2008
Keselamatan dan Permuliaan
Mei 2007


Keselamatan dan Permuliaan

Dalam rencana kekal Allah, keselamatan adalah urusan individu; permuliaan adalah urusan keluarga.

Elder Russell M. Nelson

Dengan penuh syukur, kita menyambut Penatua D. Todd Christofferson dalam Kuorum Dua Belas Rasul. Dengan segenap hati, kita mendukung Presidensi Utama yang luar biasa ini dan semua yang telah dipanggil.

Brother dan sister, ketika kita menerima kabar bahwa Presiden Gordon B. Hinckley telah meninggal dunia, kita masing-masing segera merasakan dukacita yang mendalam. Meskipun demikian, mengetahui bahwa tujuan akhirnya berada di tangan Tuhan, kita merasakan perasaan kita beralih dari dukacita menjadi rasa syukur. Kita sangat bersyukur untuk apa yang telah kita pelajari dari Nabi Allah yang hebat ini.

Hari ini, dalam pertemuan khusyuk ini, kita telah menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan, yang menyatakan bahwa “tidak akan diizinkan kepada siapa pun untuk pergi mengkhotbahkan Injil-Ku atau untuk mendirikan Gereja-Ku kecuali dia ditahbiskan oleh seseorang yang mempunyai wewenang dan dikenal Gereja bahwa dia memiliki wewenang dan telah ditahbiskan menurut peraturan oleh para penatua Gereja.”1 Hukum suara bulat ini2 telah dibuat, dan Gereja akan terus maju di jalan yang telah ditetapkan.

Para anggota di seluruh dunia mendukung Presiden Thomas S. Monson dan para penasihatnya yang mumpuni. Kita “bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah;

Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”3

Tuhan mewahyukan mengapa “Ia memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi.” Itu “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.”4

Oleh karena itu, pelayanan para Rasul—Presidensi Utama dan Dua Belas Rasul—adalah untuk mendatangkan persatuan iman tersebut dan mengabarkan pengetahuan kita tentang Tuhan. Pelayanan kita adalah untuk memberkati kehidupan semua orang yang mau belajar dan mengikuti “jalan yang lebih utama”5 Tuhan.

Pasal-Pasal Kepercayaan ke-3 menyatakan bahwa “melalui Penebusan Kristus, seluruh umat manusia dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum serta tata cara-tata cara Injil.”

Untuk dapat diselamatkan—atau untuk memperoleh keselamatan—artinya diselamatkan dari kematian jasmani dan rohani. Karena Kebangkitan Yesus Kristus, semua orang akan dibangkitkan dan diselamatkan dari kematian jasmani. Orang-orang juga dapat diselamatkan dari kematian rohani pribadi melalui Kurban Tebusan Yesus Kristus, melalui iman mereka kepada-Nya, melalui hidup dalam kepatuhan terhadap hukum-hukum dan tata cara-tata cara Injil-Nya, serta dengan melayani-Nya.

Untuk dapat dimuliakan—atau memperoleh permuliaan—merujuk pada tingkat tertinggi kebahagiaan dan kemuliaan di kerajaan selestial. Berkat-berkat ini dapat datang kepada kita setelah kita meninggalkan keadaan yang lemah dan fana ini. Waktu untuk mempersiapkan diri bagi keselamatan dan permuliaan akhir kita adalah sekarang ini.6

Sebagai bagian dari persiapan itu, seseorang harus terlebih dahulu mendengar serta memahami Injil. Untuk alasan ini, Injil Yesus Kristus dibawa kepada “semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum.”7

Tanggung Jawab Individu

Beberapa tahun lalu saya bertemu dengan raja sebuah suku di Afrika. Ketika dia menyadari bahwa dia diajar oleh seorang Rasul Tuhan, dia sangat tersentuh. Dia mengatakan bahwa kelompok-kelompok dalam masyarakatnya akan bersedia dibaptiskan jika dia memberi mereka mandat seperti itu. Saya berterima kasih kepadanya atas kebaikan hatinya, namun menjelaskan bahwa Tuhan tidak bekerja dengan cara seperti itu.

