Teguh pada Iman: Menawarkan Wawasan Sederhana terhadap Asas-Asas Injil
Ketika Robert Lund, uskup di Kaysville, Utah, Amerika Serikat, menghadapi pertanyaan atau masalah apa pun yang berkaitan dengan Injil, satu sumber yang senantiasa dia rujuk adalah Teguh pada Iman.
“Jika seseorang datang kepada saya dengan sebuah pertanyaan, saya akan mengatakan, ‘Coba lihat apa yang Teguh pada Iman katakan,’” ujar Uskup Lund, mengacu pada rujukan rekanan untuk pembelajaran tulisan suci dan ajaran-ajaran dari para nabi zaman akhir.
Pertama kali diterbitkan tahun 2004, Teguh pada Iman mengambil pendekatan topik per topik dalam uraian sederhananya tentang pokok-pokok bahasan Injil. Sementara rujukan itu dirancang khususnya dapat bermanfaat bagi remaja, remaja dewasa lajang, dan anggota baru, Teguh pada Iman memiliki tujuan untuk menolong semua pembaca memperkuat upaya mereka “untuk mendekatkan diri kepada Juruselamat dan mengikuti teladan-Nya,” pernyataan Presidensi Utama dalam pendahuluan.
Uskup Lund tidak sendirian dalam opininya yang penuh semangat tentang buku itu. Para anggota di seluruh dunia menemukan cara-cara untuk menggunakan Teguh pada Iman untuk meningkatkan pembelajaran Injil pribadi mereka, membangun landasan yang lebih kuat akan pengetahuan Injil, menerapkan asas-asas Injil dalam kehidupan mereka, serta mempersiapkan diri untuk membagikan atau mengajarkan Injil.
Meningkatkan Pembelajaran Injil
Donna Heßling, dari Cabang Münster, Wilayah Jerman Dortmund, menggunakan Teguh pada Iman untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai Gereja yang dipulihkan dan ajaran-ajarannya.
“Entrinya jelas dan mendalam, dan setiap topik telah memperbesar dan meneguhkan kesaksian saya akan kebenaran Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir,” Sister Donna Heßling bertutur.
Teguh pada Iman berisikan kira-kira 170 entri mengenai topik yang terdaftar secara alfabetis dari Imamat Harun sampai Sion. Selain untuk mengajarkan asas-asas Injil dalam cara yang sederhana namun penuh ilham, setiap entri juga berisikan rujukan tulisan suci untuk pembelajaran lebih lanjut tentang topik apa pun.
Mark Ellison dan keluarganya, dari Saratoga Springs, Utah, Amerika Serikat, sering menggunakan Teguh pada Iman untuk memusatkan pada sebuah topik ketika mempelajari Injil di rumah.
“Ketika anak-anak kami berperan serta dalam malam keluarga dengan mengajarkan pelajaran, mereka akan memiliki sebuah topik dan menggunakan Teguh pada Iman untuk kesimpulan yang baik,” Brother Ellison berujar. “Kadang-kadang kita telah mengambil sebuah topik dan meminta setiap anggota keluarga kita untuk menekankan satu hal yang mereka ketahui mengenai topik itu. Lalu kita membuka Teguh pada Iman dan melihat apa yang dikatakannya di sana, dan apa yang mungkin kita lupakan.”
Usia anak-anaknya berkisar antara 7 sampai 18, namun Brother Ellison mengatakan Teguh pada Iman menyediakan informasi yang memenuhi minat dan tingkat pengetahuan Injil bagi setiap anggota keluarganya.
“Buku itu sederhana namun berisikan informasi paling penting,” Brother Ellison bertutur. “Saya pikir keluarga saya sungguh-sungguh memahami bahwa itu merupakan sumber Injil yang mereka dapat gunakan jika mereka memiliki pertanyaan atau kebutuhan untuk mempersiapkan diri untuk mengajar atau membagikan gagasan mengenai topik apa pun.”
Membangun Landasan Pengetahuan
Sepanjang tahun 2007, Jake McKell yang berusia 17 tahun di Lingkungan ke-21 Grandview, Wilayah Provo Utah Grandview (Amerika Serikat), bersama dengan teman-teman sebaya dan pemimpinnya, berperan serta dalam sebuah tantangan yang dikeluarkan oleh uskup mereka untuk membaca Teguh pada Iman dari halaman ke halaman sepanjang tahun. David Tueller, presiden Remaja Putra lingkungan, menyatakan lingkungan melihat tanggapan yang positif terhadap Teguh pada Iman.
