Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 36: Menerima Tata Cara-Tata Cara dan Berkat-Berkat Bait Suci


Bab 36

Menerima Tata Cara-Tata Cara dan Berkat-Berkat Bait Suci

“Bait suci adalah sebuah tempat di mana Allah dapat “menyatakan kepada umat-Nya tata cara-tata cara rumah-Nya dan kemuliaan kerajaan-Nya, serta mengajarkan kepada orang-orang jalan keselamatan.”

Dari Kehidupan Joseph Smith

Sejak awal masa Pemulihan, Tuhan telah mengajarkan kepada Nabi Joseph Smith pentingnya membangun bait suci. Meskipun Nabi dipaksa untuk berpindah-pindah berulang kali dan selalu dihadapkan dengan tuntutan mendesak terhadap waktu dan perhatiannya, dia tidak pernah kehilangan pandangan mengenai kebutuhan untuk membangun rumah Tuhan. Sebuah lahan untuk bait suci telah dikuduskan di Independence, Missouri. Sebuah bait suci yang indah telah diselesaikan dan dikuduskan di Kirtland, Ohio. Di Far West, Missouri, batu-batu penjuru untuk bait suci telah diletakkan, meskipun akhirnya harus ditinggalkan. Sekarang, sewaktu para anggota Gereja mulai membangun kembali kehidupan mereka di Nauvoo—banyak di antara mereka tidak memiliki makanan, tempat berlindung, atau pekerjaan yang memadai— Joseph Smith mengetahui bahwa pekerjaan paling penting Orang Suci sekali lagi adalah untuk membangun sebuah bait suci.

Sebagai tanggapan atas perintah Tuhan, Nabi dan para Orang Suci bergerak maju secepat mungkin untuk mulai membangun rumah Tuhan. Tetapi Nabi menyadari bahwa konstruksi tersebut akan memakan waktu bertahun-tahun, dan dia tahu bahwa para Orang Suci membutuhkan berkat-berkat penuh bait suci. Karenanya, pada tanggal 4 Mei 1842, meskipun bait suci belum rampung, Joseph Smith melaksanakan endowmen bagi sekelompok kecil saudara yang setia.

Kelompok itu bertemu di ruangan atas yang besar di toko Red Brick milik Nabi yang telah “diatur menyerupai interior sebuah bait suci sejauh yang dimungkinkan dalam keadaan tersebut.”1 Franklin D. Richards, dari Kuorum Dua Belas Rasul, menulis: “Sewaktu Roh membisikkan kepada [Joseph Smith] bahwa pekerjaan kehidupannya sedang mendekati akhir, dan ketika dia melihat bahwa hari-harinya di bumi dapat berakhir sebelum rampungnya bait suci, dia memanggil beberapa orang pilihan, dan menganugerahkan kepada mereka tata cara endowmen kudus, agar harta ilahi benaknya tidak musnah dari dunia bersama kematiannya.”2

Sejarah Nabi mencatat: “Saya menghabiskan hari tersebut di bagian atas toko, … dalam pertemuan dewan dengan Jenderal James Adams, dari Springfield, Bapa Bangsa Hyrum Smith, Uskup Newel K. Whitney dan George Miller, serta Presiden Brigham Young dan Willard Richards, memberi mereka petunjuk mengenai asas-asas dan tata tertib Imamat, yang menyertai pembasuhan, pengurapan, endowmen, dan penyampaian kunci-kunci sehubungan dengan Imamat Harun dan seterusnya hingga tata tertib tertinggi Imamat Melkisedek, menetapkan tata tertib sehubungan dengan Yang Lanjut Usianya, serta segala rencana dan asas itu yang melaluinya siapa pun dimungkinkan untuk memastikan kegenapan dari berkat-berkat itu yang telah dipersiapkan bagi Gereja Putra Sulung, dan maju serta berada di hadirat Elohim di dunia kekal. Dalam pertemuan dewan ini ditetapkan tata tertib kuno segala sesuatu untuk pertama kalinya di zaman akhir ini.

