Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 22: Mendapatkan Pengetahuan tentang Kebenaran Kekal


Bab 22

Mendapatkan Pengetahuan tentang Kebenaran Kekal

“Seseorang diselamatkan tidak lebih cepat daripada dia memperoleh pengetahuan.”

Dari Kehidupan Joseph Smith

Nabi Joseph Smith “suka belajar,” tulis George Q. Cannon. “Dia menyukai pengetahuan karena kuasa benarnya. Melalui kesukaran yang telah mengelilinginya sejak hari ketika pertama kali dia memberi tahu kepada sebuah dunia yang skeptis persekutuannya dengan surga, dia terus maju dalam perolehan pengetahuan. Tuhan telah memerintahkannya untuk belajar, dan dia sedang patuh …. Pikirannya, dihidupkan oleh Roh Kudus, menggapai dengan kesiapan segala asas yang benar, dan satu demi satu dikuasainya cabang-cabang ini serta menjadi seorang pengajar di dalamnya.”1

Pada tahun 1833, Nabi dan sekelompok Orang Suci Kirtland memiliki kesempatan unik untuk mempelajari Injil. Pada bulan Januari tahun itu, sesuai dengan perintah Tuhan (lihat A&P 88:127–141), Nabi mengorganisasi Sekolah para Nabi untuk melatih para pemegang imamat untuk pekerjaan mereka dalam pelayanan dan untuk mempersiapkan mereka untuk mengkhotbahkan Injil. Sekolah itu diselenggarakan di ruang lantai dua di toko milik Newel K. Whitney, tempat Nabi tinggal. Sekitar 25 saudara hadir, beberapa melakukan perjalanan ratusan mil untuk mendapatkan kesempatan istimewa mempelajari Injil dalam sebuah ruangan yang luasnya tidak lebih daripada 3,35 kali 4,27 meter. Banyak dari orang ini kelak menjadi Rasul, Tujuh Puluh, dan pemimpin lainnya dalam Gereja. Meskipun Nabi dan para saudara yang lain kadang-kadang mempelajari bahasa, mereka berfokus terutama pada mempelajari ajaran-ajaran Injil, dengan tekun mengejar pembelajaran mereka dari pagi sekali hingga sore sekali. Sekolah ini berlangsung selama empat bulan, dan sekolah-sekolah serupa kemudian diselenggarakan di Kirtland dan juga di Missouri, yang dihadiri oleh ratusan orang.

Pada pertemuan sekolah itu yang diselenggarakan tanggal 27 Februari 1833, Nabi menerima sebuah wahyu penting. Pada masa awal Gereja, penggunaan alkohol, tembakau, kopi dan teh adalah umum dalam masyarakat dan di antara para anggota Gereja. Sewaktu Nabi melihat para saudara menggunakan tembakau di sekolah, dia menjadi prihatin. Brigham Young mengenang: “Ketika mereka berhimpun bersama dalam ruangan ini setelah sarapan, yang pertama mereka lakukan adalah menyalakan pipa mereka, dan, sementara merokok, berbicara mengenai hal-hal besar kerajaan …. Sering ketika Nabi memasuki ruangan untuk memberikan petunjuk kepada sekolah itu dia mendapati dirinya di tengah kepulan asap tembakau. Ini, dan juga keluhan istrinya karena harus membersihkan lantai yang begitu kotor [dari tembakau kunyah], membuat Nabi berpikir mengenai hal tersebut, dan dia menanyakan kepada Tuhan sehubungan dengan perilaku para penatua dalam menggunakan tembakau, dan wahyu yang dikenal sebagai Kata-Kata Bijaksana merupakan hasil dari pertanyaannya itu.”2

Jutaan orang telah mengikuti nasihat dalam wahyu ini dan telah menerima berkat-berkat jasmani serta rohani, termasuk “kebijaksanaan dan harta pengetahuan yang besar” (A&P 89:19) yang dijanjikan kepada mereka yang berjalan dalam kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah.