“Merupakan berkat yang besar untuk membaca ajaran yang diajarkan dalam buku itu dalam cara yang sederhana, murni, dan mudah untuk dipahami,” Brother Tueller bertutur. “Di seluruh lingkungan ada kesadaran yang lebih besar akan kuasa dan penggunaan buku itu untuk ceramah, pembelajaran tulisan suci pribadi, dan menolong membagikan Injil kepada sesama.”
Di Cabang Allentown, Wilayah Reading Pennsylvania (Amerika Serikat), Tracy Norton, presiden Remaja Putri, dan remaja putri di lingkungannya menggunakan Teguh pada Iman sewaktu mempelajari Pasal-Pasal Kepercayaan, sebuah proyek yang mereka harap akan memberi mereka keyakinan untuk membagikan Injil dengan lebih lengkap dalam memahami pokok-pokok dasar kepercayaan Gereja.
“Saya berusaha untuk menggunakan Teguh pada Iman untuk pelajaran-pelajaran saya sebanyak mungkin dan mengimbau remaja putri untuk menggunakannya dengan pertanyaan mereka,” Sister Norton mengatakan. “Teguh pada Iman mencakup banyak topik yang berhubungan dengan perjuangan-perjuangan yang para remaja hadapi dan menawarkan posisi Gereja mengenai topik-topik tersebut dan topik penting lainnya. Saya percaya pentingnya buku itu untuk memperkenalkan sumber dimana mereka dapat pergi untuk mencari jawaban.”
Sister Norton percaya bahwa karena mereka dapat berfokus pada topik-topik individu, remaja putri yang dia ajar dapat memahami dengan lebih baik setiap asas.
“Menggunakan Teguh pada Iman menolong meningkatkan pemahaman saya akan Injil dan menolong saya memiliki kesaksian yang lebih besar,” tutur Genesis Felix yang berusia 14 tahun, seorang anggota di Cabang Allentown. “Saya menyimpan buku itu dengan tulisan suci saya sekarang dan sering menggunakannya untuk mencari topik-topik yang tidak sepenuhnya saya pahami.”
Menerapkan Asas-Asas Injil
Membaca, belajar, dan kemudian menjalankan Injil telah menjadi proses yang familier bagi Daniel Jauslin dari Lingkungan Pratteln, Wilayah Bern Swiss, yang menyatakan Teguh pada Iman adalah salah satu buku favoritnya.
“Saya telah mendapati buku ini sangat bermanfaat,” tutur Brother Jauslin. “Anda membacanya, Anda memperoleh atau memperkuat kesaksian tentang apa yang dikatakannya, dan Anda mendapatkan sesuatu darinya. Ini sungguh-sungguh sebuah panduan mengenai cara menjalankan Injil.”
Sebagai contoh, Brother Jauslin menyebutkan bagian dalam tulisan suci dan nasihat untuk mempelajarinya secara pribadi dan bersama anggota keluarga.
“Saya tahu membaca tulisan suci setiap hari mungkin sulit bagi banyak anggota di seluruh dunia, namun …. Teguh pada Iman memberi tahu kita, kita perlu melakukannya setiap hari, kita perlu membuat rencana, dan kita perlu terus menemukan arti dalam apa yang kita baca,” dia berujar.
Legrand Laing, seorang guru seminari di Springville, Utah, Amerika Serikat, mengatakan dia telah melihat Teguh pada Iman memainkan peran penting dalam membantu individu-individu belajar dan kemudian menerapkan Injil dalam kehidupan mereka.
“Teguh pada Iman menawarkan gagasan dan dorongan semangat dalam penerapan kehidupan nyata akan ajaran-ajaran dan asas-asas yang diajarkan,” Brother Laing mengatakan. “Sesungguhnya ini dapat ditemukan dalam banyak sumber yang disediakan oleh Gereja dan tentunya dalam tulisan suci itu sendiri, namun Teguh pada Iman menyediakan hal-hal ini dengan baik, mudah, dan jelas—semuanya dalam satu tempat.”