Dan penyampaian yang saya lakukan pada dewan ini adalah mengenai hal-hal yang rohani, dan untuk diterima hanya oleh orang yang berpikiran secara rohani: dan tidak sesuatu pun diberitahukan kepada para pria ini kecuali yang akan diberitahukan kepada semua Orang Suci zaman akhir, segera setelah mereka siap untuk menerima, dan sebuah tempat yang pantas disiapkan untuk menyampaikannya, bahkan kepada yang terlemah di antara para Orang Suci; karenanya biarlah para Orang Suci tekun dalam membangun Bait Suci itu, dan semua rumah yang telah, atau yang setelah ini akan, diperintahkan oleh Allah untuk dibangun.”3

Sementara sebagian besar Orang Suci akan menerima endowmen bait suci setelah Bait Suci Nauvoo selesai, beberapa saja pria dan wanita yang menerima berkat ini di bulan-bulan setelah pertemuan Mei 1842 itu. Mercy Fielding Thompson adalah salah seorang di antaranya. Pada waktu dia menerima endowmennya, Nabi berkata kepadanya, “Ini akan membawa Anda keluar dari kegelapan ke dalam terang yang menakjubkan.”4

Ajaran-Ajaran Joseph Smith

Para Orang Suci diperintahkan oleh Allah untuk membangun bait suci.

Pada bulan Januari 1833 di Kirtland, Ohio, Nabi menulis: “Tuhan memerintahkan kami, di Kirtland, untuk membangun sebuah rumah Allah; … ini merupakan firman Tuhan kepada kita, dan kita harus, ya, dengan Tuhan membantu kita, kita akan patuh: karena dengan kepatuhan kita Dia telah menjanjikan kepada kita hal-hal besar; ya, bahkan sebuah kunjungan dari surga untuk menghormati kita dengan kehadiran-Nya Sendiri. Kami amat takut di hadapan Tuhan kalau-kalau kami gagal mencapai kehormatan yang besar ini, yang Tuhan kita tawarkan untuk dianugerahkan kepada kita; kita mengupayakan kerendahan hati dan iman yang besar agar kita tidak menjadi malu di hadirat-Nya.”5

Pada bulan September 1840, Nabi dan para penasihatnya dalam Presidensi Utama memaklumkan bahwa waktunya telah tiba untuk membangun Bait Suci Nauvoo: “Memercayai waktunya telah tiba, ketika adalah perlu untuk membangun sebuah rumah untuk berdoa, rumah ketertiban, rumah untuk memuja Allah kita [lihat A&P 88:119], tempat tata cara-tata cara dapat dilaksanakan sesuai dengan kehendak ilahi-Nya, di bagian negara ini—untuk menyelesaikan apa yang, banyak kerja keras perlu dikerahkan, dan sarana akan diperlukan—dan karena pekerjaan itu harus dipercepat dalam kesalehan, pantaslah bagi para Orang Suci untuk menimbang pentingnya hal-hal ini, di benak mereka, dalam segala kemampuan mereka, serta kemudian mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membawanya dalam pelaksanaan; dan mempersenjatai diri dengan keberanian, bertekad untuk melakukan segala hal yang dapat mereka lakukan, serta merasakan diri mereka sedemikian berkepentingan seolah-olah seluruh pekerjaan itu bergantung pada diri mereka sendiri. Dengan melakukan demikian mereka akan meniru perbuatan agung para leluhur, dan memastikan berkatberkat surga bagi diri mereka sendiri dan keturunan mereka sampai angkatan yang terakhir.”6