Perkembangan iman kepada Tuhan adalah urusan individu. Pertobatan juga adalah urusan individu. Hanya sebagai individulah seseorang dapat dibaptiskan dan menerima Roh Kudus. Kita masing-masing dilahirkan secara individu; demikian juga, kita masing-masing “dilahirkan kembali”8 secara individu. Keselamatan adalah urusan individu.

Tanggung Jawab Keluarga

Kemajuan individu dipupuk dalam keluarga, yang merupakan “inti dalam rencana Sang Pencipta bagi tujuan kekal anak-anak-Nya.”9 Rumah harus menjadi laboratorium Allah akan kasih dan pelayanan. Di sanalah suami hendaknya mengasihi istrinya, istri hendaknya mengasihi suaminya, dan orang tua serta anak-anak hendaknya saling mengasihi.

Di seluruh dunia, keluarga terus-menerus diserang. Jika keluarga gagal, banyak sistem politik, ekonomi, dan sosial kita juga akan gagal. Dan jika keluarga gagal, potensi kekal mulia mereka tidak dapat dicapai.

Bapa Surgawi kita menghendaki para suami dan istri untuk saling setia dan menghargai serta memperlakukan anak-anak mereka sebagai milik pusaka daripada Tuhan.10 Dalam keluarga semacam itu kita belajar tulisan suci serta berdoa bersama. Dan kita mengarahkan fokus kita pada bait suci. Di sana kita menerima berkat-berkat tertinggi yang telah Allah sediakan bagi anak-anak-Nya yang setia.

Terima kasih atas rencana besar kebahagiaan Allah,11 keluarga-keluarga dapat kekal selamanya—sebagai makhluk-makhluk yang dimuliakan. Bapa Surgawi kita berfirman, “Inilah pekerjaan-Ku serta kemuliaan-Ku—untuk mendatangkan kebakaan serta hidup yang kekal bagi manusia.”12 Kedua tujuan-Nya dimungkinkan melalui Kurban Tebusan Putra Terkasih-Nya, Yesus Kristus. Kurban Tebusan-Nya menjadikan kebangkitan suatu kenyataan dan kehidupan kekal dimungkinkan bagi semua orang yang akan pernah hidup.

Kebangkitan, atau kebakaan, datang kepada setiap pria dan setiap wanita sebagai karunia tanpa syarat.

Kehidupan kekal, atau kemuliaan selestial, atau permuliaan, adalah karunia bersyarat. Syarat-syarat dari karunia ini telah ditetapkan oleh Tuhan, yang berfirman, “Jika engkau mematuhi perintah-perintah-Ku dan bertahan sampai akhir, engkau akan memiliki hidup yang kekal, yaitu karunia yang terbesar daripada segala karunia Allah.”13 Syarat-syarat yang harus dipenuhi mencakup iman kepada Tuhan, pertobatan, pembaptisan, menerima Roh Kudus, dan tetap setia terhadap tata cara-tata cara serta perjanjian-perjanjian bait suci.

Tidak seorang pria pun dalam Gereja ini dapat memperoleh tingkat tertinggi kemuliaan selestial tanpa seorang wanita yang layak yang dimeteraikan kepadanya.14 Tata cara-tata cara bait suci ini memungkinkan permuliaan akhir bagi keduanya.

Dalam pemanggilan Gereja, kita dapat dibebastugaskan. Namun kita tidak dapat dibebastugaskan sebagai orang tua. Sejak hari pertama dalam sejarah manusia, Tuhan telah memerintahkan orang tua untuk mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka.15 “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang … anak-anakmu, dan membicarakan [firman Allah] apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”16

Di zaman kita, Tuhan telah menambahkan, “Didiklah anak-anakmu dalam terang dan kebenaran.”17 Gereja ada untuk membantu dan bukan menggantikan orang tua dalam tanggung jawab mereka untuk mengajar anak-anak mereka.

