BAB 47
“Pujilah Dia”: Para Nabi Zaman Akhir Memberikan Kesaksian mengenai Nabi Joseph Smith
“Nabi Joseph Smith … dipanggil oleh Allah, melalui suara Allah Sendiri, untuk membukakan masa kelegaan Injil pada dunia untuk yang terakhir kalinya” (Joseph F. Smith).
Dari Kehidupan Joseph Smith
Setelah kematian Nabi Joseph Smith dan kakaknya, Hyrum, para anggota Kuorum Dua Belas yang sedang dalam perjalanan misionaris di Amerika Serikat kembali sesegera mungkin ke Nauvoo. Para anggota Dua Belas menyerukan pertemuan bagi para Orang Suci pada tanggal 8 Agustus 1844, dimana Brigham Young, Presiden Kuorum Dua Belas, berbicara. Sewaktu dia melakukannya, sebuah peristiwa yang luar biasa terjadi yang disaksikan oleh banyak Orang Suci. Presiden Young secara ajaib dibuat tampak dan terdengar seperti Joseph Smith. “Seandainya Joseph telah bangkit dari kematian dan kembali berbicara dalam batas pendengaran mereka,” George Q. Cannon mengenang, “dampaknya tidak akan lebih mengejutkan daripada yang dialami oleh banyak orang yang hadir dalam pertemuan itu. Itu adalah suara Joseph sendiri; dan bukan saja suara Joseph yang terdengar; tetapi tampaknya dalam pandangan orang-orang itu seolah-olah benar-benar sosok Joseph yang berdiri di hadapan mereka. Suatu peristiwa yang lebih penuh kuasa dan ajaib daripada yang terjadi pada hari itu di hadapan jemaat itu belum pernah kami dengar. Tuhan memberikan kepada umat-Nya suatu kesaksian yang tidak meninggalkan ruang bagi keraguan mengenai siapa orang yang telah Dia pilih untuk memimpin mereka.”1
Di akhir pertemuan itu, para Orang Suci memungut suara untuk meminta Dua Belas Rasul memimpin mereka. Tiga tahun lebih sedikit kemudian, pada bulan Desember 1847, Presidensi Utama kembali diorganisasi, dengan Brigham Young didukung sebagai Presiden Gereja.
Sejak masa Brigham Young, setiap nabi yang memimpin Gereja telah bersaksi mengenai misi luar biasa Nabi Joseph Smith. Joseph Smith telah dipilih dalam Dewan di Surga untuk menjadi Nabi dan pelihat besar zaman akhir. Misinya sedemikian pentingnya sehingga telah dinubuatkan oleh para nabi zaman dahulu, termasuk Nabi Perjanjian Lama, Yusuf, yang dijual ke Mesir. Yusuf dari Mesir sendiri adalah seorang pelihat, dan dia bernubuat panjang lebar mengenai Joseph Smith:
“Seorang pelihat akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahku, yang akan menjadi pelihat yang terpilih untuk keturunanku .… Dan namanya akan disebut seperti namaku dan ini akan seperti nama ayahnya. Dan ia akan seperti aku, karena hal yang akan dilaksanakan oleh Tuhan melalui tangannya, oleh kuasa Tuhan, akan membawa bangsaku kepada keselamatan” (2 Nefi 3:6, 15; lihat juga 2 Nefi 3:6–22).2
Pada bulan Desember 1834, Joseph Smith Sr. memberi Nabi Joseph sebuah berkat, meneguhkan bahwa dia adalah pelihat yang mengenainya Yusuf zaman dahulu telah bernubuat: “Aku memberkatimu dengan berkat-berkat dari para bapa leluhurmu Abraham, Ishak, dan Yakub; dan bahkan berkat dari bapa leluhurmu Yusuf, putra Yakub. Lihatlah, dia mengawasi keturunannya pada zaman akhir …; dia berupaya dengan tekun untuk mengetahui dari mana putra tersebut akan datang yang akan menampilkan firman Tuhan, yang melaluinya mereka dapat diterangi dan dibawa kembali ke dalam kawanan yang sejati, dan matanya melihatmu, putraku; hatinya bersukacita dan jiwanya puas, dan dia berkata, .… ‘Dari antara benih keturunanku, tercerai-berai bersama orang-orang bukan Israel, seorang pelihat yang terpilih akan bangkit ., yang hatinya akan merenungkan kebijaksanaan yang besar, yang kecerdasannya akan menggariskan dan memahami hal-hal mendalam Allah, dan yang mulutnya akan mengucapkan hukum orang saleh’ .… Engkau akan memegang kunci-kunci pelayanan ini, bahkan presidensi gereja ini, baik dalam waktu fana maupun dalam kekekalan.”3
Melalui Joseph Smith, pelihat zaman akhir yang terpilih, ajaran-ajaran dan tata cara-tata cara yang menyelamatkan dari Injil diungkapkan, dan Gereja Yesus Kristus yang sejati sekali lagi ditegakkan di atas bumi. Kesaksian para nabi zaman dahulu dan zaman modern bergabung bersama untuk memaklumkan bahwa Joseph Smith merupakan alat melalui siapa Allah memulihkan kegenapan Injil demi terberkatinya “seluruh umat manusia, dari kekekalan hingga kekekalan.”4
Kesaksian Para Nabi Zaman Akhir
Joseph Smith ditahbiskan sebelumnya pada pemanggilan kenabiannya.