Pada bulan Januari 1841, Nabi dan para penasihatnya dalam Presidensi Utama menulis: “Bait Suci Tuhan sedang dalam proses penegakannya di sini [di Nauvoo], tempat para Orang Suci akan datang untuk menyembah Allah para leluhur mereka, menurut tata cara rumah-Nya dan kuasa Imamat Kudus, dan akan sedemikian dibangun sehingga memungkinkan semua fungsi Imamat diterapkan sebagaimana harusnya, dan tempat petunjuk dari Yang Mahatinggi akan diterima, dan dari tempat ini pergi ke negeri-negeri yang jauh. Marilah kita memusatkan segala kekuatan kita … dan berupaya untuk meniru tindakan para leluhur serta bapa bangsa perjanjian kuno, dalam hal-hal itu yang memiliki kepentingan yang sedemikian besarnya bagi angkatan ini dan setiap angkatan sesudahnya.”7

Di awal tahun 1841, Joseph Smith mengajarkan yang berikut, sebagaimana dicatat oleh William P. McIntire: “Joseph mengatakan bahwa Tuhan berfirman agar kita hendaknya membangun rumah kita bagi nama-Nya, agar kita boleh dibaptiskan bagi mereka yang telah meninggal. Tetapi jika kita tidak melakukannya, kita akan ditolak, serta orang-orang kita yang telah meninggal bersama kita, dan Gereja ini tidak akan diterima [lihat A&P 124:32].”8

Pada bulan April 1842, Nabi berkata: “Gereja belumlah sepenuhnya terorganisasi, dalam aturannya yang patut, dan tidak dapat, sampai Bait Suci diselesaikan, di mana tempat-tempat akan disediakan bagi pelaksanaan tata cara-tata cara Imamat.”9

Pada bulan Juli 1842, Nabi memaklumkan: “Tuhan telah memberitahu kita untuk membangun Bait Suci Nauvoo …; dan perintah itu sama mengikatnya bagi kita seperti perintah lainnya mana pun; dan orang itu yang tidak melibatkan diri dalam hal-hal ini dianggap sama melanggarnya seperti dia melanggar perintah lainnya mana pun; dia bukanlah seorang pelaku kehendak Allah, bukan seorang penggenap hukum-hukum-Nya.”10

Pada bulan Oktober 1843, Nabi menasihati para Orang Suci: “Percepatlah pekerjaan dalam bait suci, perbaruilah kerja keras Anda untuk memajukan semua pekerjaan zaman akhir, dan berjalanlah di hadapan Tuhan dalam kesadaran dan kesalehan.”11

Pada bulan Maret 1844, Nabi bertemu dengan Dua Belas Rasul dan komite Bait Suci Nauvoo untuk membahas cara mengalokasikan sumber-sumber Gereja yang tidak seberapa. Dalam pertemuan ini, Nabi berkata: “Kita membutuhkan bait suci lebih daripada apa pun juga.”12

Dalam bait suci kita belajar mengenai hal-hal kekekalan dan menerima tata cara-tata cara keselamatan bagi diri kita sendiri dan leluhur kita.

“Apakah maksud dari mengumpulkan … umat Allah pada zaman apa pun dunia? Maksud utamanya adalah untuk membangun bagi Tuhan sebuah rumah tempat Dia dapat menyatakan kepada umat-Nya tata cara-tata cara rumah-Nya dan kemuliaan kerajaan-Nya, serta mengajarkan kepada orang jalan keselamatan; karena ada tata cara-tata cara dan asas-asas tertentu yang, sewaktu itu diajarkan dan diterapkan, haruslah dilakukan di sebuah tempat atau rumah yang dibangun untuk tujuan itu.

… Tata cara-tata cara yang ditetapkan di surga sebelum pengalasan dunia, dalam Imamat, bagi keselamatan manusia, tidak boleh diubah atau diganti. Semua harus diselamatkan berdasarkan asas-asas yang sama.