Harta pengetahuan rohani dicurahkan ke atas para saudara yang menghadiri Sekolah para Nabi, dan mereka memperoleh kemajuan besar dalam pengertian mereka akan Injil. Pada pertemuan sekolah yang diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1833, Sidney Rigdon dan Frederick G. Williams ditetapkan sebagai para penasihat Nabi dalam Presidensi Utama. Setelahnya, Nabi “mendesak para saudara menuju kesetiaan dan ketekunan dalam menaati perintah-perintah Allah, dan memberikan banyak petunjuk demi manfaat para Orang Suci, dengan sebuah janji bahwa yang murni hatinya akan melihat penglihatan-penglihatan surgawi; dan setelah berada untuk waktu yang singkat dalam doa rahasia, janji itu ditegaskan; karena banyak yang hadir merasakan mata pengertian mereka dibukakan oleh Roh Allah, sehingga melihat banyak hal …. Banyak dari saudara itu melihat penglihatan surgawi tentang Juruselamat, dan kumpulan-kumpulan malaikat, dan banyak hal lainnya.”3

Nabi menjelaskan, “Sukacita dan kepuasan besar terus-menerus terpancar pada wajah Sekolah para Nabi, dan para Orang Suci, karena hal-hal yang diungkapkan, dan kemajuan kami dalam pengetahuan tentang Allah.”4

Ajaran-Ajaran Joseph Smith

Injil Yesus Kristus merangkul segala kebenaran; yang setia menerima kebenaran-kebenaran yang telah Allah ungkapkan dan menyingkirkan tradisi-tradisi yang keliru.

“Mormonisme adalah kebenaran; dan setiap orang yang merangkulnya merasakan dirinya sendiri bebas untuk merangkul setiap kebenaran: karenanya belenggu takhayul, kefanatikan, kemasabodohan, dan penipuan imam, jatuh sekaligus dari lehernya; dan matanya dibukakan untuk melihat kebenaran, dan kebenaran amatlah berjaya atas penipuan imam ….

… Mormonisme adalah kebenaran, dengan perkataan lain ajaran Orang Suci Zaman Akhir, adalah kebenaran …. Asas yang pertama dan mendasar dari agama kudus kita adalah, bahwa kita percaya bahwa kita memiliki suatu hak untuk merangkul semua, dan setiap butir kebenaran, tanpa batasan atau tanpa dibatasi atau dilarang oleh pernyataan kepercayaan atau gagasan takhayul manusia, atau oleh penguasaan satu sama lain, ketika kebenaran itu secara jelas dinyatakan dalam benak kita, dan kita memiliki bukti dari tingkat tertinggi tentang hal yang sama.”5

Pada bulan Januari 1843, Joseph Smith terlibat dalam pembicaraan dengan beberapa orang yang bukan anggota Gereja: “Saya menyatakan bahwa perbedaan yang paling menonjol dalam sentimen antara para Orang Suci Zaman Akhir dan penganut sekte lainnya adalah, bahwa yang terakhir semuanya dibatasi oleh suatu pernyataan kepercayaan tertentu, yang menahan para anggotanya dari hak istimewa untuk percaya apa pun yang tidak termuat di dalamnya, sementara para Orang Suci Zaman Akhir … siap untuk memercayai semua asas benar yang ada, sebagaimana itu dinyatakan dari waktu ke waktu.”6

“Saya tidak dapat percaya kepada pernyataan kepercayaan mana pun dari lembaga-lembaga keagamaan yang berbeda, karena semuanya memiliki sesuatu di dalamnya yang tidak dapat saya terima, meskipun semua darinya memiliki sebagian kebenaran. Saya ingin datang ke hadirat Allah, dan belajar segala sesuatu; tetapi pernyataan-pernyataan kepercayaan tersebut menentukan wilayah-wilayahnya [batasan-batasannya], dan mengatakan, ‘Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat’ [Ayub 38:11]; yang tidak dapat saya terima.”7

“Saya berkata kepada mereka semua yang terdorong untuk menetapkan wilayah-wilayah bagi Yang Mahakuasa, Anda tidak akan mencapai kemuliaan Allah. Untuk menjadi seorang pewaris bersama dalam hak waris sang Putra, seseorang haruslah menyisihkan semua tradisinya yang keliru.”8