Presiden Brigham Young: “Telah ditetapkan dalam dewan kekekalan, jauh sebelum landasan bumi diletakkan, bahwa [Joseph Smith] akan menjadi orangnya, dalam masa kelegaan terakhir dunia ini, untuk membawakan firman Allah kepada orang-orang serta menerima kegenapan kunci-kunci dan kuasa Imamat Putra Allah. Tuhan mengarahkan pandangan-Nya kepadanya, dan kepada ayahnya, dan kepada ayah dari ayahnya, dan kepada leluhur mereka jauh hingga ke Abraham, dan dari Abraham hingga ke air bah, dari air bah ke Henokh dan dari Henokh kepada Adam. Dia telah mengawasi keluarga itu dan darah itu sejak bersirkulasi dari sumbernya hingga kelahiran orang itu. [Joseph Smith] telah dipratahbiskan dalam kekekalan untuk memimpin masa kelegaan terakhir ini.”5
Presiden Joseph Fielding Smith: “Joseph Smith telah dipilih untuk berdiri sebagai kepala dari pekerjaan Tuhan pada zaman akhir, dan pekerjaannya ditugaskan kepadanya melalui prapengetahuan Bapa Kekal kita dalam kekekalan sebelum dia dilahirkan. Dia datang dalam roh Elias untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan kita. Tidak ada nabi sejak zaman Adam, kecuali, tentunya, Penebus kita, yang telah diberi misi yang lebih besar.”6
“Untuk mendapatkan suatu pandangan tentang kebesaran misi duniawi Nabi kita harus memandangnya dalam terang kekekalan. Dia berada di antara ‘yang mulia dan agung’ yang Abraham jabarkan sebagai berikut:
‘Maka Tuhan telah memperlihatkan kepadaku, Abraham, kecerdasan-kecerdasan yang telah diatur sebelum dunia ada, dan di antara kecerdasan ini ada banyak yang mulia dan agung; Maka Allah melihat bahwa jiwa-jiwa ini adalah baik, dan Dia berdiri di tengah-tengah mereka, dan berfirmanlah Dia: Yang ini akan Kujadikan para penguasa; sebab Dia berdiri di antara hal-hal itu yang adalah roh, dan Dia menganggap bahwa mereka itu baik; maka berfirmanlah Dia kepadaku: Abraham engkau adalah salah seorang dari mereka, engkau telah dipilih sebelum engkau dilahirkan’ (Abraham 3:22–23.)
Demikianlah adanya dengan Joseph Smith. Dia pun berada di sana. Dia pun duduk dalam dewan bersama dengan yang mulia dan agung. Menduduki tempat kemuliaan dan penting yang terkemuka dia tak dipertanyakan lagi telah membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan Tuhan yang besar untuk ‘mendatangkan kebakaan dan hidup yang kekal bagi manusia,’ keselamatan semua anak Bapa kita [Musa 1:39]. Misinya telah memiliki, dan harus memiliki dampak atas semua yang telah datang ke bumi; semua yang saat itu tinggal di bumi dan jutaan yang masih belum dilahirkan .…
Nabi Joseph Smith bukan saja ‘salah seorang dari yang mulia dan agung.’ Tetapi dia memberikan serta melanjutkan untuk memberikan perhatian pada hal-hal penting di sini di bumi bahkan saat ini dari hadirat di atas. Karena di dalam pandangan Tuhan … itu semuanya merupakan satu program kekal yang besar dan Nabi Joseph memainkan peranan yang penting—semuanya melalui imamat dan wewenang kekal Allah.”7
Penglihatan Pertama Joseph Smith merupakan bagian yang mendasar bagi kesaksian pribadi kita.
Presiden Joseph F. Smith: “Kejadian terbesar yang pernah terjadi di dunia sejak kebangkitan Putra Allah dari kubur, dan kenaikan-Nya ke surga, adalah datangnya Bapa dan Putra kepada pemuda Joseph Smith itu, untuk mempersiapkan jalan bagi peletakan landasan kerajaan [Allah]—bukan kerajaan manusia—tidak pernah lagi akan berhenti atau ditumbangkan.