Adalah untuk tujuan yang sama maka Allah mengumpulkan umat-Nya pada zaman akhir, untuk membangun bagi Tuhan sebuah rumah untuk mempersiapkan mereka bagi tata cara dan endowmen, pembasuhan dan pengurapan, dst. Salah satu tata cara rumah Tuhan adalah pembaptisan bagi orang yang telah meninggal. Allah menetapkan sebelum pengalasan dunia bahwa tata cara itu hendaknya dilaksanakan di dalam sebuah kolam yang disiapkan untuk tujuan itu di dalam rumah Tuhan .…

Ajaran pembaptisan bagi mereka yang telah meninggal secara jelas diperlihatkan dalam Perjanjian Baru; … itulah alasannya mengapa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, ‘Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau’ [Matius 23:37]—agar mereka dapat melakukan tata cara pembaptisan bagi mereka yang telah meninggal seperti juga tata cara-tata cara imamat lainnya, dan menerima wahyu dari surga, serta disempurnakan dalam hal-hal mengenai kerajaan Allah—tetapi mereka tidak mau. Inilah keadaannya pada hari Pentakosta: berkat-berkat itu dicurahkan kepada para murid pada kesempatan itu. Allah menetapkan bahwa Dia akan menyelamatkan orang yang meninggal, dan akan melakukannya dengan mengumpulkan umat-Nya bersama .…

… Mengapa mengumpulkan umat bersama di tempat ini? Untuk tujuan yang sama Yesus ingin mengumpulkan orangorang Yahudi—untuk menerima tata cara-tata cara, berkatberkat, dan kemuliaan yang Allah sediakan bagi para Orang Suci-Nya. Saya sekarang akan meminta himpunan umat ini dan semua Orang Suci apakah Anda mau sekarang membangun rumah ini dan menerima tata cara-tata cara serta berkat-berkat yang Allah sediakan bagi Anda; atau tidak maukah Anda membangun bagi Tuhan rumah ini, serta membiarkan Dia melewatinya dan menganugerahkan berkat-berkat ini kepada umat yang lain?”13

“Segera setelah Bait Suci [Nauvoo] dan kolam baptisannya disiapkan, kami memperhitungkan untuk memberi para Penatua Israel pembasuhan dan pengurapan mereka, serta melakukan tata cara-tata cara yang terakhir dan lebih berkesan itu, yang tanpanya kita tidak dapat memperoleh takhta selestial. Tetapi harus ada sebuah tempat yang kudus disiapkan untuk tujuan itu. Ada sebuah pernyataan mengenai hal itu yang dibuat pada waktu dasar bait suci diletakkan, dan ada bantuan yang diberikan sampai pekerjaan itu rampung, agar manusia boleh menerima endowmen mereka dan dijadikan para raja dan imam bagi Allah Yang Mahatinggi .… Haruslah, bagaimana pun juga, ada sebuah tempat yang dibangun khusus untuk tujuan itu, dan bagi manusia untuk dibaptiskan bagi orang-orang mereka yang telah meninggal .…

Tuhan telah menerapkan hukum sehubungan dengan hal itu: haruslah ada sebuah tempat tertentu bagi keselamatan orangorang kita yang telah meninggal. Saya sesungguhnya percaya akan ada sebuah tempat, dan ke sanalah orang yang ingin menyelamatkan orang-orang mereka yang telah meninggal dapat datang serta membawa keluarga mereka, melakukan pekerjaan mereka dengan dibaptiskan serta melakukan tata cara-tata cara yang lain bagi orang-orang mereka yang telah meninggal.”14

“Pertanyaan itu sering kali diajukan, ‘Tidak dapatkah kita diselamatkan tanpa melakukan segala tata cara itu, dst.?’ Saya akan menjawab, Tidak, tidak kegenapan keselamatan. Yesus berfirman, ‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal, dan Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu’ [lihat Yohanes 14:2]. Rumah yang disebutkan di sana seharusnya diterjemahkan kerajaan; dan siapa pun yang dipermuliakan ke tempat tinggal yang tertinggi haruslah menaati hukum selestial, dan juga semua hukum.”15

