2022
Takjub akan Kristus dan Injil-Nya
Mei 2022


13:25

Takjub akan Kristus dan Injil-Nya

Semoga ingatan akan apa yang telah dilihat mata kita, dan telah dirasakan hati kita meningkatkan kekaguman kita akan kurban pendamaian Juruselamat.

Saya memiliki seorang teman terkasih yang brilian, profesor universitas yang sudah pensiun, penulis dengan segudang karya, dan, di atas segalanya, murid Yesus Kristus yang berkomitmen. Dia telah mengunjungi Tanah Suci banyak kali untuk berperan serta dalam konferensi, mengadakan riset akademik, dan memimpin tur. Menurut dia, setiap kali dia mengunjungi tanah di mana Yesus berjalan, dia terkagum-kagum karena dia pasti belajar sesuatu yang baru, menakjubkan, dan amat menarik mengenai Juruselamat, pemberian pelayanan fana-Nya, dan tanah kelahiran yang dicintai-Nya. Rasa kagum yang teman saya tunjukkan ketika dia berbicara mengenai semua yang dia pelajari di Tanah Suci menular, dan kekaguman ini telah bersifat fundamental dalam pencapaian dan pengejaran akademiknya yang hebat dalam hidupnya.

Saat saya mendengarkan pengalamannya dan merasakan antusiasnya, saya telah merenungkan berapa banyak lagi keajaiban rohani, katakanlah, yang dapat dan hendaknya kita rasakan bagi Injil Yesus Kristus dan perbedaan yang dapat diciptakannya dalam kemuridan kita dan pada perjalanan kita menuju kehidupan kekal. Keajaiban yang saya rujuk adalah sensasi emosi, ketakjuban, atau kekaguman yang lumrah bagi semua yang sepenuh hati memusatkan kehidupan mereka kepada Juruselamat dan ajaran-ajaran-Nya serta dengan rendah hati mengenali kehadiran-Nya dalam kehidupan mereka. Perasaan ajaib semacam itu, terinspirasi oleh pengaruh Roh Kudus, menstimulasi semangat untuk dengan sukacita mengamalkan doktrin Kristus.1

Tulisan suci memuat beberapa contoh bagaimana sensasi ini termanifestasi. Nabi Yesaya, misalnya, menyatakan kedalaman rasa syukurnya bagi Tuhan melalui rasa sukacitanya akan Diri-Nya.2 Mereka yang mendengar Yesus berkhotbah di sinagoge di Kapernaum terheran-heran akan doktrin-Nya dan kekuatan yang dengannya Dia mengajar.3 Perasaan yang sama inilah yang merasuki setiap jaringan hati Joseph Smith muda sewaktu dia membaca dalam Alkitab pasal pertama Yakobus, menuntunnya untuk mengupayakan kebijaksanaan dari Allah.4

Brother dan sister, ketika kita sungguh-sungguh takjub akan Yesus Kristus dan Injil-Nya, kita lebih bahagia, kita lebih antusias bagi pekerjaan Allah, dan kita mengenali tangan Tuhan dalam segala hal. Di samping itu, penelaahan kita akan firman Allah lebih bermakna; doa kita, lebih penuh niat; ibadat kita, lebih khidmat; pelayanan kita dalam kerajaan Allah, lebih tekun. Semua tindakan ini berkontribusi pada pengaruh Roh Kudus yang menjadi lebih sering dalam kehidupan kita.5 Maka, kesaksian kita tentang Juruselamat dan Injil-Nya akan diperkuat, kita akan menjaga Kristus tetap hidup dalam diri kita,6 dan kita akan menjalani kehidupan kita “berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, … bertambah teguh dalam iman, … berlimpah dengan syukur.”7 Jika kita hidup dengan cara ini, kita menjadi lebih kuat secara rohani dan terlindungi dari jatuh ke dalam perangkap sikap apatis rohani.

Sikap apatis semacam itu ditandai oleh secara bertahap hilangnya kegirangan kita untuk terlibat sepenuhnya dalam Injil Tuhan. Itu biasanya diawali ketika kita merasa bahwa kita sudah mencapai semua pengetahuan dan berkat yang diperlukan untuk kebahagiaan dalam hidup ini. Sikap puas diri ini, katakanlah demikian, menyebabkan kita menganggap lumrah karunia-karunia Injil, dan sejak itu, kita berisiko melalaikan baik terbenamnya kita secara rutin dalam apa yang esensial dari Injil Yesus Kristus8 maupun perjanjian-perjanjian yang telah kita buat. Konsekuensinya, kita secara bertahap menjauhkan diri kita dari Tuhan, melemahkan kemampuan kita untuk “[mendengar] Dia,”9 menjadi tidak peduli dan tidak peka akan keagungan pekerjaan-Nya. Keraguan mengenai kebenaran yang telah kita terima dapat merasuki pikiran dan hati kita, menjadikan kita rentan terhadap godaan musuh.10