“Hal besar yang harus kita ketahui adalah untuk memahami apa yang telah Allah tetapkan sebelum pengalasan dunia. Siapa yang mengetahuinya? Merupakan watak mendasar umat manusia untuk menetapkan wilayah-wilayah dan menentukan batasan-batasan atas pekerjaan-pekerjaan dan cara-cara dari Yang Mahakuasa …. Apa yang telah tersembunyi sejak sebelum pengalasan dunia diungkapkan kepada bayi-bayi dan yang menyusui di zaman akhir [lihat A&P 128:18].”9

“Ketika manusia membuka bibir mereka menentang [kebenaran] mereka tidak melukaiku, tetapi melukai diri mereka sendiri …. Ketika hal-hal yang memiliki makna terbesar dilewati oleh manusia berpikiran lemah bahkan tanpa mempertimbangkannya, saya ingin melihat kebenaran dalam segala kerangkanya dan memeluknya ke dada saya. Saya percaya semua yang telah Allah ungkapkan, dan saya tidak pernah mendengar mengenai seseorang yang dihukum karena memercayai terlalu banyak; melainkan mereka dihukum karena ketidakpercayaan.”10

“Ketika Allah menawarkan suatu berkat atau pengetahuan kepada seorang manusia, dan dia menolak untuk menerimanya, dia akan dihukum. Orang-orang Israel berdoa agar Allah mau berfirman kepada Musa dan bukan kepada mereka; yang akibat darinya adalah bahwa Dia mengutuk mereka dengan suatu hukum jasmani.”11

“Saya selalu memiliki kepuasan melihat kebenaran menang atas kekeliruan, dan kegelapan mengalah di hadapan terang.”12

Mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran kekal adalah penting dalam memperoleh keselamatan.

“Pengetahuan adalah perlu bagi kehidupan dan keallahan. Celakalah Anda para imam dan rohaniwan yang mengkhotbahkan bahwa pengetahuan tidak penting bagi kehidupan dan keselamatan. Buanglah para Rasul, dsb., buanglah pengetahuan, dan Anda akan menemukan diri Anda sendiri layak bagi hukuman neraka. Pengetahuan adalah wahyu. Dengarlah, saudara semua, kunci utama ini: pengetahuan adalah kuasa Allah menuju keselamatan.”13

“Pengetahuan meniadakan kegelapan, ketegangan dan keraguan; karena hal ini tidak dapat ada di mana pengetahuan berada …. Dalam pengetahuan terdapat kuasa. Allah memiliki lebih banyak kuasa daripada semua makhluk lainnya, karena Dia memiliki pengetahuan yang lebih besar; dan karenanya Dia mengetahui bagaimana menundukkan semua makhluk lain kepada-Nya. Dia memiliki kuasa atas segalanya.”14

“Sejauh kita menjauhkan diri dari Allah, kita turun kepada iblis dan kehilangan pengetahuan, dan tanpa pengetahuan kita tidak dapat diselamatkan, dan sementara hati kita dipenuhi dengan yang jahat, dan kita mempelajari kejahatan, maka tidak ada ruang dalam hati kita untuk yang baik, atau mempelajari kebaikan. Bukankah Allah baik? Maka jadilah Anda baik; jika Dia setia, maka jadilah Anda setia. Tambahkan dalam iman Anda kebajikan, pada kebajikan pengetahuan, dan upayakanlah segala hal yang baik [lihat 2 Petrus 1:5].