“Jika seseorang mendapatkan kegenapan imamat Allah, dia harus mendapatkannya dengan cara yang sama dengan yang Yesus Kristus telah dapatkan, dan itu adalah dengan menaati semua perintah serta mematuhi semua tata cara rumah Tuhan .…

Semua orang yang menjadi ahli waris Allah dan pewaris bersama Yesus Kristus haruslah menerima kegenapan tata cara kerajaan-Nya; dan mereka yang tidak mau menerima semua tata cara tidak akan mencapai kegenapan dari kemuliaan itu.”16

“Bila kita dapat membaca dan memahami semua yang telah dituliskan sejak zaman Adam, mengenai hubungan manusia kepada Allah dan para malaikat dalam keadaan masa depan, kita akan mengetahui hanya sedikit mengenainya. Membaca pengalaman orang lain, atau wahyu yang diberikan kepada mereka, tidak pernah dapat memberi kita suatu pandangan yang menyeluruh mengenai keadaan dan hubungan sejati kita dengan Allah. Pengetahuan akan hal-hal ini hanyalah dapat diperoleh dengan pengalaman melalui tata cara-tata cara yang Allah tetapkan untuk tujuan itu. Jika Anda dapat menatap surga selama lima menit, Anda akan mengetahui lebih banyak daripada yang dapat Anda peroleh dengan membaca semua yang pernah dituliskan mengenai topik tersebut .… Saya meyakinkan para Orang Suci bahwa kebenaran … dapat dan boleh diketahui melalui wahyuwahyu Allah melalui tata cara-tata cara-Nya, serta dalam jawaban atas doa.”17

“Tata tertib rumah Allah selama ini, dan selamanya akanlah, yang sama, bahkan setelah Kristus datang; dan setelah selesainya seribu tahun itu pun akan tetap sama; dan kita akhirnya akan memasuki Kerajaan selestial Allah, serta menikmatinya selamanya.”18

Bait suci merupakan sebuah tempat kekudusan di mana kita menerima berkat-berkat terbesar yang Allah miliki bagi anak-anak-Nya.

Sebagai bagian dari doa pengudusan Bait Suci Kirtland, yang diberikan kepada Nabi Joseph Smith melalui wahyu dan kemudian dicatat dalam Ajaran dan Perjanjian 109, Nabi berdoa: “Maka, Bapa yang Kudus, kami mohon … agar kemuliaan-Mu dapat berada di atas umat-Mu, dan di atas rumah-Mu ini, yang kami kuduskan sekarang kepada-Mu, agar hal ini semoga dipersucikan dan ditahbiskan menjadi kudus, dan agar kehadiran-Mu yang kudus semoga terus-menerus ada di dalam rumah ini; Dan agar semua orang yang akan memasuki ambang pintu rumah Tuhan dapat kiranya merasakan kekuasaan-Mu, dan mau tidak mau mengetahui bahwa Engkau telah mempersucikannya dan bahwa inilah rumah-Mu, tempat kekudusan-Mu.

Dan berilah karunia, Bapa yang Kudus, agar semua yang akan memuja di dalam rumah ini dapat kiranya diajar kata-kata yang bijaksana dari kitab-kitab terbaik, dan agar mereka dapat mencari pelajaran bahkan dengan belajar, dan juga dengan iman seperti yang telah Engkau firmankan; Dan agar mereka dapat tumbuh di dalam-Mu dan menerima sepenuhnya Roh Kudus, dan diatur sesuai dengan hukum-hukum-Mu, dan siap untuk memperoleh setiap hal yang berguna; Dan agar rumah ini dapat kiranya menjadi rumah untuk berdoa, rumah untuk berpuasa, rumah untuk beriman, rumah kemuliaan dan untuk Allah, yaitu rumah-Mu .…

Dan kami mohon kepada-Mu Bapa yang Kudus, agar para hamba-Mu dapat kiranya pergi dari rumah ini dengan dipersenjatai kekuasaan-Mu dan agar nama-Mu dapat kiranya berada di atas mereka, dan kemuliaan-Mu berada di sekitar mereka, dan para malaikat-Mu menjaga mereka; Dan dari tempat ini dalam kebenaran mereka dapat membawa kabar yang sangat besar dan mulia, sampai ke ujung-ujung bumi, agar mereka dapat mengetahui bahwa inilah pekerjaan-Mu dan bahwa Engkau memenuhi apa yang telah Engkau ucapkan oleh mulut para nabi mengenai zaman akhir.

