Pernikahan
Di dunia zaman sekarang, banyak orang meremehkan dan bahkan mencemooh pernikahan dan keluarga. Di tengah-tengah suara-suara yang membingungkan serta menyesatkan itu, Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul menyediakan suara kebenaran yang konsisten. Mereka “dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita ditetapkan oleh Allah dan bahwa keluarga merupakan inti dalam rencana Sang Pencipta bagi tujuan kekal anak-anak-Nya” (lihat “Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” hlm. 77 dalam buku ini).
Sukacita kehidupan yang terbesar ditemukan dalam keluarga. Hubungan keluarga yang kuat membutuhkan usaha, namun usaha seperti itu mendatangkan kebahagiaan besar dalam kehidupan ini dan sepanjang kekekalan. Bahkan seandainya Anda belum memiliki sebuah kehidupan keluarga yang bahagia di masa lalu, Anda dapat berusaha memiliki pernikahan yang bahagia dan kekal serta hubungan yang penuh kasih dengan anggota keluarga Anda.
Mempersiapkan Diri bagi Pernikahan
Jika Anda lajang, persiapkanlah diri Anda dengan seksama untuk pernikahan. Ingatlah bahwa tidak ada pengganti bagi pernikahan di bait suci. Siapkan diri Anda untuk menikahi orang yang tepat di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Hiduplah layak saat ini untuk orang yang ingin Anda nikahi.
Berkencanlah hanya dengan mereka yang memiliki standar-standar tinggi dan dalam hubungan itu Anda dapat mempertahankan standar-standar tinggi Anda. Rencanakan dengan cermat kegiatan-kegiatan yang positif dan membangun agar Anda serta teman kencan Anda tidak ditinggalkan sendirian tanpa melakukan apa-apa. Beradalah di tempat-tempat yang aman sehingga Anda dapat dengan mudah mengendalikan diri Anda sendiri. Jangan berperan serta dalam pembicaraan atau kegiatan yang membangkitkan gairah seksual.
Carilah seorang rekan yang seiman dengan Anda. Carilah seseorang yang senantiasa dapat Anda hormati dan hargai, seseorang yang akan mendukung Anda dalam kehidupan Anda. Sebelum Anda menikah, pastikan Anda telah menemukan seseorang yang kepadanya Anda dapat memberikan seluruh hati Anda, seluruh cinta Anda, seluruh perhatian Anda, seluruh kesetiaan Anda.
Mencapai Sebuah Pernikahan yang Bahagia
Jika Anda telah menikah, ingatlah bahwa hubungan dan kasih di antara Anda serta pasangan Anda hendakya menjadi hubungan duniawi yang paling berharga bagi Anda. Pasangan Anda adalah satu-satunya orang selain Tuhan yang telah Dia perintahkan untuk Anda kasihi dengan sepenuh hati Anda (lihat A&P 42:22).
Ingatlah bahwa pernikahan, dalam arti yang sesungguhnya, adalah sebuah kemitraan yang setara, tanpa seorang pun yang bertindak semena-mena terhadap yang lain, namun dengan mendukung, menghibur, dan menolong satu sama lain.
Karena pernikahan adalah sebuah hubungan yang penting dalam kehidupan, pernikahan memerlukan dan membutuhkan waktu. Jangan memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap komitmen yang kurang penting. Luangkanlah waktu untuk berbicara bersama dan mendengarkan satu sama lain. Bersikaplah penuh perhatian dan hormat. Sering-seringlah mengungkapkan perasaan tulus serta kasih sayang Anda.
Putuskanlah bahwa tidak ada suatu apa pun yang akan menimpa Anda dan pasangan Anda untuk mengacaukan pernikahan Anda. Bertekadlah untuk membuat pernikahan Anda berhasil, meskipun tantangan-tantangan mungkin timbul
Setialah satu sama lain. Setialah dalam perjanjian pernikahan Anda dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Ingatlah bahwa Tuhan telah berfirman, “Hendaknya engkau mengasihi istrimu dengan sepenuh hatimu, dan bersatu dengan dia dan tidak dengan orang lain” (A&P 42:22). Kalimat “tidak dengan orang lain” mengajarkan bahwa tidak ada orang, kegiatan, atau harta yang seharusnya dapat mengambil alih hubungan Anda dengan pasangan Anda.
Menjauhlah dari apa pun yang dapat menuntun Anda untuk menjadi tidak setia dalam cara apa pun. Pornografi, khayalan-khayalan yang tidak sehat, dan sikap genit akan mengikis karakter Anda serta merusak landasan pernikahan Anda.
Bekerjalah bersama untuk mengelola keuangan Anda. Bekerjalah bersama dalam membuat dan menjalankan anggaran belanja. Disiplinkan diri Anda dalam pengeluaran Anda, dan hindarilah belenggu utang. Pengelolaan uang yang bijaksana dan bebas dari utang mendatangkan kedamaian dalam rumah tangga.
