2008
Waspadalah Terhadap Kuda-Kuda Kayu
Oktober 2007


Waspadalah Terhadap Kuda-Kuda Kayu

Elder Kenneth Johnson

Apakah Anda mengamati bagaimana lingkungan kita dapat memengaruhi tindakan kita dan memengaruhi perilaku kita? Saya ingat, sebagai mahasiswa muda perguruan tinggi, berperan serta dalam sebuah diskusi dengan seorang instruktur yang membuat referensi untuk menyelidiki perihal dampak lingkungan pada produktivitas di tempat kerja. Dia melaporkan bahwa beberapa lingkungan mendorong karyawan untuk bekerja dengan tenaga dan industri yang lebih besar sementara lingkungan lain memiliki dampak sebaliknya. Pemikiran bahwa hal-hal yang tampak sederhana ini dapat memiliki pengaruh yang sedemikian besar sangat menarik bagi saya.

Dia juga berbicara tentang eksperimen yang dilakukan dengan sekelompok orang yang duduk di meja siap untuk menikmati hidangan yang telah diletakkan di depan mereka. Meskipun setiap peserta lapar dan menyatakan hasrat untuk menyantap makanan, selera mereka dipengaruhi secara dramatis oleh perubahan cahaya dalam ruangan. Setelah perubahan dalam pencahayaan, banyak yang tidak makan sama sekali, yang lain makan sangat sedikit, dan, yang mengejutkan, tidak seorang peserta pun yang menikmati makanan itu.

Kenyataan bahwa makanan yang menggugah selera akan kehilangan kenikmatannya hanya karena cahaya ruangan telah diubah menunjukkan dampak yang mungkin dan pengaruh lingkungan terhadap perilaku kita.

Beberapa tahun kemudian, dalam pengejaran karier bisnis saya, saya diundang oleh seorang klien untuk menyediakan jaminan asuransi untuk sebuah bisnis baru yang sedang dia luncurkan. Ketika saya tiba di lokasi, saya mengetahui bahwa itu adalah sebuah bisnis kelab malam.

Sewaktu kami melewati resepsionis, masuk ke area utama, saya terkesan dengan dekorasinya. Perabotan dan asesori ruangan, gorden dan karpetnya tertata dengan rapi, menyediakan suasana yang paling menyenangkan. Ini bukan apa yang saya harapkan untuk ditemukan setelah diberi tahu tujuan tempat itu akan digunakan. Sewaktu saya duduk bersama pemilik usaha itu, membahas informasi yang diperlukan, seorang karyawan menghampiri dan bertanya jika saya dapat menguji sistemnya.

Klien saya memberikan persetujuannya. Tiba-tiba suasana yang tenang berubah ketika cahaya ruangan memudar digantikan dengan lampu-lampu warna-warni yang menyilaukan dan musik keras yang ingar-bingar. Perasaan yang tenteram tiba-tiba rusak.

Adalah mustahil untuk berkomunikasi dengan keadaan semacam itu, jadi kami berjalan kembali ke area resepsionis. Setelah pembahasan lebih lanjut dan karena apa yang saya alami, saya tidak merasa nyaman untuk melanjutkan, jadi saya merujuk klien saya pada spesialis lain di bidang asuransi ini. Sampai hari ini saya dengan jelas ingat perubahan dramatis yang terjadi dengan cahaya lampu dan getaran musik keras yang menembus ruangan yang gelap itu.

Saya memetik pelajaran yang tak terlupakan dari pengalaman ini. Lingkungan kita dapat memiliki dampak yang penting mengenai bagaimana perasaan kita dan cara kita bertindak.

Ini adalah satu alasan para pemimpin kita telah menasihati bahwa setiap kegiatan yang disponsori Gereja hendaknya diadakan di lingkungan dimana Roh Tuhan dapat hadir. Pikirkan mengenai nasihat ini. Sekarang pikirkan mengenai kegiatan-kegiatan Gereja kita. Apa yang dapat kita lakukan untuk memenuhi tujuan Tuhan Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan Gereja yang sehat dan meneguhkan?

Kuda Trojan

Sejak masa muda saya, saya telah sangat tertarik dengan legenda Yunani tentang kuda Trojan. Anda mungkin akan ingat bahwa tentara Yunani telah berkemah di kota Troy selama 10 tahun tanpa dapat menghancurkan benteng pertahanan.

