kesalahan dan takhayul yang telah menyelimuti benak kita hingga terang dinyatakan kepada anak manusia bahwa mereka dalam kegelapan, karena inilah keadaan kita semua; sampai terang itu datang kita meraba-raba dalam kegelapan, sebagian besar. Meskipun kita mungkin jujur, dan dipenuhi dengan perasaan yang paling baik dan paling suci, namun sampai kegenapan Injil diungkapkan, dunia bagaikan si buta yang meraba-raba mencari dinding [lihat Yesaya 59:9–11]. Kita tidak memiliki Rasul, tidak ada Nabi, kita tidak memiliki orang yang diilhami untuk bangkit serta memberitahu kita apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan, dan kita harus melalui semua kesulitan, kesengsaraan serta kekelaman yang dialami anak manusia ketika hidup di bawah naungan ajaran palsu, tradisi palsu, dan pengajar palsu ….
Kita dibebaskan dari semua ini, awan kegelapan diangkat dari kita, dan terang kebenaran kekal telah mulai menyinari benak kita .…
Ini saya hitung sebagai salah satu berkat terbesar yang telah Allah berikan kepada anak manusia, memiliki kebenaran yang jelas ditunjukkan kepada mereka .…
Di mana pria atau wanita yang memahami apa pun mengenai Allah atau mengenai kekekalan sampai Joseph Smith mengungkapkan kegenapan Injil? Saya dapat membaca mengenai hal-hal itu dalam Alkitab yang saat ini kita yakini dan terima, namun saya dikelilingi oleh tradisi dunia dan tidak dapat memahaminya.
Saat ini kita diajar, dari waktu ke waktu, asas-asas yang jelas dari Injil Yesus Kristus, rencana keselamatan—cara untuk hidup agar mendapatkan persetujuan dari Bapa kita di Surga. Bukankah ini merupakan berkat di atas segala berkat? Jika umat ini dapat memahami berkat mereka, mereka tidak pernah perlu memiliki saat-saat yang tidak bahagia. Jika umat ini dapat memahami posisi yang mereka miliki dan hubungan sejati mereka dengan Allah mereka akan merasa amat puas, dan mereka akan menyadari bahwa Bapa Surgawi kita berbelaskasihan kepada kita dan bahwa Dia telah memberikan berkat-berkat yang besar serta agung kepada kita.14
Saya berterima kasih kepada Allah bahwa saya hidup di zaman dan masa ini dari dunia, ketika telinga saya telah mendengarkan suara kegenapan Injil Kristus.15
Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran
Pertimbangkanlah gagasan-gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman v–xi.
-
Ulaslah kembali kisah di halaman 1–3. Apa yang hilang dalam kehidupan Robert Mason? Apa yang diajarkan dari kisah ini mengenai Kemurtadan Besar dan Pemulihan Injil?
-
Pelajari halaman 3–5, carilah ciri-ciri khas Gereja Tuhan yang sejati. Mengapa penting bahwa Gereja selamanya ditegakkan menurut pola yang sama?
-
Menurut Presiden Woodruff, apa yang menuntun pada Kemurtadan Besar? Apa beberapa akibat dari Kemurtadan Besar? (lihat halaman 5–6). Bagaimana akibat-akibat ini terbukti dewasa ini?
-
Ulaslah kembali halaman 6–9, carilah beberapa hal yang dicapai oleh Nabi Joseph Smith dalam Pemulihan Injil. Bagaimana hal-hal yang dicapainya memengaruhi hidup Anda?
-
Bacalah pernyataan yang dimulai di bagian bawah halaman 8. Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita tidak malu akan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan?
-
Perhatikan kata-kata kegelapan dan terang di halaman 9–11. Apa yang Anda pelajari dari penggunaan Presiden Woodruff akan kata-kata ini? Apa yang akan hilang dari hidup Anda jika Anda tidak menerima Injil yang dipulihkan?
Tulisan Suci Terkait: Yesaya 29:10–14; Amos 8:11–12; Mormon 1:13–14; A&P 128:19–21.