Bab 5
Iman dan Pertobatan
“Apa yang kita butuhkan dari orang di Gereja, maupun mereka di luar Gereja, adalah pertobatan. Kita membutuhkan lebih banyak iman dan lebih banyak tekad untuk melayani Tuhan.”
Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith
Presiden Joseph Fielding Smith mengajarkan, “Pengampunan dari dosa datang melalui iman dan pertobatan yang tulus.”1 Dia mengatakan bahwa “bukan hanya percaya saja, melainkan kita perlu bertobat,” dan dia juga mengajarkan bahwa ketika kita melaksanakan pekerjaan yang baik dengan iman sampai akhir, kita akan “menerima pahala bagi orang yang setia dan sebuah tempat dalam kerajaan Selestial Allah.”2 Dengan hasrat agar semua orang menerima pahala ini, dia bersaksi mengenai Yesus Kristus dan mengkhotbahkan pertobatan di sepanjang pelayanannya.
Di awal pelayanannya sebagai Rasul, dia berkata, “Saya telah mempertimbangkan bahwa ini adalah misi saya, setelah sedemikian terkesan, saya rasa, oleh Roh Tuhan sewaktu dalam perjalanan ke pasak-pasak Sion, untuk mengatakan kepada umat bahwa sekarang adalah hari pertobatan dan mengimbau para Orang Suci untuk mengingat perjanjian mereka, janji-janji yang telah mereka buat dengan Tuhan, untuk mematuhi perintah-perintah-Nya, dan untuk mengikuti ajaran-ajaran dan petunjuk dari para penatua Israel—para nabi Allah—sebagaimana hal itu telah dicatat dalam tulisan suci yang kudus ini. Dalam segala hal kita hendaknya bertindak dengan rendah hati dan hati-hati di hadapan Tuhan agar kita dapat diberkati dan dibimbing oleh Roh Kudus-Nya. Saya pikir ini adalah hari peringatan. Ini telah menjadi waktu peringatan sejak saat nabi pertama kali menerima pernyataan dari surga bahwa Injil akan dipulihkan.”3
Dalam sebuah pertemuan sakramen di suatu Minggu, Presiden Smith memberitahukan kepada jemaat mengapa dia berbicara dengan suara peringatan. Putranya Joseph, yang menghadiri pertemuan tersebut, kemudian menulis: “Saya teringat dengan jelas beberapa pernyataan oleh [ayah saya] dalam kesempatan tersebut. ‘Siapakah teman Anda, atau siapakah yang paling mengasihi Anda?’ dia bertanya kepada jemaat. ‘Apakah orang yang memberi tahu Anda semua baik-baik saja di Sion, bahwa kemakmuran akan segera datang atau apakah orang yang memperingatkan Anda bahwa bencana dan kesulitan-kesulitan yang dijanjikan akan datang kecuali asas-asas Injil dijalankan? Saya ingin Anda mengetahui bahwa saya mengasihi anggota Gereja, dan saya tidak ingin satu pun di antara mereka menuduh saya ketika kita melewati tabir keberadaan fana dan mengatakan, “Seandainya saja Anda telah memperingatkan saya maka saya tidak akan berada dalam situasi ini.” Dan oleh karena itu saya mengangkat suara peringatan dengan harapan agar saudara lelaki dan perempuan saya bisa dipersiapkan untuk masuk ke dalam kerajaan kemuliaan.’”4
Mereka yang bekerja erat dengan Presiden Smith melihat bahwa di balik peringatannya yang keras dia adalah pria yang memiliki kepedulian yang lembut terhadap orang yang bergumul dalam dosa. Penatua Francis M. Gibbons, yang melayani sebagai sekretaris untuk Presidensi Utama, sering hadir ketika Presiden Smith mempertimbangkan mengenai masalah-masalah pendisiplinan Gereja. Penatua Gibbons mengingat, “Keputusan-keputusannya selalu dibuat dengan kebaikan hati dan kasih dan dengan banyak pertimbangan belas kasih yang dapat dibenarkan dalam situasi tersebut. Adalah lazim baginya untuk mengatakan ketika mempelajari situasi-situasi dalam kasus yang sulit, ‘Mengapa orang tidak berperilaku dengan baik?’ Ini tidak diucapkan dengan cara yang menuduh atau menghakimi melainkan dengan perasaan sedih dan menyesal.”5 Presiden Spencer W. Kimball, yang melayani bersama Presiden Smith sebagai anggota Kuorum Dua Belas Rasul, berkata, “Kami sering mengatakan bahwa karena Dua Belas akan menjadi hakim bagi Israel, siapa pun di antara kami mungkin akan merasa senang jika dihakimi olehnya, karena penghakimannya akan baik hati, berbelas kasih, adil, dan kudus.”6 Ketika Presiden Smith menahbiskan uskup, dia sering menasihati, “Ingatlah, setiap orang memiliki kelemahan, dan paling tidak ada dua versi dalam setiap cerita. Jika Anda berbuat salah dalam melakukan penghakiman, pastikan Anda berbuat salah dalam versi yang penuh kasih dan belas kasih.”7
Ajaran-Ajaran Joseph Fielding Smith
1
Asas utama Injil adalah iman kepada Tuhan Yesus Kristus
Iman kita terpusat kepada Tuhan Yesus Kristus, dan melalui Dia kepada Bapa. Kita percaya kepada Kristus, menerima Dia sebagai Putra Allah, dan telah mengambil nama-Nya ke atas kita dalam air baptisan.8
Jadikanlah yang utama dalam pikiran Anda, sekarang dan setiap saat, bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Allah yang hidup, yang datang ke dunia untuk mengurbankan nyawa-Nya agar kita dapat hidup. Itu adalah kebenaran, dan mendasar. Berdasarkan itulah iman kita dibangun. Itu tidak dapat dihancurkan. Kita harus mematuhi ajaran ini tanpa dihalangi oleh ajaran-ajaran dunia, dan gagasan-gagasan manusia; karena ini adalah yang utama, ini adalah penting bagi keselamatan kita. Tuhan menebus kita dengan darah-Nya, Dia memberi kita keselamatan, tersedia—dan ada syarat yang tidak boleh kita lupakan—bahwa kita akan mematuhi perintah-perintah-Nya, dan selalu mengingat Dia. Jika kita bersedia melakukan itu maka kita akan diselamatkan, sementara gagasan-gagasan dan kebodohan manusia, akan binasa dari bumi.9
Melalui iman kita datang kepada Allah. Jika kita tidak percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, jika kita tidak beriman kepada-Nya atau kepada pendamaian-Nya, kita cenderung tidak akan mematuhi perintah-perintah-Nya. Justru karena kita memiliki iman itu maka kita dibawa kepada keselarasan dengan kebenaran-Nya dan memiliki keinginan di dalam hati kita untuk melayani-Nya ….
… Asas utama Injil adalah beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; dan tentu saja kita tidak akan memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus tanpa beriman kepada Bapa-Nya. Maka jika kita beriman kepada Allah Bapa dan Putra serta dibimbing, sebagaimana kita akan dibimbing, oleh Roh Kudus, kita akan memiliki iman kepada para hamba Tuhan yang melalui mereka Tuhan telah berbicara.10
2
Iman berarti tindakan.
“Iman adalah pendorong yang menggerakkan semua tindakan” [Lectures on Faith, lecture 1]. Jika Anda berhenti untuk memikirkan mengenai hal itu sejenak, saya pikir Anda akan setuju bahwa hal ini sepenuhnya benar dalam hal-hal duniawi maupun dalam hal-hal rohani. Ini benar dalam hal yang berhubungan dengan tindakan kita sendiri, maupun yang berhubungan dengan tindakan-tindakan Allah ….
“Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” [Yakobus 2:26]—dengan kata lain, iman tidak ada. Saya pikir jelas bahwa yang dimaksud Yakobus adalah, “Anda menunjukkan iman Anda kepada saya tanpa perbuatan, maka tidak akan ada hasilnya; tetapi saya akan tunjukkan kepada Anda iman saya dengan pekerjaan saya, dan akan ada hasil yang dicapai” [lihat Yakobus 2:18]. Iman berarti tindakan .… Oleh karena itu, iman lebih kuat daripada kepercayaan ….