… Seseorang diselamatkan tidak lebih cepat daripada dia memperoleh pengetahuan, karena jika dia tidak memperoleh pengetahuan, dia akan dibawa ke dalam penawanan oleh kekuatan yang jahat di dunia yang lain, karena roh-roh jahat akan memiliki lebih banyak pengetahuan, dan akibatnya lebih banyak kuasa daripada banyak orang yang berada di bumi. Karenanya dibutuhkan wahyu untuk membantu kita, dan memberi kita pengetahuan tentang hal-hal dari Allah.”15

Joseph Smith mengajarkan yang berikut pada bulan April 1843, yang kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 130:18–19: “Asas pengetahuan apa pun yang kita capai dalam kehidupan ini, akan kita bawa dalam kebangkitan. Dan jika seseorang karena ketekunan dan ketaatannya memperoleh lebih banyak pengetahuan dan kecerdasan dalam kehidupan ini daripada orang lain, dia akan mendapat lebih banyak keuntungan dalam dunia yang akan datang.”16

Joseph Smith mengajarkan yang berikut pada bulan Mei 1843, kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 131:6: “Tidaklah mungkin bagi seseorang untuk diselamatkan tanpa mengetahui apa-apa.”17

Kita memperoleh pengetahuan tentang kebenaran kekal melalui belajar dan doa yang tekun.

George A. Smith, sementara melayani dalam Presidensi Utama, melaporkan: “Joseph Smith mengajarkan bahwa setiap pria dan wanita hendaknya mencari Tuhan untuk kebijaksanaan, agar mereka boleh memperoleh pengetahuan dari Dia yang merupakan sumber pengetahuan; dan janji-janji Injil, sebagaimana diungkapkan, adalah untuk mewenangkan kita agar percaya, bahwa dengan mengambil jalan ini kita akan mendapatkan sasaran pengejaran kita.”18

Nabi Joseph Smith menuliskan yang berikut kepada seseorang yang baru saja bergabung dengan Gereja: “Anda ingat kesaksian yang saya berikan dalam nama Tuhan Yesus, mengenai pekerjaan besar yang Dia telah tampilkan di zaman akhir. Anda tahu cara berbicara saya, betapa dalam kelemahan dan kesederhanaan, saya menyatakan kepada Anda apa yang Tuhan telah tampilkan melalui pelayanan para malaikat kudus-Nya kepada saya bagi generasi ini. Saya berdoa agar Tuhan akan memungkinkan Anda untuk menyimpan baik-baik hal-hal ini dalam benak Anda, karena saya tahu bahwa Roh-Nya akan memberikan kesaksian kepada semua yang mencari dengan tekun pengetahuan dari-Nya.”19

Nabi Joseph Smith menuliskan yang berikut kepada seseorang yang ingin belajar lebih banyak mengenai Gereja: “Pelajarilah Alkitab, dan sebanyak dari kitab-kitab kami yang bisa Anda dapatkan; berdoalah kepada Allah dalam nama Yesus Kristus, berimanlah kepada janji-janji yang dibuat kepada para leluhur, dan pikiran Anda akan dibimbing kepada kebenaran.”20

“Hal-hal dari Allah amat bermakna; dan waktu, dan pengalaman, serta pemikiran yang cermat dan penuh perenungan dan khusyuklah yang dapat menemukannya. Pikiranmu, hai manusia! Jika engkau ingin memimpin sebuah jiwa pada keselamatan, haruslah merentang setinggi langit yang paling atas, dan menyelidiki ke dalam serta merenungkan jurang ngarai curam yang paling gelap, dan bentangan luas kekekalan—engkau haruslah bersekutu dengan Allah. Betapa jauh lebih berwibawa dan mulianya pemikiran Allah, daripada bayangan sia-sia hati manusia! ….

… Biarlah kejujuran, dan ketenangan hati, dan keterusterangan, serta kekhusyukan, dan kebajikan, dan kemurnian, serta kelembutan hati, dan kesederhanaan memahkotai kepala kita di setiap tempat; dan pada akhirnya, menjadi bagaikan anak-anak kecil, tanpa kedengkian, tipu daya, atau kemunafikan. Dan sekarang, para saudara, setelah kesengsaraanmu, jika Anda melakukan hal-hal ini, serta melaksanakan doa yang sungguh-sungguh dan iman dalam pandangan Allah selalu, Dia akan memberi Anda pengetahuan melalui Roh Kudus-Nya, ya dengan karunia Roh Kudus yang tak terucapkan [lihat A&P 121:26].”21

Kita mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran kekal sedikit demi sedikit; kita belajar segala sesuatu secepat yang mampu kita tanggung.

