2011
Penatua Kazuhiko Yamashita
Mei 2011


Penatua Kazuhiko Yamashita

Dari Tujuh Puluh

Elder Kazuhiko Yamashita

Sejak menjadi uskup muda di Fukuoka, Jepang, bertahun-tahun yang lalu, Penatua Kazuhiko Yamashita telah belajar dari teladan dan sikap baik dari para pemimpin seniornya.

Segera setelah Penatua Yamashita menikahi istrinya, Tazuko Tashiro, mereka pindah dari Tokyo ke Fukuoka, di mana Penatua Yamashita dipanggil sebagai uskup ketika dia dalam usia akhir 20 tahunan.

“Itu sulit bagi saya dan keluarga saya,” kata Penatua Yamashita. “Kami memiliki tiga anak kecil pada waktu itu dan masih baru di area itu—tetapi juga sebuah pengajaran yang sangat baik serta pengalaman belajar bagi saya, dan kesaksian serta iman saya menjadi lebih kuat.”

“Tentu saja saya mengalami masa-masa sulit, karena keluarga saya masih muda dan saya tidak memiliki banyak pengalaman sebagai pemimpin Gereja sebelumnya,” kata Penatua Yamashita. “Para pemimpin senior saya adalah teladan yang baik dan mengajarkan kepada saya banyak pelajaran melalui sikap dan perilaku mereka.”

Sister Yamashita mengatakan bahwa dia telah melihat suaminya menerima banyak panggilan dan menjadi seorang ayah dan pemimpin rohani yang hebat melalui tantangan-tantangan yang diberikan panggilan-panggilan itu. Berkali-kali dia telah melihat suaminya berubah serta menjadi seorang ayah dan suami yang lebih ramah dan lebih mengasihi. Keluarga itu senang melewati waktu bersama, termasuk melakukan perjalanan panjang setiap tahun.

Penatua Yamashita yang lahir pada September 1953 adalah putra Kiyoshi dan Sadae Yamashita. Dia tumbuh di Tokyo, Jepang, di mana dia menemukan Gereja pada 1971 melalui Ekspo 70, Pekan Raya Dunia.

Penatua Yamashita menerima gelar sarjana pendidikan dari Universitas Saitama dan gelar pascasarjana ilmu pengetahuan olahraga dari Universitas Tsukuba. Dia juga belajar filsafat pendidikan jasmani di Universitas Brigham Young. Penatua Yamashita telah menjadi instruktur dan dosen di berbagai universitas dan melayani dalam sejumlah organisasi ilmu pengetahuan, komunitas, dan olahraga.

Penatua Yamashita dan istrinya menikah pada 29 Maret 1980, dan dimeteraikan pada Desember 1980, setelah penuntasan Bait Suci Tokyo, Jepang. Mereka memiliki enam anak.

Sebelum pemanggilannya pada Kuorum Pertama Tujuh Puluh, Penatua Yamashita melayani sebagai uskup, anggota dewan tinggi, presiden misi pasak, presiden pasak, dan Area Tujuh Puluh.