Setelah menerima kebenaran ini, saya mendapati adalah mudah untuk menerima setiap kebenaran lainnya yang dia utarakan dan nyatakan selama misinya … di dunia. Dia tidak pernah mengajarkan ajaran yang tidak benar. Dia tidak pernah mempraktikkan ajaran yang tidak diperintahkan kepadanya untuk dipraktikkannya. Dia tidak pernah menengarai kekeliruan. Dia tidak tertipu. Dia melihat; dia mendengar; dia melakukan sebagaimana dia diperintahkan untuk melakukan; dan, karenanya, Allah bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Joseph Smith— bukan Joseph Smith. Tuhan bertanggung jawab atasnya, dan bukan manusia.”8
Presiden Heber J. Grant: “Apakah Joseph Smith benar melihat Allah dan benar bercakap-cakap dengan-Nya, dan Allah Sendiri benar memperkenalkan Yesus Kristus kepada pemuda Joseph Smith, dan Yesus Kristus benar memberi tahu Joseph bahwa dia akan menjadi alat di dalam tangan Allah untuk menegakkan kembali ke atas bumi Injil Yesus Kristus yang sejati—atau Mormonisme, begitu julukannya, merupakan suatu mitos. Dan Mormonisme bukanlah sebuah mitos! Itu merupakan kuasa Allah menuju keselamatan; itu adalah Gereja Yesus Kristus, ditegakkan di bawah arahan-Nya, dan semua ketidakpercayaan dunia tidak dapat mengubah fakta mendasar yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir.”9
Presiden Howard W. Hunter: “Saya bersyukur atas keanggotaan saya dalam Gereja; dan kesaksian saya akan keilahiannya bertolak dari kisah sederhana tentang pemuda tersebut di bawah pepohonan bersimpuh dan menerima pengunjung-pengunjung surgawi—bukan satu Allah, tetapi dua sosok pribadi yang terpisah, yang bersifat perorangan, Bapa dan Putra, mengungkapkan kembali pada bumi sosok-sosok pribadi Tubuh Ketuhanan. Iman dan kesaksian saya bertolak dari kisah sederhana ini, karena jika itu tidaklah benar, Mormonisme pun jatuh. Jika itu benar—dan saya memberikan kesaksian bahwa itu benar—itu merupakan salah satu peristiwa tunggal terbesar sepanjang segala sejarah.”10
Presiden David O. McKay: “Penampakan Bapa dan Putra kepada Joseph Smith merupakan landasan Gereja ini. Di dalamnya terletak rahasia dari kekuatan dan vitalitasnya. Ini adalah benar, dan saya memberikan kesaksian mengenainya. Wahyu yang satu itu menjawab semua pertanyaan ilmiah mengenai Allah dan kepribadian-Nya yang ilahi. Tidakkah Anda melihat apa artinya itu? Apa Allah itu, itu terjawab. Hubungan-Nya dengan anak-anak-Nya jelas. Minat-Nya kepada kemanusiaan melalui wewenang yang didelegasikan kepada manusia nyata. Masa depan pekerjaan dipastikan. Ini dan kebenaran-kebenran agung lainnya diklarifikasi oleh Penglihatan Pertama yang agung itu.”11
Presiden Ezra Taft Benson: “Penglihatan Pertama Nabi Joseph Smith merupakan teologi mendasar bagi Gereja. Musuh tahu hal ini dan telah menyerang kredibilitas Joseph Smith sejak harinya dia mengumumkan kunjungan Bapa dan Putra .… Anda hendaknya senantiasa memberikan kesaksian mengenai kebenaran Penglihatan Pertama. Joseph Smith benar-benar melihat Bapa dan Putra. Mereka bercakap-cakap dengannya sebagaimana yang dia katakan Mereka lakukan. Itu merupakan peristiwa paling agung sejak kebangkitan Tuhan kita. Pemimpin mana pun yang, tanpa keraguan, tidak dapat menyatakan kesaksiannya bahwa Allah dan Yesus Kristus menampakkan diri kepada Joseph Smith tidak pernah dapat menjadi seorang pemimpin yang sejati, seorang gembala yang sejati. Jika kita tidak menerima kebenaran ini, … jika kita tidak menerima suatu kesaksian mengenai wahyu yang besar ini, kita tidak dapat mengilhami iman dalam diri mereka yang kita pimpin.”12
Presiden George Albert Smith: “Ketika pemuda-nabi tersebut, di hutan pepohonan Palmyra, melihat Bapa dan Putra, dan menyadari bahwa Mereka sungguh-sungguh adalah sosok, bahwa mereka dapat mendengar dan menjawab apa yang dikatakannya, itu memulai sebuah era baru di dunia ini, dan meletakkan suatu landasan bagi iman anak-anak manusia. Kini mereka dapat berdoa kepada Bapa kita di surga dan menyadari bahwa Dia dapat mendengar serta menjawab doa-doa mereka, bahwa ada hubungan antara surga dan bumi.”13
Nabi Joseph Smith diajar oleh Allah dan para malaikat.
