2008
Berdiri sebagai Seorang Saksi
Mei 2007


Berdiri sebagai Seorang Saksi

Anda … dapat berdiri sebagai saksi akan Allah dengan memelihara roh iman, kasih, kedamaian, dan kesaksian di rumah Anda sekarang.

Gambar
Susan W. Tanner

Sewaktu saya berdiri di mimbar, saya membayangkan wajah-wajah para remaja putri di seluruh dunia. Betapa saya mengasihi Anda! Saya terutama senang menjanjikan kepada Anda bahwa kita akan “berdiri sebagai saksi Allah di setiap saat, dan dalam segala hal, dan di segala tempat.”1 Bagaimana kita dapat melakukan ini? Sewaktu saya berbicara, saya berdoa agar Roh mau membimbing saya dan bersaksi kepada kita masing-masing bagaimana kita dapat berdiri sebagai saksi bagi Allah.

Ketika anak-anak kami menjadi misionaris, mereka belajar bahwa ketika kita berdiri sebagai saksi Yesus Kristus, Roh Kudus akan meneguhkan kesaksian itu. Salah satu anak perempuan kami memiliki simpatisan emas yang bernama JieLei. Remaja dewasa putri ini mematuhi setiap perintah baru yang diajarkan kepadanya, terlepas betapa sulitnya itu. Dia adalah siswa yang berjuang untuk membiayai kebutuhan hidup dengan uang yang terbatas, namun dia mulai membayarkan persepuluhannya ketika dia belajar mengenai hukum itu. Pekerjaan paruh-waktunya mengharuskannya untuk bekerja di hari Minggu, namun dia memiliki keberanian untuk bertanya kepada majikannya apakah dia dapat mengubah jam kerjanya ke hari lain sehingga dia dapat menghadiri pertemuan sakramen.

Alih-alih ketekunannya, JieLei masih tidak memiliki kesaksian yang kuat mengenai Kitab Mormon. Putri kami dan rekannya tahu bahwa dia memerlukan sebuah kesaksian dari Roh untuk menegaskan kebenarannya, agar mereka menyiapkan pelajaran baginya mengenai Roh Kudus. Sewaktu mereka melakukan hal itu, entah bagaimana itu terasa tidak tepat. Ketika mereka berdoa mengenai hal itu, mereka merasa terkesan untuk pergi ke arah yang berbeda, untuk memberikan pelajaran mengenai Yesus Kristus.

Ketika pertemuan yang ditetapkan tiba, para misionaris ini mulai mengajar JieLei mengenai Yesus Kristus. Air mata menetes di pipinya. Dia terus bertanya, “Apa yang saya rasakan ini?” Kemudian mereka memberikan kesaksian kepadanya bahwa itulah Roh. Tepatnya apa yang mereka ingin terjadi memang terjadi. Sejak saat itulah anak perempuan kami mengingat bahwa salah satu peran besar dari Roh Kudus adalah sebagai pemberi kesaksian akan Kristus. Yesus Sendiri berfirman, “Penghibur, yaitu Roh Kudus … akan bersaksi tentang Aku.”2 Putri kami menyadari bahwa sewaktu dia berdiri sebagai seorang saksi akan Yesus Kristus, Roh Kudus menegaskannya. Kita, juga, dapat berdiri sebagai para saksi sewaktu “kita berbicara tentang Kristus, kita bersukacita dalam Kristus, kita berkhotbah tentang Kristus” dan memandang Dia sebagai sumber bagi “pengampunan dosa-dosa [kita].”3

Raja Benyamin yang saleh dalam Kitab Mormon mengumpulkan rakyatnya untuk datang ke bait suci agar dia dapat berbicara tentang Kristus dan berkhotbah tentang Kristus. Dia mengajarkan kepada rakyatnya mengenai kebaikan, kuasa, kebijaksanaan, kesabaran Tuhan dan, yang terpenting dari semuanya, Kurban Tebusan. Sewaktu dia berdiri sebagai seorang saksi, Roh memberikan kesaksian kepada mereka bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat, demikian juga bagi JieLei. Raja Benyamin kemudian menasihati rakyatnya untuk berdiri kukuh dalam iman mereka kepada Kristus. Rakyatnya semuanya berseru:

“Kami memercayai semua perkataan yang telah engkau ucapkan kepada kami … karena Roh Tuhan, … yang telah membawa perubahan yang dahsyat di dalam diri kami atau di dalam hati kami, sehingga kami tidak lagi ber- keinginan untuk berbuat jahat, tetapi berbuat baik terus-menerus .… Dan kami bersedia mengikat janji dengan Allah kami … untuk menaati perintah-perintah-Nya, di dalam segala hal.”4

Rakyat Raja Benyamin membuat perjanjian untuk mematuhi perintah-perintah Allah, sebagaimana kita masing-masing. Sewaktu Anda menepati perjanjian itu, Anda akan berdiri sebagai saksi di antara teman-teman sebaya Anda. Baru-baru ini, anak-anak saya dan pasangan mereka mengingat saat-saat selama tahun-tahun ketika mereka membela nilai-nilai yang benar dalam menghadapi tekanan teman sebaya. Yang satu tidak akan ikut dalam kompetisi pemandu sorak di hari Minggu; yang lain memberi tahu majikannya bahwa dia tidak dapat bekerja di hari Sabat. Yang satu menolak untuk menonton film porno di rumah seorang teman ketika dia baru berusia 11; yang lain menolak untuk melihat bersama teman-teman sekolahnya majalah porno. Keduanya menjauhkan diri secara sosial selama beberapa saat setelah itu. Anak yang lain menolak untuk terlibat dalam bahasa yang buruk, kasar, dan vulgar dalam lingkungan kerjanya. Yang satu menolak bir yang teman-temannya telah curi dari lemari yang dikunci orang tuanya. Yang lain, yang adalah satu-satunya anggota Orang Suci Zaman Akhir di kelasnya, berdiri untuk memberikan presentasi kelas bahasa Inggris dan menutup dengan menjawab pertanyaan mengenai Kitab Mormon. Anak-anak kami yang telah menikah terus membesarkan anak-anak dalam menghadapi kritikan duniawi.

Dalam momen-momen ini mereka dapat merasa kesepian; namun sewaktu mereka berdiri sebagai saksi, mereka merasakan penemanan dan kehadiran yang mendukung dari Roh Kudus. Mereka juga didukung dengan berkat-berkat yang datang dari kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah. Dia telah berjanji kepada kita: “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbingan, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”5

Anak-anak saya sungguh-sungguh ditopang oleh tangan-Nya sewaktu mereka bersaksi tentang Allah dengan berdiri kukuh dalam mematuhi perintah-perintah-Nya. Saya telah diberkati dan diperkuat melalui teladan mereka.

Sewaktu Anda berdiri sebagai seorang saksi di rumah Anda, Anda akan memperkuat keluarga Anda. Terlalu sering kita mengira kalimat dalam tema Remaja Putri, “untuk memperkuat rumah tangga dan keluarga,”6 hanya berlaku untuk tanggung jawab-tanggung jawab masa datang remaja putri sebagai para putri dan sister di rumah mereka di sini dan saat ini.