Kami mohon kepada-Mu, Bapa yang Kudus, untuk menegakkan umat yang akan memuja dan dengan penuh hormat menjaga nama dan kedudukan dalam rumah-Mu ini, dalam semua angkatan dan untuk kekekalan; Agar tidak ada senjata yang ditempa melawan mereka akan mempan; agar orang yang menggali lubang untuk mereka akan jatuh sendiri ke dalamnya; Agar tidak ada persekutuan kejahatan dapat berkuasa untuk membangkitkan dan menang atas umat-Mu yang ke atasnya nama-Mu akan dilekatkan dalam rumah ini.”19

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat hlm. vii–xiii.

  • Ulaslah alinea terakhir di halaman 481 dan alinea pertama di halaman 482. Dengan cara apa pekerjaan bait suci “membawa [kita] keluar dari kegelapan ke dalam terang yang menakjubkan”? Menurut Anda apa artinya menjadi “berpikiran secara rohani”? Mengapa kita harus “berpikiran secara rohani” agar menerima terang yang tersedia bagi kita di dalam bait suci?

  • Ketika para Orang Suci sedang bekerja membangun sebuah bait suci, Nabi Joseph Smith memberitahu mereka, “Kita membutuhkan bait suci lebih daripada apa pun juga” (hlm. 484). Ulaslah halaman 479–484, dengan mencari alasan mengapa pernyataan ini benar. Dengan cara apa pernyataan Nabi benar dalam kehidupan Anda?

  • Pelajarilah ajaran Joseph Smith mengenai perintah untuk membangun bait suci (hlm. 482–484). Menurut Anda mengapa Gereja tidak akan “sepenuhnya terorganisasi” tanpa bait suci dan tata cara bait suci? Apa yang dapat kita lakukan saat ini untuk “[mempercepat] pekerjaan dalam bait suci”? Mengapa kita perlu “menimbang pentingnya” pekerjaan bait suci?

  • Ulaslah ajaran Nabi mengenai tata cara-tata cara bait suci yang kudus dan apa yang kita pelajari darinya (hlm. 484–487). Yang mana di antara ajaran ini yang khususnya menolong bagi Anda dalam mengerti pentingnya tata cara-tata cara bait suci?

  • Bacalah alinea kedua sepenuhnya di halaman 487. Jika Anda telah menerima tata cara bait suci, pikirkanlah bagaimana pengalaman Anda telah mengajari Anda mengenai “keadaan dan hubungan sejati [Anda] dengan Allah.” Jika Anda belum pernah ke bait suci atau jika Anda belum kembali ke sana untuk beberapa waktu, pikirkan mengenai bagaimana Anda dapat mempersiapkan diri untuk menghadiri bait suci.

  • Beberapa berkat apa saja yang dapat kita terima ketika kita menghadiri bait suci? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 487–489). Dari apa yang telah Anda baca dalam bab ini, bagaimana Anda dapat menjadikan kehadiran di bait suci lebih bermakna?

Tulisan Suci Terkait: Mazmur 24:3–5; Yesaya 2:2–3; A&P 124:25–28, 39–41

Catatan

  1. Lucius N. Scovil, Deseret News: Semi-Weekly, 15 Februari 1884, hlm. 2.

  2. Franklin D. Richards, “A Tour of Historic Scenes,” Contributor, Mei 1886, hlm. 301; tanda baca dan penggunaan huruf besar dimodernkan.

