Ajaran-Ajaran Presiden
Bab 8: Imamat yang Abadi


Bab 8

Imamat yang Abadi

“Imamat Melkisedek … adalah saluran yang melaluinya semua pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan setiap hal penting diwahyukan dari surga.”

Dari Kehidupan Joseph Smith

Setelah mereka menerima Imamat Harun serta tata cara pembaptisan, Joseph Smith dan Oliver Cowdery menerima berkatberkat yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Nabi mencatat: “Oleh karena pikiran kami sekarang diterangi, maka tulisan suci menjadi lebih jelas bagi kami dan arti sebenarnya serta maksud kalimat-kalimat yang lebih tersembunyi terungkapkan kepada kami dengan suatu cara yang tidak pernah kami peroleh sebelumnya, maupun yang pernah kami duga” (Joseph Smith 1:74). Dengan wawasan tambahan ini, mereka terus maju dalam pekerjaan mereka menerjemahkan Kitab Mormon. Tetapi Nabi belum menerima suatu berkat yang penting—berkat yang perlu sebelum dia dapat mengorganisasi Gereja, menegakkan jabatanjabatan dan kuorum-kuorum keimamatan, serta menganugerahkan karunia Roh Kudus. Mereka harus menerima Imamat Melkisedek.

Sebagaimana yang dijanjikan oleh Yohanes Pembaptis, berkat ini diberikan kepada Joseph dan Oliver tidak lama setelah mereka menerima Imamat Harun. Rasul zaman dahulu yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada mereka di sebuah lokasi yang terpencil di dekat Sungai Susquehanna dan menganugerahkan Imamat Melkisedek ke atas mereka. Joseph kemudian menyatakan bahwa dia mendengar “suara Petrus, Yakobus, dan Yohanes di belantara antara Harmony, Susquehanna County dengan Colesville, Broome County, pada Sungai Susquehanna, yang menyatakan diri mereka sebagai memiliki kunci-kunci kerajaan dan dari masa kelegaan kegenapan zaman!” (A&P 128:20).

Di tahun-tahun sesudahnya, Joseph Smith dikunjungi oleh banyak pemegang imamat lainnya dari zaman dahulu. Para utusan Allah ini datang untuk memulihkan kunci-kunci keimamatan yang perlu untuk menjadikan berkat-berkat penuh dari Injil tersedia bagi anak-anak Allah. Mereka juga datang untuk mengajar Nabi yang akan berdiri sebagai kepala dari masa kelegaan kegenapan zaman.

Presiden John Taylor, presiden ketiga Gereja, menjelaskan: “Musa, Elia, Elias, dan banyak tokoh pemimpin yang disebutkan dalam Tulisan Suci, yang telah berfungsi pada berbagai masa kelegaan, datang dan menganugerahkan kepada Joseph beragam kunci, kuasa, hak, kesempatan istimewa, dan [izin] yang mereka nikmati pada masa mereka …. Apa pun pengetahuan, kecerdasan, Imamat, kuasa, wahyu yang dianugerahkan kepada para pria itu di zaman yang berbeda, kembali dipulihkan ke bumi dengan pelayanan dan melalui perantaraan mereka yang memegang Imamat kudus Allah di masa kelegaan yang berbeda-beda dimana mereka hidup.”1

Presiden Taylor juga menyatakan: “Jika Anda bertanya kepada Joseph seperti apa rupa Adam, dia akan segera memberi tahu Anda; dia akan memberi tahu Anda ukuran dan penampilannya serta segala hal mengenainya. Anda mungkin telah bertanya kepadanya seperti apa Petrus, Yakobus, dan Yohanes itu, dan dia dapat memberi tahu Anda. Mengapa? Karena dia telah bertemu dengan mereka.”2

Pada bulan September 1842, Nabi menulis sepucuk surat kepada Gereja menyatakan sukacitanya sewaktu dia merenungkan pengetahuan dan kunci-kunci imamat yang kini dipulihkan ke bumi: “Dan lagi, apa yang kita dengar? Kabar gembira dari Kumorah! Moroni, seorang malaikat dari surga memaklumkan penggenapan para nabi—kitab yang akan diungkapkan …. Dan suara Mikhael pemimpin malaikat; suara Gabriel dan Rafael, serta pelbagai malaikat, mulai dari Mikhael atau Adam terus sampai saat sekarang, semuanya menyatakan kelegaan, hak, kunci, penghormatan, keagungan dan kemuliaan, serta kuasa keimamatan mereka; memberikan baris demi baris, ajaran demi ajaran; sedikit demi sedikit, memberi kita hiburan dengan menyatakan tentang hal yang akan datang, menguatkan harapan kita!” (A&P 128:20–21).

