Bab 7
Pembaptisan dan Karunia Roh Kudus
“Pembaptisan air, tanpa pembaptisan api dan Roh Kudus yang menyertainya, tidaklah berguna; itu terkait secara penting dan tak terpisahkan.”
Dari Kehidupan Joseph Smith
Pada masa Joseph Smith, Sungai Susquehanna mengalir dengan belokan-belokan yang besar dan tajam melalui hutan pepohonan dan cemara, dikelilingi oleh bukit-bukit yang bergulung dan ladang biji-bijian. Sebagai sungai terbesar di Pennsylvania, sungai itu merupakan pusat dari hamparan alam di sekitar Harmony, Pennsylvania. Karena sungai itu begitu dekat dengan rumahnya dan menawarkan tempat-tempat yang tenang serta terpencil, Nabi kadang-kadang menarik diri ke sana untuk berpikir dan berdoa.
Ke tepian sungai inilah Nabi dan Oliver Cowdery pergi pada tanggal 15 Mei 1829, untuk berdoa mengenai pentingnya baptisan. Sebagai jawaban atas doa mereka, Yohanes pembaptis menampakkan diri kepada mereka, menganugerahkan Imamat Harun ke atas mereka dan memerintahkan mereka untuk saling membaptiskan. Berkat yang telah mereka cari kini dapat dilaksanakan dalam cara yang tepat dan dengan kuasa serta wewenang Allah. Memasuki air sungai, mereka saling membaptiskan, dengan Joseph yang terlebih dahulu membaptiskan Oliver, seperti yang diarahkan Yohanes. Joseph kemudian menumpangkan tangannya ke atas kepala Oliver dan menahbiskan dia pada Imamat Harun, dan Oliver melakukan hal yang sama bagi Joseph. Nabi mengenang:
“Kami menerima berkat yang besar dan mulia dari Bapa Surgawi kami. Baru saja aku membaptiskan Oliver Cowdery, Roh Kudus turun ke atasnya, maka berdirilah dia dan bernubuat tentang banyak hal yang tidak lama lagi akan terjadi. Demikian pula, segera setelah aku dibaptiskan olehnya, aku juga memperoleh roh nubuat, ketika sambil berdiri, aku bernubuat tentang perkembangan Gerja ini serta banyak hal lainnya yang berhubungan dengan Gereja, dan keturunan anak-anak manusia ini. Kami dipenuhi dengan Roh Kudus dan bersukacita dalam Allah keselamatan kita” (Joseph Smith 2:73).
Berkat-berkat pembaptisan segera diteruskan kepada orangorang lainnya yang percaya. Kemudian di bulan Mei, adik Nabi, Samuel, datang untuk mengunjungi Joseph, dan Oliver di Harmony. “Kami … bekerja untuk membujuknya mengenai Injil Yesus Kristus, yang hampir akan diungkapkan dalam kegenapannya,” Nabi bertutur. Setelah Samuel menerima kesaksian akan pekerjaan itu, dan Oliver Cowdery membaptiskannya, setelah itu Samuel “pulang ke rumah ayahnya, dengan amat memuliakan dan memuji Allah, dipenuhi dengan Roh Kudus.”1 Pada bulan Juni, Nabi membaptiskan kakaknya, Hyrum, yang telah lama merupakan orang yang teguh memercayai pesan Nabi. “Sejak saat ini banyak orang menjadi percaya,” Joseph mencatat, “dan sebagian dibaptiskan sementara kami terus memberikan petunjuk dan membujuk.”2
Nabi terutama sekali bersyukur melihat ayahnya, Joseph Smith Sr., dibaptiskan. Nabi memiliki kasih yang dalam bagi ayahnya, yang adalah orang pertama yang memercayai pesannya setelah dia pertama kali dikunjungi oleh Moroni. Joseph Smith Sr. dibaptiskan tanggal 6 April 1830, hari ketika Gereja diorganisasi. Ibu Nabi, Lucy Mack Smith, mengenang: “Joseph berdiri di tepian sungai ketika ayahnya keluar dari air, dan sewaktu dia menyambut tangan [ayahnya] dia berseru,‘… Saya telah hidup untuk melihat ayah saya dibaptiskan ke dalam Gereja Yesus Kristus yang sejati,’ dan dia membenamkan wajahnya di dada ayahnya serta dengan suara keras menangis karena sukacita seperti yang dilakukan Yusuf zaman dahulu ketika dia melihat ayahnya datang ke tanah Mesir.”3
Pada hari Gereja diorganisasi, banyak Orang Suci yang sebelumnya telah dibaptiskan menerima karunia Roh Kudus melalui kuasa Imamat Melkisedek. Nabi Joseph Smith mengajarkan dengan penuh penekanan mengenai perlunya pembaptisan maupun penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus. “Pembaptisan air, tanpa pembaptisan api dan Roh Kudus yang menyertainya, tidaklah berguna,” tuturnya. “Itu terkait secara penting dan tak terpisahkan. Seseorang haruslah dilahirkan dari air dan roh agar masuk ke dalam Kerajaan Allah.”4
Ajaran-Ajaran Joseph Smith
Tata cara pembaptisan perlu bagi permuliaan.