Presiden John Taylor: “Siapakah Joseph Smith? Kitab Mormon memberi tahu kita bahwa dia adalah dari benih keturunan Yusuf yang dijual ke Mesir, dan karenanya dia dipilih seperti Abraham telah dipilih untuk menunaikan sebuah pekerjaan di atas bumi. Allah memilih pemuda ini. Dia tidak berpendidikan menurut ukuran dunia, tetapi adalah orang yang paling terpelajar dan cerdas yang pernah saya temui dalam kehidupan saya, dan saya telah melakukan perjalanan beratusratus mil, berada di benua-benua yang berbeda dan berbaur di antara segala kelas dan tingkatan manusia, namun saya belum pernah bertemu seseorang yang begitu cerdas seperti dia. Dan dari mana dia mendapatkan kecerdasannya? Bukan dari buku-buku; bukan dari logika atau pengetahuan ilmiah atau filsafat zamannya, tetapi dia mendapatkannya melalui wahyu-wahyu Allah yang diberitahukan kepadanya melalui perantaraan Injil yang abadi.”14
Presiden Wilford Woodruff: “Saya belum pernah membaca di mana pun, setahu saya, mengenai kuasa serupa yang dinyatakan dalam masa kelegaan mana pun kepada anak-anak manusia, yang telah dinyatakan kepada Nabi Allah dalam pengorganisasian Gereja ini, ketika Bapa dan Putra keduanya menampakkan diri kepada Nabi Joseph sebagai jawaban atas doanya, dan ketika Bapa berkata. ’Inilah Putra-Ku yang Terkasih; lihatlah Dia, dengarkanlah Dia.’ Ini merupakan wahyu penting, yang belum pernah dinyatakan dengan cara yang sama dalam masa kelegaan mana pun di dunia, yang Allah telah berikan mengenai pekerjaan-Nya. Maka dalam pengorganisasiannya, Nabi Allah dilayani oleh para malaikat surga. Mereka adalah para pengajarnya, mereka adalah para instrukturnya, dan semua yang dia lakukan, serta segala yang dia lakukan sejak permulaan, sejak hari itu hingga hari kematian syahidnya, adalah melalui wahyu Yesus Kristus.”15
Presiden Lorenzo Snow. “Joseph Smith, yang Allah pilih untuk menegakkan pekerjaan ini, adalah miskin dan tidak terpelajar, serta bukan bagian dari lembaga agama Kristen terkenal mana pun. Dia hanyalah seorang anak lelaki yang jujur dan penuh integritas .… Seperti Musa dia merasa tidak memadai dan tidak memenuhi syarat bagi tugasnya, untuk berdiri sebagai seorang reformis keagamaan, dalam suatu kedudukan yang tidak popular, untuk melawan segala opini dan pernyataan keyakinan yang telah berdiri selama berabad-abad, memiliki restu manusia, yang paling terkemuka dalam kepatuhan teologi; tetapi Allah telah memanggilnya untuk membawa mereka yang miskin dan yang jujur hatinya dari segala bangsa dari kekangan [penawanan] rohani dan jasmani mereka. Dan Allah menjanjikannya bahwa siapa pun yang akan menerima dan mematuhi pesannya, dan siapa pun akan menerima baptisan bagi pengampunan dosa, dengan kejujuran tujuan, akan menerima pernyataan-pernyataan ilahi, akan menerima Roh Kudus, akan menerima Injil dan berkatberkat yang sama sebagaimana dijanjikan dan diperoleh melalui Injil, sebagaimana dikhotbahkan oleh para rasul zaman dahulu, dan pesan ini, janji ini, akan berlaku di mana pun serta kepada siapa pun itu akan dibawakan oleh para Penatua, para utusan Allah yang berwenang. Begitulah dikatakan Joseph Smith, pemuda yang tidak terpelajar, tidak berpengalaman, lugu, sederhana dan jujur.”16
Presiden Harold B. Lee: “Joseph Smith, pemuda yang tidak terpelajar dalam teologi pada zamannya, tidak terpelajar dalam pendidikan tinggi pada zamannya, … [adalah] yang dapat mudah menerima ajaran-ajaran dan bisikan-bisikan Roh. Joseph Smith tidak dapat menegakkan Gereja ini. Dia tidak dapat memunculkan pekerjaan Tuhan, Kitab Mormon. Mereka boleh mencemooh Nabi Joseph Smith sebagai seorang manusia. Mereka boleh mempertanyakan bagaimana Gereja ini dimulai, tetapi di sini hal ini berdiri sebagai sebuah monumen—Kitab Mormon itu sendiri. Joseph, orangnya, tidak dapat melakukan ini, tetapi Joseph, didorong oleh kuasa Allah yang Mahakuasa, dapat dan benar telah melakukan pelayanan ajaib memunculkan kerajaan dari kegelapan di dalam Injil Yesus Kristus yang dipulihkan.”17