Ajaran-Ajaran Joseph Smith

Imamat adalah abadi dan telah dipegang oleh para nabi dalam setiap masa kelegaan.

“Telah ada rantai wewenang dan kuasa dari Adam turun sampai masa sekarang ini.”3

“Imamat pertama diberikan kepada Adam; dia memperoleh Presidensi Utama, dan memegang kunci-kuncinya dari generasi ke generasi. Dia memperolehnya pada saat Penciptaan, sebelum dunia dibentuk, seperti di dalam Kejadian 1:26, 27, 28. Dia memiliki kekuasaan yang diberikan kepadanya atas segala makhluk hidup. Dia adalah Mikhael sang Pemimpin Malaikat, yang dibicarakan di dalam Tulisan Suci. Kemudian kepada Nuh, yang adalah Gabriel; dia berdiri setelah Adam dalam wewenang dalam Keimamatan; dia dipanggil Allah pada jabatan ini, dan adalah bapa dari semua yang hidup pada zamannya, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Para pria ini memegang kunci-kunci pertama-tama di bumi, dan kemudian di surga.

Imamat adalah suatu asas yang abadi, dan ada bersama Allah dari kekekalan, dan akan ada hingga kekekalan, tanpa awal hari atau akhir tahun [lihat Terjemahan Joseph Smith terhadap Ibrani 7:3]. Kunci-kunci harus dibawa dari surga kapan pun Injil dikirimkan. Sewaktu itu diungkapkan dari surga, itu adalah melalui wewenang Adam.

Daniel dalam pasalnya yang ketujuh berbicara mengenai Yang Lanjut Usianya; dia maksudkan orang yang tertua, Bapa kita Adam, Mikhael; dia akan memanggil anak-anaknya untuk berkumpul dan mengadakan suatu pertemuan dewan dengan mereka untuk mempersiapkan mereka bagi kedatangan Putra Manusia [lihat Daniel 7:9–14]. Dia (Adam) adalah bapa dari umat manusia, dan memimpin roh semua orang, dan semua yang pernah memiliki kuncikunci harus berdiri di hadapannya dalam dewan raya ini …. Putra Manusia berdiri di hadapannya, dan di sana diberikan kepadanya kemuliaan dan kekuasaan. Adam menyerahterimakan tugas pengawasannya kepada Kristus, tugas itu yang diberikan kepadanya sebagai yang memegang kunci alam semesta, tetapi mempertahankan kedudukannya sebagai kepala dari umat manusia.

… Bapa memanggil semua roh di hadapan-Nya saat penciptaan manusia, dan mengatur mereka. Dia (Adam) adalah kepalanya, dan diberi tahu untuk beranak cucu. Kunci-kunci pertamatama diberikan kepadanya, dan melaluinya diberikan kepada yang lainnya. Dia harus memberikan laporan mengenai tugas pengawasannya, dan mereka kepadanya.

Imamat adalah abadi. Juruselamat, Musa, dan Elias [Elia], memberikan kunci-kunci kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes di atas gunung, sewaktu mereka diubah rupa di hadapan-Nya. Imamat adalah kekal—tanpa awal hari atau akhir tahun; tanpa ayah, ibu, dst. Jika tidak ada perubahan tata cara, tidak ada perubahan Imamat. Kapan pun tata cara-tata cara Injil dilaksanakan, di sana ada Imamat.

Bagaimana kita telah sampai pada Imamat di zaman akhir? Imamat itu datang, turun, melalui penerusan pergantian yang biasa. Petrus, Yakobus, dan Yohanes memiliki imamat yang diberikan kepada mereka dan mereka memberikannya kepada yang lain. Kristus adalah Imam Tinggi Agung; Adam berikutnya. Paulus berbicara mengenai Gereja menjadi suatu himpunan malaikat yang tak terhitung banyaknya—kepada Allah Sang Hakim dari semua—roh-roh orang-orang benar yang dijadikan sempurna; kepada Yesus Sang Perantara perjanjian baru [lihat Ibrani 12:22–24].”4

Para nabi yang memegang kunci-kunci imamat di zaman dahulu telah bergabung dalam memunculkan pekerjaan masa kelegaan yang terakhir.

