Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 18: Hidup Dengan Setiap Firman yang Keluar dari Mulut Allah


Bab 18

Hidup dengan Setiap Firman yang Keluar dari Mulut Allah

“Tindakan ibadat yang agung adalah menaati perintah-perintah, mengikuti jejak Putra Allah, selalu melakukan hal-hal yang berkenan bagi-Nya.”

Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith

“Saya mengupayakan keselamatan saya,” Presiden Joseph Fielding Smith menyatakan, “dan saya tahu bahwa saya dapat menemukannya hanya melalui kepatuhan terhadap hukum-hukum Tuhan dengan menaati perintah-perintah, dengan melaksanakan pekerjaan kesalehan, mengikuti jejak pemimpin barisan kita, Yesus, teladan dan pemimpin semuanya.”1

Selain mengupayakan keselamatannya sendiri, Presiden Smith bekerja dengan tekun untuk membantu orang lain berbuat yang sama. Penatua Francis M. Gibbons, yang melayani sebagai sekretaris Presidensi Utama, mengamati bahwa Presiden Smith “memandang sebagai tugasnya untuk mengangkat suara peringatan ketika orang mulai menyimpang dari jalan yang telah ditandai oleh tulisan suci. Dan dia tidak bermaksud untuk meninggalkan tugas itu, terlepas apa pun yang dikatakan orang lain. Dengan berbicara seperti itu yang membuat dia tidak populer dalam sejumlah kalangan tampaknya tidak memiliki pengaruh yang menghalangi dia untuk berbuat demikian; tujuan dia bukan untuk menjadi populer atau terkenal di mata orang-orang. Sebaliknya, dia memandang perannya sebagai penjaga menara yang tugasnya adalah untuk memberikan seruan peringatan kepada mereka yang berada di bawah yang tidak dapat melihat bahaya yang mendekat.”2

Presiden Smith pernah membagikan sebuah pengalaman yang menggambarkan perubahan hati yang dapat datang kepada seseorang yang mengindahkan seruan peringatan:

“Saya menghadiri sebuah konferensi pasak beberapa tahun yang lalu dan berbicara mengenai Firman Kebijaksanaan .… Ketika saya pergi ke bagian belakang gedung [pada akhir konferensi,] hampir setiap orang telah pergi, tetapi seorang pria mengulurkan tangannya dan berkata:

“‘Brother Smith, itu adalah ceramah pertama mengenai Firman Kebijaksanaan yang saya suka.’

Saya berkata, ‘Apakah Anda belum pernah mendengarkan ceramah-ceramah lain mengenai Firman Kebijaksanaan?’

Dia berkata, ‘Ya sudah pernah, tetapi ini yang pertama yang saya suka.’

Saya berkata, ‘Mengapa demikian?’

Dia berkata, ‘Ya, Anda lihat, saya menaati Firman Kebijaksanaan sekarang.’”3

Ajaran-Ajaran Joseph Fielding Smith

1

Allah memerintah alam semesta dengan hukum, dan kita tunduk pada hukum tersebut.

Haruslah diakui oleh semua orang bahwa sejak Yang Mahakuasa memerintah seluruh alam semesta dengan hukum yang tidak dapat diubah, manusia, yang adalah makhluk terbesar dari semua ciptaan-Nya, harus tunduk pada hukum seperti itu. Tuhan telah memfirmankan kebenaran ini dengan ringkas dan meyakinkan dalam sebuah wahyu kepada Gereja:

“Semua kerajaan memiliki sebuah hukum yang diberikan;

Dan ada banyak kerajaan; karena tidak ada ruang yang di dalamnya tidak ada kerajaan; dan tidak ada kerajaaan yang di dalamnya tidak ada ruang, baik itu kerajaan yang lebih besar atau yang lebih kecil.

Dan pada setiap kerajaan diberikan sebuah hukum; dan pada setiap hukum ada batasan tertentu juga dan syarat-syarat.

Semua makhluk yang tidak menuruti syarat-syarat itu tidaklah dibenarkan” (A&P 88:36–39).

Kebenaran ini tidak membutuhkan bukti. Maka, wajar bahwa kita hendaknya mengharapkan kerajaan Allah diperintah oleh hukum dan semua orang yang berkeinginan untuk masuk ke sana tunduk pada hukum tersebut. “Lihatlah, rumah-Ku adalah rumah ketertiban, firman Tuhan Allah, dan bukan rumah kekacauan” (A&P 132:8).