Ibu saya membantu memperkuat rumah tangga dan keluarganya semasa mudanya. Anak sulung dalam keluarga yang tidak aktif, dia dilahirkan dengan karunia iman. Dia datang sendiri ke Pratama dan pertemuan Kebersamaan. Dia memenuhi syarat untuk sebuah pernikahan bait suci bahkan sebelum orang tuanya mampu pergi ke sana. Dia menjadi duta bagi kebajikan, seorang saksi yang teguh yang teladannya membantu memperkuat orang tua dan saudara-saudara kandungnya. Anda para remaja putri juga dapat berdiri sebagai saksi akan Allah dengan memelihara roh iman, kasih, kedamaian, dan kesaksian di rumah Anda sekarang, yang mempersiapkan Anda untuk melakukan hal yang sama ketika Anda membangun rumah tangga masa depan Anda. Saya adalah produk dari seorang remaja putri yang saleh yang berdiri “tabah dan tak tergoyahkan, selalu berlimpah-limpah dengan pekerjaan baik.”7

Kita juga saksi akan Yesus Kristus sewaktu kita bersukacita di dalam Dia. Sewaktu rakyat Raja Benyamin belajar lebih banyak mengenai Yesus mereka berkata, “Hal-hal yang telah dikatakan raja kami kepada kami telah membawa kami kepada pengetahuan yang besar ini, sehingga kami dapat bersukacita dengan kesukaan yang sangat besar.”8 Ketika kita bersukacita di dalam Juruselamat kita, kita mengingat Dia dan berkat-berkat-Nya kepada kita. Kita berdiri sebagai saksi sewaktu kita menyatakan syukur dan memperlihatkan sukacita. Sewaktu para remaja putri menyanyi, membuka pertemuan ini: “Tidakkah engkau lihat betapa segala kebutuhanmu telah Diberikan, dalam apa yang Dia tetapkan?”9

Baru-baru ini saya belajar tentang dua remaja putri pemberani yang, sewaktu mereka menjalankan perintah-perintah dan memancarkan sukacita Injil, berdiri sebagai saksi akan Allah. Ini adalah kisah yang dituturkan oleh seorang misionaris senior di PPM.

Dia mengatakan bahwa beberapa tahun sebelumnya dia sedang berada di rumah suatu hari menyetrika, menonton opera sabun, dan menghisap satu batang rokok ketika terdengar ketukan di pintu. Saat dia membuka pintu ada dua pria berkemeja putih dan berdasi, dan salah satu dari mereka memperkenalkan dirinya sebagai uskupnya. Uskup itu mengatakan bahwa sewaktu dia berdoa, dia merasa terilhami untuk memintanya mengajar Remaja Putri. Dia memberi tahu uskup itu bahwa dia telah dibaptiskan pada usia 10 tahun, namun tidak pernah aktif lagi. Uskup itu tampaknya tidak putus asa sewaktu dia memperlihatkan kepada perempuan itu buku pedoman dan menjelaskan dimana mereka bertemu pada hari Rabu malam. Lalu dia dengan tegas mengatakan, “Saya tidak dapat mengajar remaja berusia enam belas tahun; saya tidak aktif, disamping itu saya merokok.” Lalu uskup itu berkata, “Anda tidak akan tidak aktif lagi, dan Anda harus sampai hari Rabu berhenti merokok.” Kemudian uskup itu pergi.

Dia berkata, “Saya ingat berteriak di udara dalam kemarahan, namun kemudian saya tidak dapat menolak dorongan untuk membaca buku pedoman itu. Kenyataannya saya sangat penasaran, saya membacanya dari halaman ke halaman, lalu menghafalkan setiap kata dari pelajaran itu.

Pada hari Rabu saya masih tidak mau pergi, namun saya mendapati diri saya berkendara ke gereja, takut untuk mati. Saya tidak pernah merasa takut tentang segala sesuatu sebelumya. Saya telah dibesarkan di perkampungan kumuh, pernah dipenjara, dan menyelamatkan ayah saya dari ‘sel penjara karena mabuk.’ Dan tiba-tiba saya ada di pertemuan Kebersamaan diperkenalkan sebagai pembimbing baru kelas Pramunita. Saya duduk di depan dua remaja Pramunita dan memberikan pelajaran kata demi kata, bahkan bagian-bagian yang menyatakan, ‘Sekarang tanyakan kepada mereka .…’ Saya segera pergi setelah pelajaran dan menangis sepanjang perjalanan ke rumah.