“Saya melihat Adam di lembah Adam-ondi-Ahman. Dia memanggil anak-anaknya berkumpul dan memberkati mereka dengan sebuah berkat bapa bangsa. Tuhan menampakkan diri di tengah-tengah mereka, dan dia (Adam) memberkati mereka semua, serta meramalkan apa yang akan terjadi kepada mereka sampai generasi yang terakhir.

Inilah sebabnya Adam memberkati keturunannya; dia ingin membawa mereka ke hadirat Allah. Mereka mencari sebuah kota, dst., [‘yang direncanakan dan dibangun oleh Allah’—Ibrani 11:10]. Musa berupaya untuk membawa anak-anak Israel ke hadirat Allah, melalui kuasa Imamat, tetapi dia tidak dapat. Di zamanzaman pertama dunia mereka berusaha untuk menegakkan hal yang sama; dan ada Elias-Elias dibangkitkan yang berusaha untuk memulihkan kemuliaan ini, tetapi tidak memperolehnya; tetapi mereka bernubuat mengenai suatu masa ketika kemuliaan ini akan diungkapkan. Paulus berbicara mengenai masa kelegaan kegenapan zaman, ketika Allah akan mengumpulkan segala sesuatu menjadi satu, dst. [lihat Efesus 1:10]; dan para pria itu yang kepadanya kunci-kunci ini telah diberikan, harus berada di sana; dan mereka tanpa kita tidak dapat dijadikan sempurna.

Para pria ini ada di surga, tetapi anak-anak mereka berada di bumi. Hati sanubari mereka mendambakan kita. Allah mengutus orang-orang untuk alasan ini. ‘Anak manusia akan menyuruh para malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya’ [Matius 13:41.] Semua tokoh pimpinan ini akan datang dan bergabung bergandengan tangan dalam memunculkan pekerjaan ini.

Kerajaan Surga adalah seumpama biji sesawi. Biji sesawi itu kecil, tetapi menghasilkan pohon yang besar, dan burung-burung bersarang dalam cabang-cabangnya [lihat Markus 4:30–32]. Burung-burung adalah para malaikat. Demikianlah para malaikat turun, bergabung untuk mengumpulkan anak-anak mereka, dan mengumpulkan mereka. Kita tidak dapat dijadikan sempurna tanpa mereka, atau mereka tanpa kita; sewaktu semua hal ini telah selesai, Putra Manusia akan turun, Yang Lanjut Usianya duduk; kita boleh datang kepada himpunan malaikat yang tak terhitung banyaknya, bersekutu dengan dan menerima petunjuk dari mereka.”5

Tata cara-tata cara Imamat telah ditegakkan sejak permulaan dan harus dipertahankan dalam cara yang telah Allah tetapkan.

“Adam … adalah orang pertama, yang dibicarakan dalam Daniel sebagai ‘Yang Lanjut Usianya’ [Daniel 7:9], atau dengan perkataan lain, yang pertama dan tertua di antara semuanya, leluhur utama yang mengenainya dikatakan di tempat lain bahwa dia adalah Mikhael, karena dia adalah yang pertama dan bapa dari semuanya, bukan hanya melalui keturunan, tetapi yang pertama untuk memegang berkat-berkat rohani, kepada siapa Kristus pertama-tama diungkapkan, dan melalui siapa Kristus telah diungkapkan dari surga, dan akan terus diungkapkan sejak saat itu. Adam memegang kunci-kunci masa kelegaan kegenapan zaman; yaitu masa kelegaan dari semua zaman yang pernah dan akan diungkapkan melaluinya sejak permulaan hingga Kristus, dan dari Kristus hingga akhir dari semua masa kelegaan yang akan diungkapkan….

… [Allah] menetapkan tata cara-tata cara agar sama selamalamanya, dan menetapkan Adam untuk mengawasinya, untuk mengungkapkannya dari surga kepada manusia, atau untuk mengirimkan malaikat untuk mengungkapkannya. ‘Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?’ [Ibrani 1:14.]