Tuhan telah memberikan kepada manusia seperangkat hukum yang kita sebut Injil Yesus Kristus. Karena kurangnya ilham dan bimbingan rohani, manusia mungkin berbeda pendapat mengenai hukum-hukum ini dan penerapannya, tetapi hampir tidak ada perselisihan mengenai fakta bahwa hukum-hukum seperti itu memang ada, dan bahwa semua orang yang berusaha masuk ke dalam kerajaan itu tunduk kepadanya.4

Kita memiliki setiap kebenaran, setiap ajaran, dan setiap hukum dan persyaratan, setiap tindakan yang perlu kita lakukan dan setiap tata cara yang diperlukan untuk menyelamatkan dan mempermuliakan kita di surga tertinggi dunia selestial.5

2

Menaati perintah-perintah adalah ungkapan kasih kita kepada Tuhan.

Tanggung jawab kita di Gereja adalah untuk menyembah Tuhan dalam roh dan dalam kebenaran, dan kita berusaha melakukan ini dengan segenap hati, daya, dan pikiran kita. Yesus berfirman, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Matius 4:10

Kita percaya bahwa beribadah adalah lebih dari sekadar berdoa dan mengkhotbahkan dan mengikuti injil. Tindakan ibadah yang agung adalah mematuhi perintah-perintah, mengikuti jejak Putra Allah, selalu melakukan hal-hal yang berkenan bagi-Nya. Mengatakan hal-hal yang baik tanpa benar-benar percaya tentang Tuhan adalah satu hal, yang penting adalah menghargai dan menghormati kehendak-Nya dengan mengikuti teladan yang telah Dia berikan kepada kita .… Saya bersukacita atas kesempatan istimewa mengikuti jejak-Nya. Saya bersyukur atas firman kehidupan kekal yang telah saya terima, saya sangat senang untuk mengatakan, bahwa di dunia ini, dan harapan memperoleh kehidupan kekal di dunia yang akan datang akan menjadi milik saya jika saya tetap setia dan jujur sampai akhir.6

Jesus Christ standing on a mountainside.  A group of men are seated in a circle around Him.  Christ is offering the Lord's Prayer.  Jerusalem is visible in the background.

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).

Ini adalah hukum bagi para anggota Gereja, Juruselamat berfirman, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku .…” (Yohanes 14:21). Sekali lagi, Juruselamat berfirman, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15) ….

Juruselamat tidak pernah berbuat dosa apa pun dan juga tidak pernah memiliki hati nurani bermasalah. Dia tidak perlu bertobat seperti Anda dan saya; tetapi dalam beberapa hal yang tidak dapat saya pahami, dia menanggung beban pelanggaran-pelanggaran saya dan Anda .… Dia datang dan menawarkan diri-Nya sebagai kurban untuk membayar utang untuk kita masing-masing yang bersedia bertobat dari dosa-dosanya dan kembali kepada-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Pikirkanlah mengenai hal itu, jika Anda bisa. Juruselamat menanggung beban itu dengan cara yang di luar pemahaman kita. Saya tahu itu, karena saya menerima firman-Nya. Dia memberi tahu kita mengenai siksaan yang Dia alami; siksaan yang begitu berat sehingga Dia memohon kepada Bapa-Nya agar bila memungkinkan Dia tidak perlu meminum cawan yang pahit itu dan menciut: “… tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Lukas 22:42). Jawaban yang Dia peroleh dari Bapa-Nya adalah, “Engkau harus meminumnya.”

Dapatkah saya berhenti mengasihi Dia? Tidak, saya tidak bisa. Apakah Anda mengasihi Dia? Maka taatilah perintah-perintah-Nya.7

3

Jika kita tidak mengikuti perintah-perintah Tuhan, kita tidak dapat berharap untuk menerima berkat-berkat-Nya.

