2011
Berkat-Berkat Kekal Pernikahan
Mei 2011


Berkat-Berkat Kekal Pernikahan

Pemeteraian bait suci memiliki makna yang lebih besar sewaktu kehidupan terkuak. Itu akan menolong Anda menjadi senantiasa lebih dekat bersama dan menemukan sukacita serta kepuasaan yang lebih besar.

Elder Richard G. Scott

Pesan indah itu oleh paduan suara yang menakjubkan ini menggambarkan, saya pikir, pola kehidupan bagi demikian banyak dari kita: “mau jadi s’perti Yesus.”

Pada tanggal 16 Juli 1953, Jeanene saya tercinta dan saya berlutut sebagai pasangan muda di altar di Bait Suci Manti. Presiden Lewis R. Anderson menggunakan wewenang pemeteraian dan menyatakan kami sebagai suami dan istri, dinikahkan untuk waktu fana dan untuk segala kekekalan. Saya tidak punya kuasa untuk menggambarkan kedamaian dan ketenteraman yang datang dari keyakinan bahwa sewaktu saya terus hidup layak, saya akan dapat berada bersama Jeanene saya tercinta dan anak-anak kami selamanya karena tata cara sakral itu yang dilaksanakan dengan wewenang imamat yang tepat di dalam rumah Tuhan.

Ketujuh anak kami disatukan kepada kami melalui tata cara sakral bait suci. Istri saya terkasih, Jeanene, dan dua anak kami kini berada di balik tabir. Mereka memberikan motivasi yang kuat bagi setiap anggota keluarga kami yang tersisa untuk hidup sedemikian rupa agar bersama-sama kami akan menerima semua berkat kekal yang dijanjikan dalam bait suci.

Dua dari pilar amat penting yang mendukung rencana kebahagiaan Bapa di Surga adalah pernikahan dan keluarga. Nilai pentingnya yang teramat besar digarisbawahi oleh upaya tak kenal lelah Setan untuk memecah-belah keluarga dan untuk meremehkan pentingnya tata cara-tata cara bait suci, yang mengikat keluarga bersama untuk kekekalan. Pemeteraian bait suci memiliki makna yang lebih besar sewaktu kehidupan terkuak. Itu akan menolong Anda menjadi senantiasa lebih dekat bersama dan menemukan sukacita serta kepuasaan yang lebih besar dalam kefanaan.

Pernah saya belajar pelajaran penting dari istri saya. Saya banyak sekali melakukan perjalanan dalam profesi saya. Saya sudah pergi selama nyaris dua minggu dan pulang hari Sabtu pagi. Saya memiliki waktu empat jam sebelum saya perlu pergi ke pertemuan lainnya. Saya memerhatikan bahwa mesin cuci kecil kami rusak dan istri saya mencuci baju dengan tangan. Saya mulai memperbaiki mesinnya.

Jeanene datang dan berkata, “Rich, apa yang kamu lakukan?”

Kata saya, “Saya membetulkan mesin cuci supaya kamu tidak perlu melakukannya dengan tangan.”

Katanya, “Jangan. Pergilah bermain dengan anak-anak.”

Saya berkata, “Saya bisa bermain dengan anak-anak kapan pun. Saya ingin membantu kamu.”

Lalu katanya, “Richard, tolong pergilah bermain dengan anak-anak.”

Saat dia berbicara kepada saya dengan nada kuasa seperti itu, saya pun patuh.

Saya menikmati waktu yang menyenangkan dengan anak-anak kami. Kami saling berkejar-kejaran dan berguling-gulingan di dedaunan musim gugur. Sesudahnya saya pergi ke pertemuan saya. Saya mungkin akan lupa pengalaman itu kalau bukan karena pelajaran yang dia inginkan saya pelajari.

Esok harinya sekitar pukul 4 pagi, saya terbangun ketika saya merasakan dua lengan kecil di seputar leher saya, sebuah ciuman di pipi, dan kata-kata ini dibisikkan ke dalam telinga saya, yang tidak akan pernah saya lupakan: “Ayah, saya sayang Ayah. Ayah sahabat saya.”

Jika Anda memiliki pengalaman semacam itu dalam keluarga Anda, Anda memiliki salah satu sukacita ilahi kehidupan.

Jika Anda seorang pria muda dengan usia yang pantas dan belum menikah, janganlah membuang waktu dalam pengejaran yang sia-sia. Lanjutkanlah kehidupan dan berfokuslah untuk menikah. Janganlah sekadar bersantai-ria menjalani periode kehidupan ini. Para remaja putra, layanilah misi dengan layak. Kemudian jadikanlah prioritas tertinggi Anda menemukan seorang rekan yang kekal, yang layak. Ketika Anda mendapati Anda memiliki minat terhadap seorang wanita muda, perlihatkan kepadanya bahwa Anda adalah seseorang yang luar biasa yang akan dianggapnya menarik untuk kenal dengan lebih baik. Ajaklah dia ke tempat-tempat yang ada manfaatnya. Perlihatkan ketulusan. Jika Anda ingin memiliki istri yang hebat, Anda perlu membuatnya melihat Anda sebagai seorang pria dan calon suami yang hebat.

