Pengalaman-Pengalaman Khusus
Perjalanan pribadi kita melalui kehidupan menyediakan bagi kita banyak pengalaman yang menjadi landasan iman dan kesaksian kita.
Saya ingin menambahkan kesaksian dan saksi saya mengenai hari yang istimewa ini bahwa Presiden Thomas S. Monson adalah Nabi Tuhan di bumi. Saya bersyukur memiliki kesempatan istrimewa untuk berbicara dalam konferensi umum ini.
Saya bersyukur, sebagaimana Anda, untuk pengalaman yang kita miliki dalam konferensi yang bersejarah ini sewaktu kita mendukung, dalam cara yang tertib dan terpola, Nabi baru kita, Presidensi Utama, serta para pemimpin lainnya Gereja.
Pengalaman semacam ini membentengi kesaksian kita serta meningkatkan iman kita dalam pengetahuan bahwa ini sesungguhnya adalah Gereja Tuhan yang benar dan hidup.
Perjalanan pribadi kita melalui kehidupan menyediakan bagi kita banyak pengalaman yang menjadi landasan iman dan kesaksian kita. Pengalaman-pengalaman ini datang kepada kita dalam cara yang sangat berbeda dan pada waktu yang tak terduga. Hal itu dapat berupa peristiwa-peristiwa yang luar biasa dan rohani ataupun momen-momen kecil yang menceriakan. Beberapa pengalaman akan datang sebagai tantangan yang serius atau pencobaan besar yang menguji kemampuan kita untuk menghadapinya. Terlepas dari apa pun pengalaman kita, masing-masing memberi kita kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, kebijaksanaan yang lebih besar, dan dalam banyak hal, pelayanan kepada sesama dengan lebih banyak empati serta kasih. Sebagaimana Tuhan menegaskan kepada Nabi Joseph Smith dalam suatu cara yang meyakinkan selama salah satu pencobaan paling pentingnya di Penjara Liberty, “Hal-hal itu semuanya akan memberimu pengalaman, dan untuk kebaikan bagimu” (A&P 122:7).
Sewaktu pengalaman bertambah dalam kehidupan kita, hal itu menambah kekuatan dan mendukung satu sama lain. Sebagaimana landasan rumah kita mendukung seluruh bangunan, demikian juga, pengalaman hidup kita menjadi landasan bagi kesaksian kita dan menambah iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Sesi-sesi konferensi khusus ini menggambarkan nilai kehidupan yang sarat pengalaman. Sewaktu kita mengikuti nasihat bijak dari para pemimpin kita, dan mengagumi ajaran-ajaran serta roh mereka, adakah keraguan bahwa Tuhan memilih Rasul senior-Nya, setelah tahun-tahun persiapan, untuk menjadi nabi pilihan-Nya?
Berkat bapa bangsa saya menyebutkan bahwa saya akan diberi pengalaman-pengalaman khusus yang akan memperkuat kesaksian saya. Brother dan sister, pikirkan tentang pengalaman-pengalaman khusus yang telah memberkati Anda dalam kehidupan Anda yang telah memberi Anda keyakinan dan sukacita di hati Anda. Ingatkah ketika Anda pertama kali mengetahui bahwa Joseph Smith adalah Nabi Pemulihan Allah? Ingatkah ketika Anda menerima tantangan Moroni dan mengetahui bahwa Kitab Mormon sesungguhnya satu kesaksian lagi tentang Yesus Kristus? Ingatkah ketika Anda menerima jawaban bagi doa yang sungguh-sungguh dan menyadari bahwa Bapa Surgawi Anda mengenal serta mengasihi Anda secara pribadi? Sewaktu Anda merenungkan pengalaman-pengalaman khusus itu tidakkah itu memberi Anda rasa syukur dan tekad untuk maju terus dengan iman dan ketetapan hati yang diperbarui?
Belum lama berselang, Sister Rasband dan saya memiliki sebuah pengalaman yang tidak akan pernah kami lupakan. Saya ditugasi untuk memimpin dua konferensi wilayah di Peru. Ketika berada di sana, kami pergi ke kota Puno, di atas Pegunungan Andes, di Danau Titicaca. Pada ketinggian 12.000 kaki (3.600 m) di atas permukaan laut, kami mengagumi kota yang sederhana dan indah ini, di atas danau Andean ini. Kami bertemu dengan para presiden wilayah di area itu dan mengadakan api unggun remaja yang luar biasa bersama ratusan kaum muda dari area Puno.
Suatu pagi, kami diundang untuk mengunjungi sekelompok kecil anggota setempat yang tinggal di kepulauan rumah apung di Danau Titicaca. Orang-orang yang tinggal di sana dikenal sebagai Uros Indian dari Bolivia dan Peru.
