2007
Kamu Harus Dilahirkan Kembali
Mei 2007


Kamu Harus Dilahirkan Kembali

Melalui iman kepada Kristus, kita dapat secara rohani dipersiapkan dan dibersihkan dari dosa, dibenamkan dalam dan dipenuhi dengan Injil-Nya, serta dimurnikan dan dimeteraikan dengan Roh Kudus Perjanjian

Rumah masa kanak-kanak saya di Kalifornia terletak cukup dekat dengan kebun luas aprikot, ceri, peach, pear, dan buah-buahan yang lezat lainnya. Kami juga tinggal dekat ladang mentimun, tomat, dan berbagai sayuran.

Semasa kecil saya selalu menanti-nantikan musim pengalengan. Saya tidak senang mencuci wadah-wadah kaleng atau bekerja di dapur kami yang panas. Namun saya senang bekerja dengan ibu dan ayah saya. Dan saya senang memakan hasil kerja saya! Saya yakin saya makan lebih banyak buah daripada yang dimasukkan ke dalam wadah kaleng mana pun.

Kenangan saya tentang waktu yang diluangkan di dapur bersama Ayah dan Ibu bangkit setiap kali saya melihat botol ceri atau peach yang dikalengkan di rumah. Pelajaran dasar yang saya pelajari mengenai kemandirian jasmani dan hidup hemat ketika memetik dan mengalengkan hasil kebun telah memberkati saya di sepanjang kehidupan saya. Yang menarik, pengalaman sederhana dan biasa sering menyediakan kesempatan belajar yang paling penting yang pernah kita miliki.

Sebagai orang dewasa saya telah merenungkan hal-hal yang saya amati di dapur selama musim pengalengan. Pagi ini saya ingin membahas sejumlah pelajaran rohani yang dapat kita pelajari dari proses yang melaluinya mentimun menjadi acar. Saya mengundang Roh Kudus agar menyertai kita sewaktu kita memikirkan pentingnya pelajaran-pelajaran tersebut bagi saya dan bagi Anda sewaktu kita datang kepada Kristus dan dilahirkan kembali secara rohani.

Mentimun dan Acar

Acar adalah mentimun yang telah diubah menurut resep tertentu dan melalui serangkaian langkah. Langkah pertama dalam proses mengubah mentimun menjadi acar adalah mempersiapkan dan membersihkan. Saya ingat banyak jam diluangkan di ha-laman belakang rumah saya memotong tangkai dari dan membersihkan kotoran mentimun yang telah kami petik. Ibu saya sangat teliti dalam mempersiapkan dan membersihkan mentimun tersebut. Dia memiliki standar kebersihan yang tinggi dan selalu mengawasi pekerjaan saya untuk memastikan tugas penting ini terselesaikan dengan baik.

Langkah berikutnya dalam proses perubahan ini adalah mencelupkan dan melarutkan mentimun dalam air garam selama periode waktu tertentu. Untuk mempersiapkan air garam, ibu saya selalu menggunakan resep yang dia pelajari dari ibunya—resep dengan bahan-bahan khusus dan prosedur yang tepat. Mentimun hanya dapat menjadi acar jika hal itu benar-benar dan secara menyeluruh tercelup dalam air garam selama periode waktu yang dianjurkan. Proses pengawetan secara bertahap mengubah komposisi mentimun dan menghasilkan tampilan yang jernih dan rasa acar yang khas. Pembubuhan atau pencelupan sekali waktu dalam air garam tidak dapat menghasilkan perubahan yang diperlukan. Melainkan, pencelupan yang tetap, terus-menerus, dan menyeluruh diperlukan agar perubahan yang diinginkan terjadi.

Langkah terakhir dalam proses itu memerlukan penyegelan acar yang telah diawetkan dalam wadah-wadah yang telah disterilkan dan dimurnikan. Acar itu dikemas dalam wadah-wadah kaleng, yang ditutupi dengan air garam mendidih, dan diproses dalam wadah besar berisi air mendidih. Semua kotoran harus dihilangkan baik dari mentimun maupun botol agar hasil akhir dapat terlindungi dan awet. Apabila proses ini diikuti dengan benar, maka acar itu dapat disimpan dan dinikmati untuk jangka waktu lama.

