Penatua Octaviano Tenorio
Dari Tujuh Puluh
Penatua Octaviano Tenorio Domínguez tahu bahwa menerima tata cara-tata cara bait suci mengubah kehidupan. Itu mengubah kehidupannya, dan dia telah berkesempatan untuk melihat hal itu mengubah orang lain.’ “Beradalah dekat dengan bait suci,” dia mengimbau.
Dilahirkan pada tanggal 31 Oktober 1942, dari pasangan Octaviano Tenorio dan Flora Domínguez de Tenorio di Tilapan, Veracruz, Meksiko, dia bergabung dengan Gereja setelah keluarganya pindah ke Rio Bravo di utara Meksiko.
Setelah mendapat sertifikat dalam bidang akuntansi dan bisnis, dia bertemu Rosa Elva Valenzuela González di Meksiko City, di mana mereka sekarang tinggal. Mereka dimeteraikan pada tanggal 4 Januari 1974, di Bait Suci Meza Arizona dan adalah orang tua dari lima anak.
Di masa awal kariernya, Penatua Tenorio mengejar posisi sebagai manajer Pusat Layanan Silsilah Gereja di Meksiko. Cukup baik dalam pekerjaannya di bidang industri penerbitan, dia tidak yakin mengenai mengambil posisi baru. Namun setelah serangkaian peristiwa yang mengilhami, dia menyadari itulah pekerjaan yang harus diambilnya.
“Itu mengubah jalan hidup saya,” dia bertutur. Itu menuntun pada suatu kehidupan yang dipadukan dengan sejarah keluarga dan pekerjaan bait suci.
Setelah tujuh tahun menekuni pekerjaan itu, selama waktu itu dia melayani sebagai presiden wilayah, dia dipanggil sebagai pencatat pertama untuk Bait Suci Meksiko City Meksiko dan sebagai pemeterai. Dia meninggalkan bait suci untuk memimpin Misi Meksiko Tuxtla Gutierrez. Dia kemudian mengelola Keanggotaan area, Pengadaan Bahan, dan Departemen Layanan Kesejahteraan, selama waktu itu dia melayani sebagai wakil regional dan kemudian sebagai Area Tujuh Puluh.
Penatua Tenorio kemudian menjadi pencatat Bait Suci Meksiko City Meksiko sekali lagi setelah penggantinya pensiun.
“Bait suci telah menjadi bagian yang besar dari kehidupan saya,” ujarnya. “Saya percaya [bahwa] adalah melalui tata cara-tata cara bait suci kita akan menemukan kebahagiaan sejati.” Penatua Tenorio sangat bersyukur kepada Tuhan dan dia menganggap sebuah berkat besar untuk berkesempatan melayani saat ini di Kuorum Pertama Tujuh Puluh.