Presiden David O. McKay. “Adalah mengenai Joseph Smith, bukan saja sebagai seseorang yang besar, tetapi sebagai hamba Tuhan yang terilhami sehingga saya berhasrat untuk berbicara pada kesempatan ini. Sesungguhnya, kebesaran Joseph Smith tercakup dalam ilham ilahi .…
‘Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar?’ tanya orang-orang Yahudi sewaktu mereka takjub akan kebijaksanaan Yesus [Yohanes 7:15]. Begitulah boleh kita mengulang pertanyaan tersebut mengenai Joseph Smith, sewaktu kita mempertimbangkan pencapaiannya yang luar biasa dalam kurun waktu yang singkat hanya [empat belas] tahun antara saat pengorganisasian Gereja dan kematian syahidnya; sewaktu kita merenungkan keharmonisan sempurna Injil yang Dipulihkan dengan Injil dari Gereja zaman dahulu yang ditegakkan oleh Yesus dan para Rasul-Nya; sewaktu kita menyimak wawasannya yang mendalam terhadap asas-asas dan ajaranajaran; dan sewaktu kita melihat rencana serta efisiensi Gereja yang tak tertandingi, ditegakkan oleh ilham Kristus yang namaNya disandangnya. Jawaban terhadap pertanyaan ‘Dari mana orang ini mendapatkan kebijaksanaan?’ diberikan dalam bait yang menggugah itu:
“Puji dia yang tinggal dengan Yehova!
Yesus pun telah mengurapinya;
Nabi, Pelihat, pembuka zaman akhir,
Raja dan bangsa ‘kan memujanya.”18
Presiden Howard W. Hunter: “Kita memuji [Joseph Smith] atas kemampuannya untuk bersekutu bukan saja dengan Yehova tetapi juga dengan pribadi-pribadi surga lainnya. Begitu banyak pribadi yang telah mengunjungi, memberikan kunci, dan mengajar ‘pelihat yang terpilih’ itu yang dibangkitkan di zaman akhir .… Kita memuji Joseph Smith, juga, atas ketekunan dan kemampuannya untuk menerjemahkan serta untuk menerima ratusan halaman tulisan suci yang diwahyukan. Dia merupakan saluran yang mengungkapkannya. Melalui dia, telah diperkirakan, lebih banyak halaman menakjubkan tulisan suci telah diturunkan daripada melalui manusia lain mana pun sepanjang sejarah.”19
Nabi Joseph Smith dipanggil oleh Allah untuk membuka masa kelegaan terakhir dan memulihkan kegenapan Injil.
Presiden Spencer W. Kimball: “Saya memberikan kesaksian pada dunia hari ini bahwa lebih daripada satu setengah abad silam langit-langit besi tersebut pecah berkeping-keping; langit sekali lagi dibukakan, dan sejak saat itu wahyu telah terus berlanjut.
Hari yang baru itu menyingsing ketika [satu] jiwa dengan hasrat kuat yang penuh perasaan berdoa memohon bimbingan ilahi. Sebuah tempat yang memberikan kesendirian yang tersembunyi ditemukan, lutut ditekuk, hati direndahkan, permohonan disuarakan, dan sebuah cahaya yang lebih cemerlang daripada matahari di siang bolong menerangi dunia—tirai tersebut tidak akan pernah ditutup kembali.
Seorang anak lelaki muda …, Joseph Smith, dengan iman yang tak tertandingi, mematahkan mantera, memecahkan berkepingkeping ‘langit-langit besi’ serta menegakkan kembali komunikasi. Surga mencium bumi, terang membuyarkan kegelapan, dan Allah kembali berbicara kepada manusia, mengungkapkan kembali ‘keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi’ (Amos 3:7). Seorang nabi baru berada dalam negeri dan melaluinya Allah menegakkan kerajaan-Nya, untuk tidak pernah lagi dihancurkan atau dititipkan kepada umat yang lain—sebuah kerajaan yang akan berdiri selamanya.