“Bukanlah kebijaksanaan bahwa kita harus memiliki segala pengetahuan sekaligus disajikan di hadapan kita; melainkan agar kita hendaknya memiliki sedikit demi sedikit; maka kita dapat memahaminya.”22

“Sewaktu Anda menaiki tangga, Anda haruslah mulai dari bawah, dan naik selangkah demi selangkah, sampai Anda tiba di puncak; dan demikianlah adanya dengan asas-asas Injil—Anda haruslah mulai dengan yang pertama, dan maju terus sampai Anda mempelajari semua asas permuliaan. Tetapi akan butuh banyak waktu setelah Anda melalui tabir sebelum Anda akan mempelajarinya semua. Tidak semuanya harus dipahami dalam dunia ini; akan merupakan pekerjaan yang besar untuk mempelajari keselamatan dan permuliaan kita bahkan di balik kubur.”23

Joseph Smith dan para penasihatnya dalam Presidensi Utama memberikan petunjuk berikut kepada para Orang Suci yang berkumpul ke Nauvoo: “Kepada mereka yang … dapat membantu dalam pekerjaan besar ini, kami katakan, biarlah mereka datang ke tempat ini; dengan melakukannya mereka bukan saja membantu dalam pengguliran Kerajaan, tetapi berada dalam situasi yang memungkinkan mereka dapat memiliki manfaat dari petunjuk dari Presidensi dan semua pembesar Gereja, dan naik semakin dan semakin tinggi dalam skala kecerdasan sampai mereka dapat ‘memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan’ [Efesus 3:18–19].”24

“Allah tidak mengungkapkan apa pun kepada Joseph, kecuali apa yang Dia akan beri tahukan kepada Dua Belas Rasul, dan bahkan Orang Suci yang terkecil pun boleh mengetahui segala hal secepat dia mampu menanggungnya, karena harinya haruslah datang ketika tidak seorang pun perlu berkata kepada tetangganya, Kenallah Tuhan; Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal … Tuhan [lihat Yeremia 31:34].”25

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–xiii.

  • Bacalah alinea ketiga di halaman 305. Pikirkan tentang kebiasaan atau gagasan yang dapat “menentukan batasan-batasan atas pekerjaan-pekerjaan dan cara-cara dari Yang Mahakuasa” dalam kehidupan kita. Menurut Anda apa yang perlu kita lakukan untuk merangkul segala kebenaran yang Tuhan akan berikan kepada kita?

  • Ulaslah alinea ketiga sepenuhnya di halaman 306. Kapankah pengetahuan telah mendorong kegelapan dan keraguan keluar dari hidup Anda? Menurut Anda mengapa mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran adalah penting untuk menerima keselamatan? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 306–307).

  • Dari ajaran Nabi Joseph, kita dapat melihat bahwa Setan ingin kita kehilangan pengetahuan (hlm. 306–307) dan bahwa Tuhan ingin memberi kita pengetahuan (hlm. 307–309). Apa yang dapat kita pelajari dari perbedaan ini?

  • Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang kebenaran? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 301–304, 306–307). Ulaslah alinea pertama di halaman 309. Pilihlah beberapa karakteristik khas yang terdapat dalam alinea ini. Bagaimana setiap dari karakteristik ini mempersiapkan kita untuk menerima pengetahuan?

  • Bacalah alinea ketiga sepenuhnya di halaman 309. Apa yang dapat kita pelajari dari membandingkan pembelajaran kita terhadap asas-asas Injil dengan menaiki tangga? Apa yang telah Anda lakukan untuk terus-menerus meningkatkan pengetahuan Anda akan Injil?

  • Apa pikiran dan perasaan Anda sewaktu Anda merenungkan alinea terakhir dari bab ini?

Tulisan Suci Terkait: Amsal 1:7; 1 Timotius 2:3–4; 2 Nefi 28:29–31; Alma 5:45–47; A&P 88:118.