Di zaman ini dimana tindakan tak bermoral dan kecanduan pornografi telah merajalela, orang tua memiliki tanggung jawab kudus untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka pentingnya Allah dalam kehidupan mereka.18 Kejahatan itu, yang sedemikian menghancurkan potensi ilahi, harus dengan ketat dihindari oleh anak-anak Allah.

Kita juga harus mengajarkan kepada anak-anak kita untuk menghormati orang tua mereka. Perintah kelima menyatakan, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.”19

Bagaimana kita dapat dengan paling baik mengajar anak-anak kita? Tuhan telah memberi kita petunjuk khusus berikut:

“Tidak ada kuasa atau pengaruh yang dapat atau sepatutnya dipertahankan oleh kebajikan keimamatan, hanya oleh bujukan kesabaran, kebaikan dan kelemahlembutan serta oleh kasih sayang yang sejati;

Oleh kebaikan hati dan pengetahuan yang sejati, yang akan sangat membesarkan jiwa tanpa kemunafikan dan tanpa tipu daya—

Kadang-kadang menegur dengan tajam, bila digerakkan ke arah itu oleh Roh Kudus, dan setelah itu menunjukkan bertambahnya kasih sayang terhadap dia yang kauberi teguran itu, jangan sampai dia menganggap engkau sebagai musuhnya.”20

Ketika seorang anak memerlukan koreksi, Anda dapat menanyakan kepada diri sendiri, “Apa yang dapat saya katakan atau lakukan yang akan membujuknya untuk memilih jalan yang lebih baik?” Ketika memberi koreksi yang diperlukan, lakukan dengan lembut, secara pribadi, dengan penuh kasih, dan tidak di muka umum. Apabila teguran diperlukan, tunjukkan secara tepat bertambahnya kasih agar benih-benih kebencian tidak ada. Untuk membujuk, kasih Anda haruslah tulus dan ajaran-ajaran Anda didasarkan pada ajaran ilahi serta asas-asas yang benar.

Jangan mencoba mengendalikan anak-anak Anda. Melainkan, dengarkanlah mereka, bantulah mereka mempelajari Injil, ilhami mereka, dan tuntunlah mereka pada kehidupan kekal. Anda adalah wakil Allah dalam memelihara anak-anak yang telah Dia percayakan kepada Anda. Biarkan pengaruh ilahi-Nya bersemayam dalam hati Anda sewaktu Anda mengajar dan membujuk.

Leluhur

Pembahasan apa pun mengenai tanggung jawab keluarga untuk mempersiapkan diri bagi permuliaan tidak akan lengkap jika kita hanya menyertakan ayah, ibu, dan anak-anak. Bagaimana dengan kakek nenek serta leluhur lainnya? Tuhan telah menyatakan bahwa kita tidak dapat menjadi sempurna tanpa mereka; demikian juga mereka tanpa kita tidak akan menjadi sempurna.21 Tata cara pemeteraian adalah penting bagi permuliaan. Seorang istri perlu dimeteraikan kepada suaminya; anak-anak perlu dimeteraikan kepada orang tua mereka; dan kita semua harus dihubungkan dengan leluhur kita.22

Bagaimana dengan mereka yang tidak dapat menikah dalam kehidupan ini atau mereka yang tidak dapat dimeteraikan kepada orang tua mereka dalam kehidupan ini? Kita mengetahui bahwa Tuhan akan mengadili kita masing-masing sesuai dengan keinginan hati kita, juga perbuatan kita,23 dan bahwa berkat-berkat permuliaan akan diberikan kepada semua orang yang layak.24

Kita sebagai anak-anak perjanjian sangat dikasihi. Di dalam hati kita telah ditanamkan janji-janji yang dibuat kepada Bapa Abraham, Ishak, dan Yakub. Tuhan telah berfirman: “Kamu adalah para ahli waris yang sah berdasarkan pada daging, dan telah disembunyikan dari dunia dengan Kristus dalam Allah ….

Karena itu, diberkatilah kamu bila kamu melanjutkan dalam kebaikanmu, menjadi suatu terang bagi bangsa-bangsa dalam kebaikanmu, menjadi suatu terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan melalui imamat ini, menjadi seorang penyelamat bagi umat-Ku Israel.”25

Kehidupan ini adalah saat untuk mempersiapkan diri bagi keselamatan dan permuliaan.26 Dalam rencana kekal Allah, keselamatan adalah urusan individu; permuliaan adalah urusan keluarga.