Kelanggengan kerajaan ini dan wahyu-wahyu yang dibawanya ke dalam keberadaannya merupakan realitas yang mutlak. Tidak akan pernah lagi matahari terbenam; tidak akan pernah lagi semua manusia terbukti sepenuhnya tidak layak akan komunikasi dengan Pencipta mereka. Tidak akan pernah lagi Allah tersembunyi dari anak-anak-Nya di bumi. Wahyu ada di sini untuk menetap.”20
Presiden Gordon G. Hinckley: “Kisah kehidupan Joseph merupakan sebuah kisah mukjizat. Dia dilahirkan dalam kemelaratan. Dia dibesarkan dalam kemalangan. Dia terusir dari tempat ke tempat, didakwa dengan tuduhan palsu, dan dipenjara secara menyalahi hukum. Dia dibunuh pada usia 38 tahun. Namun dalam kurun waktu 20 tahun yang singkat sebelum kematiannya, dia mencapai apa yang tidak pernah dicapai orang lain dalam satu masa kehidupan. Dia menerjemahkan dan menerbitkan Kitab Mormon, sebuah jilid buku yang sejak itu telah diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa dan yang diterima oleh jutaan orang di sekeliling bumi sebagai firman Allah. Wahyu-wahyu yang diterimanya serta tulisan-tulisan lainnya yang dia hasilkan juga merupakan tulisan suci bagi jutaan orang tersebut. Jumlahnya dalam halaman buku mencakup kira-kira dua kali jumlah halaman keseluruhan Perjanjian Baru dari Alkitab, dan itu semua datang melalui satu orang dalam jangka waktu beberapa tahun. Pada masa yang sama dia menegakkan sebuah organisasi yang … telah mengatasi setiap kemalangan dan tantangan serta sama efektifnya sekarang dalam mengatur keanggotaan yang mendunia … seperti juga dalam mengatur keanggotaan yang terdiri dari 300 orang pada tahun 1830. Ada orang-orang yang ragu yang telah berusaha keras untuk menjelaskan organisasi yang luar biasa ini sebagai produk dari zaman pada masa dia hidup. Organisasi itu, saya tegaskan, adalah sama khasnya, sama uniknya, dan sama luar biasanya pada waktu itu seperti adanya dewasa ini. Itu bukanlah produk dari suatu zaman. Itu datang sebagai suatu wahyu dari Allah.…
Dalam kurun waktu 20 tahun itu sebelum kematiannya, Joseph Smith mulai menggerakkan sebuah program untuk membawa Injil kepada bangsa-bangsa di bumi. Saya takjub akan keberanian yang dengannya dia bergerak. Bahkan pada masa awal Gereja, pada masa kemalangan yang kelam, orang-orang dipanggil untuk meninggalkan rumah dan keluarga, untuk mengarungi lautan, untuk mempermaklumkan Pemulihan Injil Yesus Kristus. Pikiran Nabi, visinya meliputi seluruh bumi.
Untuk pertemuan konferensi umum kita dua kali setahun, para anggota berkumpul di Amerika Utara, Pusat, dan Selatan; di Kepulauan Inggris dan Afrika; di negara-negara Eropa; di kepulauan dan benua Pasifik; dan di tanah-tanah kuno Asia. Ini merupakan pengembangan dari visi Joseph Smith, Nabi Allah. Dia memang adalah seorang pelihat yang perkasa yang melihat masa ini dan masa-masa yang lebih besar yang masih akan datang sewaktu pekerjaan Tuhan bergerak meliputi seluruh bumi.”21
Presiden Joseph F. Smith: “Apa pun hal lainnya yang Nabi Joseph Smith mungkin telah lakukan atau telah selesai lakukan, kita tidak boleh melupakan kenyataan bahwa dia merupakan orang itu di antara jutaan umat manusia yang mengisi bumi ini pada waktu itu—satusatunya orang, yang dipanggil oleh Allah, melalui suara Allah Sendiri, untuk membukakan masa kelegaan Injil pada dunia untuk yang terakhir kalinya; dan ini merupakan hal besar yang perlu diingat, bahwa dia dipanggil oleh Allah untuk memperkenalkan Injil pada dunia, untuk memulihkan imamat kudus kepada anak-anak manusia, untuk mengorganisasi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di dunia, dan untuk memulihkan semua tata cara Injil, demi keselamatan bukan saja mereka yang hidup, tetapi juga mereka yang telah meninggal, dan dia dipanggil ke misi ini oleh Allah Sendiri .…
… Telah ada nabi-nabi lainnya, dan nabi-nabi yang hebat juga, yang telah mengalami pelayanan para malaikat, dan yang lainnya yang telah melihat tangan Allah, dan yang telah berkenan secara lebih atau kurang; tetapi di manakah keadaan, dan siapakah orangnya kepada siapa Bapa dan Juruselamat telah menampakkan diri bersama-sama secara pribadi, dan mempermaklumkan diri mereka kepadanya? Di manakah orang itu? Tidak ada di mana pun yang dicatat sejarah, kecuali Nabi Joseph Smith, dan itu sewaktu dia seorang remaja. Dia hanyalah seorang pemuda, dalam perbandingan setidaknya, ketika dia mati syahid, masih berusia 38 tahun.
