“Pelajaran 12 Materi Persiapan Kelas: Menegakkan Perkara Sion,” Materi Guru Landasan Pemulihan (2019)
“Pelajaran 12 Materi Persiapan Kelas,” Materi Guru Landasan Pemulihan
Pelajaran 12 Materi Persiapan Kelas
Menegakkan Perkara Sion
Nabi Joseph Smith mengajarkan, “Kita seharusnya menjadikan pembangunan Sion sebagai tujuan terbesar kita” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 214). Ketika Anda mempelajari materi ini, carilah kebenaran yang akan membantu Anda memahami apa itu Sion, mengapa kita perlu membangun Sion, dan apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu upaya ini.
Bagian 1
Apa artinya menegakkan Sion?
Pada bulan Desember 1830 ketika Joseph Smith mengerjakan terjemahan Alkitab, Tuhan mengungkapkan, seperti yang sekarang dicatat dalam Musa 7, bahwa nabi Perjanjian Lama Henokh telah membangun sebuah kota yang disebut Sion.
Saksikan video “Teachings of Joseph Smith: Preparing for Zion” (1:42), atau pelajari pernyataan Nabi Joseph Smith di bawah ini:
Nabi Joseph Smith menyatakan:
Pembangunan Sion merupakan suatu perkara yang telah menarik minat umat Allah di setiap masa; … mereka telah menanti-nantikan dengan antisipasi penuh sukacita terhadap hari ketika kita hidup; dan terbakar oleh antisipasi surgawi dan penuh sukacita mereka telah menyanyi dan menulis serta bernubuat mengenai zaman kita ini; … kita adalah umat yang disenangi yang telah Allah pilih untuk mendatangkan kemuliaan Zaman Akhir; tinggallah terserah kepada kita untuk melihat, berperan serta dan membantu untuk memajukan kemuliaan Zaman Akhir.
Tempat apa pun di mana para Orang Suci berkumpul adalah Sion, yang setiap pria [dan wanita] saleh akan membangunnya untuk tempat aman bagi anak-anak [mereka] .…
…Waktunya segera tiba, ketika tidak seorang pun akan memiliki sedikit pun kedamaian kecuali di Sion dan wilayah-wilayahnya. (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 213–214)
Dalam sebuah wahyu kepada Nabi Joseph Smith, Tuhan menyatakan bahwa Sion juga merujuk pada “yang murni hatinya” (Ajaran dan Perjanjian 97:21).
Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
Sion adalah sebuah tempat dan umat .…
Sion adalah Sion karena karakter, sifat, dan kesetiaan penduduknya .… Jika kita mau membangun Sion dalam rumah tangga, cabang-cabang, lingkungan-lingkungan, dan pasak-pasak, … [itu] akan diperlukan (1) untuk menjadi satu dengan sehati dan sepikiran; (2) menjadi, secara individu dan kelompok, sebuah umat yang kudus; dan (3) untuk merawat mereka yang miskin dan yang membutuhkan sedemikian efektif sehingga kita menyingkirkan kemiskinan di antara kita. Kita tidak dapat menunggu sampai Sion datang agar hal-hal ini terjadi—Sion hanya akan datang sewaktu hal-hal itu terjadi .…
Kita akan menjadi sehati dan sepikiran ketika kita sendiri menempatkan Juruselamat di pusat kehidupan kita dan mengikuti mereka yang Dia telah perintahkan untuk memimpin kita. (D. Todd Christofferson, “Datanglah ke Sion,” Ensign atau Liahona, November 2008, 37–38)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai karakteristik umat yang seperti Sion, lihat 4 Nefi 1:1–4, 15–18.
Bagian 2
Apa yang terjadi pada para Orang Suci di Missouri yang berusaha membangun Sion?
Satu tahun setelah pengorganisasian Gereja, Tuhan menetapkan Independence, Jackson County, Missouri, sebagai “tempat pusat” (Ajaran dan Perjanjian 57:3) dari Sion di mana para Orang Suci akan berkumpul dan membangun kota suci Sion, juga disebut sebagai Yerusalem Baru (lihat Ajaran dan Perjanjian 45:64–66; 57:1–3).
Di bawah arahan Nabi, para anggota awal Gereja berusaha untuk membangun sebuah kota Sion di Jackson County tetapi berjuang untuk membangun hubungan yang baik dengan warga di sana. Perselisihan pendapat mengenai masalah agama, perbudakan, politik, dan jumlah penduduk para Orang Suci yang meningkat memicu banyak warga Jackson County untuk menyerukan pengusiran Orang-Orang Suci dari daerah tersebut.