“Allah telah menempatkan banyak tanda di bumi, seperti juga di surga; misalnya, pohon oak di hutan, buah dari pohon, tumbuh-tumbuhan di ladang—semuanya memberi tanda bahwa benih telah ditanamkan di sana; karena merupakan ketetapan Tuhan bahwa setiap pohon, tanaman, dan tumbuhan yang memiliki benih haruslah menumbuhkan jenisnya, dan tidak dapat tumbuh dengan hukum atau asas yang lain.
Dengan asas yang sama saya menyatakan bahwa pembaptisan merupakan sebuah tanda yang ditetapkan oleh Allah, bagi yang percaya kepada Kristus untuk diambil ke atas dirinya sendiri agar masuk ke dalam Kerajaan Allah, ‘sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah,’ firman Juruselamat [lihat Yohanes 3:5]. Itu merupakan sebuah tanda dan perintah yang telah Allah tetapkan bagi manusia untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Mereka yang berupaya untuk masuk dengan cara yang lain akan berupaya dalam kesia-siaan; karena Allah tidak akan menerima mereka, juga para malaikat tidak akan mengakui pekerjaan mereka sebagai yang dapat diterima, karena mereka tidak mematuhi tata cara-tata cara, ataupun mencermati tanda-tanda yang telah Allah tetapkan bagi keselamatan manusia, untuk mempersiapkannya bagi, dan memberinya hak atas, suatu kemuliaan selestial; dan Allah telah menetapkan bahwa semua yang tidak mau mematuhi suara-Nya tidak akan luput dari kutukan neraka. Apakah kutukan neraka itu? Untuk pergi bersama masyarakat itu yang tidak mematuhi perintah-Nya.
Pembaptisan merupakan suatu tanda kepada Allah, kepada para malaikat, dan pada surga bahwa kita melakukan kehendak Allah, dan tidak ada jalan lain di kolong langit yang melaluinya Allah telah tetapkan bagi manusia untuk datang kepada-Nya untuk diselamatkan, dan masuk ke dalam kerajaan Allah, kecuali iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, dan pembaptisan bagi pengampunan dosa, dan jalan lainnya adalah sia-sia; kemudian Anda memiliki janji karunia Roh Kudus.”5
“Sewaktu mencermati halaman-halaman kudus Alkitab, mencari di antara para nabi dan perkataan rasul, kami tidak menemukan topik apa pun yang begitu erat kaitannya dengan keselamatan, seperti topik mengenai pembaptisan …. Biarlah kita mengerti bahwa kata baptis berasal dari kata kerja Yunani baptiso, dan berarti mencelupkan.
… Tidaklah keliru untuk memperkenalkan penugasan dan perintah Yesus Sendiri mengenai topik itu—Dia berfirman kepada dua belas rasul, atau tepatnya sebelas rasul pada waktu itu: ‘Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus; dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu’: Demikianlah itu dicatat oleh Matius [Matius 28:19–20]. Di dalam Kitab Markus kita memiliki perkataan penting ini: ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum’ [Markus 16:15–16]….