Jika Anda telah menemukan seseorang, Anda dapat membentuk masa berpacaran dan pernikahan yang sangat menyenangkan serta menjadi sangat, sangat bahagia secara kekal dengan berada dalam batas-batas kelayakan yang telah Tuhan tetapkan.

Jika Anda sudah menikah, apakah Anda setia kepada pasangan Anda secara mental maupun secara fisik? Apakah Anda loyal terhadap perjanjian pernikahan Anda dengan tidak pernah terlibat dalam pembicaraan dengan orang lain yang tidak Anda inginkan terdengar oleh pasangan Anda? Apakah Anda ramah serta bersikap mendukung terhadap pasangan dan anak-anak Anda?

Brother sekalian, apakah Anda memimpin dalam kegiatan-kegiatan keluarga seperti penelaahan tulisan suci, doa keluarga, dan malam keluarga, atau apakah istri Anda yang memenuhi celah yang disebabkan oleh kurangnya perhatian Anda di rumah? Apakah Anda sering memberi tahu istri Anda betapa Anda sangat mengasihinya? Itu akan mendatangkan kebahagiaan besar baginya. Saya telah mendengar pria memberi tahu saya ketika saya katakan itu, “Oh, dia tahu.” Anda perlu mengatakannya kepadanya. Seorang wanita tumbuh dan sangat diberkati oleh kepastian itu. Nyatakan terima kasih untuk apa yang pasangan Anda lakukan bagi Anda. Nyatakan kasih dan rasa syukur itu secara sering. Itu akan membuat kehidupan jauh lebih semarak dan lebih menyenangkan serta bermakna. Janganlah menahan ungkapan kasih yang alami itu. Dan akan jauh lebih berhasil jika Anda memeluknya erat-erat ketika Anda mengatakannya kepadanya.

Saya belajar dari istri saya pentingnya ungkapan kasih. Sejak awal pernikahan kami, sering saya membuka tulisan suci saya untuk menyampaikan pesan dalam pertemuan, dan saya menemukan sebuah pesan Jeanene yang penuh sayang, yang mendukung telah terselip di antara halaman-halamannya. Terkadang itu begitu menggugah sehingga saya nyaris tidak dapat berbicara. Catatan-catatan berharga itu dari seorang istri yang mengasihi telah dan terus menjadi harta penghiburan dan inspirasi yang berharga.

Saya mulai melakukan hal yang sama dengannya, tanpa menyadari betapa berartinya itu baginya. Saya ingat suatu tahun kami tidak memiliki sumber-sumber bagi saya untuk memberinya hadiah Valentine, jadi saya memutuskan untuk mengecat dengan cat air di depan lemari es. Saya melakukan yang terbaik semampu saya; hanya saja saya membuat satu kesalahan. Itu cat lapis enamel, bukan cat air. Dia tidak pernah memperkenankan saya mencoba menghapus cat permanen itu dari lemari es.

Saya ingat suatu hari saya mengambil beberapa lingkaran kertas yang dibentuk ketika Anda membuat lubang dengan perforator, dan saya menuliskan di atasnya angka 1 sampai 100. Saya membaliknya dan menuliskan pesan baginya, satu kata di setiap lingkaran. Lalu saya mengumpulkannya dan menaruhnya dalam sebuah amplop. Saya pikir dia akan tertawa senang.

Ketika dia meninggal, saya menemukan di antara benda-benda pribadinya betapa dia menghargai pesan-pesan sederhana yang saling kami bagikan. Saya memerhatikan bahwa dia dengan saksama telah menempelkan setiap lingkaran kertas itu pada selembar kertas. Dia bukan saja menyimpan pesan-pesan saya untuknya, tetapi dia melapisinya dengan tutup plastik seolah itu harta yang berharga. Hanya satu yang tidak dikumpulkannya dengan yang lainnya. Itu masih berada di belakang kaca jam dapur kami. Bunyinya, “Jeanene, ini waktunya untuk memberi tahu kamu bahwa aku mencintaimu.” Itu tetap berada di sana dan mengingatkan saya akan putri Bapa di Surga yang istimewa itu.

Saat saya menengok kembali kehidupan kami bersama, saya menyadari betapa kami telah diberkati. Kami tidak pernah berdebat di rumah kami atau ada kata-kata yang tidak ramah di antara kami. Sekarang saya menyadari berkat itu datang karena dia. Itu disebabkan oleh kesediaannya untuk memberi, untuk berbagi, dan untuk tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Dalam kehidupan kami bersama selanjutnya, saya berusaha untuk meniru teladannya. Saya menyarankan agar sebagai suami dan istri Anda melakukan yang sama dalam rumah tangga Anda.

