2008
Penatua L. Whitney Clayton
Mei 2007


Penatua L. Whitney Clayton

Dari Presidensi Tujuh Puluh

Elder L. Whitney Clayton

Bersama dengan dibesarkan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kasih, dua peristiwa penting dalam kehidupan Penatua Lyndon Whitney Clayton telah membuat semua perbedaan, dia bertutur. Salah satunya adalah melayani sebagai misionaris di Peru. Yang kedua adalah menikahi istrinya, Kathy Ann Kipp, pada tanggal 3 Agustus 1973, di Bait Suci Salt Lake. Mereka adalah orang tua dari tujuh anak.

“Anak-anak kami berkelakar bahwa waktu di rumah bersama Ayah dan Ibu sering kali secara spontan berubah menjadi api unggun keluarga,” tutur Penatua Clayton. Dan itu adalah uraian yang cukup akurat. Keluarga Clayton senang duduk dan membahas berbagai pokok bahasan; mereka juga senang menyanyi bersama.

Penatua Clayton dilahirkan di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, pada tanggal 2 Februari 1950, dari pasangan L. Whitney Clayton Jr. dan Elizabeth Touchstone Clayton. Dia tumbuh di Whittier, Kalifornia, Amerika Serikat, menerima gelar S1 dalam bidang keuangan dari Universitas Utah dan gelar hukum dari Universitas Pasifik di Kalifornia.

Pada tahun 1970 dia dipanggil untuk melayani di Misi Andes di Peru. Di sanalah dia belajar untuk menyukai belajar tulisan suci. “Salah satu sukacita besar dalam kehidupan saya adalah saat-saat tenang setiap hari dalam mempelajari tulisan suci,” dia bertutur. “Saya menemukan penghiburan dan kedamaian serta bimbingan luar bisa dalam hal itu.”

Penatua Clayton telah melayani sebagai presiden cabang, uskup, penasihat presiden misi, dan Area Tujuh Puluh. Melayani sebagai uskup di lingkungan berbahasa Spanyol di Santa Ana, Kalifornia, “merupakan sebuah berkat besar,” dia berujar. “Itu meningkatkan kemampuan saya untuk melihat bahwa orang-orang yang mematuhi perintah bahagia.”

Dia mendapatinya sama benarnya dalam perjalanannya sebagai anggota Kuorum Pertama Tujuh Puluh. “Terlepas di mana orang-orang tinggal di dunia ini, Tuhan akan memberkati mereka jika mereka mematuhi perintah-perintah,” dia mengatakan. “Mereka yang menaruh kepercayaan mereka kepada-Nya akan menemukan bahwa Dia akan memperkaya kehidupan mereka dalam setiap cara.”