Iman adalah karunia dari Allah. Setiap hal yang baik adalah karunia dari Allah. Itu adalah ajaran dari tulisan suci sebagaimana tertera dalam Ibrani pasal 11—yang merupakan pasal yang memberikan penjelasan tertulis sangat baik mengenai iman—[dan] dalam wahyu-wahyu yang Tuhan berikan kepada kita dalam Ajaran dan Perjanjian, dan dalam tulisan suci lainnya. Iman tidak dapat diperoleh tanpa tindakan atau melalui ketidakpedulian atau kepercayaan pasif. Hanya sekadar ingin memperoleh iman tidak akan mendatangkan iman seperti halnya keinginan seseorang menjadi terampil dalam musik atau melukis tidak akan mendatangkan kemahiran dalam hal-hal ini tanpa melakukan tindakan yang cerdas. Di situlah masalah kita datang. Kita mendapatkan kesaksian tentang Injil, kita percaya kepada Joseph Smith, kita percaya kepada Yesus Kristus, kita percaya kepada asas-asas Injil, tetapi seberapa kuat kita mengupayakannya?
… Jika kita ingin memiliki iman yang hidup dan bertahan, kita harus aktif dalam melaksanakan setiap tugas sebagai anggota Gereja ini ….
Ah, jika saja kita memiliki iman seperti yang ditunjukkan oleh Nefi! Kita bisa membaca dalam pasal 17 dari 1 Nefi di mana kakak-kakaknya menentang dia dan mengolok-olok dia karena dia akan membangun sebuah kapal, dengan mengatakan:
“Adik kita adalah orang yang bodoh, karena dia berpikir bahwa dia dapat membangun kapal; ya, dan dia juga berpikir bahwa dia dapat menyeberangi perairan luas ini” [1 Nefi 17:17].
Nefi menjawab mereka:
“Jika Allah telah memerintahkanku untuk melakukan segala sesuatu aku dapat melakukannya. Jika Dia akan memerintahkanku bahwa aku hendaknya berkata pada air ini, jadilah engkah tanah, itu akan menjadi tanah; dan jika aku akan mengatakannya, itu akan terjadi” [1 Nefi 17:50].
Itulah iman yang dia miliki.11
Sekarang kita tidak berjalan dengan penglihatan, seperti yang kita lakukan sebelum kita datang ke dunia ini, tetapi Tuhan mengharapkan agar kita hendaknya berjalan dengan iman [lihat 2 Korintus 5:7]; dan jika kita berjalan dengan iman maka kita akan menerima pahala orang saleh, jika kita mematuhi perintah-perintah itu yang diberikan untuk keselamatan kita.12
Kecuali manusia mau mematuhi ajaran dan berjalan dalam iman, menerima kebenaran dan mematuhi perintah-perintah sebagaimana yang telah diberikan, akan mustahil baginya untuk menerima kehidupan kekal, tidak peduli berapa banyak dia mungkin mengakui dengan perkataannya bahwa Yesus adalah Kristus, atau percaya bahwa Bapa-Nya mengutus-Nya ke dunia untuk menebus manusia. Maka Yakobus benar ketika dia mengatakan bahwa setan-setan “percaya akan hal itu dan mereka gemetar,” tetapi mereka tidak bertobat [lihat Yakobus 2:19].13
3
Pertobatan adalah asas kedua Injil dan penting bagi keselamatan dan permuliaan kita.
Pertobatan adalah asas penting kedua Injil dan hasil dari iman.14
Apa yang kita butuhkan dari orang di Gereja, maupun mereka di luar Gereja, adalah pertobatan. Kita membutuhkan lebih banyak iman dan lebih banyak tekad untuk melayani Tuhan.15
Apakah benar ada di antara kita yang berpendapat bahwa tidaklah menjadi soal bahwa kita berdosa sepanjang itu bukan dosa berat, dosa yang mematikan, bahwa kita akan tetap diselamatkan dalam kerajaan Allah? Nefi melihat zaman kita. Dia berkata bahwa orang akan mengatakan itu [lihat 2 Nefi 28:7–9]. Tetapi saya berkata kepada Anda, kita tidak dapat berpaling dari jalan kebenaran dan kesalehan dan tetap memperoleh bimbingan dari Roh Tuhan.16
Tidak ada tempat di dalam Sion bagi orang yang sengaja berbuat dosa. Tempat tersedia bagi pendosa yang bertobat, bagi orang yang berpaling dari kedurhakaan dan mencari kehidupan yang kekal dan terang Injil. Kita hendaknya tidak memandang dosa dengan tingkat perkenanan yang terkecil sekalipun dari yang diperkenankan Tuhan, melainkan berjalanlah dengan benar dan sempurna di hadapan Tuhan.17
Manusia hanya dapat diselamatkan dan dipermuliakan dalam kerajaan Allah dalam kesalehan; oleh karena itu, kita harus bertobat dari dosa-soda kita dan berjalan dalam terang sebagaimana Kristus ada dalam terang [lihat 1 Yohanes 1:7], agar darah-Nya dapat membersihkan kita dari semua dosa dan agar kita dapat memiliki penemanan bersama Tuhan dan menerima kemuliaan dan permuliaan-Nya.18
Kita membutuhkan pertobatan, dan kita perlu diberi tahu untuk bertobat.19
4
Dalam asas pertobatan, belas kasih dari Bapa Surgawi dan Yesus Kristus diwujudkan.