Catatan

  1. George Q. Cannon, The Life of Joseph Smith, the Prophet (1888), hlm. 189.

  2. Brigham Young, Deseret News: Semi-Weekly, 25 Februari 1868, hlm. 2; pemakaian huruf besar dimodernkan.

  3. History of the Church, 1:334–335; dari risalah sebuah pertemuan Sekolah para Nabi yang diadakan pada tanggal 18 Maret 1833, di Kirtland, Ohio; dilaporkan oleh Frederick G. Williams.

  4. History of the Church, 1:334; dari “History of the Church” (manuskrip), book A-1, hlm. 281, Arsip Gereja, Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah.

  5. Surat dari Joseph Smith kepada Isaac Galland, 22 Maret 1839, Penjara Liberty, Liberty, Missouri, diterbitkan dalam Times and Seasons, Februari 1840, hlm. 53–54; ejaan dan tata bahasa dimodernkan.

  6. History of the Church, 5:215; dari “History of the Church” (manuscript), book D-1, hlm. 1433, Arsip Gereja.

  7. History of the Church, 6:57; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 15 Oktober 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards.

  8. History of the Church, 5:554; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 27 Agustus 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards dan William Clayton.

  9. History of the Church, 5:529–530; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 13 Agustus 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards.

  10. History of the Church, 6:477; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 16 Juni 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Thomas Bullock; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  11. History of the Church, 5:555; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 27 Agustus 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards dan William Clayton.

  12. Surat dari Joseph Smith kepada Oliver Cowdery, 24 September 1834, Kirtland, Ohio, diterbitkan dalam Evening and Morning Star, September 1834, hlm. 192.

  13. Dikutip oleh Martha Jane Knowlton Coray, melaporkan ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 21 Mei 1843, di Nauvoo, Illinois; Martha Jane Knowlton Coray, Notebook, Arsip Gereja.

  14. History of the Church, 5:340; penggunaan huruf besar dimodernkan; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 8 April 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards dan William Clayton.

  15. History of the Church, 4:588; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 10 April 1842, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff.

  16. Ajaran dan Perjanjian 130:18–19; petunjuk yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 2 April 1843, di Ramus, Illinois.

  17. Ajaran dan Perjanjian 131:6; petunjuk yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 16 dan 17 Mei 1843, di Ramus, Illinois.

  18. George A. Smith, Deseret News: Semi-Weekly, 29 November 1870, hlm. 2.

  19. History of the Church, 1:442; dari sepucuk surat dari Joseph Smith kepada Moses Nickerson, 19 November 1833, Kirtland, Ohio.

  20. History of the Church, 6:459; dari sepucuk surat dari Joseph Smith kepada Washington Tucker, 12 Juni 1844, Nauvoo, Illinois.

  21. History of the Church, 3:295–296; pembagian alinea diubah; dari sepucuk surat dari Joseph Smith dan yang lainnya kepada Edward Partridge dan Gereja, 20 Maret 1839, Penjara Liberty, Liberty, Missouri; bagian-bagian dari surat ini yang kemudian disertakan dalam Ajaran dan Perjanjian sebagai bagian 121, 122, dan 123.

  22. History of the Church, 5:387; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 14 Mei 1843, di Yelrome, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff.

  23. History of the Church, 6:306–307; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 7 April 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff, Willard Richards, Thomas Bullock, dan William Clayton; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  24. History of the Church, 4:186; dari sepucuk surat dari Joseph Smith dan para penasihatnya dalam Presidensi Utama kepada para Orang Suci, September 1840, Nauvoo, Illinois, diterbitkan dalam Times and Seasons, Oktober 1840, hlm. 179.

  25. History of the Church, 3:380; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 27 Juni 1839, di Commerce, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards.

School of Prophets

Dalam sebuah pertemuan Sekolah para Nabi tanggal 27 Februari 1833, Nabi menerima wahyu yang dikenal sebagai Kata-Kata Bijaksana di hadapan beberapa saudara. Dia kemudian berjalan memasuki ruangan utama dan membacakan wahyu tersebut kepada para saudara yang berhimpun.

young woman

“Saya tahu bahwa Roh-Nya akan memberikan kesaksian kepada semua yang mencari dengan tekun pengetahuan dari-Nya.”