Para malaikat ini ada di bawah arahan Mikhael atau Adam, yang bertindak di bawah arahan Tuhan. Dari kutipan di atas kita belajar bahwa Paulus secara sempurna memahami tujuan Allah dalam kaitannya terhadap hubungan-Nya dengan manusia, dan aturan yang agung serta sempurna itu yang Dia tegakkan dalam Diri-Nya Sendiri, yang melaluinya Dia mengirimkan kuasa, wahyu, dan kemuliaan.

Allah tidak akan mengakui dia yang tidak Dia panggil, tahbiskan, dan pilih. Pada mulanya Allah memanggil Adam melalui suara-Nya Sendiri. ‘Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi”’ [Kejadian 3:9–10.] Adam menerima perintah dan petunjuk dari Allah: inilah aturannya sejak permulaan.

Bahwa dia menerima wahyu, perintah dan tata cara pada mulanya adalah di luar kuasa kontroversi; kalau tidak bagaimana mereka mulai mempersembahkan kurban kepada Allah dengan cara yang diterima? Dan jika mereka mempersembahkan kurban mereka haruslah diwenangkan melalui penahbisan. Kita membaca dalam Kejadian [4:4] bahwa Habel membawa yang sulung di antara ternaknya dan lemak-lemaknya, dan Tuhan menghormati Habel serta persembahannya….

Maka, inilah kodrat dari Imamat; setiap orang memegang Presidensi dari masa kelegaannya, dan satu orang memegang Presidensi dari semuanya itu, bahkan Adam; dan Adam menerima Presidensi dan wewenangnya dari Tuhan, tetapi tidak dapat menerima suatu kegenapan sampai Kristus akan mempersembahkan Kerajaan kepada Bapa, yang akan terjadi di akhir masa kelegaan yang terakhir.

Kuasa, kemuliaan, dan berkat-berkat Imamat tidak dapat berlanjut dengan mereka yang menerima penahbisan kecuali kesalehan mereka berlanjut; karena Kain yang juga diwenangkan untuk mempersembahkan kurban, tetapi tidak mempersembahkannya dalam kesalehan, dikutuk. Itu menandakan, karenanya, bahwa tata cara-tata cara haruslah dipertahankan persis dalam cara yang telah Allah tetapkan; kalau tidak Imamat mereka akan terbukti menjadi suatu kutukan daripada suatu berkat.”6

Imamat Melkisedek merupakan saluran yang melaluinya Allah menyatakan Diri-Nya Sendiri dan tujuan-Nya.

“Ada dua Imamat yang dibicarakan dalam Tulisan Suci, yaitu, Imamat Melkisedek dan Imamat Harun atau Lewi. Meskipun ada dua Imamat, namun Imamat Melkisedek mencakup Imamat Harun atau Lewi, dan merupakan kepala utamanya, serta memegang wewenang tertinggi yang berkaitan dengan Imamat, dan kunci-kunci Kerajaan Allah di segala zaman dunia sampai keturunan yang terakhir di atas bumi, serta merupakan saluran yang melaluinya semua pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal yang penting diungkapkan dari surga.

Pengadaannya adalah sebelum ‘peletakan dasar bumi, atau bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, atau semua anak Allah bersorak-sorai’ [lihat Ayub 38:4–7], dan merupakan Imamat yang tertinggi serta terkudus, dan adalah menurut aturan Putra Allah, dan semua Imamat lainnya hanyalah merupakan bagian, penggalan, kuasa, serta berkat yang menjadi bagian dari Imamat yang sama, dan dipegang, dikendalikan, dan diarahkan olehnya. Itu merupakan saluran yang melaluinya Yang Mahakuasa mulai mengungkapkan kemuliaan-Nya di permulaan penciptaan bumi ini, dan yang melaluinya Dia telah melanjutkan untuk mengungkapkan Diri-Nya Sendiri kepada anak-anak manusia hingga saat ini, dan yang melaluinya Dia akan mewartakan tujuan-tujuan-Nya hingga akhir masa.”7

“Kuasa Imamat Melkisedek berarti memiliki kuasa ‘kehidupan tanpa akhir;’ karena perjanjian abadi tidaklah dapat dipatahkan …. Apakah kuasa Imamat? Bukanlah Imamat Harun yang melayani dalam tata cara jasmaniah dan persembahan kurban. Mereka yang memegang kegenapan Imamat Melkisedek adalah para raja dan imam dari Allah Yang Maha Tinggi, memegang kunci-kunci kuasa dan berkat. Kenyataannya, imamat itu adalah hukum teokrasi yang sempurna, dan berdiri bagaikan Allah untuk memberikan hukum kepada orang-orang, melaksanakan kehidupan tanpa akhir kepada para putra dan putri Adam….

