Penatua Craig C. Christensen
Dari Tujuh Puluh
“Keluarga kami memiliki singkatan yang diambil dari Alma 32:28—SEED—Spiritual Exercise Every Day (BENIH—Melatih Kerohanian Setiap Hari),” ujar Penatua Craig C. Christensen, yang baru saja diangkat sebagai seorang anggota Kuorum Kedua Tujuh Puluh.
Latihan telah menjadi bagian besar dalam kehidupan Penatua Christensen. Sebagai keluarga yang sangat aktif secara fisik, bahkan menikmati menyelam bersama dalam liburan keluarga, Penatua Christensen, istrinya, Debora, dan keempat anak mereka memperoleh latihan rohani melalui kebaktian dan pembelajaran tulisan suci keluarga. Sebagai tambahan, Penatua Christensen memiliki perkembangan rohaninya sendiri secara rutin. “Selama ini,” ujar Penatua Christensen, “proses refleksi dan pencarian tulisan suci tersebut telah memperkuat serta membangun kesaksian saya.”
Penatua Christensen lahir pada tanggal 18 Maret 1956 di Salt Lake City, Utah, dari pasangan Sheron Glen dan Colleen Cloward Chistensen. Keluarganya pindah ke Concord, California, sebelum dia di bangku sekolah lanjutan pertama. Kemudian dia kembali ke Utah sebagai seorang mahasiswa untuk bermain football bagi Universitas Brigham Young.
“Football merupakan fokus saya sebelum misi saya ke Chili,” ujar Penatua Christensen. “Menjadi seorang misionari mengubah semuanya. Pekerjaan itu telah memberi kepada saya kasih yang besar bagi bangsa Chili dan keinginan untuk melayani dengan sungguh-sungguh.”
Menikah di Bait Suci Salt Lake pada tanggal 28 Maret 1978 dengan Debora Jones—“teladan penerapan injil saya”—dia mempelajari akuntansi dan bisnis. Sebagai pemilik penyalur mobil, dia bertekad untuk “menjalankan asas integritas dan mengajarkannya kepada orang lain.”
Dia mempelajari asas ini melalui para pembimbing sepanjang kehidupannya, termasuk ayahnya, yang adalah uskup dan presiden wilayahnya; saudara lelakinya; serta presiden misinya.
Para pembimbing ini juga membantu mempersiapkannya untuk melayani sebagai uskup, presiden misi, dan Pembesar Area Tujuh Puluh. Melalui teladan dan pengalaman ini, Penatua Christensen berkata, “Saya telah belajar bahwa Roh sungguh-sungguh mengajar kita dan mereka yang kita ajar. Dalam setiap panggilan, kita perlu melihat apa yang Tuhan ingin agar kita lakukan.”