Beberapa hari kemudian terdengar lagi ketukan di pintu, dan saya berpikir, ‘Bagus. Pastilah uskup ke sini untuk mengambil buku pedoman ini.’ Saya membuka pintu dan berdiri di sana dua remaja putri Pramunita yang cantik itu, salah satunya membawa bunga, yang lain membawa biskuit. Mereka mengundang saya pergi ke gereja bersama mereka di hari Minggu, yang saya lakukan. Saya menyukai kedua gadis itu. Mereka mulai dengan mengajarkan kepada saya mengenai Gereja, lingkungan, dan kelas. Mereka mengajari saya cara menjahit, membaca tulisan suci, serta tersenyum.

Bersama-sama kami mulai mengajar di kelas gadis-gadis lainnya yang tidak datang. Kami mengajarkan kepada mereka di mana pun kami dapat menemukan mereka—di mobil, di lorong bowling, dan di serambi. Dalam waktu enam bulan, 14 di antaranya datang, dan dalam waktu setahun 16 gadis yang ada dalam daftar aktif. Kami tertawa dan menangis bersama. Kami belajar untuk berdoa, mempelajari Injil, dan melayani sesama.”10

Dua remaja putri yang pemberani ini berdiri sebagai saksi bagi kebenaran dan bagi kesalehan dan sukacita Injil.

Ketika saya dipanggil untuk menjadi presidensi umum Remaja Putri, saya menerima sebuah berkat dalam penetapan saya bahwa iman saya kepada Yesus Kristus akan diperkuat melalui pelayanan saya. Saya telah dikelilingi dengan para wanita yang pemberani: penasihat dewan pengurus saya, presidensi organisasi pelengkap lainnya, serta para pendahulu saya yang agung—mantan presiden umum Remaja Putri.

Diperkuat oleh para wanita ini, anggota keluarga saya, serta para wanita serta pemimpin yang teguh dan tak tergoyahkan di seluruh dunia, saya merasa “dikelilingi dengan begitu banyak awan saksi.” Ini telah membantu saya untuk “berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi [saya], dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman.”11

Janji akan iman yang ditingkatkan kepada Yesus Kristus dalam berkat penetapan saya telah digenapi sewaktu saya memiliki kesempatan untuk berdiri sebagai seorang saksi bagi-Nya setiap hari dan di mana pun. Saya telah berbicara tentang Dia, berkhotbah tentang Dia, dan bersukacita di dalam Dia. Ketika saya merasa bahwa kata-kata saya tidaklah memadai, itu telah diteguhkan oleh Roh-Nya. Ketika saya merasa takut atau tidak mampu, saya telah dikuatkan dan diteguhkan oleh tangan-Nya yang Mahakuasa. Saya tahu Dia akan memberkati kita masing-masing sewaktu kita berdiri sebagai para saksi. “Tidak akan Dia, tidak akan Dia, tidak akan Dia melupakan”12 kita.

Semoga kita maju terus dengan iman yang teguh dalam Kristus berdiri sebagai saksi-Nya di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat adalah doa saya, dalam nama Yesus Kristus, amin.

Catatan

  1. Mosia 18:9.

  2. Yohanes 14:26; 15:26.

  3. 2 Nefi 25:26.

  4. Mosia 5:2, 5.

  5. Yesaya 41:10.

  6. Tema Remaja Putri,” Kemajuan Pribadi Remaja Putri (buklet, 2001), 5.

  7. Mosia 5:15.

  8. Mosia 5:4.

  9. “Praise to the Lord, the Almighty,” Hymns, no. 72.

  10. Untuk kisah lain mengenai pengalaman ini, lihat Joan Atkinson, “Not Me—I Smoke and Drink,” Tambuli, Februari 1989, 19–20.

  11. Ibrani 12:1–2.

  12. “Teguhlah Landasan,” Nyanyian Rohani, no. 28.

Cetak