2011
Kesaksian
Mei 2011


Kesaksian

Landasan dari memperoleh dan mempertahankan kesaksian tentang Injil Yesus Kristus adalah lugas, jelas dan dalam batas kemampuan setiap orang.

Elder Cecil O. Samuelson Jr.

Salah satu berkat besar hidup saya selama bertahun-tahun adalah kesempatan untuk dikelilingi dan bekerja dengan kaum muda Gereja. Saya menganggap pergaulan dan pertemanan ini di antara yang paling manis dan paling berharga dalam hidup saya. Itu juga merupakan dasar dari banyaknya rasa optimis yang saya miliki untuk masa depan Gereja, masyarakat dan dunia.

Selama interaksi ini, saya juga berkesempatan istimewa berbincang dengan beberapa yang memiliki beragam keraguan atau tantangan dengan kesaksian mereka. Sementara perinciannya beragam dan kadang unik, banyak pertanyaan dan sebab kebingungan cukup serupa. Begitu pula, ini merupakan isu dan keprihatinan yang tidak terbatas pada kelompok orang atau usia tertentu. Itu dapat mengganggu mereka yang adalah anggota Gereja selama bergenerasi-generasi, anggota Gereja yang relatif baru dan juga mereka yang baru mulai membiasakan diri dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Pertanyaan mereka biasanya merupakan hasil dari pertanyaan atau keingintahuan yang jujur. Karena implikasinya begitu signifikan dan serius bagi kita masing-masing, tampaknya pantas untuk mempertimbangkan masalah kesaksian kita. Dalam konteks Orang Suci Zaman Akhir kita, kita merujuk pada kesaksian kita sebagai kesaksian pasti kita akan kebenaran dari Injil Yesus Kristus, yang diperoleh dengan wahyu melalui Roh Kudus.

Sementara sebuah kesaksian sederhana dan jelas dalam pernyataan yang mendefinisikan ini, muncul darinya beberapa potensi pertanyaan, seperti: Siapa yang berhak memiliki kesaksian? Bagaimana orang memperoleh wahyu yang dibutuhkan? Apa saja langkah-langkah dalam mendapatkan kesaksian? Apakah memperoleh kesaksian suatu peristiwa atau proses yang berkelanjutan? Setiap pertanyaan ini dan yang lainnya memiliki turunannya sendiri tetapi landasan dari memperoleh dan mempertahankan kesaksian tentang Injil Yesus Kristus adalah lugas, jelas dan dalam batas kemampuan setiap orang.

Perkenankan saya secara singkat menanggapi kemungkinan ketidakpastian ini dan kemudian merujuk pada beberapa wawasan yang telah dibagikan baru-baru ini oleh teman-teman dewasa muda terpercaya yang memiliki pengalaman pribadi dalam memperoleh kesaksian mereka. Mereka juga telah berkesempatan untuk melayani orang lain yang memiliki tantangan atau kesulitan dengan beberapa aspek dari iman serta kepercayaan mereka.

Pertama, siapa yang berhak memiliki kesaksian? Siapa pun yang bersedia membayar harganya—artinya menaati perintah-perintah—boleh memiliki kesaksian.” Karenanya suara Tuhan adalah ke ujung-ujung bumi, agar semua yang mau mendengar boleh mendengar” (Ajaran dan Perjanjian 1:11). Alasan mendasar untuk pemulihan Injil adalah agar “setiap orang boleh berbicara dalam nama Allah Tuhan, bahkan Juruselamat dunia; Agar iman juga boleh meningkat di bumi” (Ajaran dan Perjanjian 1:20–21).