Pastor Aiden Wilson Tozer, penulis terkemuka dan orang Kristen yang gagah berani, menulis, “Rasa puas diri adalah musuh mematikan dari segala pertumbuhan rohani.”11 Bukankah ini persis yang terjadi terhadap orang-orang Nefi tak lama setelah kelahiran Kristus? Mereka “mulai menjadi semakin dan semakin kurang tercengang pada tanda atau keajaiban dari langit, … [tidak memercayai] semua yang telah mereka dengar dan lihat.” Demikianlah Setan “membutakan mata mereka dan menyesatkan mereka untuk percaya bahwa ajaran Kristus adalah suatu hal yang bodoh dan yang sia-sia.”12

Brother dan sister terkasih, dalam kasih-Nya yang sempurna dan tanpa batas dan mengetahui sifat manusia kita,13 Juruselamat telah menetapkan jalan bagi kita untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap apatis rohani. Undangan Juruselamat berikut memberi kita perspektif lebih luas, khususnya mempertimbangkan kompleksnya dunia di mana kita hidup, “Belajarlah dari-Ku, dan dengarkanlah firman-Ku; berjalanlah dalam kelembutan hati Roh-Ku, dan kamu akan merasakan kedamaian di dalam Aku.”14 Sewaktu kita menerima undangan Juruselamat, kita memperlihatkan kerendahhatian kita, hasrat kita untuk bisa diajar, dan harapan kita untuk menjadi lebih seperti Dia.15 Undangan ini juga mencakup melayani Dia dan memberi pelayanan kepada anak-anak Allah “dengan segenap hati, daya, pikiran, dan kekuatan [kita].”16 Sebagai pusat upaya kita dalam perjalanan ini adalah, tentunya, kedua perintah yang besar itu: mengasihi Tuhan, Allah kita dan mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri.17

Perilaku jenis ini adalah bagian dari karakter ilahi Yesus dan terlihat nyata dalam segala yang dilakukan-Nya dalam pemberian pelayanan-Nya di bumi.18 Karenanya, ketika kita secara sengaja dan benar-benar mendedikasikan diri kita untuk memandang kepada-Nya dan belajar dari teladan sempurna-Nya,19 kita jadi mengenal Dia dengan lebih baik. Kita tumbuh dalam rasa antusias dan hasrat untuk menyertakan dalam kehidupan kita standar utama bagaimana kita hendaknya hidup, teladan yang hendaknya kita berikan, dan perintah-perintah yang hendaknya kita ikuti. Kita juga mendapatkan tambahan pemahaman, kebijaksanaan, karakter ilahi, dan kasih karunia terhadap Allah dan sesama kita.20 Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kemampuan kita untuk merasakan pengaruh dan kasih Juruselamat akan ditingkatkan dalam hidup kita, mengembangkan iman kita, hasrat kita untuk bertindak saleh, dan motivasi untuk melayani Dia dan sesama.21 Selain itu, rasa syukur kita akan berkat dan tantangan yang kita alami dalam kefanaan akan menjadi mantap dan menjadi bagian dari peribadatan kita yang sejati.22

Teman-teman terkasih, semua ini memperkuat ketakjuban rohani kita mengenai Injil dan menggerakkan kita untuk dengan sukacita menepati perjanjian yang kita buat dengan Tuhan—bahkan di tengah pencobaan dan tantangan yang kita alami. Tentunya, agar hasil ini terjadi, kita perlu membenamkan diri dengan iman dan niat yang sungguh-sungguh dalam ajaran-ajaran Juruselamat,23 berupaya untuk menyertakan atribut-atribut-Nya dalam keberadaan diri kita.24 Selain itu, kita perlu mendekat kepada-Nya melalui pertobatan kita,25 mengupayakan pengampunan-Nya dan kuasa penebusan-Nya dalam kehidupan kita serta menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan Sendiri berjanji bahwa Dia akan mengarahkan jalan kita jika kita percaya kepada-Nya dengan segenap hati kita, mengakui Dia dalam segala cara kita dan tidak bersandar pada pemahaman kita sendiri.26