Ketika kita tidak mengikuti perintah-perintah yang Tuhan telah berikan kepada kita untuk bimbingan kita maka kita tidak berhak atas berkat-berkat-Nya.8

Apa gunanya bagi kita memohon berkat kepada Tuhan, jika kita tidak berniat menaati perintah-perintah-Nya? Doa permohonan seperti itu adalah ejekan hampa dan penghinaan di hadapan takhta kemuliaan. Beraninya kita berharap untuk memperoleh jawaban yang menyenangkan jika kasusnya demikian? “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” Demikianlah Yesaya berfirman (Yesaya 55:6–7). Tetapi bukankah Tuhan selalu mendekat ketika kita memohon doa kepada-Nya? Sesungguhnya tidak! Dia telah berfirman, “Mereka lambat untuk menyimak suara Tuhan Allah mereka; oleh karena itu, Tuhan Allah mereka lambat untuk menyimak doa-doa mereka, untuk menjawab mereka pada masa kesusahan mereka. Pada masa kedamaian mereka, mereka menganggap sepele nasihat-Ku; tetapi pada masa kesusahan mereka, karena perlu mereka mencari-Ku” [A&P 101:7–8]. Jika kita mendekat kepada-Nya, Dia akan mendekat kepada kita, dan kita tidak akan ditinggalkan; tetapi jika kita tidak mendekat kepada-Nya, kita tidak memiliki janji bahwa Dia akan menjawab doa kita dalam pemberontakan kita.9

Kita tidak dapat berdoa kepada Tuhan dan berkata, “Dengarkanlah apa yang kami butuhkan, bawalah kemenangan kepada kami, lakukanlah apa yang kami ingin Engkau lakukan, tetapi janganlah meminta kami untuk melakukan apa yang Engkau ingin kami lakukan.”10

Adalah perlu bagi kita untuk hidup sesuai dengan pengetahuan kebenaran seutuhnya, bukan dalam sebagian kebenaran saja. Saya tidak memiliki kesempatan istimewa untuk meninggalkan beberapa asas injil dan mempercayai asas-asas lain, dan kemudian merasa bahwa saya berhak memperoleh berkat-berkat keselamatan dan permuliaan penuh dalam kerajaan Allah. Jika kita menginginkan permuliaan, jika kita menginginkan tempat yang telah Tuhan siapkan bagi mereka yang jujur dan setia, maka kita harus bersedia hidup sesuai dengan pengetahuan penuh Injil Yesus Kristus, dan menaati semua perintah. Kita tidak dapat mengatakan bahwa beberapa perintah adalah kecil dan sepele dan oleh karena itu Tuhan tidak peduli jika kita melanggarnya. Kita diperintahkan untuk hidup sesuai dengan setiap firman yang keluar dari mulut Allah [lihat Ulangan 8:3; A&P 98:11]. “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,” Dia berfirman, “padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” [lihat Lukas 6:46].11

A father sitting on a sofa as he reads from the scriptures to two young boys and an infant held on his lap.

Orang tua dapat membantu anak-anak mereka “hidup sesuai dengan pengetahuan kebenaran seutuhnya.”

4

Ketika kita mematuhi perintah-perintah Tuhan, kita berada di jalan menuju kesempurnaan.

Tuhan mengharapkan kita untuk percaya kepada-Nya, untuk menerima Injil abadi-Nya, dan untuk hidup selaras dengan syarat dan ketentuan-Nya. Kita tidak bisa memilih dan mematuhi hanya asas-asas injil yang menarik bagi kita dan melupakan yang lainnya. Kita tidak berhak menentukan bahwa beberapa asas tidak lagi berlaku bagi kondisi sosial dan budaya kita.

Hukum-hukum Tuhan adalah kekal, dan kita memiliki kegenapan Injil abadi-Nya dan berkewajiban untuk memercayai semua hukum dan kebenaran-Nya dan kemudian hidup selaras dengannya. Tidak ada hal yang lebih penting bagi seseorang daripada menaati perintah-perintah Tuhan. Dia mengharapkan kita untuk berpegang pada setiap asas yang benar, untuk mengutamakan dalam kehidupan kita hal-hal dari kerajaan-Nya, untuk maju terus dengan ketabahan dalam Kristus, dan untuk melayani-Nya dengan segenap daya, pikiran, dan kekuatan kita. Dalam bahasa tulisan suci, marilah kita mendengarkan kesimpulan dari semua hal ini: “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang” (Pengkhotbah 12:13).12

Saya sering memikirkan, dan saya rasa Anda juga, mengenai ceramah yang hebat dan luar biasa itu—ceramah terhebat yang pernah dikhotbahkan, sepanjang yang kita ketahui—yang kita sebut Khotbah di Bukit .… Jika saja kita mau menyimak ajaran-ajaran itu, kita dapat datang kembali ke hadirat Allah, Bapa, dan Putra-Nya, Yesus Kristus.