‘Tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya’ [Ibrani 7:3.] Imamat Melkisedek memegang hak dari Allah yang kekal, dan bukan melalui keturunan dari ayah dan ibu; dan imamat itu sama kekalnya dengan Allah Sendiri, tanpa memiliki permulaan hari ataupun akhir hidup….

… Imamat Lewi [Harun], terdiri dari para imam untuk melayani dalam tata cara-tata cara jasmaniah, [adalah] dibuat tanpa suatu sumpah; tetapi Imamat Melkisedek adalah melalui sumpah dan perjanjian.”8

“Imamat Tinggi Melkisedek [adalah] tidak lain daripada Imamat Putra Allah; … ada tata cara tertentu yang menjadi bagian dari Imamat, yang darinya mengalir hasil-hasil tertentu …. Satu hak istimewa besar Imamat adalah untuk mendapatkan wahyu mengenai pikiran dan kehendak Allah. Merupakan juga hak istimewa Imamat Melkisedek, untuk menegur, menghardik, dan memperingatkan, seperti juga untuk menerima wahyu.”9

“Semua imamat adalah Melkisedek; tetapi ada penggalan atau tahapan yang berbeda darinya …. Semua nabi memiliki Imamat Melkisedek.”10

“Saya menasihati semua orang untuk terus menuju kesempurnaan, dan menyelidiki lebih dalam misteri Keallahan. Seseorang tidak dapat melakukan apa pun bagi dirinya sendiri kecuali Allah mengarahkannya di jalan yang benar; dan imamat adalah untuk tujuan itu.”11

Seseorang haruslah diberi wewenang oleh Allah dan ditahbiskan pada imamat untuk melayani dalam tata cara-tata cara keselamatan.

Pasal-Pasal Kepercayaan ke-5: “Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang, untuk memberitakan Injil serta melaksanakan tata cara-tata cara daripadanya.”12

“Kita percaya bahwa tidak seorang pun dapat melaksanakan keselamatan melalui Injil, bagi jiwa manusia, dalam nama Yesus Kristus, kecuali dia diberi wewenang dari Allah, melalui wahyu, atau melalui penahbisan oleh seseorang yang Allah telah utus melalui wahyu, sebagaimana dituliskan oleh Paulus, Roma 10:14, ‘Tetapi bagaimanakah mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia, Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?’ Dan saya akan bertanya, bagaimana mereka dapat diutus tanpa suatu wahyu, atau suatu peragaan nyata lainnya akan pernyataan dari Allah? Dan lagi, Ibrani 5:4, ‘Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.’—Dan saya akan bertanya, bagaimanakah Harun dipanggil, kecuali melalui wahyu?”13

“Malaikat memberi tahu Kornelius yang baik bahwa dia haruslah meminta dipanggilkan Petrus untuk mengetahui bagaimana bisa diselamatkan [lihat Kisah Para Rasul 10:21–22]: Petrus dapat membaptiskan, dan malaikat tidak dapat, selama ada pejabat-pejabat resmi dalam daging yang memegang kunci-kunci kerajaan, atau wewenang Imamat. Masih ada satu bukti lebih lanjut mengenai hal ini, dan itu adalah bahwa Yesus Sendiri ketika Dia menampakkan diri kepada Paulus dalam perjalanannya ke Damaskus, tidak memberi tahu dia bagaimana dia dapat diselamatkan. Dia telah menetapkan dalam gereja pertama-tama para Rasul, dan kedua para nabi, untuk pekerjaan pelayanan, penyempurnaan para orang suci, dst. [lihat Efesus 4:11–12]; dan karena hukum utama surga adalah bahwa tidak sesuatu pun akan pernah dilakukan di bumi tanpa mengungkapkan rahasianya kepada hamba-hamba-Nya, para Nabi, sejalan dengan Amos 3:7, demikianlah Paulus tidak dapat mempelajari begitu banyak dari Tuhan perihal tugasnya dalam penyelamatan biasa manusia, seperti yang dapat dipelajarinya dari salah seorang duta Kristus yang dipanggil dengan panggilan surgawi yang sama dari Tuhan, dan dianugerahi dengan kuasa yang sama dari tempat yang tinggi— sehingga apa yang mereka lepaskan di bumi, akan dilepaskan di surga; dan apa yang mereka ikat di bumi akan terikat di surga [lihat Matius 16:19].”14

Adalah suatu hak istimewa yang besar untuk meningkatan jabatan apa pun dari Imamat.

