Teman ke Teman
Mempersiapkan Diri untuk Misi
“Tujukan hatimu kepada Tuhan” (1 Samuel 7:3).
Selama beberapa tahun setelah keluarga saya dibaptiskan, para misionaris makan di rumah kami setiap hari. Saya belajar untuk mengasihi misionaris, dan saya ingin menjadi seperti mereka.
Ketika saya berusia 11 tahun, uskup saya memanggil saya untuk sebuah wawancara di kantornya. Dia mengatakan, “Ulisses, inilah saatnya untuk memulai persiapan Anda untuk pergi ke misi.” Saya terkejut karena saya baru berusia 11 tahun! Namun dia mengatakan, “Kita harus memulai proses itu sekarang.”
Uskup saya mengatakan, “Saya akan mewawancarai Anda sesekali waktu untuk memastikan kemajuan Anda.” Kemudian dia memberi saya arahan. Dia mengajarkan kepada saya mengenai perintah-perintah, imamat, kelayakan, dan kejujuran. Saya sangat terkesan karena dia menatap mata saya dan berkata, “Anda akan melayani misi jika Anda mengikuti arahan yang saya berikan kepada Anda.”
Saya selalu ingat perkataannya, terutama ketika saya menghadapi tantangan. Sebagai contohnya, suatu kali ibu saya memberi saya uang untuk ke toko membeli buah. Karena beberapa alasan si kasir memberi saya uang kembalian lebih banyak daripada uang yang saya berikan kepadanya untuk buah itu. Saya mulai berjalan pulang, dan ketika saya membuka tangan saya, saya melihat bahwa uangnya lebih banyak daripada yang saya miliki sebelumnya.
Setan berusaha meyakinkan saya bahwa saya dapat menyimpan uang itu bagi diri saya. Saya berpikir, “Saya punya uang untuk melakukan apa pun yang saya inginkan, dan kemudian saya dapat mengembalikan sisa kembaliannya kepada ibu saya.” Namun kemudian saya berpikir, “Tidak, itu bukan yang dikatakan uskup kepada saya. Untuk menjadi misionaris saya harus jujur.” Saya merasakan Roh pada saat itu dan berjalan kembali ke toko untuk mengembalikan uang tersebut. Saya merasa bahagia dalam hati. Saya berpikir, “Saya jujur, saya mematuhi perintah, dan saya sedang mempersiapkan diri untuk misi saya. Saya akan menjadi misionaris, dan saya perlu menjadi jujur.”
Semasa SMA, saya bekerja untuk menabung bagi misi saya. Orang tua saya miskin dan tidak dapat sanggup membayar untuk apa pun. Saya tidak mendapatkan banyak uang, namun setelah membayar persepuluhan, saya memutuskan untuk membeli satu baju setiap bulannya untuk misi saya. Di suatu bulan saya membeli kemeja, bulan berikutnya dasi, bulan berikutnya kemeja lagi. Selama tiga tahun itu, saya cukup menabung untuk membeli apa pun yang saya butuhkan. Saya menabung cukup untuk membiayai misi saya. Saya belajar asas menabung. Saya belajar asas menjadi patuh terhadap hukum persepuluhan dan betapa banyak berkat yang kita terima ketika kita membayar persepuluhan.
Misi saya merupakan pengalaman yang luar biasa karena itu menolong saya memahami asas kehidupan dan bagaimana menerapkan Injil dalam kegiatan sehari-hari saya.
Remaja putra dan putri sekalian, persiapkan diri Anda bagi misi yang baik dan kehidupan yang baik. Tuhan menunggu untuk memberi kita semua berkat yang kita butuhkan.