Renungkan: Mengapa Bapa Surgawi ingin saya mengambil tanggung jawab pribadi untuk kehidupan saya?
Saksikan: “Sedrick’s Journey,” tersedia di srs.lds.org/videos . (Tidak ada video? Bacalah halaman 129 .)
Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, bacalah naskah berikut.
Sedrick : Nama saya Sedrick Kambesabwe. Saya tinggal di Republik Demokrasi Kongo. Saya adalah anggota Gereja OSZA.
Saya adalah misionaris cabang di desa Kipusanga. Saya mempersiapkan diri untuk pergi ke misi asing. Agar dapat pergi misi, saya membutuhkan paspor, yang biayanya sekarang 250 dolar Amerika.
Untuk mendapatkan uang, saya dan ayah saya membeli pisang. Beberapa desa menghasilkan banyak pisang: Tishabobo, Lusuku, dan Kamanda.
Tishabobo berjarak kira-kira 14,48 kilometer dari sini. Lusuku berjarak 28,97 kilometer. Kamanda juga berjarak 28,97 kilometer. Kami pergi ke sana untuk membeli pisang, dan kami membawanya kembali ke sini untuk dijual.
Untuk pergi ke desa-desa itu kami menggunakan sepeda. Kami bisa membawa empat atau enam tandan pisang.
Ketika saya naik sepeda, sekali perjalanan membutuhkan waktu satu setengah jam, jika sepeda berfungsi dengan baik dan saya memiliki kekuatan. Ketika di tengah hari dan panas sangat menyengat, saya mengayuh sepeda dengan perlahan karena panas matahari.
Saya bisa melakukan dua kali perjalanan per hari jika saya bangun pagi-pagi sekali. Ini adalah cara yang baik untuk membantu membiayai paspor saya.
Sekarang saya memperoleh uang sedikit demi sedikit, sehingga saya bisa menabung untuk biaya sekolah dan misi. Dan sekarang, setelah empat tahun bekerja, saya memiliki cukup uang untuk biaya paspor saya, ditambah dengan tabungan 70 dolar.
Kembalilah ke halaman 128 .
Bahas: Bagaimana kita belajar untuk terus maju, bahkan ketika pekerjaan itu sulit?
Baca: Ajaran dan Perjanjian 42:42 dan kutipan oleh Presiden James E. Faust (di sebelah kanan)
“Janganlah engkau bermalas-malas; karena dia yang bermalas-malas tidak akan makan roti tidak juga mengenakan pakaian pekerja.”
Ajaran dan Perjanjian 42:42
“Sifat bertahan ditunjukkan oleh mereka yang … tidak menyerah bahkan ketika orang lain berkata, ‘Ini tidak dapat dilakukan.’”
James E. Faust , “Sifat Bertahan,” Ensign atau Liahona, Mei 2005, 51
Bahas: Baca kutipan oleh Penatua D. Todd Christofferson (pada halaman 129 ). Mengapa Tuhan mengharapkan kita bekerja untuk apa yang kita terima?
“Allah telah merancang keberadaan fana ini untuk menuntut nyaris pengerahan upaya yang konstan .… Melalui bekerja kita menopang dan memperkaya kehidupan .… Bekerja membangun dan memperhalus karakter, menciptakan keindahan, serta merupakan alat dari pelayanan kita kepada satu sama lain dan kepada Allah. Hidup yang dikuduskan dipenuhi dengan pekerjaan, kadang berulang-ulang, … kadang tidak dihargai, tetapi selalu pekerjaan yang memperbaiki, … mengangkat, [dan] mengilhami.”
D. Todd Christofferson , “Refleksi dari Hidup yang Dikuduskan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 17
Langkah 1: Pilih seorang rekan dan bacalah bersama setiap langkah dalam pola di bawah ini.
Langkah 2: Mintalah satu sama lain untuk berbicara tentang sebuah tugas atau tantangan yang sangat sulit yang masing-masing hadapi saat ini.
Langkah 3: Bantulah satu sama lain untuk menerapkan empat langkah di bawah ini ke dalam tugas atau tantangan yang sulit.
❶
Miliki Sikap yang Positif
❷
Ingatlah untuk Bekerja Bersama
❸
Mengganti Rasa Takut dengan Iman
❹
Maju Terus dengan Kesabaran dan Keberanian
Daftarlah berkat-berkat Anda.
Mintalah teman, teman sebaya, anggota kelompok, dan orang lain untuk bantuan.
Hindari keraguan. Ingatlah Tuhan memiliki segala kuasa. Berserulah kepada-Nya dan terimalah kehendak-Nya.
Jangan pernah menyerah; bertahanlah dengan iman. Carilah pelajaran yang Tuhan mungkin ajarkan kepada Anda.
Langkah 4: Tulis dua atau tiga cara Anda dapat maju dengan iman, percaya bahwa Allah akan menyediakan.
Buat Catatan
Renungkan: Bacalah kutipan oleh Presiden Thomas S. Monson (di sebelah kanan). Bagaimana saya bereaksi ketika saya mengalami kegagalan?
“Tanggung jawab kita adalah untuk meningkat dari biasa saja menjadi kompeten, dari kegagalan menjadi prestasi. Tugas kita adalah untuk berusaha menjadi diri sendiri yang terbaik. Salah satu karunia terbesar Allah untuk kita adalah sukacita dari mencoba lagi, karena tidak ada kegagalan yang sifatnya final.”
Thomas S. Monson , “The Will Within,” Ensign, Mei 1987, 68
Membuat komitmen: Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Centanglah kotak ketika Anda menyelesaikan setiap komitmen.