2022
Keinsafan Adalah Gol Kita
Mei 2022


10:25

Keinsafan Adalah Gol Kita

Tidak ada pengganti bagi waktu yang Anda luangkan dalam tulisan suci, mendengar Roh Kudus berbicara langsung kepada Anda.

Selama lebih dari tiga tahun sekarang, kita telah melakukan perjalanan bersama sebagai anggota Gereja Tuhan. Saat itu Oktober 2018 ketika Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul mengundang kita untuk belajar mengenai Yesus Kristus dengan menelaah tulisan suci menggunakan cara yang baru dan mengilhami, dengan sumber daya Ikutlah Aku sebagai pedoman kita.

Dalam perjalanan apa pun, adalah baik untuk berhenti secara berkala guna mengakses kemajuan kita dan untuk memastikan kita masih bergerak menuju gol kita.

Keinsafan Adalah Gol Kita

Pertimbangkan pernyataan yang dalam ini dari pendahuluan Ikutlah Aku:

“Sasaran dari semua pembelajaran dan pengajaran Injil adalah untuk memperdalam keinsafan kita kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus .…

… Jenis pembelajaran Injil yang memperkuat iman kita dan menuntun pada mukjizat keinsafan tidaklah terjadi sekaligus. Itu terentang melampaui ruangan kelas hingga ke dalam hati dan rumah kita. Itu memerlukan upaya yang konsisten setiap hari untuk memahami serta mengamalkan Injil. Pembelajaran Injil yang menuntun pada keinsafan sejati membutuhkan pengaruh Roh Kudus.”1

Itulah mukjizat yang kita upayakan—ketika satu orang memiliki pengalaman dalam tulisan suci2 dan pengalaman itu diberkati oleh pengaruh Roh Kudus. Pengalaman semacam itu merupakan batu landasan yang berharga bagi keinsafan kita kepada Juruselamat. Dan seperti Presiden Russell M. Nelson baru-baru ini ingatkan kepada kita, landasan rohani haruslah terus-menerus diperteguh.3 Keinsafan jangka panjang merupakan proses seumur hidup.4 Keinsafan adalah gol kita.

Agar paling efektif, pengalaman Anda dengan tulisan suci haruslah milik Anda sendiri.5 Membaca atau mendengar tentang pengalaman dan wawasan orang lain dapat membantu, tetapi itu tidak akan mendatangkan kuasa penginsafan yang sama. Tidak ada pengganti bagi waktu yang Anda luangkan dalam tulisan suci, mendengar Roh Kudus berbicara langsung kepada Anda.

Apa yang Roh Kudus Ajarkan kepada Saya?

Setiap minggu ketika saya membuka buku pedoman Ikutlah Aku saya, saya menuliskan pertanyaan ini di bagian atas halaman: “Apa yang Roh Kudus ajarkan kepada saya minggu ini saat saya membaca pasal-pasal ini?”

Saat saya menelaah tulisan suci, saya merenungkan pertanyaan itu berulang kali. Dan tanpa kecuali, kesan rohani datang, dan saya membuat catatan mengenainya di buku pedoman saya.

Nah, bagaimana saya tahu kapan Roh Kudus mengajar saya? Itu biasanya terjadi dengan cara-cara yang kecil dan sederhana. Terkadang sebuah petikan tulisan suci seolah melompat dari halaman dan mendapatkan perhatian saya. Di saat lain, saya merasa seolah pikiran saya diterangi dengan pemahaman yang lebih luas akan suatu asas Injil. Saya juga merasakan pengaruh Roh Kudus ketika istri saya, Anne Marie, dan saya berbincang mengenai apa yang kami baca. Perspektifnya senantiasa mengundang Roh.

Nabi dan Paskah [Passover]

Tahun ini kita menelaah Perjanjian Lama—tulisan suci yang mengisi jiwa kita dengan terang. Sementara membaca Perjanjian Lama, saya merasa bahwa saya meluangkan waktu dengan pemandu yang tepercaya: Adam, Hawa, Henokh, Nuh, Abraham, dan begitu banyak yang lain.

Minggu ini, sementara menelaah Keluaran pasal 7–13, kita belajar bagaimana Tuhan membebaskan anak-anak Israel dari penawanan berabad-abad di Mesir. Kita membaca mengenai sembilan tulah—sembilan perwujudan mengesankan akan kuasa Allah—yang Firaun saksikan tanpa melembutkan hatinya.

Kemudian Tuhan memberi tahu nabi-Nya, Musa, tentang tulah kesepuluh—dan bagaimana setiap keluarga di Israel dapat bersiap menghadapinya. Sebagai bagian dari ritual yang mereka sebut perjamuan Paskah [Passover], bangsa Israel harus mengorbankan anak domba jantan, yang tak bernoda. Lalu mereka harus menandai ambang pintu rumah mereka dengan darah anak domba tersebut. Tuhan berjanji bahwa semua rumah yang ditandai dengan darah akan dilindungi dari wabah mengerikan yang akan datang.