… ‘Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, … datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” [Yohanes 3:1–5].
Jawaban Yesus yang kuat dan positif ini, perihal pembaptisan air, menjawab pertanyaan: Jika Allah adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya; tidaklah mengherankan Dia begitu positif dalam pernyataan yang besar itu: ‘Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum’ [Markus 16:16.] Tidak ada nama lain yang diberikan di kolong langit, juga tidak ada tata cara lain yang diakui, yang melaluinya manusia dapat diselamatkan: Tidaklah mengherankan para Rasul berkata, setelah ‘dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan,’ kamu akan bangkit dari antara yang mati! [Kolose 2:12.] Tidaklah mengherankan Paulus harus bangkit dan dibaptiskan serta mencuci bersih dosa-dosanya [lihat Kisah Para Rasul 9:17–18].”6
Dalam segala masa kelegaan, Orang Suci dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus.
“Para leluhur yang sebenarnya adalah pionir Gereja pada zaman yang berbeda-beda, ketika Gereja berkembang di bumi, … diterima ke dalam kerajaan melalui baptisan, karena itu terbukti nyata dalam tulisan suci—Allah tidak berubah. Para Rasul mengatakan bahwa Injil merupakan kuasa Allah menuju keselamatan bagi mereka yang percaya; dan juga memberi tahu kita bahwa kehidupan dan kebakaan dibawa ke dalam terang melalui Injil [lihat Roma 1:16; 2 Timotius 1:10]….
Menerima saja bahwa tulisan suci mengatakan apa yang dimaksudkan, dan bermaksudkan apa yang dikatakan, kita memiliki landasan yang memadai untuk maju dan membuktikan dari Alkitab bahwa Injil selalu sama adanya; tata cara-tata cara untuk memenuhi persyaratannya, sama; dan para pejabat untuk melakukan tata cara, sama; dan tanda-tanda serta buah-buah yang dihasilkan dari janji-janjinya, sama; sebab itu, karena Nuh adalah seorang pengkhotbah kebenaran dia tentunya telah dibaptiskan dan ditahbiskan ke dalam imamat melalui penumpangan tangan, dst. Karena tidak seorang pun mengambil kehormatan itu ke atas dirinya sendiri kecuali dia dipanggil oleh Allah seperti adanya Harun [lihat Ibrani 5:4]….
… Akan terlihat dan diakui bahwa jika ada dosa di antara manusia, pertobatan adalah sama perlunya pada suatu masa atau zaman dunia seperti pada masa atau zaman lainnya—dan bahwa tidak ada landasan lain yang dapat diletakkan manusia daripada yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Jika, dengan demikian, Habil adalah seseorang yang saleh dia haruslah menjadi demikian dengan mematuhi perintah-perintah; jika Henokh cukup saleh untuk datang ke hadirat Allah, dan berjalan bersama-Nya, dia tentulah menjadi demikian karena mematuhi perintah-perintah-Nya, dan demikian pula dengan setiap orang yang saleh, apakah itu Nuh, seorang pengkhotbah kebenaran; Abraham, leluhur orang yang setia; Yakub, yang jaya dengan Allah; Musa, pria yang menulis mengenai Kristus, dan menampilkan hukum melalui perintah, sebagai seorang kepala sekolah yang membawa manusia kepada Kristus; atau apakah itu Yesus Kristus Sendiri, yang tidak membutuhkan pertobatan, karena tidak melakukan dosa; sesuai dengan pernyataan khusyuk-Nya kepada Yohanes:—kini biarlah saya dibaptiskan: karena tidak seorang pun dapat memasuki kerajaan tanpa mematuhi tata cara ini: karena ini perlu agar kita menggenapi segala kebenaran [lihat Terjemahan Joseph Smith terhadap Matius 3:43]. Tentunya, dengan demikian, jika perlu bagi Yohanes dan Yesus Kristus, Sang Juruselamat, untuk menggenapi segala kebenaran untuk dibaptiskan—maka tentunya, dengan demikian, perlulah bagi setiap orang lainnya yang mencari Kerajaan Allah untuk pergi dan melakukan yang serupa; karena Dia adalah pintunya, dan jika siapa pun memanjat melalui jalan lain mana pun, orang yang sama itu adalah seorang pencuri dan seorang perampok! [lihat Yohanes 10:1–2.]