Pada 20 Juli 1833, segerombolan warga di Jackson County berhadapan dengan para pemimpin Gereja setempat dalam sebuah pertemuan di gedung pengadilan dan menuntut agar para Orang Suci menutup kantor percetakan dan toko mereka dan meninggalkan daerah itu. Para pemimpin Gereja menolak, sehingga gerombolan perusuh tersebut menghancurkan kantor percetakan Gereja dan melumuri Uskup Edward Partridge dan anggota Gereja, Charles Allen, dengan aspal panas dan menempelinya dengan bulu. Tiga hari kemudian, gerombolan perusuh tersebut mengancam bahwa mereka akan melakukan kekerasan lebih lanjut. Karena paksaan, para pemimpin Gereja setempat sepakat untuk meninggalkan daerah itu pada musim semi berikutnya. Namun, ketika para pemimpin dan anggota Gereja kemudian memutuskan untuk tetap tinggal dan memperjuangkan hak-hak mereka pada musim gugur 1833, kekerasan oleh gerombolan perusuh berlanjut.
Parley P. Pratt menceritakan:
Rombongan para penjahat mengepung daerah itu di segala arah; masuk ke rumah-rumah tanpa rasa takut, … menakuti para wanita dan anak-anak, dan mengancam akan membunuh mereka jika mereka tidak segera melarikan diri .…
… Para wanita dan anak-anak lari ke segala arah. Satu kelompok yang berjumlah sekitar seratus lima puluh orang melarikan diri ke padang rumput, di mana mereka terlunta-lunta selama beberapa hari, kebanyakan tanpa makanan; dan tidak memiliki apa-apa selain langit terbuka untuk tempat berlindung mereka. Kelompok-kelompok yang lain melarikan diri ke arah Sungai Missouri. Selama tercerai-berainya para wanita dan anak-anak, gerombolan perusuh memburu para pria, menembaki beberapa di antara mereka, mengikat dan mencambuk yang lain, dan ada yang dikejar hingga beberapa mil jauhnya .…
Tepian [Sungai Missouri] mulai dipenuhi di kedua sisi feri dengan pria, wanita, dan anak-anak; barang, gerobak, kotak-kotak, perbekalan, dll., sementara feri terus-menerus digunakan .… Ratusan orang terlihat di segala arah, beberapa dalam tenda dan beberapa di udara terbuka di sekitar api unggun mereka, sementara hujan turun dengan lebatnya. Para suami mencari-cari istri mereka, istri mencari-cari suami mereka; orangtua mencari-cari anak-anak, dan anak-anak mencari-cari orangtua. Beberapa cukup beruntung lolos bersama keluarga mereka, barang-barang rumah tangga, dan sejumlah perbekalan; sementara yang lainnya tidak tahu nasib teman-teman mereka, dan telah kehilangan semua barang mereka .…
… Setiap anggota masyarakat [kami] diusir dari daerah itu, dan ladang jagung dirusak dan dihancurkan; tumpukan gandum dibakar, barang-barang rumah tangga dijarah, dan fasilitas serta setiap jenis properti dihancurkan. (Autobiography of Parley Parker Pratt, diedit oleh Parley P. Pratt Jr. [1938], 101–103)
Lebih dari 1.000 Orang Suci diusir dari Jackson County, dan lebih dari 200 rumah mereka dibakar.
Bagian 3
Apa yang mencegah para Orang Suci dari menegakkan Sion di Jackson County, Missouri?
Pada bulan-bulan setelah pengusiran secara kejam terhadap para Orang Suci dari Jackson County, Tuhan mengungkapkan kepada Nabi Joseph Smith alasan mengapa Dia mengizinkan para Orang Suci-Nya dianiaya dan diusir dari tanah dan rumah mereka. Sewaktu Anda menelaah petikan tulisan suci berikut dari Ajaran dan Perjanjian 101 dan 105, carilah tindakan dan sikap apa yang mencegah para Orang Suci dari menegakkan Sion di Jackson County, Missouri.
Bagian 4
Bagaimana masa depan Sion?
Penatua Christofferson mengajarkan bahwa sewaktu kita menegakkan Sion, kita mempersiapkan diri kita dan dunia untuk menerima Juruselamat pada Kedatangan-Nya yang Kedua:
Yang krusial bagi kembalinya Tuhan, adalah kehadiran di bumi dari suatu umat yang siap untuk menerima Dia pada kedatangan-Nya .…
Pada zaman dahulu, Allah mengambil kota Sion yang saleh bagi diri-Nya Sendiri. Kebalikannya, di zaman terakhir Sion baru akan menerima Tuhan pada kedatangan-Nya kembali .…
Sementara kita berusaha untuk tekun dalam membangun Sion, termasuk bagian kita dalam mengumpulkan orang-orang pilihan Tuhan dan penebusan yang mati, kita hendaknya berhenti sejenak untuk mengingat bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan dan Dia melakukannya .…
Dispensasi yang besar dan terakhir ini terus membangun dengan mantap menuju klimaksnya—Sion di bumi, digabungkan dengan Sion dari atas pada saat kembalinya Juruselamat dengan agung .… Marilah kita melibatkan diri dalam pembangunan Sion untuk mempergegas hari itu. (D. Todd Christofferson, “Bersiap bagi Kembalinya Tuhan,” Ensign atau Liahona, Mei 2019, 82–84)