“Imamat …. dapat diilustrasikan dengan bentuk tubuh manusia, yang memiliki bagian-bagian yang berbeda, yang memiliki jabatan yang berbeda untuk dilakukan; semuanya penting dalam tempatnya, dan tubuh tidaklah lengkap tanpa semua anggotanya …. Jika seorang Imam memahami tugasnya, panggilannya, dan pelayanannya, dan berkhotbah melalui Roh Kudus, kenikmatannya adalah sama besarnya seolah dia adalah salah seorang dari Presidensi; dan pelayanannya adalah sama pentingnya dalam tubuh, seperti juga pelayanan para Pengajar dan Diaken.”15

Eliza R. Snow melaporkan: “[Joseph Smith memberikan] petunjuk mengenai jabatan yang berbeda-beda, dan perlunya bagi setiap individu untuk bertindak dalam lingkup yang ditentukan baginya, dan mengisi beberapa jabatan yang padanya mereka ditetapkan. Dia berbicara mengenai kecenderungan banyak orang untuk menganggap jabatan-jabatan yang lebih rendah di Gereja tidak terhormat, dan memandang dengan mata yang iri terhadap kedudukan orang lain yang dipanggil untuk memimpin atas mereka; bahwa itu adalah kebodohan dan omong kosong hati manusia bagi seseorang untuk mencita-citakan posisi yang lain daripada yang padanya mereka ditetapkan oleh Allah untuk mereka isi; bahwa adalah lebih baik bagi individu-individu untuk mengembangkan panggilan mereka masing-masing …. Semua hendaknya mencita-citakan untuk mengembangkan jabatan dan panggilan sendiri.”16

Saran untuk Pembelajaran dan Pengajaran

Pertimbangkanlah gagasan berikut ketika Anda mempelajari bab ini atau ketika Anda mempersiapkan diri untuk mengajar. Untuk bantuan tambahan, lihat halaman vii–xii.

  • Ulaslah laporan mengenai Petrus, Yakobus, dan Yohanes menganugerahkan Imamat Melkisedek kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery (hlm. 115). Berkat-berkat apa yang telah Anda dan keluarga Anda terima karena Imamat Melkisedek telah dipulihkan?

  • Sepanjang bab ini, Joseph Smith bersaksi mengenai rantai wewenang Imamat melalui penerusan pergantian para nabi. Mengapa menurut Anda ajaran ini penting untuk dia ajarkan pada zamannya? Mengapa kita perlu mengerti ajaran ini dewasa ini? Bagaimana rantai wewenang yang dijabarkan Joseph Smith berkaitan dengan garis wewenang imamat seseorang?

  • Sewaktu Anda membaca bab ini, simaklah penggunaan Nabi Joseph Smith terhadap kata-kata abadi, kekal, dan kekekalan. Apa yang diberitahukan oleh istilah-istilah ini kepada Anda mengenai kodrat dan pentingnya Imamat?

  • Joseph Smith mengajarkan bahwa Allah “menetapkan tata caratata cara agar sama selama-lamanya” dan “bahwa tata cara-tata cara haruslah dipertahankan persis dalam cara yang telah Allah tetapkan” (hlm. 121–123). Bagaimana ajaran-ajaran ini meningkatkan pemahaman Anda mengenai tata cara Injil?

  • Ulaslah ajaran Nabi Joseph Smith mengenai Imamat Melkisedek (hlm. 123–124). Pikirkan tentang bagaimana pentingnya Imamat Melkisedek dalam segala aspek Injil. Apa pikiran dan perasaan Anda sewaktu Anda merenungkan Imamat Melkisedek dengan cara ini?

