2008
Cara Memberi
Oktober 2007


Mari Dengar Suara Nabi

Cara Memberi

Dari “Memberi dengan Sukacita,” Liahona, Desember. 1996, 11–14.

President Henry B. Eyring

Hari itu adalah musim panas. Ibu saya meninggal dunia di sore hari. Ayah saya, saudara lelaki saya, dan saya baru pulang dari rumah sakit menuju rumah keluarga kami, hanya kami bertiga. Kami menyiapkan makanan ringan; lalu kami berbicara dengan para tamu. Hari semakin gelap, dan malam pun tiba, dan saya ingat kami masih belum menyalakan lampu.

Ayah menuju ke pintu ketika bel berbunyi. Ternyata Bibi Catherin dan Paman Bill. Saya dapat melihat bahwa Paman Bill membawa satu toples buah ceri. Saya masih dapat melihat buah ceri berwarna mereka, hampir keungu-unguan, dan tutup toples berwarna emas menyala. Dia berkata, “Kamu akan menyukai ini. Mungkin kamu belum makan pencuci mulut.”

Kami memang belum makan pencuci mulut. Kami bertiga duduk di sekeliling meja di dapur, menaruh buah ceri dalam mangkuk, dan memakannya sementara Paman Bill dan Bibi Catherin mencuci piring.

Seperti dapat saya katakan, memberi dan menerima hadiah yang besar selalu memiliki tiga bagian. Hal itu, digambarkan dengan pemberian buah ceri itu.

Pertama, saya tahu bahwa Paman Bill dan Bibi Catherine memahami apa yang saya rasakan. Mereka pasti merasa kami terlalu lelah untuk menyiapkan banyak makanan. Mereka pasti merasa bahwa setoples buah ceri buatan sendiri akan membuat kami merasa, untuk sejenak, seperti satu keluarga lain. Saya tidak ingat rasa buah ceri itu, namun saya ingat bahwa seseorang memahami hati saya dan peduli.

Kedua, saya merasa bahwa pemberian itu cuma-cuma. Saya tahu bahwa Paman Bill dan Bibi Catherine tanpa pamrih telah membawa pemberian itu. Pemberian itu sepertinya memberi mereka sukacita dalam tindakan memberi.

Dan ketiga, ada pengurbanan. Saya tahu bahwa Bibi Catherine telah mengalengkan buah ceri itu bagi keluarganya. Mereka pastilah menyukai buah ceri itu. Namun dia mengambil kesenangan mereka itu dan memberikannya kepada saya. Itu adalah pengurbanan. Namun saya telah menyadari sejak itu kenyataan yang luar biasa ini: Tampaknya Paman Bill dan Bibi Catherine akan lebih senang jika saya yang memiliki buah ceri itu daripada mereka.

Hadiah yang besar mencakup tiga hal: Anda merasakan apa yang orang lain rasakan, Anda memberi tanpa pamrih, dan Anda melakukan pengurbanan.

Allah Bapa memberikan Putra-Nya, dan Yesus Kristus memberikan kepada kita Kurban Tebusan—karunia yang tak terkatakan serta berharga bagi kita. Yesus memberikan hadiah-Nya tanpa pamrih, dengan sukarela kepada kita semua. Salah satu tanda yang pasti dari seseorang yang telah menerima karunia Kurban Tebusan Juruselamat adalah kesediaan untuk memberi.