Elder Jones bersama Wes

Seorang pria yang saya temui baru-baru ini, yang bernama Wes dan yang menghadiri konferensi hari ini, menerima undangan Kristus untuk belajar tentang Dia dan Injil-Nya dan mulai mengalami ketakjuban akan kasih-Nya setelah 27 tahun menjauhkan diri dari jalan perjanjian. Dia memberi tahu saya bahwa suatu hari dia dikontak via Facebook oleh misionaris, Elder Jones, yang ditugaskan sementara ke area Wes sebelum pergi ke misi di mana dia sebenarnya ditugaskan di Panama. Ketika Elder Jones menemukan profil Wes, bahkan tidak tahu sebelumnya bahwa dia sudah anggota Gereja, dia merasakan bimbingan Roh Kudus dan tahu bahwa dia hendaknya segera menghubungi Wes. Dia segera menindaki kesan itu. Wes terkagum-kagum akan kontak tak terduga ini dan mulai menyadari bahwa Tuhan tanggap akan dirinya terlepas dari jauhnya dia dari jalan perjanjian.

Sejak itu, Wes dan misionaris mulai sering berkomunikasi. Elder Jones dan rekannya memberikan tindakan pelayanan dan pesan rohani mingguan yang membantu Wes menemukan kembali ketakjubannya terhadap Juruselamat dan Injil-Nya. Itu menghidupkan kembali api kesaksiannya akan kebenaran dan akan kasih Juruselamat baginya. Wes merasakan kedamaian yang datang dari Penghibur dan memperoleh kekuatan yang dibutuhkannya untuk kembali ke dalam kawanan. Dia memberi tahu saya bahwa pengalaman ini membawanya secara rohani dan emosional kembali pada kehidupan serta membantunya membuang kepahitan yang terakumulasi selama bertahun-tahun karena pengalaman sulit yang dialaminya.

Seperti yang diamati oleh profesor bijak teman saya yang disebutkan sebelumnya, selalu ada sesuatu yang penuh keajaiban dan menarik untuk dipelajari mengenai Yesus Kristus dan Injil-Nya.27 Tuhan telah membuat janji-janji indah yang disampaikan kepada semua, termasuk kita, yang berupaya untuk belajar tentang-Nya dan menyertakan firman-Nya ke dalam kehidupan mereka. Kepada Henokh Dia berfirman, “Lihatlah Roh-Ku [akan] berada di atas dirimu, karenanya segala perkataanmu akan Aku benarkan; dan gunung-gunung akan lenyap di hadapanmu, dan sungai-sungai akan berbelok dari lintasannya; dan engkau akan tinggal di dalam Aku, dan Aku dalam dirimu.”28 Melalui hamba-Nya Raja Benyamin, Dia menyatakan: “Kamu akan disebut anak-anak Kristus, putra-Nya, dan putri-Nya; karena lihatlah, hari ini Dia telah secara rohani memperanakkanmu; karena kamu berkata bahwa hatimu diubah melalui iman pada nama-Nya; oleh karena itu, kamu dilahirkan dari-Nya dan telah menjadi putra-Nya dan putri-Nya.”29

Karena itu, sewaktu kita dengan tulus dan berkesinambungan berusaha untuk belajar tentang Juruselamat dan mengikuti teladan-Nya, saya berjanji kepada Anda, dalam nama-Nya, bahwa atribut ilahi-Nya akan tertulis dalam benak dan hati kita,30 bahwa kita akan menjadi lebih seperti Dia, dan bahwa kita akan berjalan bersama Dia.31

Brother dan sister terkasih, saya berdoa agar kita akan senantiasa berdiri dalam takjub akan Yesus Kristus serta kasih-Nya yang lengkap, tak terbatas, dan sempurna. Semoga ingatan akan apa yang telah dilihat mata kita, dan telah dirasakan hati kita meningkatkan kekaguman kita akan kurban pendamaian Juruselamat, yang dapat menyembuhkan kita dari luka rohani dan emosional kita serta membantu kita mendekat kepada-Nya. Semoga kita kagum pada janji-janji besar yang Bapa miliki dalam tangan-Nya dan yang telah Dia persiapkan bagi mereka yang setia:

“Kerajaan adalah milikmu dan berkat-berkat darinya adalah milikmu, dan kekayaan kekekalan adalah milikmu.

Dan dia yang menerima segala sesuatu dengan rasa terima kasih akan dijadikan mulia.”32

Yesus adalah Penebus dunia, dan ini adalah Gereja-Nya. Saya memberi kesaksian akan kebenaran-kebenaran ini dalam nama yang mengilhamkan rasa takjub, yang sakral, dan agung dari Juruselamat kita, Yesus Kristus, amin.