Singkatnya, mentimun menjadi acar ketika itu disiapkan dan dibersihkan, dicelupkan dan dilarutkan dengan air garam, dan disegel dalam wadah yang disterilkan. Prosedur ini memerlukan waktu dan tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa, dan tidak satu pun dari langkah-langkah penting itu dapat diabaikan atau dihindari.

Suatu Perubahan yang Hebat

Para hamba Tuhan yang diwenangkan berulang kali mengajarkan bahwa salah satu tujuan penting dari keber-adaan fana kita adalah untuk diubah dan diubah rupa secara rohani melalui Kurban Tebusan Yesus Kristus. Alma menyatakan:

“Janganlah heran bahwa seluruh umat manusia, ya, orang laki-laki dan perempuan, segenap bangsa, kaum, bahasa dan rakyat, harus dilahirkan kembali. Ya, dilahirkan daripada Allah, diubah dari keadaan jasmani dan keadaan mereka, yang jatuh kepada keadaan yang benar, karena ditebus oleh Allah, menjadi para putra dan putri-Nya;

Jadi mereka menjadi makhluk-makhluk baru dan jika mereka tidak melakukan ini, mereka sama sekali tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah” (Mosia 27:25–26).

Kita diperintahkan untuk “datanglah kepada Kristus dan jadilah sempurna di dalam Dia dan tolaklah segala hal yang tidak bertuhan” (Moroni 10:32), untuk menjadi “ciptaan baru” di dalam Kristus (lihat 2 Korintus 5:17), untuk menanggalkan “manusia duniawi” (Mosia 3:19), dan untuk mengalami “perubahan yang dahsyat di dalam diri kami atau di dalam hati kami, sehingga kami tidak lagi berkeinginan untuk berbuat jahat, tetapi berbuat baik terus-menerus” (Mosia 5:2). Mohon perhatikan bahwa pertobatan yang diuraikan dalam ayat-ayat suci ini adalah dahsyat, bukan kecil—kelahiran kembali secara rohani dan perubahan yang mendasar dari apa yang kita rasakan dan inginkan, apa yang kita pikirkan dan lakukan, dan siapa diri kita. Sesungguhnya, sifat sejati dari Injil Yesus Kristus memerlukan perubahan yang mendasar dan permanen dalam sifat alami kita yang dimungkinkan melalui ketergantungan kita pada “jasa dan belas kasihan serta kasih karunia Mesias yang Kudus” (2 Nefi 2:8). Sewaktu kita memilih untuk mengikuti Tuhan, kita memilih untuk diubah—untuk dilahirkan secara rohani.

Persiapan dan Pembersihan

Sama seperti mentimun harus dipersiapkan dan dibersihkan sebelum itu dapat diubah menjadi acar, demikian juga Anda dan saya dapat dipersiapkan dengan “soal-soal pokok iman dan dalam ajaran sehat” (1 Timotius 4:6) dan sesungguhnya dibersihkan melalui tata cara dan perjanjian yang dilaksanakan dengan wewenang Imamat Harun.

“Dan imamat yang lebih rendah berlangsung terus, imamat mana memegang kunci pelayanan para malaikat dan Injil persiapan.

Injil mana adalah Injil pertobatan dan baptisan, dan pengampunan dosa” (A&P 84:26–27).

Dan Tuhan telah menegakkan standar kebersihan yang tinggi.

“Karena itu ajarkanlah kepada anak-anakmu, bahwa semua orang, di mana pun harus bertobat, sebab kalau tidak, mereka tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah, sebab tidak ada hal yang tidak bersih dapat tinggal di sana” (Musa 6:57).

Persiapan dan pembersihan yang benar merupakan langkah-langkah dasar utama dalam proses dilahirkan kembali.