Di zaman-zaman dunia yang terdahulu, sebelum Juruselamat datang dalam daging, ‘para orang suci’ dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus yang akan datang, karena tidak pernah ada nama lainnya yang melaluinya manusia dapat diselamatkan; dan setelah Dia datang dalam daging dan disalibkan, maka para orang suci dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus, yang disalibkan, bangkit dari kematian dan naik ke surga, agar mereka boleh dikuburkan dalam baptisan seperti Dia, dan dibangkitkan dalam kemuliaan seperti Dia, agar sama seperti halnya hanya ada satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, dan satu Allah dan Bapa dari semua [lihat Efesus 4:5–6], demikian pula hanya ada satu pintu ke dalam tempat tinggal kebahagiaan.”7
Anak-anak yang meninggal sebelum usia pertanggungjawaban tidak perlu dibaptiskan; mereka ditebus oleh Kurban Tebusan Yesus Kristus.
“Pembaptisan adalah untuk pengampuan dosa. Anak-anak tidak memiliki dosa. Yesus memberkati mereka dan berfirman, ‘lakukanlah apa yang telah engkau lihat Aku lakukan.’ Anak-anak semuanya dijadikan hidup dalam Kristus, dan mereka yang berusia lebih matang melalui iman dan pertobatan.”8
“Ajaran membaptiskan anak-anak, atau memerciki mereka, atau mereka harus tertimbun dalam neraka, merupakan ajaran yang tidak benar, tidak didukung oleh Tulisan Suci, dan tidaklah sejalan dengan karakter Allah. Semua anak ditebus melalui darah Yesus Kristus, dan pada saat anak-anak meninggalkan dunia ini, mereka diambil ke dalam pelukan Abraham.”9
Nabi Joseph Smith menggambarkan yang berikut sebagai bagian dari suatu penglihatan yang diterimanya pada tanggal 21 Januari 1836, yang kemudian dicatat dalam Mutiara yang Sangat Berharga, Joseph Smith—Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial 1:1, 10: “Langit terbuka bagi kami, dan aku melihat kerajaan selestial Allah, serta kemuliaan daripada kerajaan itu, … aku juga melihat bahwa semua anak yang telah mati sebelum mencapai usia pertanggungjawaban telah diselamatkan dalam kerajaan selestial surga.”10
Setelah pembaptisan dengan air, kita menerima Roh Kudus melalui penumpangan tangan.
“Injil menuntut pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa, yang merupakan arti kata itu dalam bahasa aslinya—yaitu, untuk membenamkan atau mencelupkan …. Saya selanjutnya percaya kepada karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan, [sebagaimana dibuktikan] oleh khotbah Petrus pada hari Pentakosta, Kisah Para Rasul 2:38. Anda sama saja membaptiskan sekarung pasir seperti seorang manusia, jika tidak dilakukan dengan maksud untuk pengampunan dosa dan mendapatkan Roh Kudus. Pembaptisan dengan air hanyalah separuh baptisan, dan tidak ada gunanya tanpa separuh lainnya—yaitu, pembaptisan Roh Kudus. Juruselamat berfirman, ‘Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah’ [Yohanes 3:5.]”11
Daniel Tyler mengenang sebuah ceramah yang Nabi berikan di Springfield, Pennsylvania, tahun 1833: “Selama waktu singkatnya tinggal di sana dia berkhotbah di rumah ayah saya, gubuk kayu gelondongan yang sederhana. Dia membaca Yohanes pasal 3, … Menjelaskan ayat 5, dia mengatakan, ‘Dilahirkan dari air dan Roh’ [berarti] dicelupkan ke dalam air untuk pengampunan dosa dan menerima karunia Roh Kudus sesudahnya. Ini diberikan melalui penumpangan tangan oleh seseorang yang memiliki wewenang yang diberikan kepada-Nya oleh Allah.”12
“Dilahirkan kembali, datang dengan Roh Allah melalui tata cara-tata cara.”13
“Pembaptisan adalah suatu tata cara kudus sebagai persiapan untuk menerima Roh Kudus; itu merupakan saluran dan kunci yang melaluinya Roh Kudus akan disampaikan. Karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan, tidak dapat diterima melalui perantaraan asas lain mana pun selain asas kebenaran.”14
“Bagaimana jika kita hendak berusaha untuk mendapatkan karunia Roh Kudus melalui sarana lain kecuali tanda-tanda atau jalan yang telah Allah tentukan—apakah kita akan mendapatkannya? Tentunya tidak; semua sarana lainnya akan gagal. Tuhan berfirman lakukanlah hal ini dan hal itu, dan Aku akan memberkatimu.