Kedua, bagaimana orang memperoleh wahyu yang diperlukan dan apa langkah-langkah mendasar untuk mencapainya? Polanya jelas dan konsisten sepanjang masa. Janji yang diberikan untuk memperoleh kesaksian tentang Kitab Mormon juga berlaku secara umum:

“Dan ketika kamu akan menerima hal-hal ini artinya Anda telah mendengarkan, membaca, mempelajari dan merenungkan pertanyaan yang ada—… bertanya kepada Allah, Bapa yang Kekal, dalam nama Kristus, apakah hal-hal ini tidaklah benar—artinya Anda akan berdoa dengan penuh pemikiran, secara spesifik dan secara khidmat dengan komitmen teguh untuk mengikuti jawaban atas doa Anda—dan jika kamu akan bertanya dengan hati yang tulus, dengan maksud yang sungguh-sungguh, memiliki iman kepada Kristus, Dia akan menyatakan kebenaran darinya kepadamu, melalui kuasa Roh Kudus.

Dan melalui kuasa Roh Kudus kamu boleh mengetahui kebenaran akan segala hal” (Moroni 10:4–5).

Ketiga, apakah memperoleh kesaksian merupakan peristiwa tersendiri atau proses yang berkelanjutan? Kesaksian mirip dengan organisme hidup yang tumbuh dan berkembang ketika diperlakukan dengan pantas. Itu membutuhkan pemeliharaan, perhatian dan perlindungan yang terus-menerus untuk bertahan dan berkembang. Begitu pula, kelalaian atau penyimpangan dari pola hidup yang dijelaskan kesaksian dapat menuntun pada hilangnya atau berkurangnya itu. Tulisan suci memperingatkan bahwa melanggar atau tidak menaati perintah Allah dapat berakibat pada hilangnya Roh dan bahkan pada orang menyangkal kesaksian yang pernah dimilikinya (lihat A&P 42:23).

Perkenankan saya sekarang membagikan sepuluh dari pengamatan dan saran dari teman muda saya yang berharga dan setia. Gagasan yang mereka bagikan memiliki kesamaan dalam pemikiran dan pengalaman mereka; karenanya, itu kemungkinan tidak akan mengejutkan bagi siapa pun dari kita. Sayangnya, dan terutama, pada masa-masa pergumulan dan kesulitan kita sendiri kita dapat untuk sementara melupakan atau mengurangi kemampuan penerapannya terhadap diri kita secara pribadi.

Pertama, semua memiliki nilai karena kita semua adalah anak Allah. Dia mengenal kita, mengasihi kita, dan menginginkan kita berhasil serta kembali kepada-Nya. Kita mesti belajar untuk percaya pada kasih-Nya dan pada jadwal waktu-Nya alih-alih pada hasrat kita sendiri yang kadang tidak sabar dan tidak sempurna.

Kedua, sementara kita percaya sepenuhnya kepada “perubahan hati yang hebat” yang digambarkan dalam tulisan suci (lihat Mosia 5:2; Alma 5:12–14, 26), kita mesti mengerti itu sering terjadi secara bertahap, alih-alih secara instan atau secara umum, dan sebagai tanggapan terhadap pertanyaan, pengalaman dan kekhawatiran tertentu seperti juga terhadap pembelajaran dan doa kita.

Ketiga, kita perlu mengingat bahwa tujuan mendasar kehidupan adalah untuk diuji serta direntang dan karenanya kita mesti belajar untuk tumbuh dari tantangan-tantangan kita serta bersyukur atas pelajaran yang dipelajari yang tidak dapat kita peroleh dengan cara yang lebih mudah.

Keempat, kita mesti belajar untuk memercayai apa yang kita yakini atau ketahui untuk mendukung kita pada saat-saat ketidakpastian atau dengan isu-isu dimana kita bergumul.

Kelima, seperti yang Alma ajarkan, memperoleh kesaksian biasanya merupakan suatu gerak maju sepanjang rangkaian kesatuan yakni berharap, percaya, dan akhirnya mengetahui kebenaran dari suatu asas, ajaran spesifik atau Injil itu sendiri. (lihatAlma 32).