… Nabi Joseph Smith … bersekutu dengan Bapa dan Putra serta berbicara dengan para malaikat, dan mereka mengunjunginya, dan menganugerahkan berkat-berkat serta karuniakarunia dan kunci-kunci kuasa ke atasnya yang tidak pernah dianugerahkan kepada manusia lainnya selain Putra Allah Sendiri. Tidak seorang pun yang pernah hidup di atas bumi memiliki semua kunci Injil dan dari masa kelegaan dianugerahkan kepadanya seperti yang telah dianugerahkan kepada Nabi Joseph Smith di bait suci di Kirtland ketika dia dikunjungi di sana oleh Putra Allah, oleh Musa, dan oleh Elias serta Elia, dan ketika surga dibukakan kepadanya dan dia menerima kunci-kunci kuasa dan wewenang yang melaluinya dia dapat meletakkan landasan pekerjaan Allah, meluas dan mendalam, untuk menyelubungi bumi dengan pengetahuan akan Allah, serta dengan kuasa dan kemuliaan-Nya.”22
Pekerjaan Joseph Smith memberkati mereka yang pernah hidup di bumi, mereka yang sekarang hidup, dan mereka yang masih akan dilahirkan.
Presiden Joseph F. Smith: “Pekerjaan yang di dalamnya Joseph Smith terlibat tidaklah terbatas pada kehidupan ini semata, tetapi berkaitan juga dengan kehidupan mendatang dan dengan kehidupan yang pernah ada. Dengan kata lain, itu berkaitan dengan mereka yang pernah hidup di atas bumi, dengan mereka yang sedang hidup dan dengan mereka yang akan datang setelah kita. Itu bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan manusia hanya sementara dia bertabernakel dalam daging, tetapi dengan seluruh keluarga umat manusia dari kekekalan hingga kekekalan. Karenanya, seperti telah saya katakan, Joseph Smith dijunjung dalam kekhidmatan, namanya dihormati; puluhan ribu orang berterima kasih kepada Allah di dalam hati mereka dan dari kedalaman jiwa mereka atas pengetahuan yang telah Tuhan pulihkan ke bumi melaluinya, dan karenanya mereka berbicara dengan baik mengenai dirinya serta memberikan kesaksian akan nilai dirinya. Dan ini tidaklah terbatas pada satu desa, ataupun pada satu Negara Bagian, ataupun pada satu bangsa, tetapi ini menjangkau setiap bangsa, kaum, bahasa, dan rakyat di mana pun Injil, hingga saat ini, telah dikhotbahkan.”23
Presiden Joseph Fielding Smith: “Dengan cara yang sama saya tahu Yesus adalah Kristus—dan itu adalah melalui wahyu dari Roh Kudus—saya tahu bahwa Joseph Smith adalah dan dahulu adalah dan selama-lamanya adalah seorang Nabi Allah.
Saya menjunjung dan menghormati namanya yang kudus. Bersama kakaknya, kakek saya, Bapa Bangsa Hyrum Smith, dia memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya di Penjara Carthage. Dan saya, setidaknya, ingin menjadi sebuah alat dalam tangan Tuhan untuk memberi tahu segala ujung penjuru bumi bahwa keselamatan sekali lagi tersedia karena Tuhan membangkitkan seorang pelihat yang perkasa pada zaman ini untuk menegakkan kembali kerajaanNya di bumi.
Dalam roh kesaksian dan pernyataan terima kasih, saya menutup dengan perkataan terilhami ini dari Ajaran dan Perjanjian: ‘Joseph Smith, Nabi dan Pelihat Tuhan, telah berbuat lebih banyak daripada orang lain yang pernah hidup di dunia kecuali Yesus, untuk menyelamatkan manusia di dunia ini’ (A&P 135:3).”24
Presiden Gordon B. Hinckley, berbicara di Carthage, Illinois, tanggal 26 Juni 1994, dalam menghormati peringatan 150 tahun kematisyahidan Nabi Joseph Smith: “Pekerjaan yang agung, yang dimulai oleh dia yang terbunuh di Carthage, telah tumbuh dengan cara yang menakjubkan dan luar biasa .… Pekerjaan yang menakjubkan ini, yang telah muncul dari pemanggilan kenabian pemuda dari Palmyra tersebut, telah ‘keluar dari kegelapan padang belantara,’ dan bersinar ‘indah seperti bulan, terang seperti matahari, dan dahsyat seperti tentara dengan panji-panjinya,’ seperti yang Nabi doakan akan terjadi (A&P 109:73) .…
Kita berhenti sejenak dalam kekhusyukan di sini malam ini. Kita merenungkan mukjizat kehidupan yang dimulai di bukitbukit Vermont yang hijau dan berakhir di sini di penjara Carthage. Hidup itu tidak berlangsung lama. Tetapi buah dari kehidupan itu telah menjadi sesuatu yang hampir melampaui segala pemahaman.
