2007
Saya Bersih
Mei 2007


Saya Bersih

Bersihlah—dalam tutur kata, dalam pikiran, dalam tubuh, dalam pakaian.

Saudara-saudara seimamat, betapa merupakan suatu inspirasi memandang wajah 21.000 orang di Pusat Konferensi ini, dengan pengetahuan bahwa jutaan berkumpul di ruang-ruang gereja dan lokasi lainnya di seluruh dunia. Saya menyesal bahwa saya terlalu tua pada zaman di saat hidup semakin menarik.

Sebagaimana yang Anda semua ketahui, saya ditahbiskan dan ditetapkan sebagai Presiden Gereja 12 tahun lalu, tepatnya tanggal 12 Maret 1995. Penatua Ballard telah mengumpulkan sejumlah angka mengenai ke-12 tahun tersebut. Saya mengutip dari pernyataannya:

  • 387.750 misionaris telah memasuki ladang misi, yang mewakili hampir 40 persen dari misionaris yang pernah melayani dalam masa kelegaan ini—yaitu, 40 persen dalam 12 tahun terakhir dari ke-177 tahun sejak Gereja diorganisasi.

  • 3.400.000 anggota baru telah dibaptiskan, yang setara dengan lebih dari seperempat jumlah keanggotaan Gereja saat ini.

  • Jumlah total misi di Gereja telah meningkat dari 303 menjadi 344, dengan 3 lagi yang akan ditambahkan dalam waktu dekat.

  • Retensi sebagaimana yang diukur melalui kehadiran pertemuan sakramen, penahbisan imamat, dan kesetiaan persepuluhan telah meningkat dengan tajam.

Sekarang, sementara semua ini sangat penting, saya yakin bahwa dengan dedikasi yang sedikit lebih di akhir-akhir masa lalu yang amat baik ini dapat menjadi pendahuluan semata untuk masa depan yang lebih hebat.

Marilah kita menyandarkan bahu kita pada roda dan mendorong terus, melakukan tugas kita dengan hati yang penuh nyanyian. Perkara ini membutuhkan kerja, jangan biarkan seorang pun menjadi gentar. Sandarkanlah bahu Anda pada roda dan doronglah terus. (Lihat “Dunia Memerlukan Orang yang Mau Bekerja,” Nyanyian Rohani, no. 122).

Sekarang, saya ingin melanjutkan ke masalah yang berbeda. Saya berbicara mengenai hal yang sama ini bertahun-tahun lalu. Saya mengulanginya karena mereka yang mendengarkan telah lama melupakannya, dan mereka yang tidak mendengarnya perlu mendengarnya. Itu berkaitan dengan Presiden Joseph F. Smith, yang melayani sebagai Presiden Gereja dari tahun 1901 hingga 1918, secara keseluruhan 17 tahun.

Joseph F. Smith adalah putra Hyrum Smith, yang adalah kakak Nabi Joseph Smith dan mati syahid bersamanya di Carthage. Joseph F. lahir di Far West. Missouri, tanggal 13 November 1838. Dia keluar dari Missouri ketika bayi. Sebagai anak lelaki yang belum genap enam tahun, dia mendengar ketukan di jendela rumah ibunya di Nauvoo. Itu adalah seorang pria yang telah bergegas berkuda dari Carthage, dan memberi tahu Sister Smith bahwa suaminya telah terbunuh sore itu.

Ketika dia berusia 9 tahun dia berkereta yang ditarik pasangan sapi jantan bersama ibunya melintasi dataran menuju lembah ini. Pada usia 15 tahun dia dipanggil misi ke Hawaii. Dia pergi ke San Francisco dan di sana bekerja di pabrik pembuat sirap untuk mendapatkan cukup uang untuk membiayai perjalanan ke kepulauan tersebut.

Hawaii bukanlah pusat turis ketika itu. Negara itu didiami oleh penduduk asli Hawaii, yang umumnya miskin, tetapi murah hati dengan apa yang mereka miliki. Dia belajar berbicara dalam bahasa mereka dan mengasihi mereka. Sementara melayani di sana dia mengalami mimpi yang luar biasa. Saya mengutip dari tulisannya mengenai hal ini. Dia berkata:

“Saya amat tertekan [ketika saya] sedang misi. Saya hampir telanjang dan benar-benar tanpa teman, kecuali [untuk] penemanan orang-orang yang … miskin, yang tak berpendidikan. Saya merasa seolah saya demikian hina dalam keadaan kemelaratan saya, kurangnya kecerdasan dan pengetahuan, hanya seorang anak lelaki, sehingga saya hampir tidak berani menatap … orang pada wajahnya.