Ada kata-kata kunci dan tanda-tanda tertentu yang menjadi bagian dari Imamat yang harus diamati agar mendapatkan berkat-berkatnya. Tanda [yang diajarkan oleh] Petrus adalah bertobat dan dibaptiskan untuk pengampunan dosa, dengan janji karunia Roh Kudus; dan tidak dengan cara lain karunia Roh Kudus diperoleh [lihat Kisah Para Rasul 2:38].
Ada perbedaan antara Roh Kudus dan karunia Roh Kudus. Kornelius menerima Roh Kudus sebelum dia dibaptiskan, yang merupakan kuasa Allah yang meyakinkan dirinya mengenai kebenaran Injil, tetapi dia tidak dapat menerima karunia Roh Kudus sampai dia telah dibaptiskan. Jika dia tidak mengambil tanda atau tata cara ini ke atas dirinya, Roh Kudus yang meyakinkannya mengenai kebenaran Allah, akan meninggalkannya [lihat Kisah Para Rasul 10:1–48.] Sampai dia mematuhi tata cara-tata cara ini dan menerima karunia Roh kudus, melalui penumpangan tangan, menurut aturan Allah, dia tidak dapat menyembuhkan orang yang sakit atau memerintahkan roh jahat untuk keluar dari seseorang, dan roh itu mematuhinya; karena roh-roh itu dapat berkata kepadanya, seperti yang mereka lakukan kepada putraputra Skewa: ‘Paulus aku kenal dan Yesus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ [lihat Kisah Para Rasul 19:13–15.]”15
Pada bulan Desember 1839, sementara mereka berada di Washington, D. C., untuk menuntut ganti rugi atas kesalahan yang ditimpakan ke atas para Orang Suci Missouri, Joseph Smith dan Elias Higbee menulis yang berikut kepada Hyrum Smith: “Dalam wawancara kami dengan Presiden [Amerika Serikat], dia menginterogasi kami dalam hal apa agama kita berbeda dengan agama lainnya dewasa ini. Brother Joseph mengatakan bahwa kita berbeda dalam cara pembaptisan, dan karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan. Kami menganggap bahwa segala pertimbangan perbedaan lainnya tercakup dalam karunia Roh Kudus.”16
Karunia Roh Kudus mendatangkan kedamaian, sukacita, bimbingan ilahi, dan karunia lainnya ke dalam kehidupan kita.