Pertobatan adalah salah satu asas yang paling memberikan penghiburan dan mulia yang diajarkan dalam Injil. Dalam asas ini belas kasih dari Bapa Surgawi kita dan Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, mungkin dinyatakan dengan lebih kuat daripada asas lain mana pun. Sungguh mengerikan jika tidak ada pengampunan terhadap dosa dan tidak ada cara untuk memperoleh pengampunan dosa bagi mereka yang dengan rendah hati bertobat! Kita hanya dapat membayangkan kengerian yang akan melanda kita, seandainya kita harus menanggung hukuman dari pelanggaran kita untuk selama-lamanya tanpa harapan untuk dibebaskan. Bagaimanakah pembebasan itu diperoleh? Melalui siapakah pembebasan itu dapat diperoleh?
Tuhan telah berfirman:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” [Yohanes 3:16–17; lihat juga ayat 18–21].
Jika Bapa tidak mengutus Yesus Kristus ke dunia, maka tidak memungkinkan adanya pengampunan akan dosa-dosa dan tidak memungkinkan adanya pembebasan dari dosa melalui pertobatan.20
Jika kita benar-benar memahami dan dapat merasakan bahkan sedikit saja, kasih dan kesediaan yang penuh keikhlasan dari Yesus Kritus untuk menderita akibat dosa-dosa kita maka kita akan bersedia untuk bertobat dari semua pelanggaran kita dan melayani Dia.21
5
Pertobatan mencakup perasaan sedih yang tulus atas dosa dan benar-benar meninggalkan dosa.
Tulisan suci mengatakan:
“Engkau hendaknya mempersembahkan pengurbanan kepada Tuhan Allahmu dalam kesalehan, bahkan yang berupa hati yang hancur dan roh yang menyesal” [A&P 59:8].
Itu artinya pertobatan.
… Pertobatan, menurut definisi yang diberikan dalam kamus, adalah perasaan sedih yang tulus atas dosa disertai dengan pengakuan kesalahan, dan benar-benar meninggalkan dosa .… Tidak pernah ada pertobatan sejati tanpa perasaan sedih dan keinginan untuk dibebaskan dari dosa.
Pernyesalan adalah pernyataan dari roh yang hancur, atau menjadi rendah hati, karena dosa dan arti sesungguhnya dari kejahatan dosa dan perwujudan dari belas kasih dan kasih karunia Allah yang diberikan kepada orang yang bertobat .… Untuk alasan itulah Tuhan berfirman, seperti yang telah saya kutip, kita hendaknya mempersembahkan kurban “dalam kesalehan, bahkan yang berupa hati yang hancur dan roh yang menyesal.” .…
Pertobatan adalah karunia Allah .… Tidak mudah bagi sejumlah orang untuk bertobat, tetapi karunia pertobatan dan iman akan diberikan kepada setiap orang yang akan mencarinya.22
Saya telah belajar dari pengalaman saya sendiri bahwa ketika Anda ingin berubah, benar-benar ingin berubah, Anda dapat melakukannya. Hati nurani kita dan tulisan suci memberi tahu kita berdasarkan asas-asas apa kita hendaknya hidup—dan memberi tahu kita kebiasaan-kebiasaan apa yang hendaknya kita ubah untuk kesejahteraan dan kemajuan kekal kita.23
6
Waktu untuk bertobat adalah sekarang.