Tulisan suci mengatakan, “Pergilah orang Israel … berbuat … seperti yang Tuhan perintahkan kepada Musa” (Keluaran 12:28). Ada sesuatu yang teramat kuat dalam pernyataan kepatuhan yang sederhana itu.

Karena anak-anak Israel mengikuti nasihat Musa dan bertindak dengan iman, mereka diselamatkan dari wabah tersebut dan, pada waktunya, dibebaskan dari penawanan mereka.

Jadi, apa yang Roh Kudus ajarkan kepada saya dalam pasal-pasal minggu ini?

Ada beberapa pikiran yang mengisi benak saya:

  • Tuhan bekerja melalui para nabi-Nya untuk melindungi dan menyelamatkan umat-Nya.

  • Iman dan kerendahhatian untuk mengikuti nabi mendahului mukjizat berupa perlindungan dan pembebasan.

  • Darah di ambang pintu merupakan tanda lahiriah dari iman batiniah kepada Yesus Kristus, Anak Domba Allah.

Nabi dan Janji Tuhan

Saya terkesan dengan kesamaan cara Tuhan memberkati umat-Nya dalam kisah Perjanjian Lama ini dengan cara Dia juga memberkati umat-Nya dewasa ini.

Ketika nabi Tuhan yang hidup, Presiden Nelson, memperkenalkan kita pada Ikutlah Aku sebagai sarana untuk menelaah tulisan suci, dia mengundang kita untuk mengubah rumah kita menjadi suaka iman dan pusat pemelajaran Injil.

Kemudian dia menjanjikan empat berkat spesifik:

  1. hari Sabat Anda akan sungguh menjadi kenikmatan,

  2. anak-anak Anda akan bersemangat untuk belajar dan mengamalkan ajaran-ajaran Juruselamat,

  3. pengaruh lawan dalam hidup Anda dan dalam rumah Anda akan berkurang, dan

  4. perubahan-perubahan ini dalam keluarga Anda akan nyata dan berkelanjutan.6

Nah, kita tidak memiliki entri jurnal dari mereka yang mengalami Paskah [Passover] dengan Musa di Mesir. Namun, kita memiliki banyak kesaksian dari Orang Suci yang, dengan iman setara, mengikuti nasihat Presiden Nelson zaman ini dan menerima berkat-berkat yang dijanjikan.

Berikut adalah beberapa kesaksian semacam itu:

Seorang ibu dari keluarga muda berkata: “Kami berbicara mengenai Kristus dan bersukacita dalam Kristus di rumah kami. Bagi saya itu adalah berkat terbesar—bahwa anak-anak saya dapat tumbuh dengan perbincangan Injil ini di rumah yang membawa mereka lebih dekat kepada Juruselamat.”7

Seorang pria lanjut usia menyebut penelaahan tulisan sucinya melalui Ikutlah Aku “sebuah pipa saluran yang penuh dengan terang ilahi yang membantu kita melihat doktrin Injil yang perlu bagi kesejahteraan rohani kita.”8

Seorang istri yang masih muda menggambarkan berkat dalam pernikahannya: “Saya telah dapat mengenal hati suami saya lebih dalam, dan saya telah dapat lebih membuka hati saya kepadanya saat kami menelaah bersama.”9

Seorang ibu dari sebuah keluarga besar mencermati bagaimana upayanya untuk mengajar keluarganya berubah. “Menengok ke belakang, itu seperti saya memainkan piano dengan mengenakan sarung tangan tebal. Saya melakukan gerakannya, tetapi musiknya tidak terasa tepat. Sekarang sarung tangannya telah lepas, dan sementara musik saya masih belum sempurna, saya mendengar perbedaannya. Ikutlah Aku telah memberi saya visi, kemampuan, fokus, dan tujuan.”10

Seorang suami muda berkata: “Prioritas terpenting saya di rumah menjadi lebih jelas sejak saya menjadikan Ikutlah Aku bagian yang rutin dari pagi saya. Menelaah menuntun saya berpikir lebih banyak mengenai apa yang paling berarti bagi saya, seperti bait suci, hubungan saya dengan istri saya, dan pemanggilan saya. Saya bersyukur bahwa rumah saya merupakan suaka di mana Allah didahulukan.”11

Seorang sister berbagi: “Pengalaman harian saya dengan Ikutlah Aku jarang patut dibahas, tetapi dengan berjalannya waktu saya dapat melihat bagaimana saya diubah oleh penelaahan tulisan suci yang begitu konstan dan terfokus. Penelaahan semacam itu menjadikan saya rendah hati, mengajari saya, dan mengubah saya sedikit demi sedikit.”12

Seorang purnamisionaris melaporkan: “Program Ikutlah Aku telah membawa saya lebih dekat dengan level penelaahan tulisan suci yang saya lakukan di misi saya, dan saya mampu pindah dari mentalitas daftar periksa dalam penelaahan tulisan suci ke sesi yang sungguh memperkaya dalam usaha mengenal Allah.”13