“Kami percaya terhadap karunia Roh Kudus yang dinikmati sekarang, seperti pada zaman para Rasul; kami percaya bahwa itu [karunia Roh Kudus] perlu untuk membuat dan mengorganisasi Imamat, bahwa tidak seorang pun dapat dipanggil untuk memenuhi jabatan apa pun dalam pelayanan tanpanya; kami juga percaya pada nubuat, pada karunia bahasa, pada penglihatan, dan pada wahyu, pada karunia, serta pada penyembuhan; dan bahwa hal-hal ini tidak dapat dinikmati tanpa karunia Roh Kudus. Kami percaya bahwa orang-orang kudus zaman dahulu berbicara sebagaimana mereka digerakkan oleh Roh Kudus, dan bahwa orangorang kudus di zaman ini berbicara melalui asas yang sama; kami percaya kepadanya sebagai penghibur dan pemberi saksi, bahwa roh itu membawa hal-hal masa lalu ke dalam kenangan kita, menuntun kita ke dalam segala kebenaran, dan memperlihatkan kepada kita hal-hal yang akan datang; kami percaya bahwa ‘tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan,” selain oleh Roh Kudus’ [lihat 1 Korintus 12:3.] Kami percaya kepadanya [karunia Roh Kudus ini] dalam segala kegenapan, dan kuasa, dan kebesaran, serta kemuliaannya.”17
Pada bulan Februari 1847, hampir tiga tahun setelah Nabi Joseph Smith mati syahid, dia menampakkan diri kepada Presiden Brigham Young dan memberinya pesan ini: “Katakanlah kepada umat ini agar rendah hati dan setia serta memastikan untuk mempertahankan Roh Tuhan dan itu akan menuntun mereka dengan benar. Berhati-hatilah dan janganlah menolak suara yang halus lembut itu; itu akan mengajarkan [kepada Anda apa] yang harus Anda lakukan dan ke mana harus pergi; itu akan menghasilkan buah-buah kerajaan. Katakanlah kepada para saudara untuk menjaga hati mereka tetap terbuka bagi keyakinan agar ketika Roh Kudus datang kepada mereka, hati mereka akan siap untuk menerimanya. Mereka dapat membedakan Roh Tuhan dari semua roh lainnya. Roh itu akan membisikkan kedamaian dan sukacita ke dalam jiwa mereka, dan itu akan mengambil kedengkian, kebencian, keirihatian, pertikaian, serta semua kejahatan dari hati mereka; dan seluruh hasrat mereka akan digunakan untuk melakukan kebaikan, mendatangkan kebenaran, serta membangun kerajaan Allah. Katakan kepada saudara-saudara jika mereka mau mengikuti Roh Tuhan mereka akan melangkah dengan benar.”18
Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran
Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–xii.
-
Ulaslah halaman 101–104, ketika Nabi Joseph Smith menyatakan perasaan yang dimilikinya saat dia dan Oliver Cowdery dibaptiskan serta ketika ayahnya dibaptiskan. Kenangan apa yang Anda miliki mengenai pembaptisan Anda atau pembaptisan anggota keluarga serta teman-teman Anda? Pertimbangkan untuk mencatat kenangan ini dalam buku harian atau sejarah kehidupan Anda.
-
Pernyataan di halaman 104–108 diambil dari pesan yang Joseph Smith berikan kepada orang-orang yang telah dibaptiskan. Mengapa menurut Anda anggota Gereja yang telah dibaptiskan perlu diingatkan mengenai kebenaran ini? Wawasan baru apa yang telah Anda peroleh sewaktu Anda mempelajari ajaran-ajaran ini?
-
Apa yang dapat Anda katakan kepada seorang teman yang percaya bahwa pembaptisan tidaklah perlu? Apa yang dapat Anda katakan kepada seorang teman yang percaya bahwa bayi perlu dibaptiskan? (Untuk beberapa contoh, lihat halaman 108–109).
-
Bacalah alinea lengkap yang kedua di halaman 109. Mengapa pembaptisan “tidak ada gunanya” tanpa karunia Roh Kudus? Joseph Smith berkata, “˜Ada perbedaan antara Roh Kudus dan karunia Roh Kudus” (hlm. 111). Dari pengalaman Anda, apa saja berkat yang dapat datang ke dalam kehidupan kita ketika kita memiliki karunia Roh Kudus?
-
Ulaslah alinea kedua di halaman 111. Mengapa cara pembaptisan merupakan perbedaan yang penting antara Gereja yang dipulihkan dengan gereja-gereja lainnya? Mengapa karunia Roh Kudus merupakan perbedaan yang penting? Dengan cara apa “segala pertimbangan perbedaan lainnya … dicakup dalam karunia Roh Kudus”?
-
Pelajarilah alinea terakhir dalam bab ini (hlm. 112). Pikirkan mengenai bagaimana Anda dapat hidup agar layak untuk menerima dan mengenali bisikan Roh Kudus.
Tulisan Suci Terkait: Yohanes 15:26; Roma 6:3–6; 2 Nefi 31:13; 3 Nefi 11:18–41; Moroni 8:1–23