Kami diberi tahu bahwa beberapa keluarga Orang Suci Zaman Akhir telah berkumpul bersama dan membangun pulau apung mereka yang kecil dan baru. Dengan penuh semangat, kami naik perahu menuju pulau itu dan disambut dengan hangat oleh para anggota yang hebat ini.
Kami menggendong bayi mereka yang dibungkus dengan selimut buatan tangan yang paling indah dan menawan. Kami menyantap ikan yang mereka tangkap pagi hari itu dari danau, yang telah disajikan dengan sangat cermat dan dibagikan dengan murah hati. Kami melihat barang-barang dan kerajinan tangan serta saling bertukar cendera mata.
Sewaktu kami berkunjung, kami belajar bahwa anak-anak mereka mendayung kano selama 45 menit ke dan dari Puno untuk seminari dan sekolah setiap hari. Kami juga senang bahwa para anggota ini mengenal betul tulisan suci, memahaminya, serta mengasihinya. Dengan antusias mereka memperlihatkan kepada kami rekomendasi bait suci terkini mereka, dimana mereka telah menerima endowmen dan dimeteraikan di Bait Suci Cochabamba Bolivia.
Sebelum kami pergi, salah seorang ibu bertanya apakah kami mau berlutut bersama mereka dan mengucapkan doa keluarga. Saya ingat betul berlutut di atas buluh empuk bersama para Orang Suci yang setia ini. Sewaktu kami berlutut, dia bertanya apakah saya mau mengucapkan doa dan, dengan menggunakan Imamat Melkisedek, menguduskan pulau dan rumah baru mereka.
Saya sungguh-sungguh menjadi rendah hati bahwa, di pulau apung di Danau Titicaca, keluarga-keluarga Orang Suci Zaman Akhir yang setia ini mau meminta saya untuk berdoa untuk pulau Apu Inti (Ah-pooh-E-n-tea) kecil mereka dan memohon agar Tuhan memberkati rumah serta keluarga Lujanos dan keluarga Jallahuis.
Sewaktu saya memikirkan pengalaman istimewa ini yang telah Tuhan anugerahkan kepada kami, saya mengetahui sebuah landasan telah ditambahkan dalam rumah iman saya. Saya sering memikirkan tentang pengalaman di Puno itu sebagai pengingat lain akan penggenapan berkat bapa bangsa saya.
Dari kata pengantar dalam Ajaran dan Perjanjian, yang ditulis pada tahun 1831, yang meramalkan perluasan pekerjaan Tuhan di zaman kita, Tuhan mewahyukan:
“Melainkan supaya setiap orang dapat berbicara dalam nama Allah, Tuhan, yaitu Juruselamat dunia;
Supaya iman juga dapat bertambah di bumi;
Supaya perjanjian-Ku yang abadi dapat ditegakkan;
Supaya kegenapan Injil-Ku dapat diumumkan oleh yang lemah dan sederhana kepada segenap ujung bumi” (A&P 1:20–23).
Brother dan sister, para anggota yang lemah dan sederhana di Gereja, seperti Anda dan saya, sedang membawa Injil ke ujung-ujung dunia, ke Puno, Peru, dan tempat-tempat yang jauh lainnya. Iman sedang meningkat di antara umat perjanjian Allah, dan saya percaya dengan memiliki harta pengalaman pribadi yang berharga itulah suatu peningkatan iman dapat terjadi kepada diri kita masing-masing.
Presiden Monson menyatakan: “[Tuhan] memerintahkan, dan kepada mereka yang mematuhi-Nya, baik mereka bijaksana ataupun sederhana, Dia akan menyatakan Diri-Nya dalam pekerjaan sehari-hari, konflik, dan penderitaan agar mereka dapat mengatasinya dalam penggembalaan-Nya; dan … mereka dapat belajar dalam pengalaman mereka pribadi Siapa Dia sesungguhnya” (“Cara Tuhan,” Liahona, Januari 2003, 7; kutipan Albert Schweitzer, The Quest of the Historical Jesus [1948], 401; penekanan ditambahkan).
Di zaman yang penuh gangguan duniawi dalam kehidupan kita, ketika tantangan dan kesulitan mungkin tampak menelan kita, marilah kita mengingat pengalaman-pengalaman khusus dan rohani kita. Landasan iman ini akan memberi kita keyakinan serta kepastian akan seorang Bapa di Surga yang penuh kasih, akan Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus, serta akan Gereja Mereka yang benar dan hidup. Saya bersaksi akan hal itu dalam nama Yesus Kristus, amin.