Sementara dalam keadaan ini saya bermimpi [suatu malam] bahwa saya sedang dalam perjalanan, dan saya merasakan kesan bahwa saya harus bergegas—bergegas dengan segenap kekuatan saya, karena takut saya bisa terlalu terlambat. Saya bergegas dalam perjalanan secepat yang dapat saya lakukan, dan saya hanya menyadari memiliki sebuah buntelan kecil, yang terbungkus saputangan. Saya tidak menyadari … apa itu, ketika saya bergegas secepat mungkin; tetapi akhirnya saya tiba di sebuah tempat tinggal yang bagus, … saya pikir saya tahu bahwa itulah tempat tujuan saya. Sewaktu saya berjalan ke arahnya, secepat mungkin, saya melihat tulisan, ‘Kamar Mandi.’ Saya berputar cepat-cepat dan masuk ke dalam kamar mandi itu serta mencuci diri saya bersih-bersih. Saya membuka buntelan kecil ini yang saya miliki, dan ada [beberapa pakaian] putih, yang bersih, yang sudah lama tidak saya lihat, karena orang-orang tempat saya menetap tidak terlalu peduli mengenai membersihkan segala sesuatu dengan baik. Tetapi [pakaian] saya bersih, dan saya mengenakannya. Kemudian saya cepat-cepat menuju tempat yang tampak seperti bukaan besar, atau pintu. Saya mengetuk dan pintu terbuka, dan orang yang berdiri di sana adalah Nabi Joseph Smith. Dia melihat ke arah saya dengan sedikit tidak senang, dan kata-kata pertama yang diucapkannya: ‘Joseph, Anda terlambat.’ Namun saya memberanikan diri dan [menjawab]:

‘Ya, tetapi saya bersih—saya bersih!’

Dia menggenggam tangan saya dan menarik saya ke dalam, kemudian menutup pintu besar itu. Saya merasakan tangannya senyata saya merasakan tangan siapa pun. Saya mengenal dia, dan ketika saya masuk saya melihat ayah saya, dan Brigham [Young] serta Heber [C. Kimball], dan Willard [Richards], serta orang-orang baik lainnya yang pernah saya kenal, berdiri dalam barisan. Saya melihat seolah ke seberang lembah ini, dan tampaknya seperti dipenuhi dengan kumpulan orang banyak, tetapi di atas panggung ada semua orang yang pernah saya kenal. Ibu saya ada di sana, dan dia duduk dengan seorang anak di pangkuannya; dan saya dapat menyebutkan sebanyak yang saya ingat nama-nama mereka, yang duduk di sana, yang tampaknya berada di antara yang terpilih, di antara yang dipermuliakan .…

[Ketika saya mengalami mimpi ini], saya merasa sendirian di atas tikar, jauh di atas pegunungan di Hawaii—tidak seorang pun bersama saya. Tetapi dalam penglihatan ini saya menempelkan tangan saya pada Nabi, dan saya melihat sebuah senyuman menghiasi wajahnya .…

Ketika saya terbangun pagi itu saya menjadi seorang pria dewasa, meskipun hanya seorang anak lelaki. Tidak ada sesuatu pun di dunia yang saya takutkan [setelah itu]. Saya dapat menemui pria atau wanita atau anak mana pun serta menatap wajah mereka, merasakan dalam jiwa saya bahwa saya adalah seorang pria dewasa secara menyeluruh. Penglihatan itu, perwujudan dan saksi itu yang saya nikmati pada waktu itu telah menjadikan saya apa adanya saya, jika saya adalah yang baik, atau bersih, atau lurus di hadapan Tuhan, jika ada yang baik dalam diri saya. Itu telah membantu saya dalam setiap ujian dan melalui segala kesulitan” (Gospel Doctrine, edisi ke-5 [1939], 542–543).

Inti dari mimpi yang penuh arti itu terdapat dalam teguran yang diberikan oleh Joseph Smith kepada pemuda Joseph F. Kata Nabi, “Joseph, Anda terlambat.”

Jawab Joseph F., “Ya, tetapi saya bersih—saya bersih!”

Akibat dari mimpi itu adalah bahwa seorang anak lelaki diubah menjadi seorang pria dewasa. Pernyataannya “Saya bersih” memberinya keyakinan diri dan keberanian dalam menghadapi siapa pun atau situasi apa pun. Dia menerima kekuatan yang datang dari hati sanubari yang bersih yang diteguhkan dengan penerimaan baik Nabi Joseph.