Saya sering memikirkan mengenai hal itu yang merupakan rangkuman dari semua ajaran-Nya:

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” [Matius 5:48].

… Saya percaya Tuhan benar-benar bermaksud dengan apa yang Dia firmankan, bahwa kita hendaknya menjadi sempurna, sebagaimana Bapa kita di surga sempurna. Itu tidak akan datang sekaligus, melainkan baris demi baris dan ajaran demi ajaran, contoh demi contoh, dan bahkan itu pun tidak selama kita tinggal dalam kehidupan fana ini, karena kita harus hidup terus bahkan setelah kematian sebelum kita mencapai kesempurnaan itu dan akan menjadi seperti Allah.

Tetapi di sini kita meletakkan landasannya. Di sinilah tempat di mana kita diajar kebenaran-kebenaran sederhana ini dari Injil Yesus Kristus, dalam keadaan percobaan ini, untuk mempersiapkan kita mencapai kesempurnaan itu. Adalah tugas saya, tugas Anda, untuk menjadi lebih baik hari ini daripada saya kemarin, dan bagi Anda untuk menjadi lebih baik hari ini daripada Anda kemarin, dan menjadi lebih baik hari esok daripada Anda hari ini. Mengapa? Karena kita berada di jalan itu, jika menaati perintah-perintah Tuhan, kita berada di jalan itu menuju kesempurnaan, dan itu hanya dapat datang melalui kepatuhan dan keinginan hati kita untuk mengatasi dunia ….

… Jika kita memiliki masalah, jika memiliki kelemahan, di sanalah kita hendaknya memusatkan perhatian kita, dengan keinginan untuk mengatasinya, sampai kita menguasai dan mengalahkannya. Jika seseorang merasa bahwa sulit baginya membayar persepuluhan, maka membayar persepuluhan adalah hal yang hendaknya dia lakukan, sampai dia belajar untuk membayar persepuluhannya. Jika yang menjadi masalah adalah Firman Kebijaksanaan, maka mematuhi Firman Kebijaksanaan itulah yang hendaknya dia lakukan, sampai dia belajar mengasihi perintah itu.13

5

Sewaktu kita mematuhi perintah-perintah, Tuhan menghibur dan memberkati kita dan memperkuat kita untuk menjadi pria dan wanita yang layak untuk permuliaan.

Agar berkenan bagi [Tuhan], kita tidak boleh hanya menyembah Dia dengan mengucap syukur dan memuji, melainkan bersedia mematuhi perintah-perintah-Nya. Dengan berbuat demikian, Dia terikat untuk melimpahkan berkat-berkat-Nya; karena berdasarkan asas ini (kepatuhan pada hukum) maka segala sesuatu dilandaskan [lihat A&P 130:20–21].14

Allah telah memberikan kepada kita [perintah-perintah] agar kita dapat tumbuh lebih dekat kepada-Nya dan dikembangkan dalam iman dan diperkuat. Tidak ada perintah, di zaman kapan pun, yang telah Dia berikan kepada kita, yang bukan untuk penghiburan dan berkat kita. Perintah-perintah itu tidak diberikan hanya agar Tuhan berkenan, tetapi untuk membuat kita menjadi pria dan wanita yang lebih baik, dan layak bagi keselamatan dan permuliaan dalam kerajaan-Nya.15

Jika kita pergi ke bait suci kita mengangkat tangan kita dan berjanji bahwa kita akan melayani Tuhan dan mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjaga diri kita tak ternoda dari dunia. Jika kita menyadari apa yang kita lakukan maka pemberkahan itu akan menjadi perlindungan bagi kita di sepanjang kehidupan kita—perlindungan yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak pergi ke bait suci.

Saya pernah mendengar ayah saya mengatakan bahwa di saat dalam percobaan, di saat menghadapi godaan, dia akan memikirkan janji-janji, perjanjian-perjanjian yang telah dia buat dalam Rumah Tuhan, dan itu merupakan perlindungan baginya .… Perlindungan ini adalah sebagian dari tujuan tata cara ini. Itu menyelamatkan kita sekarang dan itu mempermuliakan kita di kehidupan yang akan datang, jika kita mau menghormatinya. Saya tahu bahwa perlindungan ini diberikan karena saya juga telah mengalami, sebagaimana yang telah dialami oleh ribuan orang lain yang telah mengingat kewajiban-kewajiban mereka.16

Daytime exterior photo of the Tampico Mexico Temple.