Pencelupan dan Pelarutan

Sama seperti mentimun diubah menjadi acar sewaktu hal itu dicelupkan dalam dan dilarutkan dalam air garam, demikian juga Anda dan saya dilahirkan kembali ketika kita terpikat oleh dan dalam Injil Yesus Kristus. Sewaktu kita menghormati dan “memerhatikan perjanjian” (A&P 32:13) yang ke dalamnya kita telah masuki, sewaktu kita “bergirang hati akan firman Kristus” (2 Nefi 32:3), sewaktu kita “berdoa kepada Bapa dengan segala kekuatan hati” (Moroni 7:48), dan sewaktu kita “melayani [Allah] dengan sepenuh hati, daya, akal budi dan kekuatan [kita]” (A&P 4:2), kemudian:

“Maka karena perjanjian yang telah kamu buat itu, kamu akan disebut anak-anak Kristus, para putra serta putri-Nya. Karena lihatlah, pada hari ini Ia telah memperanakkan kamu secara rohani, karena kamu berkata bahwa hatimu telah diubah melalui iman kepada nama-Nya. Karena itu, kamu dilahirkan daripada-Nya dan telah menjadi para putra serta putri-Nya” (Mosia 5:7).

Kelahiran kembali secara rohani yang diuraikan dalam ayat suci ini biasanya tidak terjadi dengan cepat atau seketika; itu merupakan proses yang berkesinambungan—bukan suatu peristiwa tunggal. Baris demi baris dan ajaran demi ajaran, secara bertahap dan nyaris tak kentara, maksud, pikiran, perkataan, dan perbuatan kita menjadi selaras dengan kehendak Allah. Tahap dari proses perubahan ini memerlukan waktu, ketekunan, dan kesabaran.

Mentimun hanya dapat menjadi acar melalui pencelupan yang tetap, terus-menerus, dan menyeluruh dalam air garam. Secara signifikan, garam merupakan bahan inti dalam resep. Garam sering digunakan dalam tulisan suci sebagai lambang baik perjanjian maupun umat perjanjian. Dan sama seperti garam itu penting dalam mengubah mentimun menjadi acar, demikian pula perjanjian adalah penting dalam kelahiran kembali kita secara rohani.

Kita memulai proses dilahirkan kembali melalui menjalankan iman kepada Kristus, bertobat dari dosa-dosa kita, dan dibaptiskan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa oleh seseorang yang memiliki wewenang imamat.

“Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).

Dan setelah kita keluar dari air baptisan, jiwa kita perlu terus-menerus dicelupkan dan dilarutkan dalam kebenaran dan terang dari Injil Juruselamat. Pencelupan sekali waktu dan secara dangkal dalam ajaran Kristus dan partisipasi parsial dalam Gereja-Nya yang dipulihkan tidak dapat menghasilkan perubahan rohani yang memungkinkan kita untuk berjalan dalam kehidupan yang baru. Tetapi, kesetiaan terhadap perjanjian, keteguhan tekad, dan penyerahan jiwa raga kita kepada Allah diperlukan jika kita ingin menerima berkat-berkat kekekalan.

“Aku ingin agar kamu datang kepada Kristus, yaitu Yang Mahakudus Allah Israel dan mengambil bagian dalam keselamatan-Nya dan kuasa Penebusan-Nya. Ya, datanglah kepada-Nya dan serahkanlah segenap jiwamu sebagai suatu korban kepada-Nya, dan lajutkanlah berpuasa dan berdoa dan bertahan sampai akhir, dan sebagaimana Tuhan itu hidup, kamu akan diselamatkan” (Omni 1:26).

Pencelupan dan pelarutan secara menyeluruh dalam Injil Juruselamat adalah langkah-langkah penting dalam proses dilahirkan kembali.

Pemurnian dan Penyegelan

Mentimun yang diawetkan dikemas dalam wadah-wadah yang disterilkan dan panas yang diproses untuk menghilangkan kotoran dan menyegel wadah-wadah tersebut dari pencemaran luar. Prosedur memproses dalam wadah berisi air mendidih memungkinkan acar untuk dilindungi dan diawetkan untuk jangka waktu yang lama. Dengan cara yang sama, kita secara terus-menerus dimurnikan dan dipersucikan sewaktu Anda dan saya dibasuh dalam darah Anak Domba, dilahirkan kembali, dan menerima tata cara-tata cara serta menghormati perjanjian-perjanjian yang dilaksanakan melalui wewenang Imamat Melkisedek.

