2011
Penatua O. Vincent Haleck
Mei 2011


Penatua O. Vincent Haleck

Dari Tujuh Puluh

Elder O. Vincent Haleck

Sejak usia muda Penatua Otto Vincent Haleck membayar persepuluhan, berpuasa, dan menelaah tulisan suci—dan kemudian dia bertemu dengan para misionaris serta dibaptis.

Ibu Penatua Haleck adalah anggota Gereja tetapi tidak pernah hadir selama bertahun-tahun. Ayahnya bukan anggota Gereja. Namun keluarga itu membayar persepuluhan, berpuasa setiap minggu, membaca Alkitab setiap hari, dan memberikan apa yang mereka miliki kepada mereka yang membutuhkan. Penatua Haleck datang dari sebuah warisan iman.

Penatua Haleck lahir pada Januari 1949 di Samoa Amerika. Orang tuanya, Otto dan Dorothy Haleck, mengirim dia bersekolah di California, AS. Pada usia 17 tahun, dia memerhatikan beberapa teman dalam badan kesiswaan berbeda dari para siswa lain. “Mereka mengundang saya ke Kebersamaan, dan apa yang terjadi sesudahnya adalah sejarah saya,” kata Penatua Haleck.

Penatua Haleck menerima gelar sarjana periklanan dan pemasaran dari Universitas Brigham Young. Dia memiliki sejumlah bisnis di Samoa Amerika dan terlibat dalam pekerjaan filantropi. Penatua Haleck dan istrinya, Peggy Ann Cameron, menikah pada 29 Juni 1972, di Bait Suci Provo, Utah. Mereka adalah orang tua dari tiga anak.

Pada akhirnya seluruh keluarga Penatua Haleck menemukan Injil. Penatua Haleck memperoleh kesempatan istimewa untuk membaptis ayahnya yang berusia 80 tahun dan melihat ibunya kembali ke kegiatan Gereja setelah 50 tahun pernikahan.

Sebelum pemanggilannya pada Kuorum Kedua Tujuh Puluh, Penatua Haleck melayani sebagai misionaris penuh-waktu di Misi Samoa Apia, uskup, anggota dewan tinggi pasak, bapa bangsa, presiden pasak, dan yang terkini, presiden Misi Samoa Apia.

Penatua Haleck percaya bahwa semua pengalaman hidupnya telah menuntun dia ke mana dia berada sekarang. “Saya melihat ke belakang dalam kehidupan saya, dan saya dapat mengatakan bahwa saya dapat melihat tangan Tuhan,” kata Penatua Haleck. “Saya bersyukur dan terhormat atas rasa percaya Tuhan yang telah diberikan kepada kami. Saya mengasihi Tuhan dan berharap untuk menjadi alat yang baik. Saya tahu Tuhan akan membantu saya.”