Pusatkan kehidupan Anda pada Injil Yesus Kristus. Salinglah membantu mematuhi perintah-perintah yang telah Anda buat. Hadirilah gereja dan bait suci bersama-sama. Pelajarilah tulisan suci bersama-sama. Berlututlah bersama dalam doa di permulaan dan penghujung hari untuk berterima kasih kepada Bapa Surgawi untuk satu sama lain dan untuk persatuan dalam memohon berkat-berkat-Nya bagi kehidupan Anda, rumah tangga Anda, orang-orang yang Anda kasihi, serta keinginan-keinginan baik Anda. Maka Allah akan membimbing Anda, dan percakapan Anda sehari-hari dengan-Nya akan mendatangkan kedamaian serta sukacita yang tidak dapat datang dari sumber lain. Hubungan Anda akan menjadi lebih baik selama bertahun-tahun; kasih Anda akan dikuatkan. Penghargaan Anda terhadap satu sama lain akan tumbuh.
Nasihat bagi Mereka yang Tidak Menikah
Beberapa anggota Gereja tetap melajang tanpa kesalahan apa pun dari pihaknya, meskipun mereka ingin menikah. Jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi ini, pastikan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Roma 8:28). Jika Anda tetap layak, kelak Anda akan, dalam kehidupan ini atau kehidupan berikutnya, diberi semua berkat akan sebuah hubungan keluarga kekal. Tuhan telah membuat janji ini berulang kali melalui para nabi-Nya di zaman akhir.
Jika Anda lajang dan ingin menikah, jangan putus asa. Pada saat yang sama, jangan biarkan diri Anda terlalu dibebani dengan gol Anda. Melainkan, terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan yang sehat. Carilah cara-cara untuk melayani dalam lingkup keluarga Anda dan masyarakat Anda. Terima dan tingkatkanlah pemanggilan-pemanggilan Gereja Anda. Jagalah diri Anda bersih, secara jasmani dan rohani. Teruslah belajar dan berkembang serta maju dalam kehidupan pribadi Anda.
Perjanjian Perkawinan yang Baru dan Kekal
Dalam rencana kebahagian Bapa Surgawi kita, seorang pria dan seorang wanita dapat dimeteraikan satu kepada yang lain untuk waktu fana dan sepanjang kekekalan. Mereka yang dimeteraikan di bait suci memiliki kepastian bahwa hubungan mereka akan berlanjut selamanya jika mereka setia terhadap perjanjian-perjanjian mereka. Mereka tahu bahwa tidak ada sesuatu pun, bahkan kematian, yang dapat secara permanen memisahkan mereka.
Perjanjian pernikahan kekal penting bagi permuliaan. Tuhan mewahyukan melalui Joseph Smith: “Di dalam kemuliaan selestial terdapat tiga surga atau tingkatan; dan untuk mencapai yang tertinggi seseorang harus memasuki tata tertib keimamatan ini [yang dimaksud ialah perjanjian perkawinan yang baru dan kekal]; dan bila dia tidak melakukannya, dia tidak dapat memperolehnya. Dia boleh memasuki yang lainnya, tetapi itu adalah akhir daripada kerajaannya; dia tidak dapat memperoleh suatu keturunan” (A&P 131:1–4).
Setelah menerima tata cara pemeteraian dan membuat perjanjian-perjanjian kudus di bait suci, pasangan suami dan istri harus tetap setia untuk menerima berkat-berkat pernikahan serta permuliaan kekal. Tuhan berfirman:
“Bila seorang laki-laki mengawini seorang istri dengan firman-Ku yang menjadi hukum-Ku serta dengan perjanjian yang baru dan kekal, dan dimeteraikan ke atas mereka oleh Roh Kudus perjanjian, oleh orang yang telah diurapi dan yang telah Aku tetapkan memegang kuasa dan kunci-kunci keimamatan ini; … dan bila [mereka] mematuhi perjanjian-Ku, … itu akan dilakukan kepada mereka dalam segala apa pun yang dilakukan oleh para hamba-Ku terhadap mereka, pada waktu ini dan melalui segala kekekalan; dan akan mempunyai kekuatan penuh bila mereka keluar dunia” (A&P 132:19; untuk penjelasan mengenai Roh Kudus Perjanjian, lihat hlm. 193–194).
Rujukan tambahan: Kejadian 1:27–28; 2:18, 21–24; 1 Korintus 11:11; Efesus 5:22–33; Musa 2:27–28; 3:18, 21–24
Lihat juga Kemurnian Akhlak; Perceraian; Keluarga; Bait Suci; Persatuan