Sebagai anak-anak perjanjian, kita telah bertemu dalam pertemuan khusyuk pagi ini. Perhatian telah difokuskan pada jabatan kudus para nabi dan rasul. Namun tanggung jawab utama untuk mempersiapkan diri bagi keselamatan dan permuliaan merupakan tanggung jawab setiap orang, dengan bertanggung jawab terhadap hak pilihan individu, bertindak dalam keluarganya sendiri, dengan mengemban jabatan kudus lainnya sebagai ibu, ayah, anak perempuan, anak lelaki, nenek, atau kakek.

Dalam peran tanggung jawab itu, semoga kita maju terus dalam iman, dengan dipimpin oleh Kristus, yang memiliki Gereja ini, dan oleh Nabi-Nya, yang melaluinya Dia berbicara, saya berdoa dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. A&P 42:11; penekanan ditambahkan.

  2. Lihat A&P 26:2; 28:13.

  3. Efesus 2:19–20.

  4. Efesus 4:11–13.

  5. 1 Korintus 12:31; Eter 12:11.

  6. Lihat Alma 34:32–33.

  7. Wahyu 14:6.

  8. Yohanes 3:3, 7; Mosia 27:25; Alma 5:49; 7:14; Musa 6:59.

  9. Keluarga: Pernyataan kepada Dunia, Liahona, Oktober 2004, 49.

  10. Lihat Mazmur 127:3.

  11. Lihat Alma 42:8.

  12. Musa 1:39.

  13. A&P 14:7; lihat juga 3 Nefi 15:9. Kitab Mormon lebih lanjut menjelaskan sifat terbatas karunia yang besar ini. Itu menyatakan bahwa “kamu harus maju terus dengan suatu ketabahan dalam Kristus, dengan harapan yang gilang-gemilang dan kasih kepada Allah dan segenap manusia. Oleh karena itu, jika kamu maju terus, mengenyangkan diri dengan firman Kristus dan bertahan sampai akhir, lihatlah, demikian firman Bapa: Kamu akan memperoleh hidup yang kekal” (2 Nefi 31:20; penekanan ditambahkan).

  14. Lihat A&P 131:1–3.

  15. Lihat Musa 6:57–58. Juga catatlah ajaran Raja Benyamin: “Kamu tidak akan membiarkan anak-anakmu lapar atau telanjang, juga kamu tidak akan membiarkan mereka melanggar hukum-hukum Allah serta berkelahi dan bertengkar satu sama lain dan melayani iblis, yang menjadi guru dari segala dosa …. Tetapi kamu akan mengajar mereka untuk berjalan di jalan kebenaran dan pikiran yang sehat. Kamu akan mengajar mereka untuk saling mengasihi dan saling melayani” (Mosia 4:14–15).

  16. Ulangan 6:7.

  17. A&P 93:40. Tuhan juga menyatakan, “Mengajar anak-anak[mu] untuk berdoa, dan hidup tanpa cela di hadapan Tuhan” (A&P 68:28).

  18. Demikian ajaran Paulus kepada Timotius: “Hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu; “… Dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:14–15).

  19. Keluaran 20:12. Ingatlah amsal terhadap peranan orang tua itu: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu” (Amsal 22:6).

  20. A&P 121:41–43.

  21. Lihat A&P 128:15.

  22. Lihat A&P 128:18.

  23. Lihat Joseph Smith—Penglihatan mengenai Kerajaan Selestial:9.

  24. Lihat A&P 130:20; juga Rudger Clawson, Conference Report, Oktober 1917, 29; Joseph F. Smith, dalam Deseret News, 1 Mei 1878, 2; Richard G. Scott, “Sukacita Menjalankan Rencana Besar Kebahagiaan,” Liahona, Januari 1997, 75.

  25. A&P 86:9, 11.

  26. Lihat Alma 12:24.