Allah tidak akan menyelamatkan setiap pria dan wanita dalam kerajaan selestial. Jika Anda ingin berada di sana, dan Anda memiliki kesalahan-kesalahan, jika Anda melakukan dosa, jika Anda melanggar perintah-perintah Tuhan dan Anda menyadarinya, sekaranglah waktu yang baik untuk bertobat dan berubah, dan tidak berpandangan bahwa itu hanya hal kecil sehingga Tuhan akan mengampuni Anda, hanya beberapa pukulan, hanya sedikit hukuman dan kita akan diampuni; maka Anda akan mendapati diri Anda disingkirkan, jika Anda bersikeras dan tetap pada pandangan tersebut.24
Penundaan, sebagaimana yang mungkin berlaku dalam asas-asas Injil, akan menjauhkan kehidupan kekal dari Anda, yaitu kehidupan di hadirat Bapa dan Putra. Ada banyak di antara kita, bahkan para anggota Gereja, yang merasa bahwa tidak perlu terburu-buru untuk mematuhi asas-asas Injil dan perintah-perintah ….
Janganlah kita melupakan perkataan dari [Amulek], “Karena lihatlah, kehidupan ini adalah waktu bagi manusia untuk bersiap menemui Allah; ya, lihatlah masa kehidupan ini adalah masa bagi manusia untuk melaksanakan kerja mereka.
Dan sekarang, seperti yang aku katakan kepadamu sebelumnya, karena kamu telah memiliki sedemikian banyaknya kesaksian, oleh karena itu, aku memohon darimu agar kamu tidak menangguhkan hari pertobatanmu sampai akhir; karena setelah masa kehidupan ini, yang diberikan kepada kita untuk bersiap bagi kekekalan, lihatlah, jika kita tidak memanfaatkan waktu kita saat dalam kehidupan ini, kemudian datanglah malam kegelapan di mana tidak ada kerja yang dapat dilaksanakan” (Alma 34:32–33).
“Kamu tidak dapat berkata, ketika kamu dibawa pada kegawatan yang menyeramkan itu, bahwa aku akan bertobat, bahwa aku akan kembali kepada Allahku. Tidak, kamu tidak dapat mengatakan ini; karena roh yang sama itu yang menguasai tubuhmu pada waktu ketika kamu pergi dari kehidupan ini, roh yang sama itu akan memiliki kuasa untuk menguasai tubuhmu di dunia kekal itu” [Alma 34:32–34]25
7
Kita memiliki tugas kepada dunia untuk mengangkat suara peringatan.
Tuhan menginginkan agar manusia bahagia—itu adalah tujuan-Nya—tetapi manusia menolak menjadi bahagia dan membuat diri mereka menjadi sengsara, karena mereka merasa jalan mereka lebih baik daripada jalan Allah, dan karena keegoisan mereka, keserakahan, dan kejahatan yang ada di dalam hati mereka; dan itulah masalah yang ada di antara kita di zaman sekarang.26
Dari pengamatan yang kami lakukan sewaktu kami mengadakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya dan dari apa yang kami baca dalam media publik, kami perlu mengambil kesimpulan bahwa pertobatan dari dosa sangat penting di seluruh dunia sekarang.27
Jangan mengira bahwa kita telah sampai pada kondisi di mana segala sesuatu tidak bisa menjadi lebih buruk. Kecuali terdapat pertobatan hal-hal ini akan menjadi lebih buruk. Dan oleh karena itu saya menyerukan pertobatan kepada umat ini, kepada para Orang Suci Zaman Akhir, … dan kepada bangsa-bangsa di bumi di mana pun mereka berada.28
Kita memiliki tugas kepada dunia, untuk mengangkat suara peringatan, dan khususnya kepada para anggota Gereja [lihat A&P 88:81].29
Adalah tugas kita untuk saling menjaga, untuk saling melindungi, untuk saling memperingatkan tentang bahaya, untuk saling mengajar asas-asas Injil kerajaan, dan untuk bersatu dalam upaya bersama melawan dosa-dosa dunia.30
Tidak ada hal lain yang saya ketahui lebih penting atau lebih perlu saat ini daripada menyerukan pertobatan, bahkan di antara para Orang Suci Zaman Akhir, dan saya berseru kepada mereka maupun kepada orang-orang yang bukan anggota Gereja, untuk mengindahkan perkataan Penebus kita. Sekarang Dia telah menyatakan dengan pasti bahwa tidak ada hal yang tidak bersih yang dapat masuk ke hadirat-Nya. Hanya mereka yang membuktikan diri mereka setia dan telah membasuh pakaian mereka dalam darah-Nya melalui iman dan pertobatan mereka—tidak dengan cara lain mereka akan menemukan kerajaan Allah.31
Tetapi, lihatlah, segala bangsa, kaum, bahasa, dan khalayak akan berdiam dengan aman dalam Yang Kudus dari Israel jika demikian halnya bahwa mereka akan bertobat” [1 Nefi 22:28]. Dan saya berdoa agar mereka mau bertobat. Saya ingin mereka berdiam dengan aman. Saya ingin mereka percaya kepada Yang Kudus dari Israel, yang telah datang ke dunia dan menebus dosa-dosa kita, untuk dosa-dosa seluruh umat manusia, yang telah memberi kita penebusan dari kematian, yang telah menjanjikan kepada kita keselamatan dan pengampunan akan dosa-dosa kita dengan syarat pertobatan kita.