Kasih yang murni merupakan kekuatan demi kebaikan yang tak tertandingi, yang ampuh. Kasih yang saleh merupakan landasan dari pernikahan yang berhasil. Itu merupakan alasan utama dari anak-anak yang berkembang baik dan mapan. Siapa yang dapat dengan adil mengukur pengaruh saleh dari kasih seorang ibu? Buah langgeng apa yang dihasilkan dari benih kebenaran yang seorang ibu dengan cermat tanamkan dan dengan penuh kasih pelihara dalam tanah subur benak dan hati yang percaya dari seorang anak? Sebagai seorang ibu Anda telah diberi naluri ilahi untuk membantu Anda merasakan bakat khusus dan kapasitas unik anak Anda. Bersama suami Anda, Anda dapat memelihara, menguatkan, dan menyebabkan sifat-sifat itu berkembang.

Sungguh menikah itu mendatangkan pahala. Pernikahan adalah luar biasa. Pada saatnya Anda mulai berfikir dengan cara yang sama dan memiliki gagasan serta kesan yang sama. Anda memiliki saat-saat ketika Anda benar-benar bahagia, saat-saat pencobaan, dan saat-saat kesulitan, namun Tuhan membimbing Anda melalui semua pengalaman pertumbuhan itu bersama-sama.

Suatu malam putra kecil kami Richard, yang memiliki kelainan jantung, terbangun menangis. Kami berdua mendengarnya. Biasanya istri saya selalu bangun untuk menenangkan bayi yang menangis, namun kali ini saya berkata, “Biar saya yang urus dia.”

Karena kelainannya, ketika dia mulai menangis, jantung mungilnya akan berdetak amat cepat. Dia akan muntah dan mengotori seprai. Malam itu saya menggendongnya dengan erat mencoba untuk menenangkan jantungnya yang berdebar dan menghentikan tangisnya saat saya mengganti pakaiannya serta memasang seprai yang baru. Saya menggendongnya hingga dia tertidur. Saya tidak tahu ketika itu bahwa hanya beberapa bulan kemudian dia akan meninggal dunia. Saya akan selalu ingat menggendongnya dalam pelukan saya di tengah malam itu.

Saya ingat betul hari dia meninggal dunia. Sewaktu Jeanene dan saya berkendara dari rumah sakit, kami menepi ke sisi jalan. Saya memeluknya. Kami masing-masing menangis sedikit, namun kami sadar bahwa kami akan memilikinya di balik tabir karena perjanjian-perjanjian yang telah kami buat di bait suci. Itu membuat kehilangan dirinya menjadi agak lebih mudah untuk diterima.

Kebaikan Jeanene mengajari saya begitu banyak hal berharga. Saya sedemikian belum matang, dan dia sedemikian disiplin dan sedemikian rohani. Pernikahan menyediakan suatu tatanan ideal untuk mengatasi kecenderungan apa pun untuk menjadi mementingkan diri atau egois. Saya pikir salah satu alasan mengapa kita dinasihati untuk menikah dini dalam kehidupan adalah untuk menghindari mengembangkan sifat karakter yang tidak pantas yang sulit untuk diubah.

Saya merasa kasihan kepada pria siapa pun yang belum membuat pilihan untuk mencari seorang rekan kekal, dan hati saya menangis bagi para sister yang belum berkesempatan untuk menikah. Beberapa dari Anda mungkin merasa kesepian dan tidak dihargai serta tidak dapat memahami bagaimana akan mungkin bagi Anda untuk memiliki berkat-berkat pernikahan dan anak-anak atau keluarga Anda sendiri. Segala sesuatu adalah mungkin bagi Tuhan, dan Dia menepati janji-janji yang Dia ilhamkan untuk para nabi-Nya nyatakan. Kekekalan adalah waktu yang panjang. Berimanlah pada janji-janji itu dan hiduplah agar layak akan itu agar pada waktu-Nya Tuhan dapat mewujudkannya dalam kehidupan Anda. Dengan kepastian, Anda akan menerima setiap berkat yang dijanjikan yang untuknya Anda layak.

Mohon maafkan saya karena berbicara tentang istri saya terkasih, Jeanene, namun kami adalah keluarga kekal. Dia selalu riang gembira, dan banyak darinya datang dari pelayanan kepada orang lain. Bahkan selagi sakit parah, dalam doa paginya dia akan memohon kepada Bapanya di Surga untuk menuntunnya kepada seseorang yang dapat dibantunya. Permohonan yang tulus itu dijawab berulang kali. Beban dari banyak orang diringankan; kehidupan mereka diceriakan. Dia diberkati terus-menerus karena menjadi alat yang diarahkan oleh Tuhan.

Saya tahu apa artinya mengasihi seorang putri Bapa di Surga yang dengan kasih karunia dan pengabdian menjalankan kemegahan kefemininannya yang penuh dari perannya sebagai wanita yang saleh. Saya yakin bahwa ketika, di masa depan kami, saya melihatnya lagi di balik tabir, kami akan mengenali bahwa kami telah menjadi bahkan lebih mendalam dalam cinta kami. Kami akan saling menghargai bahkan lebih lagi, setelah meluangkan waktu ini dipisahkan oleh tabir. Dalam nama Yesus Kristus, amin.