“Meskipun demikian, mereka sering berpuasa dan berdoa dan menjadi semakin kuat dalam kerendahan hati mereka dan menjadi semakin teguh dalam iman kepada Kristus, sehingga jiwa mereka dipenuhi dengan kesukaan dan penghiburan, ya, bahkan sampai hati mereka dimurnikan serta dikuduskan, pengudusan yang terjadi karena penyerahan hati mereka kepada Allah” (Helaman 3:35).

Kata “penyegelan” [pemeteraian] dalam pesan saya hari ini tidak merujuk secara eksklusif pada tata cara pernikahan kekal yang dilaksanakan di rumah Tuhan. Tetapi, saya menggunakan kata khusus ini sebagaimana dijelaskan dalam Ajaran dan Perjanjian bagian 76.

“Inilah kesaksian tentang Injil Kristus mengenai mereka yang akan tampil dalam kebangkitan orang yang benar—

Merekalah yang menerima kesaksian tentang Yesus dan percaya pada nama-Nya, dan dibaptis menurut cara penguburan-Nya, dikubur di dalam air dalam nama-Nya, dan ini sesuai dengan perintah yang telah Dia berikan—

Bahwa dengan mematuhi perintah-perintah mereka dapat kiranya dicuci dan dibersihkan dari segala dosa mereka dan menerima Roh yang Kudus dengan penumpangan tangan oleh dia yang ditahbiskan dan dimeteraikan kepada kekuasaan ini;

Dan yang mengatasi dengan iman, dan dimeteraikan oleh Roh Kudus perjanjian, yang dicurahkan Bapa ke atas mereka semua, yang adil dan benar” (ayat 50–53).

Roh Kudus Perjanjian adalah kuasa yang mengesahkan Roh Kudus (lihat A&P 132:7). Ketika dimeteraikan oleh Roh Kudus Perjanjian, sebuah tata cara, sumpah, atau perjanjian terikat di bumi dan di surga (lihat A&P 132:7). Menerima “meterai persetujuan” dari Roh Kudus ini adalah hasil dari kesetiaan, integritas, dan keteguhan dalam menghormati perjanjian-perjanjian Injil “pada waktunya” (Musa 7:21). Meskipun demikian, pemeteraian ini dapat hilang melalui ketidaksalehan dan pelanggaran.

Pemurnian dan pemeteraian oleh Roh Kudus Perjanjian merupakan langkah puncak dalam proses dilahirkan kembali.

Dengan Kekuatan Jiwa Saya

Saudara-saudara yang terkasih, saya berdoa semoga perumpamaan tentang acar dapat menolong kita untuk mengevaluasi kehidupan kita, dan untuk memahami dengan lebih baik pentingnya, secara kekal, kelahiran rohani. Bersama Alma, “Aku berbicara dengan kekuatan jiwaku” (Alma 5:43).

“Dan sekarang kukatakan kepadamu, bahwa aku telah dipanggil menurut tata cara ini, ya, agar berkhotbah kepada saudara-saudaraku yang kukasihi, ya, setiap orang yang tinggal di negeri ini; ya, agar berkhotbah kepada semua orang baik tua maupun muda, baik budak maupun yang merdeka. Ya, kukatakan kepadamu, yang tua-tua dan juga setengah tua dan angkatan muda; ya, agar berseru kepada mereka bahwa mereka harus bertobat dan dilahirkan kembali” (Alma 5:49).

Saya mempersaksikan kenyataan dan keilahian dari Juruselamat yang hidup yang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dan diubah rupa. Saya bersaksi Gereja dan wewenang imamat-Nya telah dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith. Melalui iman kepada Kristus, kita dapat secara rohani dipersiapkan dan dibersihkan dari dosa, dibenamkan dalam dan dipenuhi dengan Injil-Nya, serta dimurnikan dan dimeteraikan dengan Roh Kudus Perjanjian—yaitu dilahirkan kembali. Dalam nama kudus Yesus Kristus, amin.