Di bait suci, kita berjanji untuk “melayani Tuhan dan mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjaga diri kita tak ternoda dari dunia.”

Tuhan akan memberi kita karunia-karunia. Dia akan menerangi pikiran kita. Dia akan memberi kita pengetahuan yang akan mengatasi semua kesulitan dan menempatkan kita selaras dengan perintah-perintah yang telah Dia berikan kepada kita; Dia akan memberi kita pengetahuan yang akan menjadi bagian yang sangat kuat dalam jiwa kita sehingga tidak dapat disingkirkan, jika kita mau mencari terang dan kebenaran dan pemahaman yang dijanjikan kepada kita dan yang dapat kita terima jika kita akan tetap setia dan beriman terhadap setiap perjanjian dan kewajiban yang berhubungan dengan Injil Yesus Kristus.17

Janji besar yang diberikan kepada anggota Gereja ini yang bersedia bertahan pada hukum dan mematuhi perintah-perintah Tuhan adalah bahwa mereka tidak saja akan menerima sebuah tempat di kerajaan Allah, tetapi mereka juga akan berada di hadirat Bapa dan Putra; dan itu belum semua, karena Tuhan telah berjanji bahwa semua yang Dia miliki akan diberikan kepada mereka [lihat A&P 84:33–39].18

Melalui kepatuhan terhadap perintah-perintah itu yang ditetapkan dalam Injil Yesus Kristus, dan dengan terus patuh, kita akan menerima kebakaan, kemuliaan, kehidupan kekal, dan tinggal di hadirat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, di mana kita benar-benar akan mengenal mereka.19

Jika kita mau hidup sesuai dengan jalan kebajikan dan kekudusan, Tuhan akan mencurahkan berkat-berkat-Nya kepada kita begitu banyak yang tidak pernah kita kira itu mungkin. Dalam tindakan kita, kita akan menjadi, seperti yang dinyatakan oleh Petrus, “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah” (1 Petrus 2:9). Dan kita akan menjadi umat kepunyaan Allah karena kita tidak akan menjadi seperti umat lain yang tidak hidup sesuai dengan standar-standar ini ….

Sebagai hamba Tuhan, tujuan kita adalah untuk hidup di jalan yang telah Dia tetapkan untuk kita. Kita tidak saja berkeinginan untuk melakukan dan mengatakan apa yang akan berkenan bagi Dia, tetapi kita berusaha untuk hidup sedemikian rupa sehingga kehidupan kita menjadi seperti kehidupan-Nya.

Dia sendiri memberikan teladan sempurna untuk kita dalam semua hal dan berfirman kepada kita: “Ikutlah Aku.” Kepada murid-murid orang Nefi Dia bertanya: “… orang macam apakah seharusnya kamu adanya?” dan kemudian menjawab: “Sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, bahkan seperti Aku” (3 Nefi 27:27).

Sekarang kita terlibat dalam pekerjaan terbesar di dunia. Imamat ini yang kita miliki adalah kuasa dan wewenang dari Tuhan sendiri; dan Dia telah menjanjikan kepada kita bahwa jika kita mengembangkan pemanggilan kita dan berjalan di dalam terang, sebagaimana Dia berada dalam terang, kita akan memiliki kemuliaan dan kehormatan bersama-Nya selamanya dalam kerajaan Bapa.

Dengan hal-hal yang begitu indah untuk diharapkan di hadapan kita, dapatkah kita berbuat kurang dari meninggalkan cara-cara jahat dunia? Tidakkah kita seharusnya mengutamakan hal-hal dari kerajaan Allah dalam kehidupan kita? Tidakkah kita seharusnya berusaha untuk hidup sesuai dengan setiap firman yang keluar dari mulut-Nya?20

Saya bersaksi bahwa Tuhan telah berfirman di zaman kita; bahwa pesan-Nya adalah pesan pengharapan dan sukacita dan keselamatan; dan saya berjanji kepada Anda bahwa jika Anda mau berjalan di jalan terang surga, setia kepada yang telah dipercayakan kepada Anda, dan mematuhi perintah-perintah, Anda akan memiliki kedamaian dan sukacita dalam kehidupan ini dan kehidupan kekal di dunia yang akan datang.21

Taati perintah-perintah. Berjalanlah dalam terang. Bertahanlah sampai akhir. Setialah terhadap setiap perjanjian dan kewajiban, dan Tuhan akan memberkati Anda melebihi dari yang dapat Anda bayangkan.22

Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran

Pertanyaan

  • Tinjaulah cerita yang diceritakan di akhir “Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith.” Mengapa perasaan kita mengenai Injil berubah ketika kita berusaha untuk menaati perintah-perintah?