Akhirnya orang-orang Yunani itu berpura-pura mundur, meninggalkan sebuah kuda kayu yang besar dengan sekelompok serdadu yang bersembunyi di dalamnya. Orang-orang Trojan memercayai kuda itu dapat menjadi pertanda yang baik dan, meskipun beberapa orang menentang itu, mereka membawanya masuk ke dalam pintu gerbang kota. Pada malam harinya para pejuang Yunani keluar dari tempat persembunyian mereka dan membuka pintu gerbang kota, yang mengizinkan tentara Yunani untuk masuk dan mengalahkan Troy.

Kita juga harus berjaga-jaga terhadap kekuatan yang bekerja sama untuk meruntuhkan pertahanan kita dengan maksud menghancurkan perisai iman kita! Rumah dan tempat peribadatan kita dapat menyediakan perlindungan dari badai yang disebabkan oleh unsur-unsur keduniawian yang tidak pantas, yang memungkinkan kita untuk “tabah dan tak tergoyahkan, selalu berlimpah-limpah dengan pekerjaan baik” (Mosia 5:15) dan untuk selalu “berdiri di tempat-tempat kudus” (A&P 45:32).

Gagal untuk waspada dapat menyebabkan beberapa orang kehilangan kepekaan rohani sewaktu mereka menoleransi musik yang tidak sehat dan kegiatan yang tidak pantas. Membiarkan hal-hal semacam itu dapat menyakiti kita dari dalam, seperti kuda kayu yang dibawa masuk ke dalam apa yang sebelumnya adalah kubu yang tak terkalahkan.

Tujuan kita dalam merencanakan dan menyiapkan kegiatan hendaknya bukanlah untuk meniru atau mencontoh tren dunia namun untuk menyediakan sebuah lingkungan dimana Roh Tuhan tinggal. Ini berlaku kapan pun dan di mana pun sebuah kegiatan disponsori Gereja dan hendaknya menjadi penuntun kita ketika memilih film-film apa yang hendaknya ditonton, program-program komputer yang hendaknya dilihat, atau kegiatan-kegiatan rekreasi yang hendaknya diikuti. Kita hendaknya memberi pertimbangan khusus terhadap acara-acara yang melibatkan penggunaan gedung Gereja, karena gedung Gereja dikuduskan dan ditetapkan untuk kegiatan-kegiatan yang “bajik, yang indah, atau terhormat atau patut dipuji” (Pasal-Pasal Kepercayaan ke-13).

Seandainya Juruselamat menghadiri sebuah kegiatan di gedung pertemuan Gereja, akankah tanggapan-Nya sama dengan ketika Dia mengusir para penukar uang dari bait suci di Yerusalem (lihat Matius 21:12–13)? Atau akankah Dia, seperti Petrus di Gunung Perubahan Rupa, menyatakan perasaan: “Betapa bahagianya kami berada di sini” (Matius 17:4)?

Nasihat Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) mengenai persyaratan untuk pelayanan misionaris penuh-waktu berlaku untuk topik ini: “Saya yakin bahwa dengan menetapkan persyaratan yang ketat ini akan membuat kaum remaja kita, khususnya remaja putra kita, untuk menjalankan disiplin diri yang lebih tinggi, hidup dengan standar-standar yang lebih tinggi, menghindari pelanggaran dan mengikuti standar-standar yang tinggi dalam semua kegiatan mereka.”1

Dengan mengingat perkataan itu, marilah kita masing-masing bertekad untuk merencanakan dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang sehat dengan menetapkan standar dan menolak pengaruh dunia.

Akankah cara ini membatasi kegembiraan dalam dan mengurangi ungkapan bahagia dari pertemuan sosial kita? Tidak sama sekali! Sesungguhnya, sebaliknyalah yang benar. Dengan menetapkan standar kita akan menikmati pengalaman-pengalaman yang memupuk kenangan yang abadi, konsisten dengan janji dari rencana kebahagiaan yang besar.

CATATAN

  1. Gordon B. Hinckley, “Pelayanan Misionaris,” Pertemuan Pelatihan Kepemimpinan Sedunia, Januari 2003, 27.