Perkara besar Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ini telah lebih berharga daripada hidup itu sendiri bagi ribuan dan ribuan yang telah mati dalam pelayanannya. Para saksi telah pergi ke seluruh dunia dalam jumlah ratusan ribu untuk memberikan kesaksian akan panggilan Joseph Smith sebagai seorang Nabi Allah. Imamat kudus yang dipulihkan melaluinya telah jatuh bagaikan sebuah jubah ke atas pria yang tidak terhitung jumlahnya, yang berintegritas dan bajik, yang telah dibalut dengan kuasa yang ilahi ini. Kitab Mormon menyebar ke seluruh bumi sebagai sebuah kesaksian lagi akan Tuhan Yesus Kristus.
Untuk mengutip suatu pernyataan kebenaran yang diucapkan dahulu sekali dan dalam keadaan yang berbeda, ‘darah dari mereka yang mati syahid telah menjadi benih Gereja.’ Kesaksian yang telah dimeteraikan di sini tepat di bangunan ini, di tanah ini tempat kita bertemu malam ini, pada hari yang panas dan kelam itu 150 tahun lalu, kini memupuk iman umat di seluruh dunia.”25
Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran
Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–xiii.
-
Bacalah pengalaman yang dijabarkan di halaman 631. Pikirkan tentang bagaimana kiranya perasaan orang-orang ketika mereka menerima saksi bahwa Brigham Young akan menggantikan Joseph Smith sebagai pemimpin Gereja. Bagaimana kita dapat menerima suatu saksi bahwa Tuhan telah memanggil Presiden Gereja dewasa ini?
-
Yusuf dari Mesir dan para nabi zaman dahulu lainnya bernubuat mengenai Joseph Smith dan misinya (hlm. 633). Sebagaimana ditunjukkan dalam bab ini, para nabi zaman akhir terus melanjutkan untuk menekankan pentingnya Joseph Smith. Menurut Anda mengapa Joseph Smith telah menerima perhatian yang demikian, baik sebelum pelayanan duniawinya dan sesudahnya?
-
Pelajarilah kesaksian di hlm. 634–635 mengenai prapenahbisan Joseph Smith. Bagaimana pengertian kita akan misi duniawi Joseph Smith berubah ketika kita “harus memandangnya dalam terang kekekalan”?
-
Bacalah kesaksian di halaman 636–638 mengenai Penglihatan Pertama. Apa yang menjadikan kejadian ini sebagai “kejadian terbesar yang pernah terjadi di dunia sejak kebangkitan Putra Allah”? Bagaimana Penglihatan Pertama merupakan “landasan Gereja ini” dan “rahasia dari kekuatan dan vitalitasnya”? Apa yang telah membantu Anda mendapatkan suatu kesaksian mengenai Penglihatan Pertama?
-
Presiden Joseph F. Smith menyatakan, “Allah bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Joseph Smith—bukan Joseph Smith” (hlm. 636). Menurut Anda mengapa ini merupakan pokok yang penting ditandaskan mengenai misi Joseph Smith?
-
Mengenai Joseph Smith, Presiden John Taylor berkata, “Saya belum pernah bertemu seseorang yang begitu cerdas seperti dia” (hlm. 638). Meskipun demikian, Presiden Taylor dan para Presiden Gereja lainnya telah menekankan bahwa Joseph Smith tidak memperoleh banyak kesempatan untuk bersekolah. Mengapa Nabi Joseph dapat tumbuh begitu banyak dalam kecerdasannya? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 638–642). Sewaktu kita mencari pengetahuan rohani, bagaimana kita dapat mengikuti teladan Joseph Smith?
-
Ulaslah halaman 642–647, dengan menyimak kebenaran dan tata cara yang telah Tuhan pulihkan melalui Joseph Smith. Pikirkan mengenai bagaimana kehidupan Anda akan berbeda jika Anda tidak mengetahui tentang Injil yang dipulihkan. Mengapa Anda berterima kasih atas Joseph Smith dan misinya?
Tulisan Suci Terkait: 2 Nefi 3:6–19; 27:6–26; 3 Nefi 21:9–11; A&P 1:17; 5:9–10; 21:1–6