Keenam, mengajari orang lain apa yang kita ketahui menguatkan kesaksian kita sendiri sewaktu kita membangun di atas yang dimiliki oleh orang lain. Ketika Anda memberi seseorang uang atau makanan, yang Anda miliki akan berkurang. Namun, ketika Anda membagikan kesaksian Anda, itu menguatkan dan meningkatkan baik bagi yang memberi maupun yang mendengar.

Ketujuh, kita mesti melakukan hal-hal kecil tetapi perlu setiap hari dan secara teratur. Doa, pembelajaran tulisan suci dan Injil, kehadiran di pertemuan Gereja, ibadat bait suci, memenuhi tugas pengajaran berkunjung, pengajaran ke rumah atau tugas lainnya semuanya menguatkan iman kita serta mengundang Roh ke dalam hidup kita. Ketika kita melalaikan yang mana pun dari kesempatan istimewa ini, kita menempatkan kesaksian kita dalam bahaya.

Kedelapan, kita hendaknya tidak memiliki standar yang lebih tinggi bagi orang lain daripada yang kita miliki bagi diri sendiri. Terlalu sering kita membiarkan kesalahan atau kegagalan orang lain, terutama pemimpin atau anggota Gereja, memengaruhi perasaan kita mengenai diri kita atau kesaksian kita. Kesulitan orang lain bukanlah suatu dalih untuk kekurangan kita sendiri.

Kesembilan, adalah baik untuk ingat bahwa terlalu keras terhadap diri sendiri ketika Anda membuat kesalahan dapat sama negatifnya dengan terlalu santai ketika pertobatan yang sesungguhnya dibutuhkan.

Kesepuluh, kita mesti selalu jelas bahwa Pendamaian Kristus sepenuhnya dan secara terus-menerus bekerja bagi kita masing-masing ketika kita memperkenankannya demikian. Kemudian, segala yang lain akan berada sesuai di tempatnya bahkan ketika kita terus bergumul dengan perincian, kebiasaan tertentu, atau bagian yang tampaknya hilang dalam mosaik iman kita.

Saya bersyukur untuk wawasan, kekuatan, dan kesaksian dari begitu banyak di antara teman dan kenalan muda saya yang merupakan teladan. Ketika saya berada bersama mereka saya dikuatkan dan ketika saya tahu bahwa mereka berada bersama orang lain, saya didorong dengan pengetahuan akan kebaikan yang mereka lakukan dan pelayanan yang mereka berikan dalam nama Tuan yang mereka sembah dan berupaya patuhi.

Orang melakukan apa yang baik dan penting karena mereka memiliki kesaksian. Sementara ini benar, kita juga memperoleh kesaksian karena apa yang kita lakukan. Yesus berfirman:

“Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.

Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yohanes 7:16–17).

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).

Seperti Nefi dan Mormon zaman dahulu, “aku tidak tahu arti segala sesuatu” (1 Nefi 11:17; lihat juga Kata-Kata Mormon 1:7), tetapi perkenankan saya memberi tahu Anda apa yang memang saya ketahui.

Saya tahu Allah Bapa Surgawi kita hidup dan mengasihi kita. Saya tahu Putra-Nya yang istimewa secara unik, Yesus Kristus, adalah Juruselamat dan Penebus kita serta kepala Gereja yang menyandang nama-Nya. Saya tahu Joseph Smith mengalami semua yang telah dia laporkan dan ajarkan sehubungan dengan pemulihan Injil pada zaman kita. Saya tahu kita dipimpin oleh rasul dan nabi dewasa ini serta Presiden Thomas S. Monson memegang semua kunci keimamatan yang diperlukan untuk memberkati hidup kita dan memajukan pekerjaan Tuhan. Saya tahu kita semua berhak akan pengetahuan ini dan jika Anda bergumul, Anda dapat bersandar pada kebenaran dari kesaksian-kesaksian yang Anda dengar dari mimbar ini pada konferensi ini. Ini saya ketahui dan berikan kesaksian mengenainya dalam nama Yesus Kristus, amin.