Ah, saya ingin seluruh umat manusia mau percaya kepada-Nya, mau menyembah Dia dan Bapa-Nya, dan mau melayani Tuhan Allah kita dalam nama Putra, maka kedamaian akan datang, maka kesalehan akan menang, maka Tuhan dapat menegakkan kerajaan-Nya di bumi.32
Saya berseru kepada dunia untuk bertobat dan memercayai kebenaran, untuk membiarkan terang Kristus bersinar dalam kehidupan mereka, untuk mematuhi setiap asas yang baik dan benar yang mereka miliki, dan untuk menambahkan kepada hal-hal ini terang dan pengetahuan lebih lanjut yang telah telah datang melalui wahyu di zaman ini. Saya berseru kepada mereka untuk menjadi anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan menuai berkat-berkat Injil.
Saya berseru kepada para anggota Gereja untuk melakukan pekerjaan kesalehan, untuk mematuhi perintah-perintah, untuk mencari Roh, untuk mengasihi Tuhan, untuk mengutamakan hal-hal dari kerajaan Allah dalam kehidupan mereka, dan dengan demikian mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar di hadapan Tuhan [lihat Filipi 2:12].33
Saran untuk Penelaahan dan Pengajaran
Pertanyaan
-
Dalam “Dari Kehidupan Joseph Fielding Smith,” tinjaulah komentar Presiden Smith mengenai mengapa dia ingin “mengangkat suara peringatan.” Bagaimanakah seruan untuk bertobat merupakan ungkapan kasih?
-
Apa artinya bagi Anda memusatkan iman Anda kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus? (lihat bagian 1).
-
Mengapa iman sejati selalu menuntun pada tindakan? (Untuk beberapa contoh, lihat bagian 2). Apa beberapa cara kita dapat menunjukkan iman kita melalui tindakan kita?
-
Bagaimanakah pertobatan merupakan “hasil dari iman”? (lihat bagian 3).
-
Pikirkanlah di dalam hati pada saat Anda bertobat dan merasakan belas kasihan dan kasih dari Bapa Surgawi dan Yesus Kristus (lihat bagian 4). Apa yang dapat Anda bagikan mengenai rasa syukur Anda terhadap Pendamaian Juruselamat?
-
Mengapa pertobatan mustahil “tanpa perasaan sedih dan keinginan untuk dibebaskan dari dosa”? (lihat bagian 5). Bagaimanakah kedua paragraf terakhir dalam bagian 5 dapat memberikan harapan bagi seseorang yang merasa sedih karena dosa?
-
Dalam hal-hal apa penundaan “akan menjauhkan kehidupan kekal dari Anda”? (lihat bagian 6). Apa bahaya dari menunda pertobatan kita?
-
Sewaktu Anda meninjau bagian 7, pikirkanlah apa yang dimaksud dengan “mengangkat suara peringatan.” Bagaimana kita dapat menjadi orang yang baik hati dan penuh kasih dalam upaya-upaya kita memperingatkan orang lain?
Tulsian Suci yang Berhubungan
Ibrani 11:1–6; Mosia 4:1–3; Alma 34:17; Eter 12:4; Moroni 7:33–34; A&P 18:10–16; Pasal-Pasal Kepercayaan 1:4
Bantuan Mengajar
“Adalah murid yang seharusnya aktif. Ketika seorang guru menjadi sorotan, menjadi bintang pertunjukan, menjadi orang yang selalu berbicara, dan dengan kata lain mengambil alih semua kegiatan, hampir dipastikan bahwa dia telah mengganggu proses pembelajaran para anggota kelas” (Asahel D. Woodruff, Teaching the Gospel [1962], 37; dalam Virginia H. Pearce, “The Ordinary Classroom—A Powerful Place for Steady and Continued Growth,” Ensign, November 1996, 12).