Mempersiapkan Diri untuk Berbagi
Pada tahun 2004 Teguh pada Iman menjadi bagian resmi dari perpustakaan misionaris, bersama dengan Mengkhotbahkan Injil-Ku.
“Selama pengembangan Mengkhotbahkan Injil-Ku, ditetapkan bahwa perpustakaan misionaris hendaknya disederhanakan dan diperbarui,” ungkap Greg Droubay dari Departemen Misionaris Gereja. “Teguh pada Iman dipilih sebagai rujukan sederhana, singkat, dan mudah untuk digunakan yang akan menolong misionaris dalam pembelajaran Injil mereka.”
Sementara Teguh pada Iman ditekankan sebagai sumber kedua untuk tulisan suci dan Mengkhotbahkan Injil-Ku, misionaris di seluruh dunia telah mendapatinya bermanfaat dalam mempelajari dan membagikan Injil.
“Di misi saya, saya sering menggunakan Teguh pada Iman untuk mempelajari ceramah-ceramah atau pelajaran-pelajaran,” ungkap Paul Epperson dari Woodbridge, Virginia, Amerika Serikat, yang melayani di misi Belgium Brussels/Belanda. “Mengkhotbahkan Injil-Ku menyediakan awal yang luar biasa untuk mempelajari topik-topiknya, namun saya juga mencari dalam Teguh pada Iman untuk perincian lebih lanjut, namun masih sederhana, penjelasan dari berbagai istilah dan gagasan.”
Teguh pada Iman juga telah menemukan tempatnya dalam buku pedoman siswa yang digunakan untuk kelas-kelas institut dan keagamaan.
“Kami terus memperbarui buku pedoman institut dan seminari dan percaya Teguh pada Iman adalah sumber yang luar biasa karena itu tidak hanya telah terbukti namun juga direkomendasikan dan sangat mudah diakses,” tutur Brian Garner, manajer kurikulum perguruan tinggi untuk Gereja.
Sewaktu buku pedoman yang digunakan untuk institut dan kelas-kelas keagamaan dipadukan, Brother Garner mengatakan satu hal yang para penulis upayakan adalah fokus yang mendunia—menciptakan sesuatu yang siapa pun dapat temukan dan gunakan.
“Hampir setiap orang memiliki akses ke Teguh pada Iman,” dia berkata. “Orang-orang dapat melihat rujukan, menggunakan buku itu, dan membaca informasinya. Itu dapat diakses dan dapat diandalkan.”
Teguh pada Iman diterbitkan dalam 46 bahasa, menjangkau para anggota dari Spanyol sampai Finlandia hingga Kamboja. Salinannya tersedia melalui distribusi Gereja di ldscatalog.com atau melalui para pemimpin imamat setempat. Sebuah versi bahasa Inggris dapat di-download di LDS.org dengan memilih Gospel Library, Media Formats, PDF, dan kemudian pilih True to the Faith.
Tetap Teguh pada Iman
Sementara Uskup Lund berkelakar ketika dia mengatakan bahwa dia berharap Teguh pada Iman disertakan di bagian belakang kitab standar, dia yakin sumber itu dapat digunakan dalam berbagai cara dan menawarkan sesuatu bagi pertanyaan atau masalah setiap orang.
“Pembaptisan, menerima imamat, kerendahan hati, pengampunan, pertobatan—semuanya ada di situ,” ungkap Uskup Lund, mendaftar sejumlah topik yang tercakup dalam Teguh pada Iman.
Sebagaimana dinyatakan dalam pendahuluan, Presidensi Utama berharap agar sewaktu para anggota mempelajari dan menerapkan asas-asas Injil, mereka akan menggunakan sumber ini dan terus menemukan kekuatan.
“Sewaktu Anda mempelajari kebenaran-kebenaran Injil, Anda akan meningkat dalam pemahaman Anda tentang rencana kekal Bapa Surgawi,” mereka mengatakan. “Dengan pemahaman ini sebagai suatu landasan untuk kehidupan Anda, Anda akan dapat membuat pilihan-pilihan yang bijaksana, hidup selaras dengan kehendak Allah, dan menemukan sukacita dalam kehidupan. Kesaksian Anda akan tumbuh lebih kuat. Anda akan tetap teguh pada iman.”