Seorang pria berkata: “Saya merasa Roh Kudus lebih disambut ke dalam hidup saya dan merasakan bimbingan wahyu Allah dalam membuat keputusan. Saya memiliki lebih banyak perbincangan berbobot mengenai keindahan dalam doktrin sederhana Kristus dan Pendamaian-Nya.”14

Seorang anak usia tujuh tahun berbagi: “Saya sebentar lagi dibaptis, dan Ikutlah Aku mempersiapkan saya. Keluarga saya dan saya berbicara tentang pembaptisan, dan saya kini tidak merasa cemas mengenai dibaptis. Ikutlah Aku membantu Roh Kudus datang ke dalam hati saya, dan saya merasakan kehangatan ketika membaca tulisan suci.”15

Dan kemudian terakhir dari seorang ibu dengan sejumlah anak: “Saat kami menelaah firman Allah, Dia membantu keluarga kami pindah dari kekhawatiran ke kekuatan; dari pencobaan dan tantangan ke pembebasan; dari perselisihan dan kritik ke kasih dan kedamaian; dan dari pengaruh lawan ke pengaruh Allah.”16

Mereka dan banyak lagi pengikut setia Kristus telah secara simbolis menempatkan darah Anak Domba Allah di pintu masuk rumah mereka. Mereka memperlihatkan komitmen batiniah mereka untuk mengikuti Juruselamat. Iman mereka mendahului mukjizat. Itu adalah mukjizat dari satu orang memiliki pengalaman dalam tulisan suci dan bahwa pengalaman itu diberkati oleh pengaruh Roh Kudus.

Ketika kita menelaah tulisan suci, tidak ada kelaparan rohani di seluruh negeri. Seperti yang Nefi katakan, “Barang siapa yang akan menyimak firman Allah; dan akan berpegang erat padanya, mereka tidak akan pernah binasa; tidak juga dapatlah godaan dan anak panah berapi lawan mengalahkan mereka pada kebutaan, untuk menuntun mereka menjauh ke kehancuran” (1 Nefi 15:24).

Di zaman dahulu, saat anak-anak Israel mengikuti arahan Tuhan yang diberikan melalui Nabi Musa, mereka diberkati dengan keamanan dan kebebasan. Kini, saat kita mengikuti arahan Tuhan yang diberikan melalui nabi kita yang hidup, Presiden Nelson, kita secara setara diberkati dengan keinsafan di hati kita dan perlindungan di rumah kita.

Saya bersaksi bahwa Yesus Kristus hidup. Ini adalah Gereja-Nya, dipulihkan ke bumi melalui Nabi Joseph Smith. Presiden Russell M. Nelson adalah nabi Tuhan dewasa ini. Saya mengasihi dan mendukung dia. Dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Ikutlah Aku—Untuk Individu dan Keluarga: Perjanjian Lama 2022, vii.

  2. “Kita masing-masing bertanggung jawab untuk pertumbuhan rohani individu kita” (Russell M. Nelson, “Ceramah Pembuka,” Liahona, November 2018, 8).

  3. Lihat Russell M. Nelson, “Bait Suci dan Landasan Rohani Anda,” Liahona, November 2021, 93–96.

  4. Ini alasan penting mengapa Presiden Nelson telah memohon kepada kita untuk “menyediakan waktu bagi Tuhan! Jadikan landasan rohani Anda sendiri kukuh dan mampu bertahan dalam ujian waktu dengan melakukan hal-hal yang memperkenankan Roh Kudus menyertai Anda selalu” (“Sediakan Waktu bagi Tuhan,” Liahona, November 2021, 120).

  5. “Terlepas dari apa yang orang lain katakan atau lakukan, tidak ada yang dapat mengambil kesaksian yang diberikan ke dalam hati dan pikiran Anda tentang apa yang benar” (Russell M. Nelson, “Wahyu untuk Gereja, Wahyu untuk Kehidupan Kita,” Liahona, Mei 2018, 95).

  6. Lihat Russell M. Nelson, “Menjadi Orang-Orang Suci Zaman Akhir yang Patut Diteladani,” Liahona, November 2018, 113–114. Presiden Nelson mengulangi undangan ini April lalu: “Komitmen Anda untuk menjadikan rumah Anda tempat suaka utama dari iman hendaknya tidak pernah berakhir. Saat iman dan kekudusan menurun di dunia yang terjatuh ini, kebutuhan Anda bagi tempat-tempat kudus akan meningkat. Saya mendorong Anda untuk terus menjadikan rumah Anda tempat yang sungguh kudus ‘dan tidak tergerakkan’ [Ajaran dan Perjanjian 87:8; penekanan ditambahkan] dari gol esensial itu” (“Yang Kita Pelajari dan Tidak Akan Pernah Lupa,” Liahona, Mei 2021, 79).

  7. Korespondensi pribadi; lihat juga 2 Nefi 25:26.

  8. Korespondensi pribadi.

  9. Korespondensi pribadi.

  10. Korespondensi pribadi.

  11. Korespondensi pribadi.

  12. Korespondensi pribadi.

  13. Korespondensi pribadi.

  14. Korespondensi pribadi.

  15. Korespondensi pribadi.

  16. Korespondensi pribadi.