  • Ulaslah dua alinea terakhir dalam bab ini (hlm. 126–127). Bagaimana Anda telah melihat bahwa setiap anggota Gereja memainkan bagian yang penting dalam pekerjaan Tuhan? Apa akibatnya jika kita ‘memandang dengan mata yang iri’ mereka yang dipanggil untuk melayani sebagai pemimpin di Gereja? Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan panggilan Anda sendiri.

Tulisan Suci Terkait: Alma 13:1–12; A&P 27:5–14; 84:33–44, 109–10; 107:6–20; 121:34–46

Catatan

  1. John Taylor, Deseret News: SemiWeekly, 18 April 1882, hlm. 1; pembagian alinea diubah.

  2. John Taylor, Deseret News: SemiWeekly, 20 Maret 1877, hlm. 1.

  3. History of the Church, 4:425; dari risalah konferensi Gereja yang diadakan pada tanggal 3 Oktober 1841, di Nauvoo, Illinois, diterbitkan dalam Times and Seasons, 15 Oktober 1841, hlm. 577.

  4. History of the Church, 3:385–388; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith sekitar Juli 1839 di Commerce, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards.

  5. History of the Church, 3:388–389; kata-kata dalam tanda kurung perangkat pertama di alinea kedua sesuai aslinya; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith sekitar Juli 1839 di Commerce, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards.

  6. History of the Church, 4:207–209; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang disiapkan oleh Joseph Smith dan dibacakan pada konferensi Gereja yang diadakan tanggal 5 Oktober 1840, di Nauvoo, Illinois.

  7. History of the Church, 4:207; ejaan dan tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang disiapkan oleh Joseph Smith dan dibacakan pada konferensi Gereja yang diadakan tanggal 5 Oktober 1840, di Nauvoo, Illinois.

  8. History of the Church, 5:554–555; huruf besar dimodernkan; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith tanggal 27 Agustus 1843, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Willard Richards dan William Clayton; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

  9. History of the Church, 2:477; tanda baca dimodernkan; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 6 April 1837, di Kirtland, Ohio; dilaporkan oleh Messenger and Advocate, April 1837, hlm. 487.

  10. Dikutip oleh William Clayton, melaporkan sebuah ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 5 Januari 1841, di Nauvoo, Illinois; di L. John Nuttall, “Extracts from William Clayton’s Private Book,” hlm. 5, Journals of L. John Nuttall, 1857–1904, L. Tom Perry Special Collections, Brigham Young University, Provo, Utah; salinan dalam Arsip Gereja, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Salt Lake City, Utah.

  11. History of the Church, 6:363; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 12 Mei 1844, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Thomas Bullock.

  12. Pasal-Pasal Kepercayaan ke-5.

  13. Surat dari Joseph Smith kepada Isaac Galland, 22 Maret 1839, penjara Liberty, Liberty, Missouri, diterbitkan dalam Times and Seasons, Februari 1840, hlm. 54; tanda baca dan huruf besar dimodernkan.

  14. “Baptism,” sebuah tajuk rencana yang diterbitkan dalam Times and Seasons, 1 September 1842, hlm. 905; tata bahasa dimodernkan; Joseph Smith adalah redaktur dari terbitan berkala tersebut.

  15. History of the Church, 2:478; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith tanggal 6 April 1837, di Kirtland, Ohio; dilaporkan oleh Messenger and Advocate, April 1837, hlm. 487.

  16. History of the Church, 4:603, 606; pembagian alinea diubah; dari ceramah yang diberikan oleh Joseph Smith pada tanggal 28 April 1842, di Nauvoo, Illinois; dilaporkan oleh Eliza R. Snow; lihat juga tambahan, halaman 562, butir 3.

Melchizedek Priesthood being conferred

Para Rasul zaman dahulu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menganugerahkan Imamat Melkisedek kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery. ” Kunci-kunci [imamat],” Nabi menyatakan, “harus dibawa dari surga kapan pun Injil dikirimkan.”

Adam-ondi-Ahman

“Saya melihat Adam di lembah Adam-ondi-Ahman. Dia memanggil anak-anaknya berkumpul dan memberkati mereka dengan sebuah berkat bapa bangsa. Tuhan menampakkan diri di tengah-tengah mereka.”

setting apart

“Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang, untuk memberitakan Injil serta melaksanakan tata cara-tata cara daripadanya.”