Renungkan: Mengapa Tuhan mengasihi mereka yang memiliki “integritas hati”?
Saksikan: “What Shall a Man Give in Exchange for His Soul?” tersedia di srs.lds.org/videos . (Tidak ada video? Bacalah halaman 111 .)
Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, bacalah naskah berikut.
Penatua Robert C. Gay : Juruselamat pernah menanyakan kepada para murid-Nya pertanyaan berikut, “Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Ini adalah pertanyaan yang diajarkan ayah saya kepada saya untuk dipikirkan dengan cermat bertahun-tahun yang lalu. Sewaktu saya beranjak dewasa, orangtua saya memberi saya tugas di sekitar rumah dan memberikan uang saku untuk pekerjaan tersebut. Saya sering menggunakan uang tersebut, sedikit lebih dari 50 sen seminggu, untuk menonton film di bioskop. Waktu itu harga karcis bioskop adalah 25 sen untuk anak usia 11 tahun. Sisa uang 25 sen saya gunakan untuk membeli coklat batangan, yang harganya 5 sen sepotong. Nonton film dengan lima batang coklat! Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada itu.
Semuanya berjalan dengan baik sampai usia saya beranjak 12 tahun. Sambil berdiri mengantre di suatu sore, saya menyadari bahwa harga karcis untuk anak usia 12 tahun adalah 35 sen, dan itu berarti coklat yang bisa dibeli berkurang dua batang. Karena kurang siap untuk mengurbankan berkurangnya coklat tersebut, saya berdalih kepada diri saya sendiri, “Penampilanmu tidak berbeda dengan penampilanmu seminggu yang lalu.” Saya kemudian melangkah dan meminta karcis seharga 25 sen. Petugas kasir tidak mengedipkan mata, dan saya membeli lima batang alih-alih tiga batang coklat, seperti biasa.
Merasa senang dengan keberhasilan saya, saya kemudian bergegas pulang untuk memberitahukan kepada ayah saya mengenai penaklukan saya. Sewaktu saya mengungkapkan perinciannya, dia tidak berkata sepatah kata pun. Setelah saya selesai berbicara, dia hanya memandang saya dan berkata, “Nak, apakah kamu bersedia menjual jiwamu hanya untuk uang lima sen?” Kata-katanya seakan menusuk hati seorang anak yang berusia 12 tahun. Itu adalah pelajaran yang tidak pernah saya lupakan.
(“Apakah yang Dapat Diberikannya Sebagai Ganti Nyawanya?” Ensign atau Liahona, November 2012, 34)
Kembali ke halaman 110 .
Bahas: Apa yang dimaksud dengan memiliki integritas? Apa beberapa cara kecil orang memberikan jiwa mereka untuk mendapatkan hal-hal dalam kehidupannya?
Baca: Pasal-Pasal Kepercayaan 1:13 dan Ayub 27:5 (di sebelah kanan)
“Kami percaya harus jujur.”
Pasal-Pasal Kepercayaan 1:13
Secara perorangan, nilailah diri Anda sendiri di bidang-bidang berikut.
Berilah Angka di Depan Setiap Pernyataan untuk Menunjukkan Seberapa Sering Anda Bertindak dengan Cara Ini
1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu
___1. Saya memenuhi semua janji, komitmen, dan perjanjian saya.
___2. Saya jujur sepenuhnya dalam segala hal yang saya ucapkan dan dalam catatan yang saya simpan.
___3. Saya tidak melebih-lebihkan untuk membuat segala sesuatu terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya.
___4. Saya mengembalikan semua yang saya pinjam dan tidak mengambil barang yang bukan milik saya.
___5. Saya benar-benar setia terhadap pasangan saya baik dalam perkataan maupun tindakan.
___6. Saya tidak pernah berbuat curang, bahkan meskipun saya tahu saya tidak akan ketahuan.
___7. Ketika saya menemukan sesuatu yang bukan milik saya, saya mengembalikannya kepada pemiliknya.
___8. Saya selalu mengembalikan uang yang saya pinjam.
Bahas: Bacalah Mosia 4:28 (di sebelah kanan) dan kutipan oleh Penatua Joseph B. Wirthlin (pada halaman 111 ). Mengapa membayar utang atau pinjaman bisnis atau mahasiswa (seperti pinjaman DTP) merupakan masalah integritas pribadi?
“Dan aku menghendaki agar kamu hendaknya ingat, bahwa barang siapa di antara kamu meminjam dari sesamanya hendaknya dia mengembalikan apa yang dia pinjam, menurut seperti yang dia sepakati, bila tidak engkau akan berbuat dosa; dan barangkali engkau akan menyebabkan sesamamu berbuat dosa juga.”
“Integritas selalu berarti melakukan apa yang benar dan baik, terlepas apa pun konsekuensi langsungnya. Itu artinya menjadi saleh dari sanubari jiwa kita, bukan hanya dalam tindakan namun, yang lebih penting, dalam pikiran dan dalam hati kita .… Sedikit berdusta, sedikit berbuat curang, atau sedikit mengambil manfaat yang tidak adil tidak bisa diterima dalam pandangan Tuhan .… Ganjaran yang sempurna dari integritas adalah penemanan secara terus-menerus oleh Roh Kudus, … [yang akan] membimbing kita dalam segala hal yang kita lakukan.”
Joseph B. Wirthlin , “Personal Integrity,” Ensign, Mei 1990, 30, 32, 33
Membuat komitmen: Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Centanglah kotak ketika Anda menyelesaikan setiap tindakan.