Elaine S. Dalton
Presiden Umum Remaja Putri
Semasa remaja, Elaine Schwartz Dalton menemukan sukacita besar dalam berdansa. Namun sebagai ibu muda dengan enam anak, dia menemukan bahwa dansa tampaknya tidak praktis, jadi dia mulai berlari sebagai cara untuk menikmati gerakan setiap hari. Awalnya dia akan berlari 10 langkah dan kemudian berjalan 10 langkah sampai dia dapat berlari satu mil. Sejak awal yang sederhana itu, dia telah mengikuti 18 lari maraton.
“Berlari memberi saya waktu untuk menenangkan pikiran dan merenungkan kehidupan,” tutur Sister Dalton. Diperlukan satu jam ketika dia dapat memikirkan tentang tulisan suci yang baru dibacanya.
Sister Dalton dilahirkan di Ogden, Utah, Amerika Serikat, pada tanggal 1 November 1946, dari pasangan Melvin Leo Schwartz dan Emma Martin Schwartz. Dia menikah dengan Stephen Eugene Dalton pada tanggal 13 September 1968, di Bait Suci Salt Lake. Dia meraih gelar S1 dalam bidang bahasa Inggris dari Universitas Brigham Young. Dia telah melayani dalam pengurus umum Remaja Putri dan sebagai penasihat pertama dan kedua dalam presidensi umum Remaja Putri. Dia juga telah melayani sebagai presiden Remaja Putri wilayah, pembimbing kelas Pramunita, pembimbing bagi lajang muda di Lembaga Pertolongan, serta guru Lembaga Pertolongan.
Sebagai presiden umum Remaja Putri yang baru, Sister Dalton menuturkan, “Pesan utama saya kepada para remaja putri Gereja adalah hal yang sama yang mereka dengar dari orang tua mereka setiap kali mereka keluar dari pintu depan: ‘Ingatlah siapa dirimu.’”
Dia berharap untuk menolong para remaja putri memahami bahwa mereka adalah putri Bapa Surgawi yang mengasihi mereka. “Mereka mengucapkan itu dalam tema Remaja Putri setiap minggu, namun bagi begitu banyak remaja putri, itu tidak merasuk dalam hati mereka,” Sister Dalton berujar. “Sekali seorang remaja putri memahami bahwa dia putri Allah, itu menguraikan semua hubungannya lainnya.”
Dia mengimbau mereka untuk menjadi murni. “Salah satu pekerjaan penting yang telah dicadangkan bagi mereka adalah untuk melaksanakan pekerjaan bait suci,” dia bertutur. “Tak pelak Setan marah, dengan menghancurkan para remaja putri dari menjadi layak. Jadilah murni. Ada kekuatan dalam kehidupan yang murni.”