Mimpi kenabian ini memiliki pesan bagi setiap pria dan anak lelaki yang berhimpun dalam jemaat besar ini malam ini. Adalah suatu ungkapan lama di antara kita bahwa “kebersihan berdampingan dengan keilahian.”

Kata Nabi Yesaya:

“Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,

Belajarlah berbuat baik .…

Marilah, baiklah kita berperkara—firman Tuhan—sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:16–18).

Dalam wahyu modern Tuhan telah berfirman: “Bersihlah kamu yang mengangkat perkakas Tuhan” (A&P 133:5).

Dalam dunia yang bergelimang dalam kotoran, bersihlah—dalam tutur kata, dalam pikiran, dalam tubuh, dalam pakaian.

Kepada Anda masing-masing, saya berkata, bersihlah dalam tutur kata Anda. Ada begitu banyak pembicaraan yang tidak senonoh, yang kotor dewasa ini. Kegagalan untuk menyatakan diri Anda dalam tutur kata yang bersih menandai Anda sebagai seseorang yang perbendaharaan katanya sangatlah terbatas. Ketika Yehova menulis di loh batu, Dia berfirman kepada anak-anak Israel, “Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan” (Keluaran 20:7).

Tuhan telah menekankan kembali perintah itu dalam perkataan wahyu modern, “Ingatlah bahwa yang datang dari atas adalah suci, dan harus diucapkan dengan hati-hati dan oleh dorongan Roh” (A&P 63:64).

Bersihlah dalam pikiran. Firman Tuhan, “Biarlah segala hal dilakukan dalam kebersihan di hadapan-Ku” (A&P 42:41).

Pikiran yang kotor mewujudkan diri dalam tutur kata yang kotor dan tidak sopan. Pikiran yang bersih mewujudkan diri dalam tutur kata yang positif dan membesarkan hati serta dalam perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan di dalam hati.

Jadilah bersih dalam tubuh dan pakaian serta sikap. Janganlah membiarkan diri Anda untuk ditato. Jika Anda melakukannya, suatu hari Anda akan menyesalinya. Hanya prosedur yang menyakitkan dan mahal yang dapat menghilangkan tato tersebut.

Jadilah bersih, rapi, dan tertib. Pakaian yang serampangan menuntun pada sikap yang serampangan. Saya tidak terlalu peduli mengenai apa yang Anda kenakan selama itu rapi dan bersih. Ingatlah mimpi Joseph F. Smith. Sewaktu dia bergegas menuju tempat tinggal itu, dia memiliki sebuah buntelan kecil yang terbungkus saputangan. Setelah dia mandi dan membukanya, dia menemukan bahwa itu berisi pakaian bersih. Kapan pun Anda memberkati atau mengedarkan sakramen, penampilan Anda harus yang terbaik. Pastikanlah kebersihan pribadi Anda.

Demikianlah, saudara-saudara yang terkasih, saya dapat melanjutkan terus. Saya dapat membahas dengan Anda apa yang terjadi di Internet dan dengan penggunaan komputer yang menuntun pada pikiran serta tindakan yang memalukan. Cukup untuk mengatakan bahwa itu sama sekali tidak pantas bagi Anda sebagai seseorang yang memegang imamat Allah. Anda adalah hamba pilihan-Nya, Anda telah ditahbiskan pada sesuatu yang kudus dan luar biasa. Anda tidak dapat hidup di dunia dan mengambil bagian dalam cara-cara dunia. Anda harus mengalahkan semua itu.

Sekarang, saudara-saudaraku terkasih. Kepada Anda anak-anak lelaki saya katakan, lanjutkan pendidikan Anda. Sewaktu Anda menikah, akanlah menjadi tanggung jawab Anda untuk menafkahi keluarga Anda. Dunia kesempatan terbentang di hadapan Anda, dan pendidikan adalah kunci yang akan membukakan pintu itu. Itu adalah kunci tempat tinggal yang dimimpikan oleh Joseph F. Smith semasa kanak-kanak di atas gunung di Hawaii.

Allah memberkati Anda, saudara-saudara yang terkasih. Berbicaralah kepada Tuhan dalam doa. Binalah keakraban dengan-Nya. Dia adalah Yang Mahakuasa, yang memiliki kuasa untuk mengangkat dan membantu. Saya berdoa agar demikianlah adanya, dalam nama Yesus Kristus, amin.