  3. History of the Church, 5:1–2; ejaan dan tata bahasa dimodernkan; pembagian alinea diubah; dari “History of the Church” (manuskrip), book C-1, hlm. 1328–1329, Arsip Gereja, Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah.

  4. Mercy Fielding Thompson, “Recollections of the Prophet Joseph Smith,” Juvenile Instructor, 1 Juli 1892, hlm. 400.

  5. History of the Church, 1:316–317; dari sepucuk surat dari Joseph Smith kepada William W. Phelps, 11 Januari 1833, Kirtland, Ohio; surat ini secara keliru diberi tanggal 14 Januari 1833, dalam History of the Church.

  6. History of the Church, 4:186; tata bahasa dimodernkan; dari sepucuk surat dari Joseph Smith dan para penasihatnya dalam Presidensi Utama kepada para Orang Suci, September 1840, Nauvoo, Illinois, diterbitkan dalam Times and Seasons, Oktober 1840, hlm. 178–179.

  7. History of the Church, 4:269; dari sepucuk surat dari Joseph Smith dan para penasihatnya dalam Presidensi Utama kepada para Orang Suci, 15 Januari 1841, Nauvoo, Illinois, diterbitkan dalam Times and Seasons, 15 Januari 1841, hlm. 274.

  8. William P. McIntire, melaporkan sebuah ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada awal tahun 1841 di Nauvoo, Illinois; William Patterson McIntire, Notebook 1840–1845, Arsip Gereja.

  9. History of the Church, 4:603; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 28 April 1842, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Eliza R. Snow; lihat pula tambahan, halaman 562, butir 3.

  10. History of the Church, 5:65; dari “The Government of God,” sebuah tajuk rencana yang diterbitkan dalam Times and Seasons, 15 Juli 1842, hlm. 857–858; Joseph Smith adalah redaktur dari terbitan berkala tersebut.

  11. History of the Church, 6:52; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 9 Oktober 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards serta Times and Seasons, 15 September 1843, hlm. 331–332; edisi Times and Seasons ini diterbitkan terlambat.

  12. History of the Church, 6:230; dari sebuah catatan jurnal Joseph Smith, 4 Maret 1844, di Nauvoo, Illinois.

  13. History of the Church, 5:423–425, 427; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 11 Juni 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff dan Willard Richards; lihat pula tambahan, halaman 562, butir 3.

  14. History of the Church, 6:319; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 8 April 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff, Willard Richards, Thomas Bullock, dan William Clayton; lihat pula tambahan, halaman 562, butir 3.

  15. History of the Church, 6:184; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 21 Januari 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff.

  16. History of the Church, 5:424; ejaan dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 11 Juni 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Wilford Woodruff dan Willard Richards; lihat pula tambahan, halaman 562, butir 3.

  17. History of the Church, 6:50–51; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 9 Oktober 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards serta Times and Seasons, 15 September 1843, hlm. 331; edisi Times and Seasons ini diterbitkan terlambat.

  18. History of the Church, 2:309; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 12 November 1835, di Kirtland, Ohio; dilaporkan oleh Warren Parrish.

  19. Ajaran dan Perjanjian 109:10, 12–16, 22–26; doa yang diucapkan oleh Joseph Smith pada tanggal 27 Maret 1836, saat pendedikasian bait suci di Kirtland, Ohio.

Nauvoo Temple

Bait Suci Nauvoo yang direkonstruksi, berdiri di lokasi bait suci yang asli. Sementara Bait Suci Nauvoo sedang dibangun, Nabi Joseph Smith memaklumkan, “Kita membutuhkan bait suci lebih daripada apa pun juga.”

Cardston Alberta Temple

Bait Suci Cardson Alberta. Di dalam bait suci-bait suci kudus, Tuhan mengungkapkan kepada umat-Nya “kemuliaan kerajaan-Nya” dan “jalan keselamatan”