  • Apa yang Anda pelajari dari bagian-bagian tulisan suci yang dikutip dalam bagian 1?

  • Bagaimanakah kepatuhan kita terhadap perintah-perintah merupakan ungkapan kasih terhadap Yesus Kristus? Bagaimanakah ini merupakan ungkapan rasa syukur terhadap kurban Pendamaian-Nya? Bagaimanakah ini merupakan ungkapan ibadah? (lihat bagian 2).

  • Renungkanlah ajaran-ajaran di bagian 3. Mengapa tidak benar mengharapkan Tuhan akan memberkati kita jika kita tidak berusaha untuk patuh?

  • Bagaimanakah akan membantu bagi Anda mengetahui bahwa Anda hendaknya tidak berharap menjadi sempurna sekaligus atau bahkan dalam kehidupan ini? (lihat bagian 4). Pikirkanlah mengenai apa yang dapat Anda lakukan setiap hari, dengan bantuan Tuhan, untuk tetap “berada di jalan menuju kesempurnaan.”

  • Di bagian 5, Presiden Smith mencantumkan paling sedikti 10 cara Tuhan akan memberkati kita sewaktu kita menaati perintah-perintah. Pengalaman-pengalaman apa yang dapat Anda bagikan yang menunjukkan bahwa Anda telah menerima beberapa dari berkat-berkat ini?

Tulisan Suci yang Berhubungan

Matius 4:4; 2 Nefi 31:19–20; Omni 1:26; A&P 11:20; 82:8–10; 93:1; 130:20–21; 138:1–4

Bantuan Mengajar

“Mintalah peserta untuk membagikan yang apa yang telah mereka pelajari dari pembelajaran pribadi mereka dari bab ini. Mungkin akan membantu dengan menghubungi beberapa peserta selama minggu itu dan meminta mereka untuk datang siap untuk membagikan apa yang telah mereka pelajari” (dari halaman vii dalam buku ini).

Catatan

  1. Dalam Conference Report, Oktober 1969, 110.

  2. Francis M. Gibbons, Joseph Fielding Smith: Gospel Scholar, Prophet of God (1992), 313.

  3. Dalam Conference Report, Oktober 1935, 12.

  4. “Justice for the Dead,” Ensign, Maret 1972, 2.

  5. Dalam “President Smith’s Last Two Addresses,” Ensign, Agustus 1972, 46.

  6. “I Know That My Redeemer Liveth,” Ensign, Desember 1971, 27.

  7. Dalam Conference Report, April 1967, 121–22.

  8. Dalam Conference Report, Oktober 1935, 15.

  9. Dalam Conference Report, April 1943, 14.

  10. Dalam Conference Report, Oktober 1944, 144–145.

  11. Dalam Conference Report, April 1927, 111–112.

  12. “President Joseph Fielding Smith Speaks on the New MIA Theme,” New Era, September 1971, 40.

  13. Dalam Conference Report, Oktober 1941, 95.

  14. “The Virtue of Obedience,” Relief Society Magazine, Januari 1968, 5.

  15. Dalam Conference Report, April 1911, 86.

  16. “The Pearl of Great Price,” Utah Genealogical and Historical Magazine, Juli 1930, 103.

  17. “Seek Ye Earnestly the Best Gifts,” Ensign, Juni 1972, 3.

  18. “Keep the Commandments,” Improvement Era, Agustus 1970, 3.

  19. Dalam Conference Report, Oktober 1925, 116.

  20. “Our Responsibilities as Priesthood Holders,” Ensign, Juni 1971, 50.

  21. Dalam Conference Report, Konferensi Umum Wilayah Inggris 1971, 7.

  22. “Counsel to the Saints and to the World,” Ensign, Juli 1972, 27.